Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

ACARA V

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERKEMBANGAN PLASTIDA

TANAMAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK :

1. Nur Ajijah (1803015001

2. Annisa Aprilia Nurahim (1803015007)

3. Febry Dwi Yanti (1803015015)

4. Asmarani Aurianti Pradini (1803015029)

5. Novananda Salsabilla (1903016125)

AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman dewasa merupakan hasil perkembangan embrio yang

tersimpan baik dalam biji. Ketika masih berupa biji, plastida tanaman masih

berupa proplastid yang tidak berwarna. Plastida merupakan organel sel yang

bertanggung jawab terhadap aktivitas pembuatan energy makanan serta

penyimpanan makanan. Akibat rangsangan cahaya, biji yang telah

berkecambah dan tumbuh akan berubah warna dari putih menjadi hijau

karena protolastid berubah menjadi plastid yaitu chloroplast, namun pada

ruang gelap perubahan warna terjadi dari putih ke warna kuning. Hal ini

belum pernah diamati langsung oleh mahasiswa sehingga dilakukan

praktikum mengenai pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan plastid

tumbuhan.

1.2 Tujuan

1. Melihat perkembangan perubahan plastid dari proplastid menjadi

chloroplast.

2. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap perkembangan proplastid menjadi

chloroplast.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan adalah proses kenaikan massa dan volume yang irreversible

(tidak kembali ke asal) karena adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk

yang terjadi selama proses tersebut. Selama pertumbuhan terjadi pertumbuhan

jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat diikuti serta dinyatakan secara

kuantitatif (Soerga, 2009).

Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat

yang lebih sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif.

Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan pertumbuhan.

Pertumbuhan pada tumbuhan terutama terjadi pada jaringan meristem (ujung akar,

ujung batang dan ujung kuncup). Tumbuhan monokotil tumbuh dengan cara

penebalan karena tidak mempunyai kambium. Sedangkan tumbuhan dikotil

pertumbuhan terjadi karena adanya aktivitas kambium. Kambium memegang

peranan penting untuk pertumbuhan diameter batang. Kambium tumbuh kedalam


membentuk Xylem (kayu), kearah luar membentuk Floem (Sudjadi dan Laila,

2007).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan terjadi pembelahan sel,

pemanjangan sel dan diferensiasi sel. Pertumbuhan tanaman dapat diringkas:

Sel-sel membelah → sel-sel memanjang → sel-sel berdiferensiasi hingga tampak

perbedaan struktur dan fungsi masing-masing organ (Zhainal, 2008).

Menurut Riandri (2009), pertumbuhan tanaman dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Perkecambahan

Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan

pertumbuhan plumula (calon batang). Para ahli fisiologis benih menyatakan

bahwa perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting

embrio dari dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan

kecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum. Factor yang

mempengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen dan suhu.

Perkecambahan di bagi menjadi dua yaitu perkecambahan epigel dan hepigeal.

Perkecambahan epigeal dibungukan oleh benih dari golongan kacang-kacangan

dan pinus. Sedangkan perkecambahan hepigeal dibungukan oleh benih dan

golongan koro-koroan dan rerumputan.

a) Perkecambahan epigeal

Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kohledon kepermukaan tanah dan

kohledon melakukan fotosintetis selama daun belum terbentuk.

Contoh : perkecambahan kacang hijau.

b) Perkecambahan hipogeal
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di

atas permukaan tanah, sedangkan kohloden tertinggal dalam tanah.

Contoh : perkecambahan jagung (zea mays)

Rangkaian peristiwa selama proses perkecambahan berlangsung, yaitu :

1. Imbibisi

2. Aktivitas enzim

3. Perubahan simpanan cadangan

4. Inisiasi pertubuhan embrio

5. Pemunculan radikal

6. Pemantapan kecambah

Pemacu kimiawi perkecambahan benih adalah :

1. Giberelin : Hormon endogen pemacu perkecambahan benih ilmiah.

2. Sitokinin : Hormon endogen pemicu perkecambahan benih ilmiah

3. Etilen (C4H4) : Turut mengatur penglepasan aksin pada perkecambahan

benih.

4. H2O2 : Menstimulir respirasi yang mempercepat perombakan cadangan

makanan.

5. Auksin : dalam konsentrasi rendah berkerja sama dengan cahaya

mempercepat percabangan benih.

6. Thovrea membantu pembentukan pemacu perkecambahan, seperti giberelin

2. Pertumbuhan primer

Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer.

Pertumbuhan ini di sebabkan oleh titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung

akar dan ujung batang di mulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
3. Pertumbuhan sekunder

Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meeeristem sekunder.

Pertumbuhan ini di sebabkan oleh kegiatan kombrium yang bersifat meristem

kkembali.

 Hipotesa

Pertumbuhan jagung lebih lama dari pada pertumbuhan kacang hijau.

Pertumbuhan pada bagian tumbuhan yang mendapatkan sinar matahari akan

mengalami pertumbuhan yang cepat. Namun memiliki tekstur batang yang lemah

dan warna daunnya cenderung pucat kekuningan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan dan pertumbuhan antara lain:

 Faktor eksternal : cahaya, suhu, kelembapan, nutrisi, air, oksigen.

 Faktor internal: Gen dan, hormon tumbuhan.


BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Tumbuhan Acara V ini dilaksanakan pada tanggal 27

September 2019 pukul 13.15 – 14.45 WITA. Praktikum ini bertempat di

Laboratorium Bioteknologi Gedung OECF lantai 3, Fakultas Pertanian,

Universitas Mulawarman.

3.2 Alat dan Bahan

 Alat

1. Gelas aqua bekas

2. Penggaris

3. Ruang gelap

 Bahan

1. Benih kacang hijau dan jagung

2. Tanah topsoil dan pasir untuk media perkecambahan

3.3 Cara Kerja

1. Mengisi gelas aqua bekas dengan media tanaman berupa tanah topsoil dicampur

dengan pasir. Membasahi tanah tersebut secukupnya. Menanam benih kacang

hijau dan jagung masing-masing untuk dua perlakuan yaitu perlakuan gelap dan

terang, dan masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Tiap gelas aqua ditanam

sebanyak 2 benih.

2. Mengamati perbedaan warna batang, hipokotil, epikotil, daun/pucuk yang terjadi

untuk setiap perlakuan pada masing-masing tanaman umur 7 hari setelah tanam.
Mengukur panjang tanaman/tinggi tanaman dan panjang hipokotilnya.

Menghitung rata-rata dan standart devisiasinya buat perbandingan antar

perlakuan dengan menggunakan uji t sederhana.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

A. Data Ruang Terang

Kacang Hijau Jagung


Tinggi

Tinggi Tanaman (cm) Warna Daun (cm)


NO
Warna Daun
Tanaman
Epikoti
Hipokotil Total
l
Hijau
POT 1 Hijau 3,5 14,5 18 11,5

POT 2 Hijau 3,5 14,5 18 Hijau 12,5

POT 2 Hijau 4,3 15,5 19,8 Hijau 10,5

Rata-Rata 3,7 14,8 18,6 11,5

B. Data Ruang Gelap

NO Kacang Hijau Jagung


Warna Daun Tinggi

Tinggi Tanaman (cm) Warna Daun (cm)

Tanaman
Hipokotil Epikoti Total
l

Kuning
POT 1 Kuning 17,5 23 40,5 19,5

Kuning
POT 2 Kuning 16,5 20,5 37 17

Kuning
POT 2 Kuning 16 21 37 13

Rata-Rata 16,6 21,5 38,1 16,5


 Perhitungan Standar Deviasi pada Ruang Terang

1. Standar Deviasi Tanaman Kacang Hijau

a. Hipokotil
2 2 2 2
 ∑ ( y ) =3,5 +3,5
¿
+4,3 ¿

¿ 42,99

 ∑ y=3,5+3,5+ 4,3
¿ 11,3
2
∑y
 2
S=
∑y− 2
( ) n
n−1
2
11,3
S2=
42,99− ( )
3
3−1

28,8
S2=
2

S= √ 52,15

S=3,7

b. Epikotil
2 2 2 2
 ∑ ( y ) =14,5 +14,5
¿
+15,5 ¿

¿ 450,5

 ∑ y=14,5+14,5+15,5
¿ 44,5
2
∑y
 2
S=
∑ ( y ¿¿ 2)− ( ) n
¿
n−1
2
44,5
S2=
450,5−
3( )
3−1

S= √ 115,23

S=10,73
2. Standar Deviasi Tanaman Jagung
2 2 2
 ∑ ( y ) =11,5 +12,5
¿
+10,5 ¿

¿ 398,75

 ∑ y=11,5+12,5+10,5
¿ 34,5
2
∑y
 2
S=
2
∑ ( y )− ( ) n
n−1
2
34,5
2
S=
398,75−
3 ( )
3−1

S2=266,5

S= √ 226,5

S=16,32
 Perhitungan Standar Deviasi pada Ruang Terang

1. Standar Deviasi Tanaman Kacang Hijau

a. Hipokotil
2 2 2 2
 ∑ ( y ) =17,5 +16
¿
, 5 +16 ¿

¿ 843,5

 ∑ y=17,5+16,5+16
¿
¿

¿ 50
2
∑y

S=2
∑ ( y ¿¿ 2)− ( ) n
¿
n−1
2
50
S2 =
843,5− ( )3
3−1

S= √ 282,86

S=16,8

b. Epikotil
2 2 2 2
 ∑ ( y ) =23 +20,5
¿
+21 ¿

¿ 1390,25

 ∑ y=23+20,5+21
¿
¿

¿ 64,5
2
∑y

S=2
∑ ( y ¿¿ 2)− ( ) n
¿
n−1
2
64,5
S2=
1390,25−( )3
3−1

S= √ 464

S=21,54
2. Standar Deviasi Tanaman Jagung
2 2 2 2
 ∑ ( y ) =19,5¿+17 + 13 ¿
¿ 838,25

 ∑ y=19,5+17+13
¿
¿

¿ 49,5
2
∑y
 2
S=
∑ ( y ¿¿ 2)− ( ) n
¿
n−1
2
49,5
S2 =
838,25−
3 ( )
3−1

S2=283

S= √ 283

S=16,82

4.2 Pembahasan

Dari hasil praktikum dapat dilihat bahwa dalam praktikum kali ini

pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga diamati di daerah gelap.

Perbedaan yang mencolok dari tanaman yang ditempatkan di daerah gelapnya,

yaitu batangnya lebih panjang karena batangnya tanaman tersebut bergerak

mencari cahaya hal ini dibuktikan pada pengamatan yang dilakukan, serta batang

tumbuhan yang di daerah gelap bertekstur lembek dan lemah. Sementara daun

yang terbentuk ditanaman yang diletakkan di daerah gelap, berwarna kuning

pucat. Berbeda dengan tanaman yang diletakkan di tempat yang terang. Struktur

batang lebih kuat dan kokoh, serta daun berwarna hijau. Proses pertumbuhan dan

perkembangan juga tak lepas dari proses fotosintesis, yaitu pengubahan CO 2 dan
H2O menjadi glukosa dan O2 memanfaatkan cahaya matahari. Hasil praktikum

menunjukan bahwa tanaman jagung dan kacang hijau yang di tanam pada daerah

gelap pertumbuhannya sangat cepat tetapi struktur tanaman tidak kuat di banding

dengan tempat yang terkena cahaya kuat. Peristiwa panjangnya pertumbuhan

pada tanaman jagung dan kacang hijau pada daerah gelap disebut etiolasi, dimana

tanaman tersebut mencari sumber cahaya untuk pertumbuhan dan

perkembangannya. Cahaya juga mempengaruhi plastida pada tanaman sehingga

yang dihasilkan tanaman daerah gelap dan terang berbeda dari bentuk warna

tanaman.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

 Perbedaan yang mencolok dari tanaman yang di tempatkan di

daerah gelap, yaitu batangnya lebih panjang, karena batang

tanaman tersebut bergerak mencari cahaya.

 Tanaman yang berada di tempat gelap tidak dapat melakukan

fotosintesis karena tidak mendapatkan cahaya sama sekali,

sehingga tidak ada energi yang dihasilkan dan tanaman menjadi

pucat.

 Tanaman yang berada di daerah terang pertumbuhannya normal

dan struktur dan bentuk tanaman baik, warna tanaman pun hijau

karena fotosintesis terjadi akibat cahaya matahari.

5.2 Saran

Sebaiknya tempat penyimpanan tanaman dari masing-masing perlakuan

ditentukan secara tepat, memenuhi syarat, dan tidak pada tempat-tempat yang

rawan merusak tanaman. Karena pada praktikum ini, dilakukan pengulangan yang

disebabkan benih pada tanaman dicuri. Dan praktikum seharusnya berjalan se-

efisien mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Riandri, Henny. 2009. Theory and Application of Biology 3 For Grade XII of \

Senior High School and Islamic Senior High School. Solo : PT Gramedia

Sudjadi, B dan Laila, Sila. 2007. Biologi 3A Sains dalam kehidupan Surabaya

PT.Yudhistira.

Zhainal, 2008. Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang hijau. Jakarta

: Erlangga

Soerga, N, 2009. Pola pertumbuhan tanaman. Yogyakarta : UGM Press


LAMPIRAN

Benih tanaman
kacang hijau.

Proses
pengambilan tanah
untuk media tanam.

Tanaman pada
perlakuan ruang
terang.
Pengukuran
hipokotil dan
epikotil.

Pengukuran daun.

Pengukuran
hipokotil dan
epikotil .

Anda mungkin juga menyukai