Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

ACARA 7

PENGIKATAN N OLEH BAKTERI SIMBIOSIS

Disusun oleh :

Nama : Listiya Hidayah

NPM : 1710401096

Kelompok : C1

Asisten : Suci Rahayu Saputri

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TIDAR

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di alam mikroorganisme akan berinteraksidengan mikroorganisme lain
maupun tanaman. Salah satu jenis interaksi yang terjadi antara mikroorgaisme
dengan tanaman adalah interaksi mutualisme. Dua jenis mikroorganisme yang
menguntungkan dan telah dimanfaatkan oleh para petani yaitu Rhizobium dan
mikoriza. Rhizobium adalah bakteri yang dapat membentuk bintil akar pada
tanaman leguminose dan memiliki kemampuan untuk memfiksasi N2 dari
atmosfer. Mikoroza adalah fungi akar yang memiliki fungsi yaitu dapat
memperpanjang jangkauan akar dan dapat memasuki tanah dengan ukuran pori
yang sangat kecil.
Interaksi yang memberikan keuntungan bagi tanaman perlu untuk
diperhatikan dan perlu untuk ditingkatkan dalam pertanian.Salah satu bentuk
keuntungan bisa dilihat pada interaksi antara rhizobium dan akar tanaman
legume. Rhizobium termasuk dalam divisi Protophyta, kelas Schizomycetes, ordo
Eubacteriales, famili Rhizobiaceae dan Rhizobium. Bakteri Rhizobium
bermanfaat bagi tanaman Leguminoceae setelah bersimbiosis dengan akar
tanaman kacang-kacangan dengan membentuk bintil pada akarnya. Fiksasi
Nitrogen terjadi di dekat pusat bintil akar tanaman. Dalam interaksi ini, sel
Rhizobium akan berubah menjadi bentuk bakteroid, sedangkan di bagian tengah
bintil akar yang mengandung bakteroid tersebut akan membentuk pigmen merah
yang disebut leghemoglobin. Semakin merah pigmen leghemoglobin, semakin
efektif bakteri dalam menambat N. Unsur N merupakan unsur essensial bagi
tanaman, oleh karena itu ini merupakan salah satu bentuk interaksi yang
menguntungkan.
Oleh karena itu praktikum kali ini bertujuan agar praktikan dapat
mengisolasi dan mangamati bakteri pengikat N pada tanaman kacang taanah
secara simbiotik.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum pengikatan N oleh bakteri simbiosis ini bertujuan agar praktikan
dapat mengisolasi dan mengamati bakteri pengikan N pada kacang tanah secara
simbiotik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri Rhizoma merupakan mikroba yang mampu mengikat nitrogen bebas


yang berada di udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam
amino yang selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman
untuk tumbuh dan berkembang, sedangkan Rhizoma sendiri memperoleh
karbohidrat sebagai sumber energi dari tanaman inang (Prayitno, 2000).
Mikoriza merupakan asosiasi simbiotik antara akar tanaman dengan jamur.
Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang sangat
baik bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan tempat jamur tersebut
tumbuh dan berkembang biak. Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi
sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif
sehingga tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu
meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara (Iskandar, 2002).
Kemampuan Rhizobium dalam menambat nitrogen dari udara dipengaruhi
oleh besarnya bintil akar dan jumlah bintil akar.Semakin besar bintil akar atau
semakin banyak bintil akar yang terbentuk, semakin besar nitrogen yang
ditambat.Semakin aktif nitrogenase semakin banyak pasokan nitrogen bagi
tanaman, sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman.Jumlah N2 yang
dapat difiksasi oleh tanaman legume sangat bervariasi, tergantung pada jenis
tanaman legume, kultivar, jenis bakteri, dan tempat tumbuh bakteri tersebut
terutama pengaruh dari pH tanah dimana tanaman tersebut tumbuh (Suharjo
2001).
Mikoriza mempunyai peranan yang cukup besar dalam meningkatkan
produktivitas tanaman di lahan marginal maupun dalam menjaga keseimbangan
lingkungan. Dengan demikian inokulasi mikoriza diharapkan dapat membantu
dalam merehabilitasi lahan kritis, yang sampai saat ini belum ada usaha
pelestarian lahankritis secara maksimal. Hubungan timbal balik antara cendawan
mikoriza dengan tanaman inangnya mendatangkan manfaat positif bagi keduanya
(simbiosis mutualistis). Karenanya inokulasi cendawan mikoriza dapat dikatakan
sebagai “biofertilization”, baik untuk tanaman pangan, perkebunan, kehutanan
maupun tanaman penghijauan (Anwar, 2004).
Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di
ujung-ujung akar.Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizoma yang tepat
dan efektif.Bintil-bintil ini timbul karena infeksi rambut akar dengan bakteri dari
dalam tanah. Bakteri yang menimbulkan bintil pada tanaman leguminosa, yaitu
bakteri bintil, dikelompokan dalam genus Rhizoma ( Anwar, 2004 )
Bakteri-bakteri yang menimbulkan bintil pasa tanaman Leguminose, yaitu
bakteri bintil, dikelompokkan dalam genus Rhizobium. Batang-batang Gram-
negatif ini yang hidup bebas dalam tanah, tumbuh secara anaerob ketat dengan
senyawa organic sebagai nutrein. Bakteri-bakteri ini amat cepat memperbanyak
diri, tumbuh menjadi sel dengan bentuk tidak teratur dengan volume 10-12 kali
lipat dari Rhizobium yang dapat bebas, dan akhirnya terletak dalam sitoplasma
sel-sel tumbuh-tumbuhan sebagai sel-sel individual ( Somaatmadja, 2004).
Mengingat besarnya peranan bakteri Rhizoma, maka keberadaan bakteri
tersebut perlu dikonservasi dan diisolasi dalam bentuk koleksi kultur. Koleksi
kultur bakteri memberikan jaminan bahwa bakteri yang telah didiskripsikan
tersimpan dengan aman dan baik, sehingga tersedia setiap saat untuk keperluan
generasi sekarang dan masa mendatang. Untuk selanjutnya isolat-isolat bakteri
dari daerah tersebut yang akan digunakan kembali di kawasan ini sehingga
mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi dari pada penggunaan
inokulasi yang berasal dari lokasi lain (Rahmawati, 2005).
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Oktober 2018 pukul 13.40-
15.40 WIB yang bertempat di Laboratorium P2.03 Gedung Fakultas Pertanian
Universitas Tidar Magelang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain yaitu cawan petri steril
sebanyak 1 buah, gelas benda dan penutup gelas benda sebanyak 1 buah, jaeum
ose sebanyak 1 buah, pinset sebanyak 1 buah, dan lampu spirtus sebanyak 1 buah
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain bintil akar
tanaman Leguminoceae yang berwarna merah atau hijau, larutan HgCl2 0,1%
dan alkohol 95%.
3.3 Langkah Kerja
Langkah pertama yang dilakukan yaitu alat dan bahan disiapkan terlebih
dahulu, selanjutnya bintil akar yag berwarna merah atau hijau diambil dan dicuci
dengan air sampai bersih. Kemudian bintil akar dipindahkan dengan
menggunakan pinset kedalam cawan petri yang telah diisi dengan alkohol 95%.
Setelah itu bintil akar diambil dan dipindahkan kedalam tempat yang berisi
HgCl2 selama 3 menit kemudian dipindahkan lagi kedalam tempat lain yang
berisi air steril dan dicuci dengan air mengalir sampai HgCl2 hilang. Pada
langkah lain yaitu 2 tabung reaksi yang berisi nutrien agaar dicairkan
menggunakan penangass air dan dibiarkan hingga agar dingin sampai kurang
lebih 900 C, dan dituangkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan mengeras.
Kemudian salah satu sisi gelas benda di pegang dengan hati-hati di atas api
lampu spirtus. Selanjutnya diletakkan diatas meja dengan bagian yang telah di
panggang terlatak di bagian atas. Setelah itu bintil akar dihancurkan dengan
meletakkannya dibagian tengah dari gelas benda yang telah dibakar dan
diletakkan di gelas benda yang lain diatasnya lalu ditekan dengan kuat.
Selanjutnya gelas benda dipisahkan dan ditambahkan setetes aquades steril pada
bintil akar yang telah dihancurkan dan dicampur. Langkah berikutnya suspensi
bakteri di ambil menggunakan jarum ose dan digoreskan diatas permukaan agar
pada cawan petri beberapa kali. Selanjutnya inkubasikan cawan petri tersebut
pada ssuhu 250C selama 5 sampai 10 hari dalam keadaan berbalik. Kemudian
preparat dibuat dari suspensi bintil akar dan dibuat pengecatan negatif setelah
tumbuh dan diamati dengan mikroskop bandingkan dengan preparat dari koloni
yang tampak pada agar dalam cawan petri. Secara aseptik koloni bakteri
Rhizobium diambil menggunakan jarum ose steril dan dipindahkan kedalam
medium agar miring. Inkubasikan dalam ssuhu 250C selama 5 sampai 10 hari.
Setelah tumbuh maka diperiksa kembali dan diamati dengan mikroskop dan
dilakukan pengecatan secara sederhana.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Hasil Keterangan
Pada gambar tersebut daapat
dilihat bahwa bakteri yang ada
dalam tanaman Leguminoceae
dapat tumbuh namun karena
inkubasiannya terlalu lama
maka pada bakeri tersebut
mengalami kontaminasi dengan
lingkungan luar.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan pada bintil akar kacang tanah yang telah
dilakukan sesuai dengan langkah kerja, dapat diperoleh bahwa bakteri dapat
tumbuh di antara bintil akar tersebut dapat terlihat bahwa bakteri yang ada
berwarna putih. Namun disisi lain dalam media tersebut mengalami kontaminasi
dikarenakan adanya pengaruh lingkungan yang tidak seimbang dengan sterilisasi
media. Hal tersebut juga kemungkinan karena terlalu lama penginkubasian
sehingga dalam media terdapat suatu benda yang berbentuk seperti benang-
benang yang dikarenakan oleh kontaminasi lingkungan luar. Hal tersebut dapat
dijelaskan bahwa menurut (Anwar. 2004) Rhizobium adalah basil yang gram
negatif yang merupakan penghuni biasa didalam tanah, bakteri ini bersifat aerob,
bentuk batang, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan
penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan
sel akar legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium cenderung
membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legume saja.
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan bakteri Rhizobium berbentuk batang


memanjang dan koloninya menyebar yang bersifat aerob dan gram negative.
Yang merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi
simbiotik dengan sel akar legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium
cenderung membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legume saja.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 2004. Potential Slope Failure in Roadway Embankment Constructed on


Highly Plastic Silty Clay : Its Causes and Remedies, 2nd International
Seminar on Geotechnical and Transportation Engineering, Semarang.

Iskandar, 2002. Pupuk Hayati Mikoriza Untuk Pertumbuhan dan Adapsi Tanaman Di
Lahan Marginal. Surya press. Malang.

Prayitno, 2000. Analisis Mikroorganisme di Laboratorium. Erlangga. Jakarta.

Rahmawati, N. 2005. Pemamfaatan Biofertilizer Pada Pertanian Organik. Fakultas


Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan

Suharjo, U. K. J. 2001. Efektivitas nodulasi Rhizobium japonicum pada kedelai yang


tumbuh di tanah sisa inokulasi dan tanah dengan inokulasi tambahan.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17749/2/Reference.pdf)
diakses 15 November 2018 pukul 15.45

Somatmadja, 2004. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai