Anda di halaman 1dari 15

PERAN MIKROORGANISME

TERHADAP PRODUKSI OBAT OBATAN

DI SUSUN OLEH :
Ade Maulana Nugraha 20226905004
Sellyana Desi Arianti 20226905006
Bayu Cahyo Setyo. W 202269050018
Alfian Fahmi 202269050011
Mohammad Hamdani 202269050017
Syofi Mubarok 202269050010

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS YUDHARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu terpanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Dialah kami
mempunyai kesempatan untuk menyusun makalah ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepadakekasih kita semua Nabi Muhammad yang telah membawa kehidupan dari zaman
antahberantah ke zaman kerlap kerlip lampu dan rumah mewah.

Makalah ini disusun berdasarkan data-data yang kami kumpulkan untuk memastikan
informasi yang telah ada.Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya, kami sadar betul bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
baik,masih ada kekurangan di berbagai sisi sehingga kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca guna perbaikan diri di kesempatan berikutnya.Demikian
kami sampaikan, besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan dengan
sebaik-baiknya.

29Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN...........................................................................................................5

I.1 Latar Belakang.........................................................................................................5

I.2 Rumusan Masalah...................................................................................................5

I.3 Tujuan......................................................................................................................5

II. PEMBAHASAN............................................................................................................ 6

II.1 Peran Mikroorganisme pada obat-obatan...............................................................6

II.2 Kaitan Obat-obatan dengan Mikrobiologi Pangan Dalam Kehidupan Sehari-hari. 8

II.3 Proses yang terjadi di dalam obat-obatan............................................................10

III. KESIMPULAN...........................................................................................................14

Daftar Pustaka............................................................................................................... 15

iii
iv
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil. Setiap sel
mikroorganisme mampu melakukan aktivitas penting, termasuk pertumbuhan, produksi
energi, dan reproduksi diri. Mikroorganisme mempunyai metabolisme yang sangat
fleksibel karena harus mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga apabila terjadi
interaksi yang kuat dengan lingkungan maka akan menyebabkan metabolisme zat
menjadi tinggi. Namun karena ukurannya yang kecil, tidak ada tempat untuk
menyimpan enzim yang dihasilkan. Dengan cara ini, enzim yang tidak diperlukan tidak
akan disimpan sebagai persediaan. Beberapa enzim yang diperlukan untuk mengolah
bahan makanan akan diproduksi apabila bahan makanan tersebut telah tersedia.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan wadah yang besar dan mudah tumbuh. Di
lingkungan buatan, terdapat tingkat reproduksi yang tinggi dan relatif cepat.
Berkat aktivitasnya tersebut, setiap mikroorganisme mempunyai peranan dalam
kehidupan, baik merugikan maupun menguntungkan. Sepintas, mikroorganisme
diketahui terutama karena kerugian yang ditimbulkannya terhadap manusia, hewan,
dan tumbuhan. Misalnya, dalam bidang mikrobiologi medis dan patologi tanaman,
terdapat banyak mikroorganisme yang menyebabkan penyakit melalui sifat vitalnya
yang unik. Meskipun di daerah lain mikroorganisme tampak berbahaya, peran
menguntungkannya jauh lebih penting. Maka dari itu akhirnya mikrobiologi farmasi
modern dikembangkan setelah Perang Dunia II dengan munculnya produk antibiotik.
Pasokan farmasi dunia, termasuk antibiotik, probiotik dan vaksin diproduksi dalam
jumlah besar oleh mikroorganisme.

I.2 Rumusan Masalah


I.2.1 Bagaimanakah Peran Mikroorganisme pada obat-obatan?
I.2.2 Bagaimanakah hubungan Obat-obatan dengan Mikrobiologi Pangan Dalam
Kehidupan Sehari-hari?
I.3 Tujuan
I.3.1 Agar mahasiswa mengetahui bagaimana Peran Mikroorganisme pada obat
obatan
I.3.2 Agar mahasiswa mengetahui bagaimanakah hubungan Obat-obatan
dengan Mikrobiologi Pangan Dalam Kehidupan Sehari-hari

v
II. PEMBAHASAN
II.1 Peran Mikroorganisme pada obat-obatan
1. Antibiotik
Mikroorganismememainkanperanpentingdalamproduksiantibiotik.Beberapami
kroorganisme,sepertibakteridanjamur,menghasilkansenyawaantibiotikyangdapatmel
awanataumembunuhmikroorganismepenyebabpenyakit.MisalnyabakteriStreptomyce
syangmenghasilkanantibiotiksepertistreptomisin,eritromisin,dantetrasiklin.Selainitu,ja
mursepertiPenicilliumdanCephalosporiummenghasilkansenyawaantibiotiksepertipeni
silindansefalosporin.Beberapaperananmikroorganismedalamantibiotikadalah:

 Produksi senyawa antibiotik:


Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur endofit menghasilkan senyawa
antibiotik yang digunakan untuk mengobati penyakit, infeksi bakteri.Contohnya,
bakteri genus Penicillium menghasilkan penisilin, sedangkan bakteri genus
Streptomyces menghasilkan streptomisin .

 Sumber gen antibiotik:


Mikroorganisme juga menjadi sumber gen antibiotik yang digunakan dalam
pengembangan obat-obatan.Gen-gen yang terkait dengan produksi antibiotik
dapat diekstraksi dari mikroorganisme dan dimasukkan ke dalam organisme lain,
seperti bakteri atau ragi, untuk menghasilkan antibiotik secara sintetis .

 Penelitian dan pengembangan:


Mikroorganisme digunakan dalam penelitian dan pengembangan antibiotik baru.
Penelitian dilakukan untuk mengisolasi mikroorganisme yang menghasilkan
senyawa antibiotik baru atau untuk memodifikasi gen mikroorganisme yang ada
agar menghasilkan antibiotik dengan aktivitas yang lebih baik .

 Produksi massal:
Mikroorganisme yang digunakan dalam produksi massal antibiotik.
Mikroorganisme penghasil antibiotik ditumbuhkan dalam jumlah besar di tangki
fermentasi untuk menghasilkan antibiotik dalam skala industri.

2. Probiotik
Mikroorganisme memiliki peran penting dalam probiotik.Probiotik adalah
produk yang mengandung mikroorganisme hidup yang memberikan manfaat
kesehatan ketika dikonsumsi. Mikroorganisme yang umumnya digunakan dalam

vi
probiotik adalah bakteri seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium .Peran
mikroorganisme dalam probiotik meliputi:
 Menjaga keseimbangan mikrobiota usus:
Mikroorganisme probiotik membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus
yang sehat.Mereka dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan
mencegah infeksi usus.

 Meningkatkan Pencernaan:
Mikroorganisme probiotik membantu mencerna makanan dengan memecah
nutrisi yang sulit dicerna, seperti serat.Mereka juga dapat meningkatkan
penyerapan nutrisi tertentu.

 Meningkatkan sistem kekebalan tubuh:


Mikroorganisme probiotik dapat menstimulasi sistem kekebalan tubuh dan
meningkatkan respon imun terhadap infeksi.Bahan ini juga dapat mengurangi
risiko alergi dan peradangan.

 Meningkatkan kesehatan pencernaan:


Mikroorganisme probiotik dapat membantu mengurangi gejala gangguan
pencernaan seperti diare, sembelit, sindrom iritasi usus besar, dan penyakit
radang usus.

3. Vaksin
Mikroorganisme berperan penting dalam produksi vaksin.Vaksin merupakan
produk yang mengandung mikroorganisme atau bagian dari mikroorganisme yang
digunakan untuk melatih sistem imun tubuh dalam melawan penyakit tertentu. Peran
mikroorganisme dalam vaksin meliputi:

 Produksi antigen:
Mikroorganisme seperti virus atau bakteri yang dilemahkan atau dibunuh
digunakan sebagai antigen dalam vaksin. Antigen ini merangsang sistem
kekebalan untuk mengenali dan melawan patogen nyata jika terjadi infeksi.

 Produksi vektor vaksin:


Beberapa vaksin menggunakan mikroorganisme sebagai vektor untuk
memasukkan antigen ke dalam tubuh.. Misalnya, virus hasil rekayasa genetika
digunakan sebagai vektor untuk memasukkan antigen virus lain atau antigen
penyakit lain ke dalam sel tubuh.

 Produksi Adjuvan:

vii
Adjuvan adalah bahan yang ditambahkan pada vaksin untuk meningkatkan
respon imun tubuh.Beberapa bahan pembantu yang digunakan dalam vaksin
berasal dari mikroorganisme, seperti bakteri lipopolisakarida.

 Produksi vaksin rekombinan:


Mikroorganisme seperti bakteri atau ragi digunakan dalam teknologi rekombinan
untuk memproduksi antigen vaksin secara massal.Gen yang mengkode antigen
dimasukkan ke dalam mikroorganisme, yang kemudian menghasilkan antigen
dalam jumlah besar.

II.2 Kaitan Obat-obatan dengan Mikrobiologi Pangan Dalam


Kehidupan Sehari-hari
1. Antibiotik
Antibiotik relevan dengan mikrobiologi pangan dalam kehidupan sehari-hari
karena penggunaannya pada peternakan dan pertanian dapat mempengaruhi
mikrobioma pangan dan kesehatan manusia.Berikut beberapa hubungan antara
antibiotik dan mikrobiologi pangan:
 Penggunaan antibiotik pada hewan ternak:
Antibiotik sering digunakan pada hewan ternak untuk mencegah dan mengobati
infeksi pada hewan peliharaan. Namun penggunaan antibiotik yang berlebihan
dan tidak terkontrol dapat mengakibatkan tingginya residu antibiotik pada produk
pangan asal hewan seperti daging dan susu..Residu antibiotik ini dapat
berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan menyebabkan resistensi
antibiotik pada mikroorganisme patogen.

 Resistensi antibiotik pada patogen bawaan makanan:


Penggunaan antibiotik dalam produksi ternak juga dapat menyebabkan
berkembangnya resistensi antibiotik pada patogen bawaan makanan. Patogen
yang resisten terhadap antibiotik dapat menyebabkan infeksi yang sulit diobati
pada manusia jika makanan terkontaminasi mikroorganisme tersebut.

 Penggunaan antibiotik di bidang pertanian:


Antibiotik juga digunakan di bidang pertanian untuk mencegah dan mengobati
infeksi tanaman. Penggunaan antibiotik di bidang pertanian dapat
mempengaruhi mikrobioma tanah dan mikroorganisme yang berperan dalam
siklus unsur hara dan penguraian bahan organik.Perubahan mikrobioma tanah
dapat mempengaruhi kualitas dan keamanan pangan yang dihasilkan.

viii
 Penggunaan antibiotik dalam pengolahan pangan:
Beberapa industri pengolahan pangan menggunakan antibiotik sebagai bahan
pengawet atau untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme
patogen.Penggunaan antibiotik dalam pengolahan makanan dapat
mempengaruhi mikrobioma makanan dan mempengaruhi kesehatan manusia
jika residu antibiotik tetap ada pada makanan konsumen.

2. Probiotik
Probiotik erat kaitannya dengan mikroorganisme makanan kehidupan sehari-
hari. Mikrobiologi pangan adalah cabang ilmu yang mempelajari mikroorganisme
yang terkait dengan pangan, termasuk mikroorganisme yang menguntungkan dan
berpotensi merugikan.Berikut beberapa hubungan antara probiotik dan
mikroorganisme pangan dalam kehidupan sehari-hari:

 Kegunaan probiotik pada produk pangan:


Probiotik sering digunakan sebagai bahan baku suplemen pada produk pangan
seperti yogurt, susu fermentasi, dan suplemen makanan. Mikroorganisme
probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacteria ditambahkan ke dalam produk
ini untuk memberikan manfaat kesehatan, seperti melancarkan pencernaan dan
memperkuat sistem kekebalan tubuh.

 Pengawetan dan fermentasi makanan:


Mikroorganisme probiotik juga dapat digunakan dalam fermentasi makanan..
Contohnya termasuk sayuran yang difermentasi seperti kimchi dan asinan kubis,
serta tempe dan miso yang difermentasi. Proses fermentasi ini melibatkan
mikroorganisme probiotik yang mengubah komponen makanan menjadi bentuk
yang lebih mudah dicerna dan menghasilkan senyawa bioaktif yang bermanfaat
bagi kesehatan.

 Keamanan Pangan:
Mikrobiologi pangan juga mencakup pemantauan dan pengendalian
mikroorganisme berbahaya yang ada dalam makanan. Probiotik dapat
membantu menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen dalam
makanan, baik melalui produksi senyawa antibakteri atau dengan bersaing
memperebutkan sumber daya dengan mikroorganisme patogen.

 Memulihkan mikrobiota usus:

ix
Mengonsumsi probiotik dapat membantu memulihkan keseimbangan mikrobiota
usus yang terganggu akibat penggunaan antibiotik atau penyakit.Mikrobioma
usus yang sehat penting untuk pencernaan yang baik dan sistem kekebalan
yang kuat.

3. Vaksin
Vaksin berhubungan dengan mikroorganisme pangan dalam kehidupan
sehari-hari melalui berbagai aspek seperti:
 Produksi vaksin:
Mikroorganisme pangan berperan dalam produksi vaksin melalui teknik
fermentasi atau kultur kultur sel.Proses ini melibatkan penggunaan
mikroorganisme untuk menghasilkan antigen vaksin dalam jumlah besar.

 Keamanan vaksin:
Ahli mikrobiologi makanan juga berpartisipasi dalam pengujian keamanan
vaksin. Uji mikrobiologi dilakukan untuk memastikan vaksin tidak terkontaminasi
mikroorganisme berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit.

 Stabilitas vaksin:
Mikrobiologi pangan juga berperan dalam penelitian stabilitas vaksin.Penelitian
sedang berlangsung untuk memahami bagaimana mikroorganisme dalam vaksin
bertahan dan tetap efektif selama penyimpanan dan distribusi.

 Distribusi vaksin:
Ahli mikrobiologi makanan juga terlibat dalam distribusi vaksin. Selama proses
pengangkutan dan pengawetan vaksin, kebersihan dan keamanan pangan harus
terjamin, menghindari kontaminasi mikroba yang berdampak buruk pada mutu
vaksin .

II.3 Proses yang terjadi di dalam obat-obatan


1. Antibiotik

Proses yang terjadi pada antibiotik meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:
 Penetrasi: Antibiotik harus mampu menembus dinding sel mikroorganisme
patogen untuk mencapai sasarannya. Beberapa antibiotik mempunyai
kemampuan menembus dinding sel bakteri atau membran sel jamur, sehingga
dapat masuk ke dalam sel dan berinteraksi dengan targetnya.

x
 Interaksi dengan target: Setelah memasuki sel mikroorganisme patogen,
antibiotik berinteraksi dengan targetnya.Target tersebut dapat berupa enzim,
protein, atau struktur seluler yang penting bagi kelangsungan hidup
mikroorganisme patogen. Interaksi ini dapat menghambat fungsi target atau
merusak mikroorganisme patogen.

 Penghambatan pertumbuhan: Salah satu mekanisme utama antibiotik adalah


menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. Antibiotik dapat
menghambat sintesis dinding sel, sintesis protein atau replikasi DNA
mikroorganisme patogen, sehingga mencegah pertumbuhan dan reproduksinya.

 Efek bakterisida atau bakteriostatik: Antibiotik dapat mempunyai efek bakterisida,


yaitu membunuh mikroorganisme patogen secara langsung, atau mempunyai
efek bakteriostatik, yaitu mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen tanpa
merusaknya. Efek ini bergantung pada jenis antibiotik dan konsentrasi yang
digunakan.

 Eliminasi: Setelah berinteraksi dengan mikroorganisme patogen, antibiotik dapat


dieliminasi dari tubuh melalui berbagai mekanisme, seperti ekskresi ginjal atau
hati.. Proses eliminasi ini penting untuk menjaga kadar antibiotik dalam tubuh
agar tetap efektif melawan infeksi.

2. Probiotik
Proses mikrobiologi yang terjadi pada probiotik meliputi beberapa tahapan yaitu:
 Isolasi dan identifikasi mikroorganisme biologis:
Mikroorganisme biologis yang diisolasi dari sumber alami, seperti usus manusia
atau hewan. Setelah diisolasi, mikroorganisme diidentifikasi menggunakan
metode laboratorium, seperti analisis genetik atau analisis morfologi.

 Seleksi dan karakterisasi mikroorganisme probiotik :


Setelah teridentifikasi, mikroorganisme probiotik diseleksi berdasarkan kriteria
tertentu seperti kemampuan bertahan dalam lingkungan asam lambung,
kemampuan menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen dan
kemampuan berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh.. Mikroorganisme yang
dipilih kemudian dikarakterisasi untuk memastikan keamanan dan
efektivitasnya.

 Produksi dan penyiapan produk biologi:

xi
Mikroorganisme probiotik diproduksi dalam jumlah besar melalui fermentasi..
Mikroorganisme dikultur dalam media yang sesuai dan kondisi pertumbuhan
yang terkendali. Setelah dalam jumlah yang cukup, mikroorganisme probiotik
dikeringkan atau diolah menjadi bentuk yang stabil, seperti kapsul atau tablet.

 Pengujian keamanan dan efektivitas produk biologi:


Sebelum dipasarkan, produk biologi harus lulus pengujian keamanan dan
efektivitas. Uji keamanan mencakup penilaian patogenisitas dan potensi
toksisitas mikroorganisme probiotik. Uji efikasi dilakukan untuk memastikan
mikroorganisme probiotik dapat memberikan manfaat kesehatan yang
diharapkan, seperti meningkatkan keseimbangan mikroflora usus atau
meningkatkan flora usus, sistem kekebalan tubuh.

3. Vaksin
Proses mikrobiologi yang terlibat dalam produksi vaksin mencakup langkah-
langkah berikut:
 Isolasi dan budidaya mikroorganisme target:
Mikroorganisme target, seperti virus atau bakteri, diisolasi dari sumber alami atau
diperoleh dari kultur laboratorium. Mereka kemudian dibesarkan di lingkungan
pertumbuhan yang sesuai untuk meningkatkan jumlah mereka.

 Dinonaktifkan atau dilemahkan:


Tergantung pada jenis vaksinnya, mikroorganisme dapat dinonaktifkan atau
dilemahkan. Inaktivasi melibatkan pembunuhan mikroorganisme dengan cara
fisik atau kimia, sedangkan atenuasi melibatkan melemahnya virulensi
mikroorganisme sehingga masih dapat merangsang respon imun tanpa
menimbulkan penyakit.

 Pemurnian dan penyiapan:


Setelah inaktivasi atau atenuasi, mikroorganisme dimurnikan untuk
menghilangkan komponen yang tidak diinginkan.Proses pemurnian ini mungkin
termasuk filtrasi, sentrifugasi atau kromatografi.Mikroorganisme yang
dimurnikan kemudian diformulasikan dengan bahan lain, seperti bahan
pembantu atau penstabil, untuk meningkatkan efektivitas dan stabilitasnya.

 Pengujian kontrol kualitas:


Sebelum suatu vaksin diberi izin untuk digunakan, vaksin tersebut harus
menjalani pengujian kendali mutu yang ketat untuk memastikan keamanan,
kemanjuran, dan kemurnian.Hal ini mencakup pengujian keberadaan
kontaminan, verifikasi identitas mikroorganisme, dan penilaian kekebalannya.

xii
 Penyaluran dan pemberian vaksin:
Setelah vaksin lolos uji kendali mutu, vaksin tersebut didistribusikan ke fasilitas
kesehatan atau pusat vaksinasi. Vaksin kemudian diberikan kepada individu
melalui berbagai cara, seperti suntikan atau pemberian oral, untuk merangsang
respon imun dan memberikan perlindungan terhadap penyakit target.

xiii
III. KESIMPULAN

xiv
Daftar Pustaka

Kuncoro, H., & Sugijanto, N. E. (2011). Jamur Endorfit, Biodiversitas, Potensi dan
Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru. J. Trop. Pharm.
Chem. 2011. Vol. 1. No. 3. , 1, 247-262.
Pratiwi, R. H. (2019). Peranan Mikroorganisme Endorfit Dalam Dunia Kesehatan.
Sainmatika : Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , 16, 22-32.

xv

Anda mungkin juga menyukai