Anda di halaman 1dari 28

ACARA I

MORFOLOGI ANATOMI DAN BIOLOGI

I. Tujuan
Adapun acara praktikum ini memiliki tujuan agar praktikan dapat mengenal bentuk
umum dan ciri – ciri filum binatang yang berperan sebagai hama, mengenal morfologi
serangga, mengenal tipe alat mulut serangga, mengenal tipe metamorfosis serangga,
mengetahui dan mempraktikkan teknik koleksi serangga.
II. Tinjauan Pustaka
Sejak manusia melakukan budidaya pertanian, maka sejak itu manusia
berkompetisi dengan serangga yang berstatus sebagai hama untuk mencukupi kebutuhan
demi kelangsungan hidupnya, sedangkan manusia berusaha untuk melindungi tanaman
atau hasilnya dari gangguan serangga hama. (Falahudin, 2015)
Hama adalah semua organisme atau agen biotic yang merusak tanaman dengan cara
bertentangan dengan kepentingan manusia. (Smith, 1983).
Di Indonesia tercatat lebih dari 111 spesies Arthropoda merupakan hama, 53
spesies merupakan bukan sasaran, 61 spesies predator dan 41 spesies parasitoid .
Tercatat 17 jenis hama yang dapat menyebabkan kerusakan dan kerugian pada
tanaman kedelai. Beberapa hama utama yang sering ditemukan adalah lalat kacang
(Ophiomyia phaseoli) , ulat grayak (Spodoptera litura), Kumbang daun tembukur
(Phaedonia inclusa), penggerek polong (Etiella zinckenella), penghisap polong (Rip-
tortus linearis), dan kepik hijau (Nezara viridula). (Radiyanto, 2010)
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah
spesies hamper 80% dari jumlah hewan yang ada di permukaan bumi (Borror, 1987).
Kelompok musuh alami serangga hama tanaman padi sawah ada dari kelompok laba-
laba, kelompok parasit serangga dan kelompok predator serangga (Sembel, 1989)

a. Tipe alat mulut meraut dan menghisap

Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana
(Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan mandibelnya
serupa dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan labiumnya
memanjang dan menyatu Hama ini meraut jaringan hingga keluar cairan , cairan ini
kemudian dihisap paruh konikal. Jaringan yang terserang cenderung berwarna putih atau
belang yang kemudian tampak mengerut (Gendroyono, 2006).

b. Tipe alat mulut menjilat mengisap (Sponge)

Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera). Pada bagian bawah
kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang bercelah. Ruas
pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum. Ujung dari labium
ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum.

Bahan pangan padat menjadi lembek dan busuk akibat ludah yang dikeluarkan
hama ini untuk melunakkan makanan, kemudian baru dihisapnya (Gendroyono, 2006).

c. Tipe Alat Mulut Mengisap

Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa
(Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan
maksila palpusnya berkembang tidak sempurna. Serangga dewasa umumnya bukan
merupakan hama yang bertindak sebagai hama adalah serangga yang mempunyai alat
mulut mengunyah pada stadia larva (Gendroyono, 2006).

d. Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap

Serangga hama dengan tipe alat mulutnya menusuk dan mengisap gejala serangan
yang ditimbulkan yaitu pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan stilet yang
akan menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian
tanaman yang diserangnya (Gendroyono, 2006).

e. Tipe alat mulut menggigit mengunyah


Jenis alat mulut ini terdiri atas sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek dan
menghancur serta organ tipis sebagai penyobek. Makanan disobek kemudian dikunyah
lalu ditelan.
Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan memperhatikan tipe
alat mulut menggigit dan mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman yang
hilang, apakah dimakan, digerek atau digorok. Contoh serangga dengan tipe alat mulut
menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera
(Gendroyono, 2006)

Metamorfosis serangga memiliki dua, yaitu metamorphosis sempurna dan


metamorphosis tidak sempurna

1. Metamorfosis sempurna (holometabola) Serangga memiliki empat stadia


selama siklus hidupnya, yaitu telur, larva, pupa (kepompong), dan serangga
dewasa (imago). Serangga yang mengelami metamorphosis sempurna
(holometabola) seperti serangga dari ordo coleopteran (bangsa
kumbang),dipteral (bangsa lalat),lepidoptera (bangsa kupu kupu),hymenoptera
(bangsa semut) dll. Habitat serangga dewasa dan serangga pradewasa ada yang
samaa dan ada yang berbeda. Pada ordo Lepidoptera, larva aktif makan dan
biasanya menjadi, hama, sedangkan serangga dewasanya hanya menghisap
hektar atau madunya. Pada ordo Lepidoptera,umumnya larva dan imago aktif
makan dengan habitat yang sama, sehingga kedua duanya menjadi hama.
(jumar, 2000).
2. Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola) Pada tipe ini, perbedaan antara
serangga dewasa dan serangga pradewasa lebih nyata dibandingkan dengan
perkembangan hemimetabola. Ciri – cirinya dari serangga dengan
metamorphosis hemimetabola :
1. Naiad dan imago hidup pada habitat yang berbeda (naiad hidup di air,imago
hidup di darat)
2. Naiad memiliki beberapa modifikasi, misalnya insang ,trahkea.
3. Imago hidup di darat dan cara mencari makananya berbeda dengan naiad.
Serangga yang memiliki perkembangan hemimetabola ini adalah serangga
dari ordo odonata,ephimeroptera, dan plecoptera. (Jumar, 2000)

III. Metode Penelitian

Pada acara praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, 20 Maret 2018 di laboratorium
fakultas pertanian universitas Tidar ruang 0203. memerlukan bahan-bahan seperti :
specimen dari berbagai hama dari berbagai filum seperti filum Chordata (tikus, tupai,
burung),filum Nemathelminthes (nematode, parasit tanaman / Meloidogyne sp.), filum
Gastropoda (siput, keong mas, bekicot), filum Artopoda, meliputi : belalang (Orthoptera),
capung (Odonata), kepik (Hemiptera), kutu (Homoptera), kupu (Lepidoptera), kumbang
(Coleoptera), lalat buah (Diptera), lebah (Hymenoptera). Sedangkan untuk alat yang
dipakai adalah loop untuk melihat secara seksama dari morfologi specimen hama tersebu.

Ambil dan amati specimen hama yang telah disediakan dengan menggunakan loop
untuk lebih jelas, setalah itu gambar sebanyak 30 hama di kertas buram, masing-masing
kelompok harus menggambar hama yang sama, dan cari nama filum, genus, spesies serta
keterangan dari gamabar tersebut.

IV..Hasil dan Pembahasan

1. Belalang kayu (Valangia nigricornis)


Filum : Arthropoda

Genus : Valanga

Spesies : Valanga nigricornis

Belalang merupakan serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo


Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari
tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Tipe mulut belalang adalah tipe
penggigit dan pengunyah

Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan
perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap,
dan 2 antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan
kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan.

Belalang adalah hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.


Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap,
yaitu telur, nimfa, dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik antara nimfa dan
imago tidak jauh berbeda.

2. Belalang sembah (Mantis religiose)


Filum : Arthropoda

Genus : Mantis

Spesies : Mantis religiose

Belalang sembah memiliki 3 pasang kaki dimana kaki depan lebih besar
dan terlihat seperti menyembah. Sayap belalang sembah lebih lebar dari pada
belalang lainnya karena belalang sembah memiliki masa yg lebih besar. Belalang
sembah memiliki palut telut atau ootela.

Seperti serangga lainnya, belalang sembah juga bermetamorfosis. Belalang


sembah yang baru menetas dari telur bentuknya seperti udang kecil. Mereka
menerobos bagian bawah ooteka dan menggantung terbalik pada benang tipis.
Setelah beberapa saat, selaput tipis ini terkoyak. Dari dalamnya muncullah anak-
anak belalang sembah yang bentuknya sudah menyerupai belalang sembah
dewasa. Metamorfosis belalang sembah termasuk memamorfosis tidak sempurna.

Sedangkan untuk tipe mulut belalang sembah sama seperti belalang lainnya
yaitu tipe penggigit dan pengunyah.

3. Capung (Orthetrum sabina)

Filum : Arthropoda

Genus : Orthetrum

Spesies : Orthetrum sabina


Seperti pada kupu-kupu dan lebah, capung juga mengalami metamorfosis
dalam periode kehidupannya. Bedanya, serangga kupu-kupu mengalami
metamorfosis sempurna, sedangkan capung tidak, atau hanya mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Dimulai dari telur kemudian menjadi larva dan
akhirnya menjadi capung dewasa yang dapat terbang indah.

Capung termasuk dalam ordo Odonata sehingga memiliki tipe mulut


penggigit pengunyah.
4. Capung jarum (Ischnura senegalensis)

Filum : Arthropoda

Genus : Ischnura

Spesies : Ischnura senegalensis

Capung jarum dalah serangga yang termasuk ke dalam ordo


Odonata, subordo Zygoptera Capung jarum memiliki ciri-ciri unik yang
membuatnya mudah dibedakan dari jenis capung lainnya, yaitu bentuk
tubuh yang ramping seperti jarum dan posisi sayap tegak ke atas saat
istirahat. Capung jarum sering ditemukan di sekitar kolam, rawa, hutan, dan
sawah

Capung jarum memiliki metamorphosis tidak sempurna dengan


siklus hidup capung jarum bermula dari telur.[2] Umumnya setelah 2 hari,
telur akan menetas dan larva keluar meninggalakn cangkangnya.[2]
Kemudian larva akan bertumbuh menjadi nimfa dan pada akhirnya menjadi
capung jarum dewasa.[2] Capung jarum dewasa memiliki warna tubuh hijau
kekuningan dan hitam.

Sedangkan untuktipe mulutnya sama seperti jenis capung yang


lainnya yaitu memiliki tipe mulut penggigit dan pengunyah.
5. Laba-laba(Leucage sp)

Filum : Arthropoda

Genus : Leucage

Spesies : Leucage sp

Laba-laba merupakan salah satu binatang dari filum Artrhopoda dari bahasa
Yunani, yaitu : arthros (ruas – ruas atau berbuku – buku) dan podos
(kaki), yang berarti hewan yang kakinya berbuku – buku. Susunan tubuhnya
terdiri dari cephalothorax dan abdomen. Pada Cephalothorax terdapat sepasang
Pedipalpus, yaitu kaki yang bercakar dan berfungsi untuk memegang mangsa.
Sepasang Kalisera (Kaki berupa gunting/catut) berfungsi untuk melumpuhkan
mangsa, 4 pasang kaki untuk jalan (sering dikelompokkan hewan berkaki 8 /
oktapoda), dan 4 pasang mata tunggal (asselus).
laba-laba mengalami metamorfosis tidak sempurna, bentuk laba-laba dari
kecil hingga dewasa tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada warna
dan ukuran badan. Perbedaan yang paling terlihat antara laba-laba kecil dengan
dewasa lengkap adalah pertumbuhan alat perkembangbiakan yang lengkap.
Laba-laba tidak memiliki mulut ataupun gigi. Ia memangsa mangsanya
dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Laba-laba memiliki “mulut”
yang berfungsi seperti alat penghisap.
6. Kumbang badak/kumbang tanduk jantan (Oryctes rhinoceros L.)

Filum : Arthropoda

Genus : Oryctes

Spesies : Oryctes rhinoceros L

Kumbang tanduk (Coleoptera: Scarabaeidae) merupakan hama yang utama


menyerang tanaman kelapa sawit di Indonesia, khususnya di areal peremajaan
kelapa sawit. (Susanto dan Utomo, 2005)
Kumbang ini berukuran 40-50 mm, berwarna coklat kehitaman, pada
bagian kepala terdapat tanduk kecil. Pada ujung perut yang betina terdapat
bulu-bulu halus, sedang pada yang jantan tidak berbulu. (Purba. 2005). Alat
mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan
baik.
Kumbang tanduk menjalani proses metamorfosis sempurna dengan 4 tahap:
telur, larva, kepompong, dan imago. Lama proses metamorfosis pada kumbang
badak atau kumbang tanduk bervariasi tergantung spesies dan lingkungan.
7. Ngengat (Daphnis Sp)

Filum : Arthropoda

Genus : Daphnis

Spesies : Daphnis Sp

Serangga atau Insekta termasuk dalam filum Arthropoda. Ngengat


hampir sama dengan kupu-kupu tetapi kupu-kupu aktif siang hari, sedangkan
ngengat aktif malam hari. Di beberapa tempat ngengat termasuk hama yang
ganas. Biasanya yang paling menderita adalah perkebunan buah dan sayur. Di
iklim tropis, larva ngengat adalah pemakan kubis yang rakus. Bentuk alat
mulut tipe mengisap, alat mulut berubah sedemi kian rupa sehingga mulutnya
menyerupai belalai yang disebut proboscis.
Metamorphosis ngengat juga sama seperti kupu-kupu yaitu mengalami
metamorfosis sempurna. Dari telur (ovum) --> Larva (caterpillar) -->
Kepompong (pupa/chrysalis) --> Dewasa (imago).
8. Tawon Hitam (Polistes Sp.)
Filum : Arthropoda

Genus : Polistes

Spesies : Polistes Sp.

Tawon temasuk dalam Ordo Hymenoptera yang mempunyai tubuh


yang ramping dan pinggang berupa sebuah ruas abdomen yang ramping.

Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe alat mulut penggigit atau


penggigit- pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya.

Metamorfosesempurna ( Holometabola ) yang melalui stadia : telur,


larva, kepompong,dewasa. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus.
Sayap depan umumnyalebih besar daripada sayap belakang. Larva tawon
umumnya tidak memiliki mata, kaki, dan rahang untuk mengunyah
sehingga agar bisa makan, ia bergantung pada induknya yang menaruhnya
saat masih menjadi telur di dekat makanannya. Larva tawon yang
bertumbuh akan mengalami pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya
menjadi kepompong. Tawon yang sudah menjalani fase kepompong
kemudian akan menetas keluar dari kepompongnya, lalu menunggu sejenak
agar sayapnya kering sebelum bisa dipakai untuk terbang

9. Anggang-anggang (Gerris marginatus)

Filum : Arthropoda

Genus : Gerris

Spesies : Gerris marginatus

Anggang-anggang berasal dari family Gerridae, merupakan serangga yang


biasa ditemukan di perairan tenang seperti kolam, sungai atau danau. anggang-
anggang dimanfaatkan sebagai bioindikator pencemaran organik. Serangga ini
dapat mendeteksi perubahan kualitas air, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
petunjuk terjadinya suatu pencemaran.
Siklus hidupnya termasuk serangga yang mengalami metamorphosis tidak
sempurna yang diawali dari telur, nimfa, dan dewasa. Mereka meletakkan
telurnya pada benda-benda yang melayang di permukaan air. Setelah telur
menetas, nimfa yang hidup di bawah permukaan air, bernafas dengan
memanfaatkan oksigen terlarut di dalam air. Pada tahap dewasa, serangga
tersebut akan bergerak aktif di permukaan air.
Secara morfologinya, kebanyakan jenis anggang-anggang memiliki warna
gelap atau hitam dengan antena berbentuk silindris dan berukuran lebih
panjang dari kepala, panjang metafemur melewati ujung abdomen dan ukuran
tubuhnya antara 3-18 mm. kaki anggang-anggang memiliki kaki yang masing-
masing dibungkus dengan sejumlah rambut halus yang menyudut (microsetae)
dengan nanogroove halus. Udara terjerat di dalam ruangan di dalam microsetae
dan nanogrooves untuk membentuk sebuah bantalan dimana kakinya
menyentuh air. Anggang-anggang memiliki alat mulut seperti jarumg sebagai
penusuk mangsanya, dengan tipe mulut penusuk penghiap
10. Kepik Emas (Charidotella sexpunctata)

Filum : Arthropoda

Genus : Charidotella

Spesies : Charidotella sexpunctata

Kepik adalah adalah ordo Hemiptera , sedangkan kepik Emas adalah sejenis
kepik yang tubuhnya hanya berukuran sebesar kuku jari dan memiliki bentuk
perisai yang bulat berwarna transparan dan menonjol membentuk gunungan
dibagian punggung dengan warna kuning keemasan.
Mempunyai mulut berbentuk jarum. Bagian sayap depan keras, tetapi
bagian belakang tipis seperti membrane. Dengan tipe muluk penusuk
penghisap
Kepik mengalami metamorfosis tidak sempurna. Anak dari ordo ini serupa
dengan induknya setelah menetas. Hanya saja dia tidak mempunyai sayap.
Untuk menetas, dibutuhkan waktu 3 s.d. 5 hari. Segera setelah menetas, larva-
larva tersebut akan langsung memakan kutu-kutu putih untuk keperluan
metamorphosis, larva kecil tersebut menjadi larva dewasa dengan warna hitam
strip oranye.
11. Wereng (Nilaparvata lugens Stal.)

Filum : Arthropoda

Genus : Nilaparvata

Spesies : Nilaparvata lugens

Wereng merupaka anggota ordo Homoptera memiliki morfologi


yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya
antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan
rostumnya.
Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa
keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat
membranus.
Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari
bagian posterior kepala.

Tipe metamorfose tidak sempurna (paurometabola) yang


perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Baik nimfa
maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman.

12. Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)


Filum : Arthropoda

Genus : Dysdercus

Spesies : Dysdercus cingulatus

Bapak pucung termasuk dalam ordo Hemiptera ,badan berwarna


merah dengan panjang 11 - 17 mm dan lebar 4,5 mm. Di belakang kepala
dan perut ada garis putih dan hitam. Pada sayapnya yang barwarna cokelat
terdapat sepasang bercak hitam. Nimfanya berwarna merah cerah dan hidup
berkelompok.
Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong
(rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet.
Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala
(bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang
membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran
makanan dan saluran ludah.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam
perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Bnetuk
nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil
dari dewasanya.
13. Kupu-kupu (Dryas Julia)

Filum : Arthropoda

Genus : Dryas

Spesies : Dryas Julia


Tubuh kupu - kupu dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput),
dada (thorax) dan perut (abdomen). kepala terdiri dari enam segmen yang
telah mengeras dan menyatu. Di bagian ini terdapat sepasang mata
majemuk atau mata faset, sepasang antena dan alat mulut . Selain itu kupu
- kupu mempunyai antena yang berbentuk filiform yaitu silindris dan
membonggol pada bagian ujungnya.
Tipe mulut penghisap dari kupu - kupu menyerupai tabung yang
panjang, menggantung dan melekat pada pangkal anterior kepala. Alat
mulut penghisap ini ter diri dari labrum, mandibula, maksilla dan labium.
Maksilla terdiri dari cardo, stipes dan galea.
Kupu - kupu merupakan serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna atau serangga y ang melalui stadium telur, larva (ulat),
pupa (kepompong) , dan imago (dewasa) .
14. Belalang hijau ( Atractomorpha crenulata )

Filum : Arthropoda

Genus : Atractomorpha

Spesies : Atractomorpha crenulata

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo


Orthoptera.Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari
tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek.

Metamorfosis belalang hijau termasuk mtamorfosis tidak sempurna.


Belalang ini meletakkan telurnya dalam bentuk paket telur di dalam
tanah.Telur dapat tidak menetas selama musim kemarau, dan menetas setelah
turun hujan.Stadia telur pada tanah yang lembab menetas 4-5 minggu, stadia
nimfa antara 50-80 hari, dan belalang dewasa dapat hidup selama 4 bulan.
Tipe mulut belalang hijau sama dengan tipe mulut belalang yang lain yaitu
tipe penggigit dan pengunyah.

15. Orong-orong (Gryllotalpidae saussure)

Filum : Arthropoda

Genus : Gryllotalpidae

Spesies : Gryllotalpidae saussure

Orong-orong atau anjing tanah dikenal sebagai serangga berukuran sedang,


berwarna coklat terang hingga gelap, memiliki kulit pelindung yang tebal yang
hidup di dalam tanah, dengan sepasang tungkai depan termodifikasi berbentuk
cangkul untuk menggali tanah dan berenang, kaki anjing tanah berfungsi untuk
menggali.
Sedangkan tipe mulut anjing tanah atau orong-orong memiliki tipe mulut
menggigit menunyah. Anjing tanah mengalami metamorfosis Bertingkat
(Paurometabola, mengalami perubahan secara bertahap. Setiap pergantian kulit
(ecdysis), ukuran tubuhnya bertambah besar. Bakal sayap tumbuh secara
bertahap, makin lama makin besar, dan akhirnya menyerupai sayap dewasa.
muda disebut "nimfa" (nymph), dan dewasa disebut "imago". Baik nimfa
maupun imago hidup dalam habitat yang sama, dengan jenis makanan yang
sama pula.
16. Lebah Madu (Apis Andreniformis)
Filum : Arthropoda

Genus : Apis

Spesies : Apis Andreniformis

Lebah madu termasuk pada ordo Hymenoptera yang memiliki ciri


-ciri yaitu mempunyai dua pasang sayap, tipis seperti selaput dan memiliki
tipe mulut penghisap pengunyah

Lebah madu mengalami metamorphosis sempurna melalui 4


tahapan, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa. Total waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan keempat tahapan metamorfosis lebah tersebut
bervariasi tergantung dari kasta lebahnya. Siklus metamorfosis lebah madu
adalah sebagai berikut :

1. Ratu menghasilkan telur-telur dan disimpan di dalam sel-sel


2. Selanjutnya telur akan berubah menjadi ulat-ulat atau larva
3. Larva akan membesar dan berkembang membentuk pupa
4. Pupa berubah dan berkembang kepada bentuk seekor lebah

17. Tonggeret (Dundubia manifera)

Filum : Arthropoda

Genus : Dundubia

Spesies : Dundubia manifera

Tonggeret atau garengpung adalah sebutan untuk segala jenis serangga


anggota subordo Cicadomorpha, ordo Homoptera. Serangga ini mempunyai
sepasang mata faset yang letaknya terpisah jauh di kepalanya dan biasanya juga
memiliki sayap yang tembus pandang. Bentuknya kadang-kadang seperti lalat
yang besar, meskipun ada tonggeret yang berukuran kecil. Tipe mulut
Tonggeret adalah penghisap, tonggeret makan dengan cara menusuk kulit
pohon memakai mulutnya yang seperti jarum, lalu menghisap zat-zat hara yang
terdapat dalam pembuluh xilem pohon.
Tonggeret mengalami fase metamorphosis tidak sempurna. Terdapat empat
fase metamorfosis tonggeret, yaitu fase larva atau telur, nimfa, muda dan
tonggeret dewasa. tonggeret betina akan bertelur dengan membuat celah pada
batang pohon dan meletakkan telur-telur nya melalui organ ovipositor di
bagian belakang tubuhnya. Larva kemudian menetas menjadi nimfa dengan
memakan cairan yang ada pada pohon. Bentuknya seperti rayap atau semut
kecil berwarna putih susu. Setelah siap dengan bekalnya, nimfa akan jatuh ke
tanah untuk memasuki fase perubahan menjadi tonggeret muda. Nimfa akan
membuat lubang-lubang kecil dalam tanah dan mengubur dirinya hingga
bertahun-tahun lamanya untuk kemudian merayap keluar menjadi tonggeret
muda yang masih berwarna putih pucat dengan ukuran sayap yang relatif kecil.
18. Lalat Buah (Drosophila melanoga)

Filum : Arthropoda

Genus : Drosophila

Spesies : Drosophila melanoga

Lalat buah. merupakan hama yang menyerang tanaman buah mulai stadia
buah masih muda dengan menimbulkan tingkat kerusakan yang parah saat
buah menjadi matang. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu
kepala, thoraks, dan abdomen seperti hewan simetris bilateral lainnya.
Drosophila memiliki poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros
dorsoventral (punggung-perut).
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis holometabola,
yaitu metamorfosis sempurna. Tahapan metamorfosisnya dari telur - larva
instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago

Tipe alat mulut nya tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga
bagianyaitu:
– bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum
– bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum
– bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc.

19. Kumbang koksi (Coccinella transversalis)

Filum : Arthropoda

Genus : Coccinella

Spesies : Coccinella transversalis

Kumbang koksi adalah salah satu serangga dari ordo Coleoptera . Famili
Coccinellidae . Tubuhnya berbentuk bulat dengan sayap keras di punggungnya
yang disebut dengan elitra . Elitra berwarna oranye ditambah dengan pola
seperti totol - totol berwarna hitam yang bervariasi pada tiap individu. Elitra
pada E .admirabilis telihat kusam tidak mengkilat (Trisnadi, 2010). Kumbang
koksi ( E. admirabilis ) memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat
membungkuk ke bawah. Pada kakinya terdapat rambut - ramb ut halus
berukuran mikroskopis yang u jungnya seperti sendok. Tipe mulut nya adalah
tipe mulut pengunyah

Kumbang koksi a ini mengalami metamorfosis sempurna yaitu


berkembang dari telur, larva, kepompong, dan dewasa . Telur kumbang k oksi yang
berbentuk lonjong. Larva kumbang koksi bertubuh panjang, diselubungi bulu,
dan berkaki enam. Larva ini h idup dengan sumber pakan sesuai makanan ind
uknya, dan dalam perkembangannya melakukan pergantian kulit. Larva
kumbang koksi yang telah mencapai ukuran tertentu akan berhenti makan
dan memasuki fase kepompong , sekitar usia dua minggu sejak pertama kali
menetas. Imago selanjutnya akan keluar dari kepompong setelah berumur sekitar
satu minggu.

20. Jangkrik (Gryllus asimilis)

Filum : Arthropoda

Genus : Gryllus

Spesies : Gryllus asimilis

jangkrik seperti ada giginya yang berfungsi sebagai pemotong makanannya


seperti dedaunan yang masih muda. Jangkrik mempunyai ukuran tubuh yang
kecil dan mempunyai antena yang panjang selain itu jangkrik juga mempunyai
sayap, dan berkaki enam dua diantaranya besar yang di gunakan untuk
melompat. Jangkrik memiliki tipe mulut penggigit, mempunyai rahang atas
dan rahang bawah yang kuat untuk menggigit.
Jangkrik mengalami metamorphosis tidak sempurna ,biasanya meletakkan
telurnya di dalam pasir. Telur jangkrik menetas berupa anak jangkrik atau
nimfa. Pada fase ninfa terjadi pergantian kulit sebanyak 6-8 kali. Setelah ganti
kulit yang terakhir, nimfa akan menjadi jangkrik dewasa.
Urutan daur hidup jangkrik : telur - nimfa - jangrik dewasa.
21. Kumbang tanduk australis (Scapanes australis)
Filum : Arthropoda

Genus : Scapanes

Spesies : Scapanes australis

Kumbang tanduk biasanya hidup di hutan yang terdapat banyak pohon


mati sehingga dengan begitu dapat dijadikan sebagai sarang dan sekaligus
sumber makanan larva mereka. Dalam studi kasus, kumbang tanduk
merupakan hama yang meresahkan perkebunan maupun pertanian warga,
terutama untukn tanaman pohon kelapa, palem dan kelapa sawit.Kumbang
tanduk akan menggerek atau mengikis secara perlahan-lahan batang pohon
sehingga akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan bahkan bisa
mematikan tanaman. Kumbang tanduk memiliki Alat mulut bertipe penggigit-
pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik.

Kumbang tanduk memiliki metamorphosis sempurna. Alur


perkembangbiakan kumbang melalui 4 tahap diantaranya telur, larva,
kepompong dan imago.
22. Kepik hijau ( Nezara viridula L.)

Filum : Arthropoda

Genus : Nezara

Spesies : Nezara viridula

Kepik hijau ( N. viridula L.) sudah lama dikenal sebagai hama penting
tanaman kedelai yang wilayah sebarannya cukup luas. Hama ini menyerang
tanaman kacang - kacangan, kentang, cabai, kapas, dan tembakau. Tubuhnya
berbentuk segilima seperti perisai, panjang tubuh sekitar 1 — 1, 5 cm, tipe
mulut haustelata, 7 dan kepalanya bersungu t . Nimfa kepik hjau memiliki
warna yang berbeda - beda, awalnya berwarna coklat mud a, kemudian berubah
menjadi hitam dengan bintik - bintik putih lalu menjadi hijau (imago)
(Nurjanah, 2008). Memiliki tipe mulut penusuk penghisap.
Kepik mengalami metamorfosis tidak sempurna. Anak kepik yang baru
menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun
ukurannya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama
nimfa. Nimfa kepik ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali
hingga akhirnya menjadi imago (dewasa) tanpa melalui fase kepompong.
23. Walang sangit (Leptocorisa acuta)

Filum : Arthropoda

Genus : Leptocorisa

Spesies : Leptocorisa acuta

Walang sangit ( Leptocorisa spp.) merupakan salah satu hama utama yang
menyerang komoditas pa di di seluruh dunia ( Pratimi et al. 2011).Hama ini
merusak dengan cara mengisap bulir buah padi pada fase matang susu
sehingga bulir menjadi hampa. Hama ini bukan saja dapat menurunkan hasil tetapi
juga menurunkan kualitas gabah seperti bintik - bintik coklat pa da gabah
akibat isapan cairan dari hama tersebut.

Morfologi walang sangit (Leptocorisa acuta) termasuk ordo serangga


Hemiptera yang mempunyai warna hijau pada bagian bawah badan dan warna
cokelat pada bagian atas badan, antenna yang panjang, dan sayap setengah. Walang
sangit (Leptocorisa acuta) merupakan serangga dengan tipe perkembangan
paurometabola yang mempunyai tipe alat mulut menusuk-menghisap menyerang
malar padi. Siklus hidup dari hama walang sangit (Leptocorisa oratorius)
mengalami metamorfosis sederhana yang perkembangannya dimulai dari stadia
telur, nimfa dan imago (Harahap dan Tjahyono, 1997). Walang sangit dewasa
meletakkan telur pada bagian atas daun tanaman.
24. Kumbang kura-kura (Cassida circumdata)
Filum : Arthropoda

Genus : Cassida

Spesies : Cassida circumdata

Ukuran kumbang mencapai 14 mm. Memiliki kutikula/penutup luar yang


keras yang dikenal dengan sebutan elitra (sayap pelindung). Elitra berwarna
transparan metalik hijau, kemerahan, atau keperakan yang melebar ke samping
sehingga menutupi seluruh bagian tubuhnya yang lunak. secara umum
morfologinya sama dengan kumbang-kumbang lainnya, yakni terdiri atas kepala,
toraks/dada, dan abdomen/perut. Terdapat sepasang antena bersegmen dengan
mulut tipe pengunyah, 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap (sayap sayap tipis dan
elytra/sayap keras pelindung). Sedangkan abdomen bersegmen seperti cincin dan
berisi organ-organ pencernaan, pernapasan, dan seksual. Sedangkan alat mulut
memiliki tipe alat mulut penggigit pengunyah.

Kumbang kura-kura hijau melewati fase telur – larva – pupa – imago atau
metamorfosis sempurna dengan masa hidup paling lama kumbang jantan mencapai
63,8 hari, dan betinanya 83,3 hari dengan periode produktif sekitar 33,8 hari.
Sedangkan masa lewat produktifnya sampai mati sekitar 14,3 hari.

25. Wereng hijau (Nephotettix virescens)

Filum : Arthropoda

Genus : Nephotettix

Spesies : Nephotettix virescens


Wereng hijau, Nephotettix virescens Distant adalah anggota Famili
Cicadellidae, Ordo Hemiptera yang hidup di pertanaman padi. Alat mulut
menusuk – menghisap serta alat mulut mirip dengan alat mulut or do
Hemiptera , tetapi rostum biasanya pendek dan berpangkal pada bagian
belakang dari bagian bawah kepala.

Adapun fase nimfa dan imago sama kema mpuannya dalam


menularkan virus. Hama ini menghisap cairan sehingga menyebabkan pert
umbuhan tanaman terhambat. Perkembangan wereng hijau dari telur sampai
dewasa melalui 3 stadia, yaitu telur, nimfa, dan dewasa dengan metamorfosis
paurometabola.

26. Kumbang penyelam (Dytiscus marginalis)

Filum : Arthropoda

Genus : Dytiscus

Spesies : Dytiscus marginalis

Kumbang penyelam (Dytiscus marginalis atau famili Dytiscidae).


Kumbang ini termasuk predator. Larva dan dewasa hidup dalam air, dan makan
berbagai binatang air termasuk ikan-ikan kecil.Secara umum kumbang
memiliki rangka (exoskeleton) dan sayap yang sangat keras. Exoskeleton ini
terdiri dari beberapa lapisan yang disebut sclerite. Sclerite ini kemudian
dipisahkan oleh jahitan tipis. Alat mulut kumbang penyelam sama dengan
kumbang lainnya yaitu tipe alat mulut penggigit dan penyelam.

Kumbang penyelam mengalami metamorphosis sama dengan anggota


kumbang yang lainnya yaitu metamorphosis sempurna yaitu melewati fase
telur – larva – pupa – imago. Larva dan dewasa hidup dalam air, dan makan
berbagai binatang air termasuk ikan-ikan kecil. Sedangkan kepompong muncul
di tanah yang lembab sekitar perairan. Sering mengambil udara di permukaan
air, saat menyelam memakai gelembung udara yang ada di bawah kelopak
sayap. Kumbang dewasa dapat berukuran 3 cm, berwarna hitam, coklat, atau
kekuning-kuningan

27. Kepinding (Scotinophara Vermiculata)

Filum : Arthropoda

Genus : Scotinophara

Spesies : Scotinophara Vermiculata

Hama ini tergolong kedalam jenis Kepik , tetapi model ini sangat berbahaya
diantara jenis lainnya, sebab efek dari serangannya berakibat fatal bagi selurah
bagian tanaman padi. Tipe alat mulut nya yaitu penggigit pengisap.

Kepinding mengalami metamorphosis sempurna yaitu mengalami tahapan


fase seperti metamorphosis sempurna yaitu melewati fase telur – larva – pupa
– imago.

28. Tawon kayu (Xylocopa sonorina)


Filum : Arthropoda

Genus : Xylocopa

Spesies : Xylocopa sonorina

Tawon termasuk dalam ordo Hymenoptera yang juga beranggotakan semut


dan lebah.tawon - dan anggota Hymenoptera lainnya - memiliki tubuh yang mudah
dikenali dibandingkan dengan kelas serangga lainnya. Tubuhnya terbagi menjadi 3
bagian utama: kepala, thorax, dan abdomen (beberapa literatur lain menyebutnya
terdiri dari kepala, metasoma, dan mesosoma walaupun maksudnya sama). awon
sebagai anggota filum Arthropoda tidak memiliki kerangka dalam, namun tubuhnya
ditutupi oleh cangkang luar yang disebut eksoskeleton. Tawon juga memiliki sepasang
rahang bawah (mandibula) yang bisa digunakan untuk berbagai aktivitas seperti
menjepit benda, mencabut serat kayu, dan bahkan untuk membunuh serangga lain.

tawonkayu merupakan serangga perusak kayu selain rayap yang harus


diwaspadai. Serangannya bisa terus-menerus dilakukan selama lebah tersebut
merasa aman. Memiliki tipe alat mulut penghisap penggigit.

Tawon kayumengalami metamorphosis sempurna melalui 4 tahapan, yaitu


telur, larva, pupa, dan dewasa.

29. Kepik hitam (Paraeucosmetus pallicornis)

Filum : Arthropoda

Genus : Paraeucosmetus

Spesies : Paraeucosmetus pallicornis


Kepik hitam dari famili Plataspididae ini mempunyai ciri morfologi yang
menyerupai kumbang. Kepik ini adalah true bugs, dari ordo Hemiptera. Serangga
dewasa berwarna hitam mengkilap, berbentuk cembung, dengan skutelum yang besar
hampir menutupi seluruh bagian abdomennya.

Serangga ini memiliki alat mulut pencucuk penghisap, dan umumnya


merupakan herbivora yang memakan bagian floem dari tanaman. Serangga ini
banyak dijumpai pada tanaman kacang-kacangan.

Serangga ini mengalami metamorfosis tidak sempurna, tanpa fase pupa.


Imago betina meletakkan telurnya pada batang, ranting muda, daun dan buah secara
berkelompok dan tersusun dalam 2 baris. Nimfa yang baru keluar berwarna coklat
muda dan berangsur-angsur berubah menjadi coklat tua. Nimfa instar 1 yang baru
keluar dari telur akan segera mencari bakteri simbion yang terdapat pada bagian
tengah dan belakang telur. Bakteri ini membantu nimfa dalam proses pergantian
instar ke instar selanjutnya Perkembangan nimfa menjadi imago ditandai dengan
perubahan dari instar 1 sampai instar 5. Siklus hidup serangga ini yaitu sekitar 30
hari.

30. Semut (Oecophylla smaradigna)

Filum : Arthropoda

Genus : Oecophylla

Spesies : Oecophylla smaradigna

Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan
metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain
yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang
berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara
mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang
kurang abdominal segmen dalam petiole). Semut memiliki tipe alat mulut penggigit

Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Semut tumbuh melalui
metamorfosis yang lengkap atau sempurna, melewati tahap larva dan pupa sebelum
mereka menjadi imago (dewasa). Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan —
lebih jelasnya larva semut tidak memiliki kaki sama sekali – dan tidak dapat
menjaga diri sendiri.

V. Kesimpulan

Hama merupakan hewan atau serangga yang mengganggu produksi pertanian dan
perkebunan, serta mampu mendatangkan kerusakan pada tanaman. Serangga pada tanaman
dapat berbentuk serangga kecil, sampai yang tidak muda dilihat. Serangga dapat merusak
tanaman dengan cara mengerat, mengigit-gigit, dan menghisap setiap bagian tananam, hal
ini juga tergantung dengan tipe alat mulutnya, tipe alat mulut serangga yaitu tipe penggigit
pengunyah, menjilat mengisap, menusuk menghisap, mengisap.
Sedangkan untum metamorphosis serangga ada yang mengalami metamorphosis
sempurna yaitu Serangga memiliki empat stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur, larva,
pupa (kepompong), dan serangga dewasa (imago) contohnya kupu-kupu, ngengat,
kumbang,nyamuk dll. Dan ada yang mengalami metamorphosis tidak sempurna contonya
jangkrik, belalang, capung, kepik dll.
Daftar Pustaka

Borror, T dan Johnson. 1981. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas


Gadjah Mada
Falahudin, irham. 2015. Identifikasi serangga ordo coleopteran pada tanaman mentimun
di desa tirta mulya kecamatan Makarti Jaya kabupaten Banyuasin. Jurnal Biota Vol.
1 No. 1 Edisi Agustus 2015.
Gendroyono, Heru. 2006. Perlindungan Tanaman. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Kalimantan Timur
Jumar,Ir.2000.Entemologi pertanian.jakaarta:PT.rineka cipta.
Radiyanto, indriya. 2010 . Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada
Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo. J. Entomol. Indon.,
September 2010, Vol. 7, No. 2, 116-121
Sembel, D.T. 1989. Kepik Lygaeidae (Hemiptera) Pada Tanaman Padi di Kecamatan
Dumoga.J. Res and Dev. Vol 1 (1); 59-62.
Smith, C. M., W. John, and S. N. Y. Chichester, 1998. Plant resistance to insect .
Brisbane, To ronto, Singapore. Hal 159 – 187
Weems, H.V., J.B. Heppner, J.L. Nation, T.R. Fasulo. 2015. Oriental Fruit Fly Bactrocera
dorsalis (Hendel) (Diptera : Tephhritidae). IFAS Extension, University of Florida.
http://www.entomoljournal.com/

Anda mungkin juga menyukai