Anda di halaman 1dari 7

BUDIDAYA JAMUR TIRAM

I. PENDAHULUAN

Jamur merupakan tanaman yang berinti, berspora, tidak berklorofil berupa sel atau
benang-benang bercabang. Karena tidak berklorofil, kehidupan jamur mengambil
makanan yang sudah dibuat oleh organisme lain yang telah mati. Jamur tiram bila kita
budidayakan akan mendapat manfaat berganda. Selain rasanya lezat mengandung gizi
yang cukup besar manfaatnya bagi kesehatan manusia sehingga jamur tiram dapat
dianjurkan sebagai bahan makanan bergizi tinggi dalam menu sehari- hari. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan pakar jamur di Departemen Sains Kementrian Industri
Thailand bebarapa zat yang terkandung dalam jamur tiram atau Oyster mushroom adalah
protein 5,94 %; karbohidrat 50,59 %; serat 1,56 %; lemak 0,17 % dan abu 1,14 %. Selain
kandungan ini, Setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori;
8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin B1; 0,75 mg vitamin B2
dan 12,40 ing vitamin C. Dari hasil penelitian kedokteran secara klinis, para ilmuwan
mengemukakan bahwa kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati
berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol,
anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta
kekurangan gizi. Secara social budaya, jamur tiram, merupakan bahan pangan bergizi,
berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkon obat modern. Secare ekonomis
merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani
serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi
masyarakat

II. SYARAT TUMBUH

Tempat tumbuh Jamur tiram termasuk dalam jenis jamur kayu yang dapat tumbuh baik
pada kayu lapuk dan mengambil bahan organic yang ada didalamnya. Untuk
membudidayakan jamur jenis ini dapat menggunakan kayu atau serbuk gergaji sebagai
media tanamnya. Serbuk kayu yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah
dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang keras banyak mengandung selulosa yang
merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu kayu
yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Kayu atau serbuk kayu yang
berasal dari kayu berdaun lebar komposisi bahan kimianya lebih baik dibandingkan
dengan kayu berdaun sempit atau berdaun jarum dan yang tidak mengandung getah,
sebab getah pada tanaman dapat menjadi zat ekstraktif yang menghambat pertumbuhan
misellium. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan serbuk kayu sebagai bahan baku
media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu serbuk kayu yang
digunakan ticlak busuk dan tidak ditumbuhi jarnur jenis lain.

Untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam campuran bahan media tumbuh
selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan berupa bekatul dan
tepung jagung. Dalam hal ini harus dipilih bekatul dan tepung jagung yang mutunya baik,
masih baru sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah menggumpal atau telah
mengalami fermentasi serta tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang dapat
mengganggu pertumbuhan jamur. Kegunaan penambahan bekatul dan tepung jagung
merupakan sumber karbohidrat, lemak dan protein. Disamping itu perlu ditambahkan
bahan-bahan lain seperti kapur (Calsium carbonat) sebagai sumber mineral dan pengatur
pH meter.

Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar
air diatur 60 – 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan
menyerap makanan dari media tanam dengan baik Penambahan air yang tidak bersih
dapat menyebabkan media terkontaminasi dengan mikroorganisme.

Tingkat keasamon ( pH)

Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila
pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. bahkan
mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu
sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 – 7 dengan menggunakan kapur
(Calsium carbonat).

Suhu udara

Pada budidaya jamur tiran suhu udara memegang peranan yang penting untuk
mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal
untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang
memerlukan suhu udara berkisar antara 22 – 28 oC dengan kelembabon 60 – 70 % dan
fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 – 22 oC.

Cahaya

Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam, keadaan gelap/tanpa sinar,
Sebaiknya selama masa pertumbuhan misellium ditempatkan dalam ruangan yang gelap,
tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada
tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buch tidak dapat tumbuh, oleh karena itu
pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar
dengan intensitas penyinaran ? 60 – 70 %

III. TAHAPAN DALAM KEGIATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

1. Persiapan Media Tanam

Sebelum dilakukan penanaman (inokulasi) bibit kedalam media tanam, perlu dilakukan
persiapan-persiapan antara lain:

Menyiapkan bahan dan alat yang digunakan. Mencampur serbuk kayu dengan bahan-
bahan lain seperti bekatul, tepung jagung dan kapur sampai merata ( homogen )
kemudian diayak. Menambah air hingga kandungan air dalam media menjadi 60?-65 %
lalu tentukan pH-nya dengan kertas lakmus.

Memasukkan media tanam kedalam kantung plastik polypropilene dan memadatkannya


lalu bagian atas kantung plastik diberi cincin paralon kemudian dilubangi 1/3 bagian
dengan kayu dan ditutup dengan kertas lilin serta diikat dengan karet pentil.
Melakukan sterilisasi pada suhu 95 OC selama 7 – 8 jam. Mendinginkan media tanam
selama 8 – 12 jam dalam ruangan inokulasi

2. Penanaman ( Inokulasi)

Inokulasi dilakukan setelah media tanam dingin dengan suhu antara 22 – 28 OC.
Menyiapkon alat dan bahan yang diperlukan dalam proses penanaman ( inokulasi ).
Sterilisasi semua alat dan bahan yang akan digunakan. Membuka penutup/ kertas lilin
dan memasukkan bibit dari dalam botol kedalam media tanam dengan menggunakan stik
inokulasi. Menutup kembali penutup/kertas lilin dan mengikat dengan karet pentil.
Memindahkan media tanam yang telah ditanami bibit tersebut kedalam ruangan inkubasi
sampai tumbuh misellium jamur, Lamanya penumbuhan misellium jamur antara 45 – 60
hari. Setelah misellium memenuhi kantong plastik dipindahkan ke ruang produksi dengan
membuka tutup kontong plastik dan menyemprot air secara teratur.
Satu (1 botol) bibit stater F2 jamur tiram,bisa dikembangkan menjadi 50 botol bibit F3,
dan 50 botol bibit F3 dikembangkan menjadi 2000 baglog siap semai.

Budidaya jamur tiram dapat digunakan substrat selain kayu misalnnya serbuk gergaji,
ampas tebu atau sekam. Hal yang perlu diperhatikan dalam budi daya jamur tiram adalah
faktor ketinggian dan persnyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam
dan sumber bibit. Jamur ini hidup baik pada kisaran suhu tingga sekitar 25-30 °C.
• Penyiapan bangunan.
Bentuk dan ukuran bangunan disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk kebutuhan sekitar
500 – 1.000 buah log diperlukan bangunan dengan ukuran 6mx 4m x 4m. Bahan yang
diperlukan berupa tiang, kaso dan sebagainya terbuat dari bambu atau kayu yang telah
diawetkan.

•Pemeliharaan
Substart tanam harus memperhatikan faktor lingkungan. Selama pertumbuhan bibit
(serat/miselia seperti benang kapas), temperatur diatur antara 28-30oC. Sementara untuk
pertumbuhan tubuh buah jamur sampai panen, temperatur diatur antara 26-28oC. Selama
pertumbuhan bibit dan pertumbuhan tubuh buah, kelembaban udara diatur sekitar 90%
karena kalau kurnag maka substrat tanam akan mengering. Agar kelembababan terjamin,
lantai ruangan sebaiknya disiram air bersih pada pagi dan sore hari.
Kehadiran jamur asing yang merugikan ditandai dengan tumbuhnya serat/miselia jamur
berwarna, misalnya hitam, biru coklat kuning. Bila hal ini terjadi., segera jamur
dipisahkan ke luar ruangan dan cepat dibakar. Pertumbuhan tubuh buah awal umumnya
ditandai dengan adanya bintik-0bintik serat berwarna putih yang main lama makin
membesar dan setelah selang beberapa hari akan tumbuh jamur kecil. Bila kondisi sudah
seperti ini, tutup kapad san leher pralon segera dipisahkan dari substrat tanam. Apabila
substrat tanam dusah menghasilkan jamur sangat sedikit atau kecil-kecil, segera diganti
secara keseluruhan dengan yang baru. Selang waktu antara penanaman pertama ke
penanaman berikutnya misalnya 2–3 minggu digunakan untuk membersihkan ruangan,
rak dan peralatan lainnya. Budi daya jamur tiram dapat dilakukan dalam bentuk gantung.
Caranya substrat tanam diberi kayu atau bambu dibagian tenganhanya. kemudian
digantungkan di tempat teduh.
Manfaat & Kandungan Jamur Tiram
Jamur ini terkenal dengan rasa lezat dan aromanya tajam seperti merica. kandungan
gizinya tinggi: protein sekitar 10 – 30%, vitamin C36 –58 mg/100 gram (kondisi kering,
vitamin B2 4.7 – 4.9 mg/100g. Menu masakan seperti nasi goreng jamur dan panggang
jamur sering menggunakan bahan jamur tiram. Jamur tiram selain dapat disayur, juga
dapat diolah menjadi makanan lain misalnya kerupuk, keripik atau dengan nama lain
tiram crip atau tiram chips. Jamur tiram juga populer sebagai masakah sup dan pepes.
Kandungan nutrisi jamur tiram tersusun atas kadar air 92,2%, lemak 1,1, Karbohidrat
total 59,2, serat 12, abu 9,1 dan nilai energi 261.
Masa Panen Jamur Tiram
Jamur dipanen, bekas batang jamur dibersihkan dari substrat tanam karena kalu batang
ini masih tersisi akan membusuk dan merugikan. Lembar kantong plastik diturunkan ke
bawah agar jamur tumbuh lagi. Tergantung pada kandungan substrat tanam, bibit jamur,
serta lingkungan selama pemeliharaa, pemanenan jamur dapat dilakukan antara 4 – 8 kali
dan jumlah jamur yang dipanen permusim dapat mencapai 600 g, sedangkan berat
substrat tanam adalah 1 kg. Dengan nilai REB (Rasio efisinensi biologi adalah 60.
Semakin tinggi nilai REB, semakin baik budi daya jamur tersebut.
Aspek Pemasaran Jamur Tiram
Seringkali dipasarkan dalam bentuk awetan dalam kaleng. Jamur tiram belum ada yang
diekspor utuh secara segar tetapi umumnya dalam bentuk olahan seperti chips atau
crispy. Dipasar setempat, jamur tiram umum dijual tidak dalam bentuk kemasan,
melainkan dalam takaran 100 g atau 1 kg. Jamur tiram yang telah berlendir dibagian luar
tudungnya sebaiknya tidak dikonsumsi karena kemungkinan besar sudah mulai
membusuk oleh bakteri pembusuk. Pangsa pasar untuk produk budi daya jamur tiram
terbuka lebar, di samping kebutuhan konsumen setempat setiap hari.
Hasil Panen Jamur Total
Berdasarkan beberapa literatur dan pengalaman yang ada pada budidaya jamur tiram di
Malaysia dan Thailand, hasil maksimal jamur tiram putih berkisar antara 25% hingga
35% dari berat media baglog. Baglog hasil produksi Agronusa Mushroom memiliki berat
rata-rata 1350 gram. Jadi hasil minimal jamur tiram putih dari media tersebut adalah
337,5 gram, sedangkan maksimalnya adalah 472,5 gram. Berdasarkan pengalaman kami
selama ini, hasil panen jamur tiram putih total selama 4 bulan masa produksi adalah
berkisar antara antara 350 – 380 gram.
Beberapa hal yang mempengaruhi hasil panen jamur tiram putih antara lain adalah :
1. Pengaruh dari media baglog itu sendiri :
– Kualitas dan kuantitas bibit (stern bibit)
– Kualitas nutrisi pada media (bekatul, kapur, gypsum)
– Jenis kayu yang menjadi media serbuk gergaji.
– Sterilisasi media
– Kepadatan media
– Kadar air dan berat media

2. Pengaruh lingkungan dan perawatan :


– Kondisi suhu dan kelembaban pada mushroom house. Suhu optimal 28 oC,
kelembaban 85%.
– Sirkulasi udara / oksigen pada mushroom house harus baik.
– Kondisi cahaya dalam mushroom house tidak boleh terlalu banyak.
– Jarak antara rak tidak boleh terlalu dekat, jarak terbaik adalah 1m

Pasokan Masih Dinanti

Dalam 10 tahun terakhir nilai ekonomis jamur tiram terus meningkat. Jamur jenis ini
sudah lebih dikenal dan memasyarakat dibandingkan jenis jamur lainnya. Permintaan
akan produk ini senantiasa meningkat juga disebabkan karena kebutuhan pasar akan
produk kian meluas, tak hanya dalam bentuk segar, tetapi juga olahan.

Pasar jamur tiram putih sangat potensial. Dengan rasanya yang enak, selain untuk
konsumsi dalam negeri, produk ini juga menembus pasar ekspor. Kebutuhan jamur tiram
dalam bentuk kering maupun yang telah dikalengkan untuk beberapa negara seperti
Singapura, Taiwan, Jepang, Hongkong cukup tinggi. Jangankan memenuhi pasokan
tersebut, kebutuhan jamur dalam negeri saja, petani sulit memenuhi permintaannya.
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) adalah jamur yang hidup di kayu dan mudah
dibudidayakan menggunakan substrat serbuk kayu dan diinkubasikan dalam kumbung.
Jamur tiram dapat ditumbuhkembangkan pada media serbuk yang dikemas dalam
kantong plastik.

Disebut jamur tiram putih karena memang berwarna putih, dengan tangkai bercabang dan
tudungnya bulat berukuran 3-15 cm. Jamur tiram biasa hidup pada daerah bersuhu 10-32
derajat celcius. Harga jamur tiram putih di pasaran bervariasi sekitar Rp1.500 hingga
Rp2.000 per log. Ada juga yang menjual Rp 10.000 per kg untuk partai, atau harga
eceran hingga Rp 12.000 per kg.

In House atau Sewa?

Sebagai modal awal untuk usaha jamur tiram setidaknya diperlukan biaya lahan, biaya
membangun kumbung, ongkos pembuatan media dan juga tungku sterilisasi. Sebagai
gambaran, biaya pembuatan kumbung berkonstruksi bambu bisa mencapai Rp100.000
per m2 .Jika menyimpan 5.000 baglog dibutuhkan kumbung 35m2, maka total biaya
pembuatan kumbung sekitar Rp3,5 juta. Biaya tersebut juga ditambah dengan biaya
pembuatan rak yang mencapai sekitar 30.000 per m2. Bagi yang ingin mengurangi risiko
di bagian biaya modal ini, bisa memilih jalan menyewa kumbung. Dengan jalan ini biaya
modal awal bisa diperhemat.

Pertumbuhan dan produksi jamur sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sehingga
ketekunan pebisnis dalam merawat dan memelihara sangat menentukan keberhasilan.
Untuk memperkaya pengetahuan pada produk ini, pebisnis harus rajin mengikuti
pelatihan terkait produk akan sangat membantu. Berbagai informasi inovasi terbaru juga
bisa didapat melalui kegiatan ini. Inovasi yang bisa mempermudah proses produksi bisa
didapat. Misalnya, belum lama ini ditemukan inovasi baru untuk melipatgandakan
produksi, yaitu sistem gantung dan penambahan eceng gondok sebagai media. Inovasi ini
bisa memotong waktu panen hingga setengah dari biasanya. Permasalahan yang sering
timbul dari usaha ini biasanya adalah ketidakmampuan petani pebisnis memenuhi
permintaan pasokan. Untuk mengatasi ini pebisnis bisa menjalin mitra dengan usaha
sejenis lainnya. (SH)

Sterilisasi bahan baku

Budidaya jamur tiram memang cukup mengggiurkan, proses produksinya mudah. Usaha
ini memanfaatkan bahan baku limbah pertanian berupa serbuk gergaji dan ampas tebu
yang harganya murah. Prospek pasar yang terbuka luas baik dalam maupun luar negeri.
Masyarakat di negara seperti Amerika, Eropa, dan Jepang konsumsi berbagai produk
jamur-nya relative tinggi. Wajar, pembudidayaan jamur tiram secara komersial saat ini
cenderung meningkat.

Proses budidaya jamur tiram pada umumnya meliputi beberapa tahapan yaitu persiapan,
pengayakan, perendaman, pengukusan, pencmpuran, pengomposan, pembuatan media
dan pengisian log, sterilisasi, pendinginan, inokulasi (pemberian bibit), inkubasi
(spawning), penumbuhan (growing) dan pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan praktisi jamur, tahapan sterilisasi, tahapan


pertumbuhan dan pemeliharaan merupakan critical point dalam proses budidaya jamur.
Artinya jika kedua tahapan tersebut dilalui dengan baik maka usaha jamur tiram akan
relatif menguntungkan.

Sterilisasi bertujuan menekan pertumbuhan mikroba seperti bakteri, kapang dan khamir
dapat menghambat pertumbuhan jamur. Perlakuan ini dilakukan dengan berbagai cara
dan kombinasi. Petani jamur umumnya menggunakan alat sterilisasi yakni drum atau
mesin penghasil uap (outoclave).

Keduanya memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Drum modifikasi lebih


murah dan aman dalam pengoperasian. Namun daya tampungnya sedikit dan waktu
sterilisasinya lama. Drum modifikasi ini bekerja dalam waktu 80-90 derajat celsius
selama 10 jam. Suhu capaian yang kurang optimum tersebut masih memungkinkan
kontaminasi mikroba. Biaya pembuatan drum modifikasi sebesar Rp 300 ribu.

Islamiarani (Mahasiswi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian IPB), Azmi Asyidda


Mushoffa ( Mahasiswa Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB)
dan Yudhi Sylvester Palinggi (Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian
IPB) mengembangkan inovasi alat baru yang memadukan dua kelebihan alat tersebut.
Alat tersebut kami namai SterilBak. Keuntungan SterilBak ialah biaya investasi lebih
murah, sebesar Rp 7 juta. Judul : Disain Alat Sterilisasi (SterilBak) dan Tempat
Pertumbuhan Jamur (JamurBox) yang efesien untuk usaha Budidaya Jamur Tiram).

SterilBak mampu menampung 1000 baglog (tempat pertumbuhan jamur) atau drum
sebanyak 10 unit. SterilBak tersusun dari tembok semen dengan ukuran 2 x 2 x 1
meter,tutup ruangan berbahan fiber, rak dari kayu, perangkat pressure gaurge, regulator
uap air, boiler dan pipa besi . Tembok SterilBak dihubungkan dengan boiler yang akan
menyalurkan uap panas.

Selain SterilBak, adalah teknologi Jamurbox yang menggantikan fungsi baglog.


Keuntungan JamurBox ialah waktu panen jamur tiram yang lebih cepat, ramah
lingkungan, aman dari kontaminan, dan dapat menghemat media jamur tiram. JamurBox
terbuat dari plastik poliprofilen. Berbentuk persegi panjang yang disekat menjadi enam
kotak kecil dengan ketinggian masing-masing media tanam sama. Ke-enam JamurBox
tersebut ditutup dengan poliprofilen juga. Ditegah tutup tersebut dibaut lubang sebagai
tempat penyuntikan benih jamur. Banyaknya media tanam seluruh kotak kecil pada
JamurBox sama dengan jumlah media pada satu baglog. Setiap kali pemanenan jamur
tiram pada baglog, media dibuang bagian atasnya kemudian di suntik lagi dengan bibit
jamur. Demikian seterusnya, sehingga produktivitas masing-masing bagian di baglog tadi
memungkinkan. Berbeda dengan plastik baglog setelah beberapa kali panen (1-6 kali),
akan dibuang dan menjadi tumpukan limbah. Hal ini akan merusak keseimbangan
lingkungan.

Secara teknis penggunaan JamurBox dengan plastik lebih baik karena tahan lama dalam
pemakaiannya (diatas 3 tahun) bisa dipakai berulangkali selama tiga tahun. Berdasarkan
analisis parsial perubahan penggunaan teknologi dari plastik menjadi JamurBox, maka
keuntungan tambahan yang akan diperoleh petani jamur tiram sebesar Rp 14.383.300
atau peningkatan keuntungan 369,66 persen dengan kapasitas industri yang sama.

Anda mungkin juga menyukai