Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN
PENGIKATAN N OLEH BAKTERI SIMBIOSIS

ASISTEN DOSEN: ISMITERRA CAHYA

DISUSUN OLEH :
NUR IVANI KHOIRI FATMA
1610401092
C.4

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Mikrobiologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan mikroba dalam bidang
pertanian. Di alam mikroorganisme akan berinteraksi dengan mikroorganisme lain maupun
tanaman. Salah satu jenis interaksi yang terjadi antara mikroorgaisme dengan tanaman adalah
interaksi mutualisme, yaitu antara Rhizobium dan mikoroza.
Rhizobium adalah basil yang gram negatif yang merupakan bakteri penghuni biasa
didalam tanah. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya
berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah
dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume leguminoceae atau disebut juga facebeae
merupakan tanaman berbunga yang dikenal sebagai keluarga kacang kacangan. Mikoroza
adalah fungi akar yang memiliki fungsi yaitu dapat memperpanjang jangkauan akar dan dapat
memasuki tanah dengan ukuran pori yang sangat kecil.

Interaksi yang memberikan keuntungan bagi tanaman perlu untuk diperhatikan dan perlu
untuk ditingkatkan dalam pertanian.Salah satu bentuk keuntungan bisa dilihat pada interaksi
antara rhizobium dan akar tanaman legume. Oleh karena itu, penting adanya pelaksanaan
praktikum ini tentang mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertanian, untuk mengetahui
berbagai macam mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertanian, serta dapat dimanfaatkan
oleh petani dalam menaikkan hasil produksi ataupun mengatasi masalah yang dihadapi

1.2 Tujuan

Mahasiswa dapat mengisolasi dan mengamati bakteri pengikat N secara simbiotik.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri Rhizoma merupakan mikroba yang mampu mengikat nitrogen bebas yang berada
di udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang selanjutnya
menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang,
sedangkan Rhizoma sendiri memperoleh karbohidrat sebagai sumber energi dari tanaman
inang (Prayitno, 2000).
Rhizobium yang berasosiasi dengan tanaman legum mampu memfiksasi 100-300 kg
N/ha dalam satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N untuk tanaman berikutnya.
Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi inokulan Rhizobium untuk jenis
tanaman tertentu.Rhizobium mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan
meningkatkan produksi antara 10-25%.Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergantung pada
kondisi tanah da efektivitas populasi asli (Sutanto 2002).
Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di ujung-
ujung akar.Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizoma yang tepat dan efektif.Bintil-
bintil ini timbul karena infeksi rambut akar dengan bakteri dari dalam tanah. Bakteri yang
menimbulkan bintil pada tanaman leguminosa, yaitu bakteri bintil, dikelompokan dalam genus
Rhizoma( Sadikin, 2004 )
Ada 2 jenis bakteri Rhizobium yaitu bakteri yang menghasilkan senyawa asam dan ada
juga bakteri yang menghasilkan senyawa basa.Jenis ini dapat dibedakan dengan melakukan
isolasi bakteri rhizobium pada media YMA + BB. Bakteri yang menghasilkan senyawa asam,
warnanya akan berubah menjadi kuning sedangkan bakteri yang menghasilkan senyawa basa,
warnanya akan semakin biru. Keberadaan bakteri bintil akar dapat diuji daya infeksi bakteri
Rhizobium pada akar serta keefektivan kerja bakteri dalam bintil akar terhadap tanaman
melalui uji infektivitas dan uji efektifitas.Untuk melakukan uji ini diperlukan koloni bakteri
Rhizobium yang besar.Indikator infektif atau tidaknya suatu bakteri bintil akar dilihat dari
jumlah dan berat bintil.Sedangkan indikator efektivitas bakteri bintil akar berdasarkan berat
tanaman dan warna hijau daunnya (Handayanto, 2007).
Kemampuan Rhizobium dalam menambat nitrogen dari udara dipengaruhi oleh
besarnya bintil akar dan jumlah bintil akar.Semakin besar bintil akar atau semakin banyak
bintil akar yang terbentuk, semakin besar nitrogen yang ditambat.Semakin aktif nitrogenase
semakin banyak pasokan nitrogen bagi tanaman, sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan
tanaman.Jumlah N2 yang dapat difiksasi oleh tanaman legume sangat bervariasi, tergantung
pada jenis tanaman legume, kultivar, jenis bakteri, dan tempat tumbuh bakteri tersebut
terutama pengaruh dari pH tanah dimana tanaman tersebut tumbuh (Suharjo 2001).
Nitrogen ini dapat diperoleh melalui tanah dan melalui udara dengan bantuan bintil-
bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium. Sejumlah besar bakteri Rhizobium dapat
mati karena keasaman tanah. Oleh sebab itu diperlukan adanya inokulasi apabila tidak adanya
spesies Rhizobium, atau kalau ada sedikit jumlahnya sehingga tidak efektif. Dalam situasi
semacam itu, inokulasi dapat membentuk populasi galur yang efektif yang menghasilkan
tanaman legum yang baik perbintilannya. Pemberian pupuk ke dalam tanaman dalam jumlah
yang rasional dan berguna dapat meningkatkan hasil panen. Pengaruh penambahan pupuk
terhadap tanah adalah untuk menciptakan suatu kadar zat hara yang tinggi, serta dapat
meningkatkan produksi dan kualitas hasil tanaman (Mulyadi 2012).

Mikoriza merupakan asosiasi simbiotik antara akar tanaman dengan jamur. Asosiasi antara
akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman
inang yang merupakan tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak. Prinsip kerja dari
mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa
secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu
meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara (Iskandar, 2002).
Bagi tanaman inang, adanya asosiasi ini, dapat memberikan manfaat yang sangat besar
bagi pertumbuhannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung,
cendawan mikoriza berperan dalam perbaikan struktur tanah, meningkatkan kelarutan hara dan
proses pelapukan bahan induk. Sedangkan secara langsung, cendawan mikoriza dapat
meningkatkan serapan air,hara dan melindungi tanaman dari patogen akar dan unsur toksik
(Somaatmadja, 2004).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


a. Bintil akar tanaman Leguminoceae yang berwarna merah atau hijau
b. tabung medium yeast maintol
c. Yeast maintol agar miring
d. 1 tabung berisi aquades steril
e. Larutan HgCl2 0,1 %
f. Alkohol 95%
g. Cawan petri steril
h. Gelas benda
i. Jarum ose
j. Pinset

3.2 Langkah Kerja


a. Mengmbil bintil akar yang berwarna merah atau hijau dan cuci dengan air saluran sampai
bersih
b. Memindahkan bintil akar terseebut dengan pinset kedalam cawan petri berisi 95% alkohol
selama 2 menit.
c. Mengambil bintil akar tersebut dan pindahkan kedalam tempat yang berisi HgCl2 selama
3 menit.
d. Memindahkan bintil akar tersebut kedalam tempat yang berisi air steril dan cuci dengan air
mengalir steril sampai HgCl2 hilang.
e. Mencairkan 2 tabung dari nutrien agar dengan penangas air
f. Miarkan agar mendingin sampai ± 900 C, Menuangkan kedalam cawan petri steril dan
biarkan mengeras / dingin.
g. Peganglah salah satu sisi gelas benda hati – hati di atas api lampu spirtus
h. Meetakkan di atas meja dengan bagian yang telah dipanggang terletak dibaagian atas.
i. Menghancurkan bintikl akar dengan meletakkan dibagian tengah dari gelas benda yang
telah dibakar dan letakkan gelas benda yang lain diatasnya lalu tekanlah dengan kuat.
j. Memisahkan gelas benda dan tambahkan setetes aquades steril pada bintil akar yang telah
dihancurkan dan campurkanlah.
k. Mengambil suspensi bakteri dengan jarum ose dan menggoreskan diatas permukaan agar
pada cawan petri beberapa kali.
l. Mengingkubasi cawan petri tersebut pada suhu 250 C selama 5 – 10haridalam keadaan
berbalik
m. Membuat preparat dari suspensi bintil akar dan buatlah pengecatan negatif setelah tumbuh
amati dengan mikroskop.
n. Memandingkan dengan preparat dari koloni yang tampak pada agar dalam cawan petri.
o. Mengambil secara aseptik dengan ose steril sedikit koloni bakteri Rhizobium dan
pindahkan kedalam medium agar miring
p. Menginkubasi dalam suhu 250 C selama 5 – 10hari
q. Memeriksa kembali secara mikroskopis dengan pengecatan sederhana.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Menurut Nurtjahyani, 2011 bahwa mikroorganisme dapat digunakan untuk


peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan hewan.
Dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman (biofertilizer), aktivitas
mikroba diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga unsur hara yang penting bagi tanaman
antara lain, nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K). Kurang lebih 74% kandungan udara
adalah N. Namun, N udara tersebut harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya
terlebih dahulu agar bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba penambat N ada
yang hidup bebas dan ada pula yang bersimbiosis. Mikroba penambat N simbiotik antara
lain: Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan (leguminose)

Pada acara praktikum kali ini bahan yang diguanakan yaitu binti akar tanaman
kacang tanah yang didalam bintil akar tersebut terdapat bakteri Rhizobium yang
bersimbiosis dengan akar/bintil akar untuk penambatan N di udara. Bakteri ini bila
bersimbiosis dengan tanaman legum, akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk
bintil akar. Bintil akar berfungsi mengambil nitrogen di atmosfer dan menyalurkannya
sebagai unsur hara yang diperlukan tanaman. Pigmen merah leghemoglobin yang berperan
dalam mengambil N di atmosfer. Pigmen ini dijumpai dalam bintil akar antara bakteroid
dan selubung membran yang mengelilinginya. Jumlah leghemoglobin di dalam bintil akar
memiliki hubungan langsung dengan jumlah nitrogen yang difiksasi. Korelasinya positif,
semakin banyak jumlah pigmen, semakin besar nitrogen yang diikat
Sebagian besar dari N2 dihasilkan oleh simbiosis Rhizoma. Ada hubungan antara
bintil-bintil Leguminose dengan senyawa N2. Tanaman kacang-kacangan akan tetap
tumbuh walaupun tidak ada Nitrogen kalau paksa akarnya terdapat bintil-bintil ini, bintil-
bintil ini timbul karena infeksi rambut akarnya dengan bakteri dari dalam tanah. Infeksi
tumbuh-tumbuhan terjadi hanya pada rambut akar muda. Bakteri menerobos masuk pada
ujung rambut akar dan tumbuh sebagai benang infeksi sampai ke dasarnya. Benang infeksi
ini yang diliputi oleh membran selulosa kemudian menerobos dinding sel muda dari
epidermis dan kulit akar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dari praktikum kali ini, maka dapat disimpulkan bahwa
Bakteri Rhizobium termasuk bakteri yang menguntungkan dan banyak ditemukan di tanah
atau di bintil akar tanaman legume. Bakteri bintil akar (Rhizobium sp.) bersimbiosis
dengan tanaman dan pada umumnya pada tanaman Leguminose bentuk simbiosis antara
keduanya yaitu bakteri menyediakan unsur N bagi tanaman dan tanaman menyediakan
karbohidrat sebagai nutriennya.

Proses pengikatan nitrogen tidak dapat dilakukan Rhizobum tanpa bantuan mitra
simbiosis mereka yaitu tanaman polong (leguminacea). Simbiosis antara Rhizobium
dengan legum yaitu bakteri menyediakan unsur N bagi tanaman dan tanaman menyediakan
karbohidrat sebagai nutriennya

5.2 Saran

Pada praktikum pembuatan biakan murni ini praktikan diharapkan lebih steril
karna apabila tidak steril media akan terkontaminasi, serta praktikan juga harus berhati-
hati dalan bekerja.
DAFTAR PUSTAKA

Handayanto, E. dan Hairiah.K., 2007. Biologi Tanah. Yogyakarta : Pustaka Adipura.


Iskandar, 2002. Pupuk Hayati Mikoriza Untuk Pertumbuhan dan Adapsi Tanaman Di Lahan
Marginal. Surya press. Malang.
Mulyadi, A. 2012. Pengaruh pemberian legin, pupuk NPK (15:15:15) dan urea pada tanah
gambut terhadap kandungan N, P total pucuk dan bintil akar kedelai ( Glycine max
(L.) Merr.). Kaunia 8: 21 – 29
Prayitno, 2000. Analisis Mikroorganisme di Laboratorium. Erlangga. Jakarta.

Sadikin. 2004. Kedelai . Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.


Somatmadja, 2004. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Suharjo, U. K. J. 2001. Efektivitas nodulasi Rhizobium japonicum pada kedelai yang tumbuh di
tanah sisa inokulasi dan tanah dengan inokulasi tambahan. Jurnal Ilmu - Ilmu Pertanian
Indonesia (1): 31 - 35.
Sutanto, R 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai