ACARA IV
SURVEI PEMAHAMAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN HERBISIDA DALAM
PENGENDALIAN GULMA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Gulma berpengaruh buruk terhadap tanaman karena dapat mengurangi hasil dan kualitas
tanaman yang disebabkan persaingan kebutuhan hidup seperti unsur hara, air, cahaya, dan ruang
tempat tumbuh. Keberadaan tanaman budidaya tidak dapat diletakkan terutama apabila
Hadirnya gulma pada periode permulaan siklus hidup tanaman dan pada periode
menjelang pembuahan akan berpengaruh terhadap hasil tanaman. Pada periode tersebut tanaman
sangat peka terhadap keberadaan gulma karena terjadi persaingan yang menyebabkan
menurunnya hasil panen. Periode ini menggambarkan interval waktu untuk dua kompetisi
terpisah, yaitu lamanya waktu suatu tanaman harus bebas gulma sehingga gulma yang tumbuh
kembali tidak menurunkan hasil panen, dan lamanya waktu gulma tinggal bersama-sama dengan
tanaman, sebelum gulma mulai mengganggu pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, sangatlah
penting untuk dilakukan pengendalian gulma pada periode yang tepat (Zimdahl, 1980).
Pengendalian gulma di Indonesia umumnya dilakukan secara manual, namun hal tersebut
tidak didukung oleh tenaga kerja yang siap pada saat pengendalian gulma harus dilakukan
sehingga membuat pengendalian gulma terlambat. Selain itu, permasalahan gulma menjadi
semakin besar karena umumnya petani mempersiapkan lahan dengan cara mengolah tanah secara
intensif. Pengendalian secara manual tersebut akan menjadi tidak efisien bila lahan pertanaman
cukup luas, maka penggunaan herbisida diharapkan dapat mengurangi tenaga manusia, tepat
glifosat. Herbisida ini merupakan herbisida pasca tumbuh, sistemik, non selektif yang
diaplikasikan melalui daun, mempunyai spektrum luas, bersifat translokatif kuat, tidak aktif
dalam tanah, cepat terdegradasi dan mempunyai kemampuan mengendalikan gulma tahunan.
Gejala kematian gulma terlihat pada 2–4 minggu setelah aplikasi (Lamid et al.,
1998). Oksifluorfen merupakan herbisida yang bersifat selektif yang merupakan herbisida pra
tumbuh yang diaplikasikan sebelum tanaman tumbuh maupun gulmanya tumbuh. Herbisida
oksifluorfen ini dapat membunuh biji-biji gulma yang akan berkecambah, sehingga biji-biji
gulma tersebut tidak bisa tumbuh dan berkembang (Hasanudin et al., 2001).
Pada sistem produksi pertanian modern, penggunaan herbisida merupakan salah satu
herbisida sejenis secara terus-menerus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan resistensi
gulma, kerusakan struktur tanah, pencemaran lingkungan hidup dan menimbulkan keracunan
pada tanaman pokok (Metusala, 2006). Di dalam tanah, umumnya residu herbisida berinteraksi
dengan partikel tanah dan akar tanaman. Herbisida yang jatuh sampai ke tanah, selain diabsorbsi
oleh partikel tanah juga berada dalam larutan tanah dan bergerak ke segala arah termasuk diserap
akar tanaman (Listyobudi, 2011). Penggunakan herbisida pada pertanian harus memperhatikan
keuntungan dan kelebihannya, oleh karena itu penting untuk petani mengetahui segala sesuatu
1.2 Tujuan
3. Untuk dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan dari manajemen yang diterapkan oleh
petani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Herbisida (dari bahasa Inggris herbicide) adalah senyawa atau material yang disebarkan
pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan
hasil (gulma). Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian.
Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut. Karena kompetisi dalam
mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik,
tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu
Cara yang paling efektif dalam pengendalian gulma adalah dengan menggunakan
herbisida dalam kombinasi dengan cara pengendalian lainnya. Keuntungan penggunaan herbisida
yang sama terus menerus dapat mengakibatkan berkembangnya gulma, khususnya jenis tahunan
Gulma berinteraksi dengan tanaman melalui persaingan untuk mendapatkan satu atau
lebih faktor tumbuh yang terbatas, seperti cahaya, hara,dan air. Tingkat persaingan bergantung
pada curah hujan, varietas, kondisi tanah,kerapatan gulma, lamanya tanaman, pertumbuhan
gulma, serta umur tanaman saat gulma mulai bersaing (Sukman, 1991).
Gulma merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya atau keberadaannya tidak dikehendaki.
Munculnya suatu jenis gulma di sekitar areal tanaman budidaya dapat dikendalikan dengan
Herbisida adalah senyawa kimia peracun gulma, dapat menghambat pertumbuhan bahkan
Penggunaan herbisida secara terus menerus dapat menyebabkan gulma menjadi resisten.
Untuk menghindari hal tersebut, maka diusahakan mencampurkan dua jenis herbisida dalam
Berbagai bahan kimia dipandang mempunyai prospek yang baik untuk mengendalikan
gulma, akan tetapi efektif tidaknya suatu herbisida yang digunakan bergantung pada jenis dan
dosis herbisida yang suatu diberikan serta besar kecilnya pengaruh lingkungan. Penggunaan
herbisida sebagai pengendali gulma mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positifnya
adalah gulma dapat dikendalikan dalam waktu yang relatif singkat dan mencakup areal yang luas
(Sukman, 1991).
Produksi akan berkurang bila pada tanaman terdapat gulma, serangan hama, penyakit,
tanaman pengolahan dan pemeliharaan yang kurang optimal, penanaman varietas yang
keperluan dasar yang sama untuk pertumbuhan dan perkembangannya yaitu unsur hara, air,
Persaingan dapat berlangsung bila komponen atau zat yang dibutuhkan oleh gulma atau
tanaman budidaya berada pada jumlah yang terbatas, jaraknya berdekatan dan bersama-sama
menurunkan hasil panen tanaman jagung. Disamping itu gulma dapatmengeluarkan zat allelopati
Jalan Muang Ilir, Lempake, Kec. Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan
Kontak
selanjutnya.
Waktu pengaplikasian herbisida Lebih baik pada pagi hari atau sore hari
Reaksi penggunaan herbisida pada gulma Jika herbisida diaplikasikan pada pagi
yang menguning.
Takaran herbisida yang digunakan 160 cc atau setara dengan 5 tutup botol.
Produk herbisida yang digunakan Lindomin 865 SL dan Liuxone 150 SL
Pelindung yang digunakan petani saat Sarung tangan, masker, topi, baju lengan
4.2 Pembahasan
Unggul” yang berlokasi di Jalan Muang Ilir, Lempake, Kec. Samarinda Utara, Kota
Samarinda, Kalimantan Timur. Narasumber kami dari salah satu petani yang bernama
Bapak Wahyudi. Beliau menuturkan bahwa tanaman yang ditanam pada area lahan
tersebut tidak hanya satu jenis tanaman, yaitu ada jagung, kacang, timun, dan lain-
lain. Gulma yang dominan tumbuh yaitu gulma jenis lumbu-lumbuan, ada yang
berdaun lebar dan berdaun sempit. Namun, sangat disayangkan Bapak Wahyudi tidak
menjelaskan jenis gulma secara detail. Cara kerja herbisida yang digunakan ada dua
jenis yaitu secara sistemik dan kontak. Penggunaan herbisida secara sistemik ataupu
kontak tergantung dari cepat atau lambatnya pengolahan lahan, jika ingin mengolah
biasanya mereka harus menggunakan alat pemotong untuk memotong rumput yang
progresnya lumayan memakan waktu, namun dengan herbisida mereka hanya tinggal
menyemprot lalu dengan bantuan alat rotary tanah dirombak setelah itu lahan sudah
yaitu dapat mempengaruhi system perakaran tanaman. Jika herbisida digunakan pada
jenis tanaman pertama contohnya jagung, maka jika kita menanam tanaman lain
Waktu pengaplikasian herbisida yaitu lebih baik dilakukan pada pagi hari atau
sore hari setelah Sholat Ashar. Hal ini dikarenakan, jika pengaplikasian dilakukan
pada siang hari maka larutan herbisida tersebut dapat menguap. Dan tidak
mengaplikasikan herbisida pada cuaca yang mendung, atau turun hujan, karena
larutan tersebut bisa larut atau terbawa angina maupun larut terbawa air dari hujan.
Reaksi penggunaan herbisida dapat terlihat pada siang hari apabila aplikasi herbisida
dilakukan pada pagi hari. Hal ini ditunjukkan pada rumput yang sudah menguning.
tangki atau setara dengan 5 tutup botol. Produk atau merk herbisida yang digunakan
yaitu Lindomin 865 SL dan Liuxone 150 SL. Bapak Wahyudi mengatakan bahwa
dengan membeli dari kios tanaman terdekat, karena belum ada bantuan herbisida dari
pemerintah, tetapi bantuan lainnya seperti bibit dan alat sudah memadai. Untuk
melindungi anggota tubuh dari bahaya larutan herbisida, biasanya Bapak Wahyudi
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
tanaman.
6. Waktu pengaplikasian herbisida lebih baik dilakukan pada pagi atau sore
hari.
5.2 Saran
Oktober 2011
Rajawali.Jakarta.
Puslit Kopi dan Kakao Indonesia, 2010. Buku Pintar Budidaya Kakao.
AgromediaPustaka: Jakarta.
Riadi, M., Rinaldi S., Elkawakib S,. 2001. Herbisida dan Aplikasinya. Universitas
Hasanudin: Makasar.
Jakarta.
Sukman dan Yakup. 1999. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Fakultas Pertanian
Wahyudi, T., T.R. Panggabean., Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao. Penebar
Swadaya: Jakarta