Anda di halaman 1dari 22

MIKROORGANISME DAN INDUSTRI

MAKALAH
MIKROBIOLOGI TERAPAN

OLEH:
1. Wahyuni (20177021)
2. Winda Ayu Fietri (20177023)

Dosen Pengampu:
Dr. Linda Advinda, M.Kes

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah
yang membahas tentang “Mikroorganisme Dan Industri” meskipun sangat jauh
dari kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia
dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait
dengan materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat
dipahami oleh pembaca. Dan kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
dosen yang membimbing mata kuliah Mikrobiologi Terapan, Ibuk Dr. Linda
Advinda, M.Kes atas bimbingannya. Kami juga mengharapkan agar makalah ini
dapat dijadikan pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan
makalah ini,.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan
makalah ini dengan baik, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing maupun pembaca.

Padang, 03 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikrobiologi Industri............................................................. 3
B. Pentingnya Mikroorganisme Dalam Bidang Industri.............................. 3
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mikroorganisme Dalam Industri. . . 5
D. Mikroorganisme Untuk Industri.............................................................. 6
E. Produk Mikrobiologi Industri.................................................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 18
B. Saran........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bioteknologi merupakan suatu kajian yang berhubungan dengan
penggunaan organisme hidup atau produknya dalam proses industri berskala
besar. Bioteknologi mikroorganisme adalah aspek bioteknologi industri yang
berhubungan dengan proses yang melibatkan mikroorganisme. Bioteknologi
mikroorganisme kadang-kadang disebut mikrobiologi industri, suatu bidang
yang lama dan sudah diperbaharui pada beberapa tahun terakhir ini karena
penambahan teknik rekayasa genetika.
Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikroba
sebagai komponen untuk industri atau mengikutsertakan mikroba dalam
proses, yang bertujuan untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi dan
bermanfaat. Mikrobiologi industri awalnya dimulai dengan proses fermentasi
alkohol, seperti pada pembuatan “beer” dan “wine” (minuman dibuat dari buah
anggur). Salah satu contohnya adalah bakteri yang dapat dikembangkan untuk
pembuatan makanan dan produksi antibiotik, obat-obatan, vaksin, serta
produksi enzim, dan produksi industri kimia seperti butanol dan asam sitrat.
Tidak semua bakteri yang ada dapat digunakan dalam industri. Dalam
industri makanan, bakteri asam laktat seperti Lactobacillus, Lactococcus dan
Streptococcus digunakan dalam pembuatan produk susu seperti keju, termasuk
keju dan krim keju, mentega berbudidaya, krim asam, yogurt dan kefir. Dalam
industri farmasi, bakteri yang digunakan untuk memproduksi antibiotik, vaksin
dan enzim medis. Bakteri yang diisolasi dari alam memperlihatkan
pertumbuhan sel seperti komponen fisiologi utamanya, sedangkan bakteri yang
berperan dalam dunia industri merupakan organisme yang dipilih secara hati-
hati sehingga dapat membuat satu atau banyak produk khusus. Bahkan jika
suatu bakteri digunakan dalam industri yang sudah diisolasi dengan teknik
tradisional, bakteri tersebut menjadi organisme yang sangat ‘termodifikasi”
sebelum memasuki industri berskala-besar (Suriawiria, 1995). Penentuan

1
produk industri menggunakan jasa bakteri sangat tergantung dari sifat-sifat
bakteri yang dipilih. Bakteri yang dipilih harus memenuhi kriteria-kriteria,
antara lain: memiliki sifat-sifat yang stabil, mampu tumbuh pesat, tidak
patogenik, memiliki sifat potensial menjamin proses biotransformasi
berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bakteri yang terpilih ini
berupa galur-galur unggul. Sedangkan penentuan media dan bagian pengendali
proses lainnya disesuaikan dengan
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari mikrobiologi industri?
2. Apa saja peranan mikroorganisme dalam bidang industri?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi mikroorganisme dalam
industri?
4. Apa saja mikroorganisme untuk industri?
5. Apa saja produk-produk mikrobiologi industri?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi industri.
2. Untuk mengetahui peranan mikroorganisme dalam bidang industri.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mikroorganisme
dalam industri.
4. Untuk mengetahui jenis mikroorganisme untuk industri.
5. Untuk mengetahui produk-produk mikrobiologi industri.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikrobiologi Industri
Mikroba dengan ukuran mikroskopis, jenis dan sifat fisiologis yang
bervariasi, menem-pati habitat di alam tanpa batas ruang. Dengan kata lain
mikroba dapat ditemukan dimana saja, yakni di tanaman, hewan, manusia,
air, tanah, udara, limbah dan sebagai-nya. Dalam biologi industri mikroba
merupakan pabrik molekuler, yang mampu memproduksi ribuan macam
produk yang dapat dimanfaatkan manusia. Dewasa ini, aplikasi mikroba
dalam industri terus berkembang baik di bidang kimia, pangan, tekstil, kertas,
pertanian ataupun lingkungan dan lain sebagainya. Sementara di alam,
mikroba yang bersifat mengun-tungkan ini, merupakan harta kekayaan yang
masih banyak tersembunyi dan tak kan pernah habis untuk digali dan
dikembangkan.
Mikrobiologi Industri adalah suatu proses produksi mikroorganisme dalam
jumlah besar dalam kondisi terkendali dengan tujuan untuk menghasilkan
produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan bermanfaat. Dilihat dari
sudut industri, mikroorganisme merupakan “pabrik zat kimia” yang mampu
melakukan perubahan yang dikehendaki.
B. Pentingnya Mikroorganisme Dalam Bidang Industri
Pemanfatan mikroorganisme dalam bidang industri, lebih menguntungkan
dibandingkan dengan menggunakan organisme yang lebih tinggi
tingkatannya. Kelebihan yang dipunyai oleh mikroorganisme yang dapat
dilibatkan dalam aktivitas industri antara lain: memiliki laju pertumbuhan
yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan organisme tingkat tinggi, karena
melewati waktu duplikasi 1 – 2 jam, bahkan ada yang hanya ditempuh dalam
waktu 20 menit atau kurang dari satu hari. Kelebihan lain dari
mikroorganisme adalah tidak tergantung pada musim yang berlangsung,
misalnya musim penghujan dan musim kemarau, musim panas dan musim
dingin, atau musim semi dan musim gugur. Selain itu ada kelebihan lain dari
mikroorganisme, yaitu tidak menimbulkan masalah penanganan limbah.

3
1. Mikroorganisme Sebagai Agen Perubahan
Fungsi mikroorganisme atau mikroba sangat penting dalam industri.
Penggunaan mikroba dalam proses industri di pelajari khusus dalam
cabang ilmu Mikrobiologi Industri. Dalam proses ini mikroba merupakan
“mesin” yang mengubah bahan dasar menjadi bahan-bahan lain yang lebih
berharga. Menurut Pelczar (1988), bila dilihat dari segi industri,
mikroorganisme merupakan “pabrik zat kimia” yang mampu melakukan
perubahan sesuai dengan yang dikehendaki. Peranan mikroorganisme
sebagai agen perubahan, dapat ditunjang dengan mengupayakan
pertumbuhannya dapat mencapai kondisi optimal, agar dalam proses
biotransformasi dapat diperoleh metabolit yang dikehendaki (sesuai target
yang direncanakan), secara kualitatif maupun kuantitatif.
2. Karasteristik Mikroorganisme yang Digunakan dalam Industri Bioproses
Mikroorganisme yang digunakan dalam bioproses atau biotrasformasi
harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Dapat tumbuh dengan cepat dalam medium organik yang cocok, serta
harus mudah dibiakkan dalam jumlah besar.
b. Pada kondisi proses industri, mikrobia harus dapat mempertahankan
sifat-sifat fisiologinya dan dapat menghasilkan enzim-enzim yang
diperlukan.
c. Dalam kondisi dan lingkungan yang sederhana mikrobia mampu
melakukan transformasi-transformasi seperti yang dikehendaki.
d. Sesuai dengan pertimbangan faktor ekonomi perusahaan, yaitu
efisiensi biaya proses produksi.
3. Tipe dan Jenis Produk Industri Mikroorganisme
Mikrobia yang berperan dalam bioproses terutama adalah jamur benang,
khamir dan bakteri. Terdapat beberapa tipe produk industri
mikroorganisme, yaitu: produk metabolit, produk enzim, produk sel
mikroorganisme. Hasil-hasil aktivitas mikrobia dalam bioproses
khususnya industri mikrobiologi adalah :
a. Antibiotik, misalnya penicillin dan streptomycin.

4
b. Senyawa kimia, misalnya alkohol dan glycerol.
c. Bahan makanan, misalnya keju dan tempe.
d. Minuman yang mengandung alkohol, misalnya anggur (wine) dan
whisky.
e. Enzim-enzim, misalnya amylase dan proteinase.
f. Vitamin, misalnya vitamin B1 dan B2.
g. Hasil-hasil metabolisme yang lain, misalnya steroid dan lain-lain.
h. Sel-sel mikroorganisme, misalnya sel khamir (yeast) atau ragi, protein
sel tunggal (PST), bakteri penambat nitrogen.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mikroorganisme Dalam Industri
Kegiatan mikroba dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Perubahan
dilingkungan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan sifat morfologi dan
fisiologi mikroorganisme. Beberapa golongan mikroorganisme resisten
terhadap perubahan lingkungan karena dengan cepat melakukan adaptasi
dengan lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang sering mempengaruhi
pertumbuhan mikroba antara lain:
1. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan mikroba.
Beberapa mikroba mampu hidup dalam kisaran suhu yang luas. Terkait
dengan suhu pertumbuhan maka dikenal suhu minimum, maksimum dan
optimum. Suhu minimum adalah suhu yang paling rendah dimana kegiatan
mikroba masih berlangsung. Suhu optimum adalah suhu yang paling baik
untuk kehidupan mikroba. Sedangkan suhu maksimum adalah suhu
tertinggi yang masih dapat menumbuhkan mikroba tetapi pada tingkat
kegiatan fisisologi yang paling rendah.
2. Kelembaban
Tiap jenis mikroba mempunyai kelembaban optimum tertentu. Pada
umumnya khamir dan bakteri membutuhkan kelembapan yang lebih tinggi
dibandingkan jamur. Banyak mikroba yang tahan tahan hidup dalam
keadaan kering untuk waktu yang lama. Misalnya mikroba yang
membentuk spora dan mentuk-bentuk Kristal.

5
3. pH
Berdasarkan pH yang ada, mikroba dikenal dengan asidofil, neurofil, dan
alkalifil. Asidofil adalah mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-
5,0. Mikroba neutrofil adalah mikroba yang mampu tumbuh pada kisaran
pH 5,5-8,0 sedangkan mikroba alkalifil dapat tumbuh pada kisaran pH 8,4-
9,5. Bakteri memerlukan pH 6,5-7,5, khamir memerlukan pH 4,0-4,5,
sedangkan jamur mempunyai kisaran pH yang luas.
4. Ion-ion logam
Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au dan Pb pada kadar yang sangat
rendah dapat bersifat toksik. Daya bunuh logam berat pada kadar rendah
disebut oligodinamik.
5. Radiasi
Radiasi pengion dicirikan oleh energi yang sangat tinggi dan kemampuan
penetrasi yang besar. Demikian juga sifat letalnya. Penggunaan radiasi
pengion terutama pada bidang farmasi, kedokteran, proses industri, serta
digunakan dalam bidang mikrobiologi, misalnya menggunakan sinar
ultraviolet dan sinar gamma. (Yayan, Ajuz : 2012).
D. Mikroorganisme Untuk Industri
Mikroorganisme yang umum digunakan dalam industri terutama yang
tergolong bakteri, khamir atau yeast dan jamur. Dunia mikroorganisme terdiri
dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, khamir, jamur, virus dan alga.
1. Bakteri
Ada berbagai macam  bakteri yang berperan penting dalam  industri
khususnya proses fermentasi, antara lain sebagai berikut (Anonim, 2010):
a. Acetobacter acetii
Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat yang mengoksidasi
alkohol sehingga menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai,
yang menyebabkan tapai yang melewati 2 hari fermentasi akan
menjadi berasa asam.
b. Acetobacter xylinum

6
Bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata de coco. Acetobacter
xylinum mampu mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata
yang dihasilkan berupa pelikel yang mengambang di permukaan
substrat.
c. Bacillus sp.
Bacillus sp. merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas.
Pada mulanya hanya digunakan untuk menghasilkan enzim amilase.
Namun kini berkembang untuk bioinsektisida yang diwakili Bacillus
thuringiensis maupun untuk penanganan limbah Bacillus
subtilis dan Bacillus megaterium. Melalui rekayasa genetika, kini
bakteri ini juga digunakan untuk produksi bahan baku plastik ramah
lingkungan.
d. Bividobacterium sp.
Bakteri ini bersifat anaerob dan digunakan sebagai mikroba probiotik.
Produk probiotik dari bakteri ini biasanya berbentuk padat.
e. Lactobacillus sp.
Bakteri ini cukup populer karena selain dapat digunakan dalam
produksi asam lakat juga berperan dalam fermentasi pangan seperti
yogurt, saurkeraut dan juga produk probiotik yang saat ini banyak
diminati masyarakat. Probiotik merupakan mikrobia yang dikonsumsi
untuk mengatur flora usus. Asam laktat dari bakteri ini dapat dibuat
poli asam laktat sebagai bahan baku plastik ramah lingkungan.
2. Khamir
Khamir ada yang yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan
manusia. Khamir banyak dimanfaatkan dalam bidang industri yaitu proses
fermentasi pada pembuatan roti, bir, wine, vinegar dan sebagainya.
Khamir yang tidak diinginkan adalah yang ada pada makanan dan
menyebabkan kerusakan pada saurkraut, jus buah, sirup, molase, madu,
jelly, daging dan sebagainya.
Khamir yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya
sebagai berikut (Black,  2002):

7
a. Saccharomyces cerevisiae, merupakan khamir yang paling populer
dalam pengolahan makanan. Khamir ini telah lama digunakan dalam
industri wine dan bir. Dalam industri pangan, khamir digunakan dalam
pengembang adonan roti dan dikenal sebagai ragi roti.
b. Saccharomyces roxii, adalah khamir yang digunakan dalam pembuatan
kecap dan berkontribusi pada pembentukan aroma.
3. Jamur
Jamur yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya
sebagai berikut (Pelczar, 1988):
a. Aspergillus niger. Jamur ini digunakan dalam pembuatan asam sitrat.
Asam sitrat merupakan salah satu asam organik yang banyak
digunakan dalam bidang industri pangan  misalnya pada pembuatan
permen dan minuman kemasan. Jamur ini sering mengontaminasi
makanan misalnya roti tawar.
b. Rhizopus oryzae. Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktivitas
jamur Rhizopus oryzae menjadikan nutrisi pada tempe siap dikonsumsi
manusia. Aktivitas enzim yang dihasilkan menjadikan protein terlarut
meningkat. Produk tempe kini juga telah dikembngkan menjadi
isoflavon yang penting bagi kesehatan.
c. Neurospora sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada
fermentasi tradisional. Produk oncom yang dikenal di Jawa Barat
adalah hasil fermentasi yang dilakukan Neurospora  sitophila. Selain
mampu memberikan asupan, beta karoten juga merupakan sumber
warna yang cukup menarik.
d. Monascus purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiolog jarang dikenal
karena produk yang dihasilkan. Mula pertama jamur ini ditemukan di
Jawa namun menjadi produk utama Cina dengan nama angkak.
Angkak adalah fermentasi pada beras. Jamur ini menghasilkan
pewarna alami yang umumnya digunakan pada masakan Cina. Saat ini
telah ditemukan adanya zat aktif pada angkak yang dapat membantu
kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk kapsul.

8
e. Penicillium sp. Jamur ini paling terkenal karena kemampuannya
menghasilkan antibiotika yang disebut pensilin.
4. Virus
a. Virus polio adalah Virus yang termasuk dalam golongan Human
Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja.
b. Virus rabies menular ke manusia melalui gigitan hewan. Rabies
tergolong penyakit berbahaya karena berisiko menyebabkan kematian
jika tidak cepat ditangani.
5. Alga
a. Chlorella adalah genus mikroalga atau ganggang hijau bersel tunggal
yang hidup di air tawar, laut, dan tempat basah. Chlorella adalah
sumber protein, lemak, karbohidrat, serat, klorofil, vitamin, dan
mineral yang baik.

E. Produk Mikrobiogi Industri


1. Antibiotik
Antibiotik merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, dan dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme
lain. Perkembangan antibiotik sebagai zat untuk pengobatan penyakit
infeksi lebih banyak mempengaruhi penggunaan obat dibandingkan
dengan perkembangan antibiotik itu sendiri. Antibiotik merupakan produk

9
metabolisme sekunder. Meskipun hasilnya relatif rendah dalam sebagian
besar industri fermentasi, tetapi karena aktivitas terapetiknya tinggi maka
menjadi memiliki nilai ekonomik tinggi, oleh karena itu antibiotik dibuat
secara komersial melalui fermentasi mikroba. Beberapa antibiotik dapat
disintesis secara kimia, tetapi karena kompleksitas bahan kimia antibiotic
dan cenderung menjadi mahal, maka tidak memungkinkan sintesis secara
kimia dapat bersaing dengan fermentasi mikroorganisme.
Penggunaan antibiotik secara komersial, pertamakali dihasilkan
oleh fungi berfilamen dan oleh bakteri kelompok Actinomycetes.
Seringkali, sejumlah senyawa kimia berhubungan dengan keberadaan
antibiotik, sehingga dikenal famili antibiotik. Antibiotik dapat
dikelompokkan berdasarkan struktur kimianya. Sebagian besar antibiotic
digunakan secara medis untuk mengobati penyakit bakteri, meskipun
sebagian diketahui efektif menyerang penyakit fungi. Secara ekonomi
dihasilkan lebih dari 100.000 ton antibiotik per tahun.

a. Pencarian Antibiotik Baru


Bahan antibiotik yang sudah diketahui, lebih dari 8.000, dan
beberapa ratus antibiotika ditemukan dalam beberapa tahun. Dan

10
sejumlah peneliti mempercayai bahwa berbagai antibiotika baru dapat
ditemukan lagi jika penelitian dilakukan terhadap kelompok
mikroorganisme selain Streptomyces, Penicillium, dan Bacillus. Sekali
diketahui urutan struktur gen mikroorganisme penghasil-antibiotika,
dengan teknik rekayasa genetika memungkinkan pembuatan
antibiotika baru.
Cara utama dalam menemukan antibiotika baru yaitu
melalui screening. Dengan pendekatan tersebut, sejumlah isolat yang
kemungkinan mikroorganisme penghasil-antibiotika yang diperoleh
dari alam dalam kultur murni, selanjutnya isolat tersebut diuji untuk
produksi antibiotika dengan bahan yang diffusible, yang menghambat
pertumbuhan bakteri uji. Bakteri yang digunakan untuk pengujian,
dipilih dari berbagai tipe, dan mewakili atau berhubungan dengan
bakteri patogen.
Prosedur pengujian mikroorganisme untuk produksi antibiotika
adalah metode gores silang, pertamakali digunakan oleh Fleming.
Dengan program pemisahan arus, ahli mikrobiologi dapat dengan
cepat mengidentifikasi, apakah antibiotika yang dihasilkan termasuk
baru atau tidak. Sekali ditemukan organisme penghasil antibiotika
baru, antibiotika dihasilkan dalam sejumlah besar, dimurnikan, dan
diuji toksisitas dan aktivitas terapeutiknya kepada hewan yang
terinfeksi. Sebagian besar antibiotika baru gagal menyembuhkan
hewan uji, dan sejumlah kecil dapat berhasil dengan baik. Akhirnya,
sejumlah antibiotika baru ini sering digunakan dalam pengobatan dan
dihasilkan secara komersial.

11
b. Tahap-tahap Menuju Produksi Komersial
Suatu antibiotika yang dihasilkan secara komersial, pada awalnya
harus berhasil diproduksi pada fermentor industri berskala-besar. Salah
satu gugus-tugas penting adalah pengembangan efisiensi metode
pemurnian. Metode elaborasi (yang terperinci) sangat penting dalam
ekstraksi dan pemunian antibiotika, karena jumlah antibiotika yang
terdapat dalam cairan fermentasi hanya sedikit.
Jika antibiotika larut dalam pelarut organik yang tidak dapat
bercampur dengan air, maka pemurniannya relatif lebih mudah, karena
memungkinkan untuk mengekstraksi antibiotika ke dalam suatu
pelarut bervolume kecil, sehingga lebih mudah mengumpulkan
antibiotika tersebut. Jika antibiotika tidak larut dalam pelarut,

12
selanjutnya harus dipindahkan dari cairan fermentasi melalui adsorpsi,
pertukaran ion, atau presipitasi secara kimia. Pada semua kasus,
tujuannya untuk memperoleh produk kristalin yang sangat murni,
meskipun sejumlah antibiotika tidak mudah terkristalisasi dan sulit
dimurnikan. Masalah yang berhubungan adalah, kultur sering
menghasilkan produk akhir lain, termasuk antibiotika lain, dalam hal
ini penting mengakhiri proses dengan suatu produk yang hanya terdiri
dari antibiotik tunggal. Pemurnian secara kimia mungkin dibutuhkan
untuk mengembangkan metode dalam rangka menghilangkan produk
sampingan yang tidak diharapkan, tetapi dalam beberapa kasus hal
tersebut penting untuk ahli mikrobiologi untuk menemukan strain yang
tidak menghasilkan senyawa kimia dan tidak diharapkan.
2. Vitamin
Vitamin merupakan faktor pertumbuhan yang sering digunakan
dalam farmasi atau ditambahkan kepada makanan. Beberapa vitamin yang
penting, dihasilkan secara komersial melalui proses mikrobiologi. Vitamin
digunakan sebagai tambahan pada makanan manusia dan pakan ternak.
Produksi vitamin, berada kedua setelah antibiotika dalam hal penjualan
total produk farmasi dengan nilai lebih dari $ 700 juta per tahun. Sebagian
besar vitamin dibuat secara komersial melalui sintesis bahan kimia.
Sejumlah vitamin terlalu sulit disintesis dengan biaya murah tapi
keuntungannya vitamin dapat dibuat dengan fermentasi mikrobial.
Vitamin B12 dan riboflavin yang terpenting dalam kelompok vitamin.
Sianokobalamin (Vitamin B12), disintesis secara khusus di alam
oleh mikroorganisme. Kebutuhan vitamin ini pada hewan dipenuhi melalui
makanan atau melalui absorpsi vitamin yang dihasilkan mikroorganisme
dalam usus hewan. Tetapi pada manusia vitamin B12 diperoleh melalui
makanan atau sebagai tambahan vitamin, karena seandainya vitamin ini
disintesis oleh mikroorganisme dalam jumlah yang besar di dalam usus
besar, tetapi tidak masuk ke dalam saluran darah. Strain mikroorganisme
dipilih dan digunakan untuk menghasilkan banyak vitamin. Anggota

13
bakteri dari genus Propionibacterium menghasilkan vitamin mulai dari
19-23 mg/liter pada proses dua-tahap, sedangkan bakteri
lain, Pseudomonas denitrificans menghasilkan 60 mg/liter pada proses
satu-tahap yang menggunakan molase gula-bit sebagai sumber karbon.
Vitamin B12 mngandung kobalt sebagai bagian esensial strukturnya, dan
untuk meningkatkan produksi vitamin, dilakukan dengan menambahkan
kobalt pada medium biakan.
Riboflavin (B2) disintesis oleh beberapa mikroorganisme, termasuk
bakteri, fungi, dan ragi. Fungi Ashbya gossypii menghasilkan sejumlah
besar riboflavin (> 7 gram/liter) dan oleh karena itu sering digunakan
dalam proses produksi mikrobiologi. Hasil perolehan yang sangat banyak
ini menyebabkan persaingan ekonomi tinggi di antara proses mikrobiologi
dengan proses sintesis secara kimia.
3. Asam amino
Asam amino digunakan secara luas dalam industri makanan,
tambahan pakan, dalam obat, dan sebagai bahan pemula pada industri
kimia. Sebagian besar asam amino yang penting secara komersial adalah
asam glutamat, yang digunakan untuk meningkatkan rasa. Dua asam
amino yang juga penting, asam aspartat dan fenilalanin, yang menyusun
bahan pemanis buatan, aspartat, merupakan unsur penting dalam minuman
ringan diet dan makanan lain yang dijual sebagai produk bebas-gula. Lisin,
merupakan asam amino esensial untuk manusia, dihasilkan
oleh Brevibacterium flavum, juga digunakan sebagai tambahan makanan.
Meskipun sebagian besar asam amino dapat dibuat secara kimia, sintesis
bahan kimia menyebabkan pembentukan bentuk DL inaktif. Jika secara
biokimia bentuk L dibutuhkan, maka diperlukan metode enzimatik atau
metode mikrobiologi pada pembuatannya. Produksi asam amino secara
mikrobiologi juga dapat melalui fermentasi langsung, dimana
mikroorganisme menghasilkan asam amino dalam suatu proses fermentasi
standar, atau melalui proses enzimatik, dimana mikroorganisme sebagai
sumber enzim dan enzim tersebut digunakan dalam proses produksi.

14
4. Enzim
Setiap organisme menghasilkan berbagai enzim, sebagian besar
dihasilkan dalam jumlah yang kecil dan dilibatkan dalam proses seluler.
Bagaimanapun, enzim tertentu dihasilkan dalam jumlah yang besar oleh
beberapa organisme, dan dibutuhkan dalam sel, dikeluarkan ke dalam
medium. Enzim ekstraseluler biasanya dapat menguraikan bahan nutrien
yang tak-larut misalnya selulosa, protein, pati, dan hasil pencernaan
selanjutnya diangkut ke dalam sel, dimana enzim digunakan sebagai
nutrien untuk pertumbuhan. Beberapa enzim ekstraseluler digunakan
dalam makanan, perusahaan susu, pabrik obat, dan industri tekstil dan
dihasilkan dalam jumlah yang besar melalui sintesis mikrobiologi. Enzim
tersebut sering digunakan karena spesifisitas dan efisiensi pada reaksi
katalisis yang dibutuhkan, pada suhu dan pH yang wajar. Reaksi yang
sama dapat dicapai dengan bahan kimia yang umumnya membutuhkan
kondisi suhu dan pH ekstrim, dan kurang efisien dan kurang spesifik.
Secara komersial enzim dihasilkan dari fungi dan bakteri. Proses
produksi biasanya aerobik, dan medium biakan sama dengan yang
digunakan pada fermentasi antibiotik. Enzim itu sendiri umumnya hanya
sedikit dibentuk selama fase pertumbuhan aktif tetapi akumulasi dalam
jumlah besar terjadi selama fase stasioner pertumbuhan.

15
Enzim mikroorganisme dihasilkan dalam jumlah yang sangat banyak
pada suatu industri dasar adalah protease bakteri, digunakan sebagai
tambahan dalam deterjen pencuci. Sejak tahun 1969, 80% deterjen pencuci
mengandung enzim, khususnya protease, juga amilase, lipase, reduktase,
dan enzim lain. Tetapi mulai tahun 1971, penggunaannya menurun setelah
terjadi alergi pada pemakai dan konsumen, sehingga dikembangkan teknik
pemrosesan khusus misalnya ‘microencapsulation’ untuk menjamin
pengolahan bebas-debu.
Enzim penting lain yang dibuat secara komersial adalah amilase dan
glukoamilase, yang digunakan dalam produksi glukosa dari pati. Setelah
dihasilkan glukosa, selanjutnya dengan bantuan glukosa isomerase akan
diubah menjadi fruktosa (yang lebih manis dari glukosa dan sukrosa) dan
menghasilkan produk akhir pemanis fruktosa-tinggi dari pati jagung,
gandum, atau kentang. Penggunaan proses tersebut dalam industri
makanan mengalami peningkatan, khususnya dalam produksi minuman
ringan.
Tiga reaksi yang terjadi dalam perubahan pati jagung menjadi
produk yang disebut sirup jagung fruktosa-tinggi, masing-masing reaksi
dikatalisis oleh enzim mikroba secara terpisah :
a. Enzim a-amilase menyerbu polisakarida pati, memecah rantai, dan
mengurangi viskositas polimer. Reaksi ini disebut ‘thinning reaction’.
b. Enzim glukoamilase memecah polisakarida rantai pendek
menghasilkan monomer glukosa, proses tersebut
dinamakan ‘saccharification’.
c. Enzim glukosa isomerase merubah glukosa menjadi fruktosa,
prosesnya disebut ‘isomerization’.

16
5. Asam organik
Asam organik telah lama diproduksi secara mikrobiologis. Salah
satunya adalah asam sitrat. Asam sitrat banyak digunakan baik dalam
industri makanan, minuman, kosmetik, obat obatan yaitu sebagai bahan
penambah rasa, pengasam, antioksidan, dan pengemulsi.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Susu merupakan salah satu bahan pangan hewani yang mengandung nilai
gizi yang baik untuk di kosumsi manusia. Namun, hampir semua komponen
pada susu jug merupakan nutrisi yang disenangi mikroba untuk tumbuh.
Bakteri yang terdapat pada susu berasal dari lingkungannya. Kualitas susu akan
menurun jika terdapat bakteri pembusuk didalamnya. Susu mengandung
vitamin, sirat dan enzim. Penyakit asal susu dapat disebabkan oleh mikroba
dari susu. Tuberkulosis (Mycobacterium bovis), Bruselosis (Brucellabortus) →
Terjadinya keguguran kandungan yang disebabkan karena infeksi pada sapi.
Leptospirosis (Leptospira) → Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau
darah. Dan demam Q (Radang paru-paru) → Coxiella burnetti (Ricketsia)
menjadi bagian dari debu yang mengapung di udara, kemudian infeksi
ditularkan ke manusia melalui paru-paru saat menghirup debu yang
terkontaminasi.
Untuk mengamankan air susu terhadap mikroba dengan tidak mengurangi
nilai gizinya, dilakukan dengan cara pasteurilisasi yaitu dengan cara
penghangatan. Ada tiga cara yaitu asteurisasi lama (Low Temperature, Long
Time), pasteurisasi singkat (High Temperature, Short Time, dan pasteurisasi
dengan Ultra High Temperature (UHT). Uji mikrobiologi susu dapat dilakukan
melalui hitungan mikroskopik, uji reduksi menggunakan biru mrtilrn atau
resazurin, hitungan cawan, dan MPN (Most Probable Number). Ada berbagai
produk dari susu yaitu mentega, yogurt, air susu asidofil, kumiss dan kefir, keju
lembek, dan keju keras.

B. Saran
Dalam penulisan makalah kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami senantiasa menerima saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah berikutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz,. S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta Utara: PT. Raja


Grafindo Persada.

Okarini,. I.A & Suartiningsih,. N.P.M. 2017. Susu Sebagai Bahan Pangan Kimia,
Mikrobiologi, Manfaat, Penanganan Susu Dan Limbah. Denpasar:
Universitas Udayana.

Taringan,. J. 1998. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: P2LPTK.

Volk,. W.A & Wheeler, M.F. 1990. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.

19

Anda mungkin juga menyukai