Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MIKROBIOLOGI

APLIKASI MIKROBA DALAM BIDANG INDUSTRI

Disusun oleh:

Kamelia Putri M.Nur

1910421021

Dosen Pengampu

Feskaharni Alamsjah, Dr

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Aplikasi Mikroba dalam
Bidang Industri”.

Penyusunan makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,
baik bantuan moril maupun material yang diberikan kepada penulis. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Feskaharni Alamsjah, Dr. selaku desen pengampu mikrobiologi.


2. Kedua orang tua penulis yang memberi bantuan dalam hal moril maupun material.
3. Teman-teman yang memberi bantuan dan support

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin…

Padang, 14 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Tujuan...................................................................................................... 2

1.3 Rumusan Masalah.................................................................................... 2

1.4 Manfaat.................................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 4

2.1 Pengertian Mikrobiologi.......................................................................... 4

2.2 Sejarah Mikroorganisme………….......................................................... 4

2.3 Macam-Macam Mikroorganisme............................................................. 5

BAB 3 PEMBAHASAN......................................................................................... 7

3.1 Mikroba yang Berperan dalam Proses Industri......................................... 7

3.2 Peranan Bakteri yang Menguntungkan dalam Bidang Industri................ 9

3.3 Peranan Bakteri yang Merugikan dalam Bidang Industri......................... 12

3.4 Peran Mikroorganisme dalam Bidang Industri......................................... 12

3.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Mikroorganisme dalam Industri....... 14

3.6 Syarat-Syarat Proses Mikrobiologi Industri.............................................. 16

BAB 4 PENUTUP................................................................................................... 18

4.1 Kesimpulan............................................................................................... 18

4.2 Saran......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sadar atau tidak, banyak terdapat makhluk hidup berukuran renik yang memiliki
peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Jasad renik ini sering disebut sebagai
mikroorganisme. Peran mikroorganisme baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan secara nyata menjadi bukti terjadinya interaksi antara mikroba dengan makhluk
hidup lainnya. Kebanyakan orang tidak menyadari hal itu karena ukuran mikroorganisme
yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme hanya
dapat dilihat dengan menggunakan alat yang disebut mikroskop.

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar


berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba
berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada
juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan
menggunakan alat bantu berupa mikroskop (Anonim, 2012).

Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikroba sebagai


komponen untuk industri atau mengikutsertakan mikroba dalam proses, yang bertujuan
untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi dan bermanfaat. Mikrobiologi industri awalnya
dimulai dengan proses fermentasi alkohol, seperti pada pembuatan “beer” dan “wine”
(minuman dibuat dari buah anggur). Proses mikrobial dikembangkan untuk produksi bahan
farmasi seperti antibiotika, produksi makanan tambahan seperti asam amino, serta produksi
enzim, dan produksi industri kimia seperti butanol dan asam sitrat.

Tidak semua mikroorganisme yang ada dapat digunakan dalam industri.


Mikroorganisme yang diisolasi dari alam memperlihatkan pertumbuhan sel seperti komponen
fisiologi utamanya, sedangkan mikroorganisme industri merupakan organisme yang dipilih
secara hati-hati sehingga dapat membuat satu atau banyak produk khusus. Bahkan jika
mikroorganisme industri merupakan salah satu yang sudah diisolasi dengan teknik
tradisional, mikroorganisme tersebut menjadi organisme yang sangat ‘termodifikasi” sebelum
memasuki industri berskala-besar (Suriawiria, 1995).

Mikroorganisme memberikan peranan penting bagi kelangsungan hidup di muka


bumi ini. Contohnya pada sebuah pohon, pohon tidak akan mnegalami pertumbuhan dan

1
perkembangan yang berarti jika tidak ada mikroba pada akar-akarnya. Jadi dapat disimpulkan
mikroorganisme (jasad renik) sangat penting untuk bumi ini.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah pada makalah ini ialah:

1. Apa saja jenis mikroba yang berperan dalam bidang industri ?

2. Bagaimana peran positif bakteri-bakteri tersebut ?

3. Bagaimana peran negatif bakteri-bakteri tersebut ?

4. Bagaimana peran mikroorganisme dalam bidang industri ?

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi mikroorganisme dalam industri ?

6. Bagaimana syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui mikroba jenis apa saja yang berperan dalam bidang industri.

2. Memahami bagaimana peran positif bakteri-bakteri tersebut.

3. Memahami bagaimana peran negatif bakteri-bakteri tersebut.

4. mengetahui peran mikroorganisme dalam bidang industri.

5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mikroorganisme dalam industri

6. Mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri

1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan mengenai bakteri yang berperan dalam penghasil produk di
bidang industri, Faktor-faktor yang mempengaruhi proses mikrobiologi industry, syarat
syarat yang harus dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri, dan peran menuntungkan
serta merugikan dari mikriba itu sendiri.
2. Bagi Masyarakat

2
Dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai proses-proses yang terjadi
dalam pembuatan berbagai produk olahan yang dalam pembuatannya menggunakan bantuan
bakteri dan manfaat mikroba untuk lingkungan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan, dan penyebaran
jasad hidup seperti mikroba. Mikroba berasal dari kata micros = kecil dan bios =
hidup/kehidupan. Bidang ilmu biologi ini mencakup salah satu kelompok besar jasad hidup
yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat kecil serta sifat hidup yang berbeda dari
jasad gidup lainnya (Suriawiria, 1995)

Mikroorganisme memiliki fleksibilitas yang tinggi karena mikroorganisme ini harus


mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang
tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi,
karen ukurannya yang sangat kecil maka tidak ada tempat yang akan menyimpan enzim-
enzim yang telah dihasilkan. Mikroorganisme ini juga tidak membutuhkan tempat yang
besar, mudah ditumbuhi dalam media buatan, dan tingkat perkembangbiakan yang relative
cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktifitas tersebut maka setiap organisme memiliki peran
dalam kehidupan, baik yang merugikan maunpun yang menguntungkan (Iqbal, 2008).

2.2 Sejarah Mikroorganisme

Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme yaitu : bakteri, protozoa,
virus, algae, dan cendawan mikroskopis. Mikrobiologi dapat dikatan sebagai ilmu ynag masih
muda. Dunia jasad renik baru ditemukah sekitar 300 tahun yang lalu, makna sesungguhnya
mikroorganisme baru dipahami 200 tahun kemudian. Selam 40 tahun terakhir mikrobiologi
muncul sebagai bidang biologi yang berarti. Kini mikroorganisme ini hamper digunakan
dalam semua penelitian biologis (Pelczar, 1986).

Mengenai perkembangan mikrobiologi dapatlah disimpulkan bahwa mikrobiologi


pesat karena hal-hal berikut:

a) Penemuan serta penyempurnaan mikroskop.


b) Jatuhnya teori abiogenesis.
c) Keyakinan orang bahwa pembusukan itu disebabkan oleh mikroorganisme.
d) Bukti yang menunjukan bahwa penyakit itu disebabkan oleh bibit penyakit (Irianto,
2012.)

4
2.3 Macam-Macam Mikroorganisme

Berikut dibawah ini terdapat beberapa macam-macam mikroorganisme, antara lain


menurut (Dwidjoseputro, 2005):
 Parasit
Parasit adalah hewan mikroskopis yang dapat mengurangi produktivitas hewan inang.
Parasit dapat menginfeksi manusia dan hewan, seperti menyerang kulit manusia. Parasitoid
adalah parasit dari organisme lain yang menggunakan jaringan untuk kebutuhan gizi mereka
sampai orang-orang yang menunggang meninggal karena kehilangan jaringan atau nutrisi
yang dibutuhkan. Parasitoid juga dikenal sebagai necrotroph.
 Jamur
Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan kategori jamur. Jamur ini biasanya
tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan makanan. Misalnya, jamur yang
ditemukan pada permukaan daging, daging dapat dibuang bagian tanpa harus membuang
semua daging.
 Ragi
Ragi atau Fermen adalah zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya
mengandung mikroorganisme yang memfermentasi dan media kultur untuk mikroorganisme.
Medium kultur ini bisa dalam bentuk butiran kecil atau nutrisi cair. Ragi umumnya
digunakan dalam industri makanan untuk membuat makanan dan minuman fermentasi seperti
acar, tempe, tape, roti, dan bir.
 Chlamydia
Chlamydia merupakan golongan organisme yang termasuk juga bakteri.
Perbedaannya ukurannya lebih kecil. Ukurannya sekitar 0,2-0,5 µm garis tengahnya. Bersifat
parasit obligat intraseluler. Karena sifat paratisme obligat intraseluler, chlamydia pernah
dianggap sebagai virus.
Perbedaan chlamydia dengan virus, yakni materi genetiknya ADN dan ARN (virus salah satu
materi genetik saja, ARN saja atau ADN saja), pembelahan biner (virus tidak), memiliki
dinding sel yang keras mirip dengan dinding sel bakteri, tetapi tidak ada asam muramat,
mempunyai ribosom (virus tidak).
 Rickettsia
Rickettsia adalah kuman kecil yang merupakan parasit obligat intraseluler. Bentuknya
pleomorfik, tampak sebagai batang pendek ukuran 600 x 300 nm, atau sebagai kokus. Kuman
ini terdapat tunggal, berpasangan, dalam rantai pendek, atau filamen. Dengan pewarnaan

5
Giemsa kuman ini berwarna biru dan dengan pewarna mecchiavello kuman ini berwarna
merah. Kuman ini memiliki dinding sel yang mengandung asam muramat, mirip dengan
dinding sel Gram negatif. Pembelahan yang terjadi seperti pada mikroorganisme yang lain.
 Mikoplasma
Mikoplasma merupakan organisme yang sangat pleomorfik, karena tidak memiliki
dinding sel yang keras dan sebagai gantinya diliputi oleh unit membran berlapis tiga. Ukuran
mikoplasma sangat berbeda-beda, garis tengahnya berkisar dari 50-500 nm.
 Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi
di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena
virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
 Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok besar
organismeprokariota, selain archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar
dalam kehidupan di bumi. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel,
kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Bakteri dapat
ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme
lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.Pada umumnya,
bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700
μm, yaitu Thiomargarita.Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan
jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan).Beberapa jenis bakteri
bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Mikroba yang berperan dalam bidang industri.

Beberapa mikroorganisme yang berperann dalam bidang industri, yaitu:


A.    Bakteri
Ada berbagai macam bakteri yang berperan penting dalam industri khususnya proses
fermentasi, antara lain sebagai berikut (Anonim, 2012):
1.      Acetobacter acetii
            Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat yang mengoksidasi alkohol sehingga
menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan tapai yang
melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa asam.
2.      Acetobacter xylinum
Bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata de coco. Acetobacter xylinum mampu
mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel yang
mengambang di permukaan substrat. Bakteri ini juga terdapat produk kombucha yaitu
fermentasi dari teh.
3.      Bacillus sp.
                Bacillus sp. merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas. Pada mulanya
hanya digunakan untuk menghasilkan enzim amilase. Namun kini berkembang untuk
bioinsektisida yang diwakili Bacillus thuringiensis maupun untuk penanganan
limbah Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Melalui rekayasa genetika, kini bakteri ini
juga digunakan untuk produksi bahan baku plastik ramah lingkungan.
4.      Bividobacterium sp.
            Bakteri ini bersifat anaerob dan digunakan sebagai mikroba probiotik. Produk
probiotik dari bakteri ini biasanya berbentuk padat.
5.      Lactobacillus sp.
            Bakteri ini cukup populer karena selain dapat digunakan dalam produksi asam lakat
juga berperan dalam fermentasi pangan seperti yogurt, saurkeraut dan juga produk probiotik
yang saat ini banyak diminati masyarakat. Probiotik merupakan mikrobia yang dikonsumsi
untuk mengatur flora usus. Asam laktat dari bakteri ini dapat dibuat poli asam laktat sebagai
bahan baku plastik ramah lingkungan.

7
B.        Khamir
Khamir ada yang yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan manusia.
Khamir banyak dimanfaatkan dalam bidang industri yaitu proses fermentasi pada pembuatan
roti, bir, wine, vinegar dan sebagainya. Khamir yang tidak diinginkan adalah yang ada pada
makanan dan menyebabkan kerusakan pada saurkraut, jus buah, sirup, molase, madu, jelly,
daging dan sebagainya. Khamir yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya
sebagai berikut (Black, 2005):
1.      Saccharomyces cerevisiae, merupakan khamir yang paling populer dalam pengolahan
makanan. Khamir ini telah lama digunakan dalam industri wine dan bir. Dalam industri
pangan, khamir digunakan dalam pengembang adonan roti dan dikenal sebagai ragi roti.
2.      Saccharomyces roxii, adalah khamir yang digunakan dalam pembuatan kecap dan
berkontribusi pada pembentukan aroma.

C.        Jamur
Jamur yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya sebagai berikut
(Pelczar, 1988):
1.    Aspergillus niger. Jamur ini digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat
merupakan salah satu asam organik yang banyak digunakan dalam bidang industri pangan 
misalnya pada pembuatan permen dan minuman kemasan. Jamur ini sering mengontaminasi
makanan misalnya roti tawar.
2.    Rhizopus oryzae. Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktivitas jamur Rhizopus
oryzae menjadikan nutrisi pada tempe siap dikonsumsi manusia. Aktivitas enzim yang
dihasilkan menjadikan protein terlarut meningkat. Produk tempe kini juga telah dikembngkan
menjadi isoflavon yang penting bagi kesehatan.
3.    Neurospora sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi
tradisional. Produk oncom yang dikenal di Jawa Barat adalah hasil fermentasi yang
dilakukan Neurospora sitophila. Produksi spora untuk sumber beta karoten yang dapat
disubstitusikan pada makanan juga telah diteliti. Selain mampu memberikan asupan, beta
karoten juga merupakan sumber warna yang cukup menarik.
4.    Monascus purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiolog jarang dikenal karena produk
yang dihasilkan. Mula pertama jamur ini ditemukan di Jawa namun menjadi produk utama
Cina dengan nama angkak. Angkak adalah fermentasi pada beras. Jamur ini menghasilkan
pewarna alami yang umumnya digunakan pada masakan Cina. Saat ini telah ditemukan

8
adanya zat aktif pada ngkak yang dapat membantu kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk
kapsul.
5.    Penicillium sp. Jamur ini paling terkenal karena kemampuannya menghasilkan
antibiotika yang disebut pensilin. Sejak pertama kali dikenal terus digunakan sampai
sekarang. Jamur pengasil antibiotika saat ini telah banyak diketahui sehingga ragam
antibiotik pun semakin banyak. Selain itu pembuatan antibiotika, spesies yang lain juga
digunakan dalam pembuatan keju khusus.

3.2 Peranan Bakteri yang Menguntungkan dalam Bidang Industri


Di dalam bidang industri juga terdapat bakteri yang menguntungkan dalam bidang ini.
Terutama dalam bidang industri pangan. Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu
melakukan proses fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi
jenis makanan. Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa
simpan yang lebih lama, juga dapat meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru
dan unik pada makanan tersebut (Pratiwi, 2008).
Dalam bidang industri kimia peranan mikroorganisme sangat dibutuhkan karena pada
dasarnya mikroorganisme tidak hanya bersifat sebagai parasit akan tetapi ada yang
menguntungkan, sebagai contoh bakteri Escherichia coli yang berperan dalam proses
produksi terutama fermentasi. Selain itu peran lain dari mikroorganisme khususnya bakteri
adalah dalam penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut dan penguraian zat-zat yang
bersifat toksik di sungai atau laut. Selain bakteri juga ada jamur dan khamir yang akan
diuraikan peranannya dalam bidang industri khususnya industri kimia. Cabang ilmu
bioteknologi yang mempelajari industri khususnya mengenai pengembangan dan produksi
senyawa baru ataupun sumber energi yang terbarukan dengan menggunakan mikroorganisme
seperti jamur, khamir, bakteri serta dibantu oleh enzim tertentu untuk memudahkan
pengolahan limbah dan proses produksi industri disebut bioteknologi putih atau abu-abu
(Fadma, 2013).

1. Peragian Alkohol oleh Ragi (Khamir) dan Bakteri


Penggunaan khamir dalam industri seperti pada fermentasi alkohol, industri biomassa
dan bahan baku karbohidrat (Fadma, 2013). Pada kondisi anaerob pada tumbuhan dan
beberapa fungi terjadi penimbunan alkohol khususnya etanol. Penghasil alkohol (etanol)
adalah ragi terutama dari Saccharomyces cerevisiae. Seperti halnya fungi, ragi bernafas aerob
dalam lingkungan terisolasi dari udara, ragi akan meragikan karbohidrat menjadi etanol dan

9
karbondioksida. Pada beberapa bakteri anaerob termasuk anaerob fakultatif pada peragian
heksosa dan pentosa menghasilkan alkohol sebagai produk utama. Gay-lussac merumuskan
proses pengubahan glukosa menjadi etanol dalam reaksi sebagai berikut (Fadma, 2013)
C6 H12 O6 = 2CO2 + 2C2 H5 OH
Peragian dari glukosa menjadi etanol dan karbondioksida oleh ragi 5
Saccharomyces cerevisiae berlangsung melalui alur fruktosa difosfat. Piruvat
didekarboksilasi menjadi asetaldehid oleh piruvat dekarboksilase dengan bantuan tiamin
pirofosfat. Asetaldehid oleh alkohol dehidrogenase direduksi dengan NADH2 menjadi etanol
(Fadma, 2013).

2. Pembentukan Etanol Oleh Bakteri


Bakteri Zymomonas mobilis menguraikan glukosa melalui alur 2-keto-3deoksi-6-
fosfoglukonat dan memecah piruvat dengan bantuan enzim piruvat dekarboksilase menjadi
asetaldehid dan karbondioksida. Asetaldehid kemudian direduksi menjadi etanol. Etanol dan
karbon dioksida dan asam laktat dalam jumlah kecil adalah produk peragian yang khas.
Etanol dalam minuman keras agave berasal dari atom C 2 dan 3 dan juga dari C 5 dan 6 dari
glukosa sedangkan etanol ragi berasal dari atom-C 1, 2, 5 dan 6. Pada peragian dari beberapa
Enterobacteriace dan Clostridium, etanol sebagai produk samping peragian. Prastadium
etanol yaitu asetaldehid tidak langsung dibebaskan oleh piruvat dekarboksilase dari piruvat
tetapi direduksi oleh asetil-koA. Alkohol dibentuk melalui alur lain oleh bakteri asam laktat
yang heterofermentative seperti Leuconostoc mesenteroides. Glukosa diuraikan melalui tahap
pertama dari alur pentosa fosfat menjadi pentosa fosfat fosfoketolase bekerja terhadap
xilulosa-5-fosfat dengan reaksi sebagai berikut (Fadma, 2013):
xilulosa-5-fosfat + P asetilfosfat + gliserinaldehid-3-fosfat
Asetilfosfat yang terbentuk kemudian direduksi menjadi etanol oleh asetaldehid
dehidrogenase dan alkohl dehidrogenase. Produk lain yaitu gliserin-aldehid-3-fosfat direduksi
menjadi laktat melalui piruvat (Fadma, 2013).

3. Pemisahan Logam Berat oleh Bakteri


Bakteri yang berperan dalam proses pemisahan logam berat adalah Thiobacillus
ferroxidans dan Thiobacillus oxidans. Kedua bakteri ini termasuk khemolitotrof artinya
bakteri pemakan batuan yang tumbuh subur di tempat pertambangan ataupun dalam
lingkungan tanpa ada zat organik dan berperan untuk mengekstraksi berbagai jenis logam.

10
Energi dapat diperoleh bakteri dari oksidasi zat anorganik(besi dan belerang). Bakteri ini
dapat mengekstrak karbondioksida secara langsung menjadi karbon (Fadma, 2013).

4. Produksi Asam-asam Organik


Banyak asam organik dalam skala besar di bidang industri kimia dihasilkan dengan
cara oksidasi tidak sempurna dengan bantuan dari mikroorganisme. Asam-asam organik
tersebut salah satunya asam-asam amino. Contoh asam organik lain seperti asam sitrat, asam
glukonat, asam apel dan asam itakonat dalam proses pembuatannya dibantu dengan fungi
(jamur). Pada pembuatan asam cuka dan asam glukonat dapat dihasilkan dengan bantuan
bakteri. Saat ini, dalam bidang industri kimia digunakan bakteri sebagai pembentuk asam-
asam amino (Fadma, 2013).

5. Pengolahan Air Limbah


Untuk menguraikan zat organik menjadi anorganik yang stabil diperlukan mikroba
aerob. Bakteri anaerob dapat memecah gula menjadi air, karbondioksida dan juga energi.
Agar dapat bekerja secara maksimal, bakteri anaerob memerlukan suhu yang tinggi dan pada
pH 6,5 – 8,5 (Fadma, 2013).

Cara pengolahan air limbah ini mencakup 3 cara yaitu (Fadma, 2013):
1.Cara Aerobik
Pengolahan air limbah secara aerobik, bakteri aerob memerlukan udara dalam proses
pengolahan air limbah sehingga diperlukan aerator atau kolam aerob. Adanya aerator ini agar
bakteri tetap hidup pada waktu proses penguraian karena oksigen dapat disuplai dari
lingkungan melalui aerator. Contoh penggunaan cara aerobik ini seperti pada bending air
sungai yang tercemar (Fadma, 2013).
2.Cara Anaerobik
Pada pengolahan air limbah secara aerobik, pada saat proses penguraian bakteri dapat
hidup dengan sedikit oksigen atau tanpa oksigen akan tetapi dalam proses pengolahannya
memakan waktu yang lebih lama dan menimbulkan bau. Contoh penggunaan cara anaerobik
seperti pada septic tank (Fadma, 2013).
3.Cara Fakultatif
Pengolahan air limbah dengan cara fakultatif ini melibatkan dua cara sebelumnya,
yakni sebagian proses dengan cara aerob kemudian dilanjutkan dengan cara anaerob. Contoh

11
penerapan cara fakultatif misalnya pada IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) (Fadma,
2013).

3.3 Peranan Bakteri yang Merugikan dalam Bidang Industri


Peranan bakteri yang merugikan dalam bidang industri dapat dilihat dalam
tabel berikut : (Tiniew,2012).

Bahan Aksi mikroorganisme Mikroba penyebab


Kertas Lendir, noda, pemucatan warna, Bakteri berkapsul,
melunakan, dan menghancurkan serat

3.4 Peran Mikroorganisme dalam Bidang Industri


Mikroorganisme dapat dipandang sebagai pabrik kimia mini oleh karena
kemampuannya yang beragam dalam menciptakan perubahan-perubahan kimiawi. Beberapa
substansi alamiah dapat diubah oleh beberapa mikroorganisme. Mikroorganisme dapat
mengubah bahan mentah menjadi suatu produk baru yang bernilai ekonomis. Pemanfaatan
mikroba dalam bidang industri telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia telah banyak diproduksi secara
komersial. Pemanfaatan mikroba dalam bidang industri antara lain produksi cuka,
pembuatan alkohol, ragi roti, gasohol, produksi penisilin, produksi enzim, pengubahan
steroid, hingga pemanfaatan mikroba dalam bidang mikrobiologi perminyakan dan
pertambangan.
Produk industri dengan kualitas yang diinginkan dapat dihasilkan dengan
dilakukannya koordinasi metabolisme. Peran koordinasi metabolisme merupakan proses yang
sangat penting dalam hal mikrobiologi industri. Hal ini dikarenakan dengan adanya
koordinasi metabolisme dapat diharapkan kinerja produksi menjadi meningkat, baik dari
segi kualitas maupun kuantitas dalam waktu yang relatif cepat. Hal ini sebagaimana
pernyataan Budiyanto (2004), menyatakan bahwasanya ada 6 cara koordinasi
mikroorganisme yang dapat digunakan dalam industri mikrobial, yaitu sebagai berikut :
A. Induksi
Induksi enzim didefinisikan sebagai peningkatan relative kecepatan sintesis
sebuah enzim tertentu, yang dihasilkan dari eksposur sel terhadap suatu bahan kimiawi
yaitu suatu penginduksi (induser). Enzim-enzim yang dapat menginduksi dibutuhkan jika
mikroorganisme berada dalam medium yang terbatas nutrisinya, misalnya hanya sebuah

12
polisakarida sebuah oligosakarida, dan sebuah asam amino sebagai sumber satu-satunya
karbon atau energi.
B. Pengaturan (represi) Katabolit
Represi katabolit dapat didefinisikan sebagai penururnan relatif kecepatan sintesis
suatu enzim khusus, yang dihasilkan dari ekposur terhadap suatu sumber karbon yang
diasimilasi secara cepat. Kasus yang klasik adalah represi katabolit b-galaktosidase oleh
pertumbuhan Escherisia coli pada glukosa.
C. Pengaturan Umpan Balik
Enzim-enzim degeneratif umumnya diatur oleh proses-proses induksi an pengaturan
katabolit, sedangkan enzim-enzim biosintetik yang mengubah senyawaan-senyawaan
kompleks makromolekul umumnya dikontrol oleh pengaturan umpan balik. Terdapat dua
cara pengaturan umpan balik, yaitu penghambatan umpan balik (inhibition) dan sistem
represi umpan balik (represion).
D. Pengaturan pada Jalur Bercabang (Branced Pathway)
Suatu masalah akan timbul jika mikroorganisme membentuk lebih dari satu produk
akhir dari suatu sekuen metabolik yang umum, yang bercabang di satu atau lebih titik
percabanga. Dalam kasus seperti ini sel harus memiliki mekanisme pencegahan suatu produk
akhir dari interferensi dengan produksi senyawa lain yang diturunkan dari sekuen
metabolik umum. Tanpa mekanise seperti itu situasi akan menjadi kacau.
E. Pengaturan Asam Amino pada Sintesis RNA
Pada saat sebuah urutan asam amino kehabisan masukan asam amino pada medium
pertumbuhannya, maka bukan hanya sintesis protein yang terhenti, tetapi juaga sintesis
RNA. Kontrol sintesis RNA oleh asam amino bersifat ekonomis untuk sel, karena
pembentukan RNA pada saat tidak terjadi sintesis protein merupakan suatu pemborosan yang
sia-sia.
F. Pengaturan Muatan Energi
Banyak reaksi metabolisme antara memberikan masukan energi dalam bentuk
ATP, dengan demikian tidak mengherankan menemukan jalur Embden-Meyerhof dan siklus
krebs yang diatur oleh keseimbangan antara ATP, ADP, dan AMP di dalam sel. Muatan
energi = (ATP + 0,5 ADP) / (ATP + ADP + AMP), tidak hanya mengatur kegiatan enzim-
enzim katabolik yang menghasilkan pembentukan ATP, tetapi juga pada enzim-enzim
biosintetik yang menggunakan ATP.
Produk-produk yang dihasilkan oleh sel-sel mikroorgamisme sebagaimanan telah
disinggung diatas, merupakan produk yang bernilai ekonomis dan bermanfaat bagi

13
kehidupan manusia apabila dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Sebagaimana pernyataan
Budiyanto diatas, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil produksi koordinasi
metabolisme mikroba. Tanpa adanya koordinasi metabolisme mikroba, kemungkinan besar
produk yang dihasilkan akan mengalami kerusakan atau memiliki mutu yang rendah. Hal ini
juga akan berpengaruh terhadap nilai jual dari produk industri mikrobial yang dihasilkan.
Peranan bakteri yang menguntungkan dalam bidang industri dapat dilihat pada tabel berikut
(Pelczar & Chan 2012).
No. Bakteri Produk Kegunaan
1. Clostridium asetobutylicum Aseton-Butanol Pelarut : Pembuatan bahan
kimia
2. Bacillus polymyxa Buthanedhiol Pelembab intermediat kimia
3. Gluconobacter suboxydans Dihidroksiaseton Bahan kimia halus
4. Pseudomonas sp Asam 2- Intermediet untuk asam D-
Ketoglekunat araboaskorbat
5. Gluconobacter suboxydans Asam 5- Intermediet asam tartat
Ketoglukonat
6. Lactobacillus delbrueckii Asam laktat Produk pangan, tekstil, dan
pembuatan bahan kimia
7. Bacillus subtiliis Amilase bakteri Memodifikasi pati,
merekatkan kertas, melepas
perekat pada tekstil
8. Bacillus subtilis Protase bakteri Memperhalus struktur dan urat
kulit binatang, melepaskan
serat
9. Gluconobacter suboxydans Sarbose Pembuatan asam askorbat
10. Leuconostoc mesenteroides Dekstran Stabilisator dalam produk
pangan

3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme dalam Industri


Kegiatan mikroba dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Perubahan dilingkungan
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroorganisme.
Beberapa golongan mikroorganisme resisten terhadap perubahan lingkungan karena dengan
cepat melakukan adaptasi dengan lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang sering
mempengaruhi pertumbuhan mikroba antara lain (Anonim, 2012):
 Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan mikroba. Beberapa
mikroba mampu hidup dalam kisaran suhu yang luas. Terkait dengan suhu pertumbuhan

14
maka dikenal suhu minimum, maksimum dan optimum. Suhu minimum adalah suhu yang
paling rendah dimana kegiatan mikroba masih berlangsung. Suhu optimum adalah suhu yang
paling baik untuk kehidupan mikroba. Sedangkan suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang
masih dapat menumbuhkan mikroba tetapi pada tingkat kegiatan fisisologi yang paling
rendah.
Atas dasar suhu perkembangannya mikroba dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu
psikofil, mesofil dan termofil.
 Mikroba psikofil/kriofil dapat tumbuh pada suhu antara 0 o C-30o C, dengan suhu
optimum 15OC. Kebanyakan tumbuh ditempat-tempat dingin, baik di daratan maupun
dilautan.
 Mikroba mesofil mempunyai suhu optimum antara 25-37 oC, dengan suhu minimum
15oC dan suhu maksimum antara 45-55oC. Mikroba ini biasa hidup pada tanah dan
perairan.
 Mikroba termofil mempunyai suhu pertumbuhan antara 40-75oC, dengan suhu
optimum 55-60oC.
 Kelembaban
Tiap jenis mikroba mempunyai kelembaban optimum tertentu. Pada umumnya khamir
dan bakteri membutuhkan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan jamur. Banyak
mikroba yang tahan tahan hidup dalam keadaan kering untuk waktu yang lama. Misalnya
mikroba yang membentuk spora dan mentuk-bentuk Krista.
 pH
Berdasarkan pH yang ada, mikroba dikenal dengan asidofil, neurofil, dan alkalifil.
Asidofil adalah mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-5,0. Mikroba neutrofil adalah
mikroba yang mampu tumbuh pada kisaran pH 5,5-8,0 sedangkan mikroba alkalifil dapat
tumbuh pada kisaran pH 8,4-9,5. Bakteri memerlukan pH 6,5-7,5, khamir memerlukan pH
4,0-4,5, sedangkan jamur mempunyai kisaran pH yang luas.

 Ion-ion logam
Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au dan Pb pada kadar yang sangat rendah
dapat bersifat toksik. Daya bunuh logam berat pada kadar rendah disebut oligodinamik. Ion-
ion logam dapat mengganggu sistem enzim sel. Misalnya Hg ++ akan bergabung dengan gugus
sulfidril (-SH) dalam enzim sehingga aktivitas enzim dengan gugus aktif sulfidril akan
terhambat aktivitasnya. Ion-ion Li++ dan Zn++ bersifat toksik

15
bagi Lactobacillus dan Leuconostoc, namun demikian jika Ph diturunkan maka peracunan Li +
+
 dan Zn++ dapat dikurangi.
 Iradiasi
Radiasi pengion dicirikan oleh energi yang sangat tinggi dan kemampuan penetrasi
yang besar. Demikian juga sifat letalnya. Penggunaan radiasi pengion terutama pada bidang
farmasi, kedokteran,proses industri, serta digunakan dalam bidang mikrobiologi, misalnya
menggunakan sinar ultraviolet dan sinar gamma.

3.6 Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi dalam Proses Mikrobiologi Industri


            Dari segi perindustrian, mikroba merupakan pabrik zat kimia yang mampu melakukan
perubahan yang dikehendaki. Mikroba merombak bahan mentah dan mengubah bahan
mentah menjadi suatu produk baru. Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi dalam proses
mikrobiologi industri, antara lain (Waluyo, 2004):
a.    Organisme
Organisme yang akan digunakan harus dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang cukup
banyak. Karakteristik penting yang harus dimiliki mikroorganisme industri yaitu harus
tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat,
memiliki sifat-sifat genetik yang stabil, mampu menghasilkan substansi yang menarik, serta
dapat dipelihara dalam periode waktu yang sangat panjang di laboratorium. Mikroba yang
digunakan dalam industri adalah kapang, khamir, bakteri, dan virus.
b.    Medium
Substrat yang digunakan oleh organisme untuk membuat produk baru harus murah dan
tersedia dalam jumlah yang banyak. Misalnya, limbah yang banyak mengandung nutrisi dari
industri persusuan dan industri kertas untuk menghasilkan bahan-bahan yang bernilai tinggi.
c.    Hasil
Fermentasi industri dilakukan dalam tangki-tangki yang besar kapasitasnya dapat mencapai
200.000 liter. Produk metabolisme mikroba biasanya merupakan campuran heterogen yang
terdiri dari sel-sel mikroorganisme dalam jumlah yang sangat banyak, komponen-komponen
medium yang tidak terpakai, dan produk-produk metabolisme yang tidak dikehendaki.
Karena itu, harus dikembangkan metode-metode yang mudah dilaksanakan dalam skala besar
untuk memisahkan dan memurnikan produk akhir yang diinginkan.
d.   Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan tumbuhan.
e.    Bersifat non-patogen dan bebas toksin, atau jika menghasilkan toksin harus cepat di-
inaktifkan.

16
f.    Mikroorganisme industri harus dapat direkayasa secara genetik. Rekayasa genetika pada
mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba
untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat
proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan),
untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta Pembuatan insulin manusia dari
bakteri (Sel pankreas yang mempu mensekresi Insulin digunting, potongan DNA itu
disisipkan ke dalam Plasmid bakteri) DNA rekombinan yang terbentuk menyatu dengan
Plasmid diinjeksikan lagi ke vektor, jika hidup segera dikembangbiakkan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat diperileh simpulan bahwa:

17
1. Ada beberapa mikroba yang berperan dalam proses industry diantaranya bakteri, fungi, dan
khamir.

2. Peranan bakteri yang menguntungkan dan merugikan dalam bidang industri diantaranya 1.
Peragian Alkohol oleh Ragi (Khamir) dan Bakteri, 2. Pembentukan Etanol Oleh Bakteri, 3.
Pemisahan Logam Berat oleh Bakteri, 4. Produksi Asam-asam Organik, 5. Pengolahan Air
Limbah ini adalah dampak positif dari bakteri. Kemuadian peranan bakteri yang merugikan
dalam bidang industri dapat dilihat dalam proses pembuatan kertas apabila ada bakteri

3. Peran mikroorganisme dalam bidang industri yaitu bidang industri menghasilkan produk-
produk penting yang berguna dalam pembuatan bahan kimia, maupun antibiotik. Dan
beberaapa mikroba dalam bidang industri antara lain Clostridium asetobutylicum, Bacillus
polymyxa, Gluconobacter suboxydans, Pseudomonas sp, Gluconobacter suboxydans,
Lactobacillus delbrueckii, Bacillus subtillis, Bacillus subtilis, Leuconostoc mesenteroides,
dan Gluconobacter suboxydans. Mikroba-mikroba tersebut adalah kedalam mikroba yang
berperan positif.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi mikroorganisme dalam industry yaitu suhu, pH, ion-ion
logam dan iradiasi. Ini merupakan contoh factor yang mmeprngaruhi mikroba.

5. Syarat-syarat proses mikrobiologi industri diantaranya yaitu:

 Organisme, Organisme yang akan digunakan harus dapat menghasilkan produk dalam
jumlah yang cukup banyak. Mikroba yang digunakan dalam industri adalah kapang,
khamir, bakteri, dan virus.
 Medium, Substrat yang digunakan oleh organisme untuk membuat produk baru harus
murah dan tersedia dalam jumlah yang banyak.
 Hasil, Produk metabolisme mikroba biasanya merupakan campuran heterogen yang
terdiri dari sel-sel mikroorganisme dalam jumlah yang sangat banyak, komponen-
komponen medium yang tidak terpakai, dan produk-produk metabolisme yang tidak
dikehendaki.
 Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan
tumbuhan.

4.2 Saran

18
Sebaiknya dalam pemanfaat mikroorganisme, kita harus mengetahui apakah mikroba
tersebut sesuai dengan yang kita butuhnya. Karena jika kita salah dalam penggunaannya
maka akan berpengaruh pada produk yang akan dibuat dan juga berpengaruh pada
lingkungan kita. Oleh karena itu mikroba tidak bisa sembarang digunkan saja, karena
mikroba ini memiliki dampak positif dan negatifnya. Jadi kita harus berpandai-pandai
menggunakannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Surakarta : Laboratorium Biologi UMS.

Black, Joice. M., & Hawk, Jane. H. 2005. Medical Surgical Nursing; clinical management
for positive outcomes. 7th Edition. St. Louis : Elsevier. Inc

Budiyanto. 2004. Mikrobiologi Terapan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

19
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, virologi, dan mikologi). Malang:
Universitas Negeri Malang.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.

Fadma, Lulul. 2013. Peranan Bakteri, Jamur Dan Khamir Di Bidang Industri Kimia.
http://murniilmu.blogspot.com. Diakses pada hari Minggu, 24 November 2013 pukul
19:16.

Iqbal, Ali. 2008. Peran Mikroorganisme Dalam Kehidupan. Bandung: Angkasa Bandung.

Irianto, Koes. 2012. Menguak dunia mikroorganisme jilid I. Bandung: Yrama Widya.

Pelczar, M. J., Chan, E. C. S., 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas


Indonesia Press.

Pelczar, Michael. J dan E.C.S. Chan. 2012. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta :

UI Press.

Pratiwi, Sylvia., T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.

Suriawiria. 1995. Pengantar mikrobiologi umum. Bandung: Angkasa Bandung.

Tiniew, Dahe. 2012. Peran Bakteri. http://tiniewtiniew.blogspot.com. Diakses pada hari


Minggu, 24 November 2013 pukul 18:12.

Waluyo, L. 2004 . Mikrobiologi Lingkungan. Cetakan Kedua. UMM Press. Malang.

20

Anda mungkin juga menyukai