Anda di halaman 1dari 26

MIKROBIOLOGI

Anggota Kelompok 1 :

Arlik Dwi Lestari (1913201005)

Atikah Okti Diyanah (1913201007)

Riski Andrifa Manik (1913201010)

Erita Chairil Annisa (1913201012)

Herlina Putri (1913201013)

A.D Nura (1913201014)

Rosa Misnuria (1913201017)

Rona Venintia (1913201022)

Dosen pengampu :

Ns. Rasidah AZ, M.Kep

Program Studi Kesehatan Kemasyarakatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( stikes )

Yayasan Harapan Ibu Jambi

2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul“Mikrobiologi”

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini, untuk memenuhi
upaya penulis dalam mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan
tentang materi yang sedang penulis pelajari.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan menuju kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, 16 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikrobiologi..........................................................................................3
B. Ruang Lingkup Mikrobiologi..............................................................................4
C. Ciri-ciri Umum Mikroba..........................................................................................6
D. Perkembangan Mikrobiologi...................................................................................7
E. Perkembangan Cabang Ilmu Mikrobiologi............................................................14
F. Alat-alat Laboeatorium Mikrobiologi....................................................................15
G. Perkembangan Teknik Laboratorium....................................................................20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................21
B. Saran........................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti ilmu pengetahuan lainnya, sejarah mempelajari
mikrobiologi pun diawali oleh rasa ingin tahu manusia untuk mengenal
sifat dan aktivitas mikroorganisme. Pada mulanya mikroorganisme tidak
dianggap perlu untuk dipelajari, karena ukurannya yang sangat kecil dan
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, namun pada akhir abad ke-19,
penemuan Pasteur, Koch, dan Lister mengubah pendapat tersebut. Pada
masa itulah manusia baru menyadari betapa pentingnya pengetahuan
tentang mikroorganisme, sehingga keuntungan dan kerugian yang
ditimbulkan oleh mikroorganisme mulai banyak dipelajari.
Robert Koch dan beberapa ahli mikrobiologi lainnya
mengembangkan banyak teknik dalam ilmu mikrobiologi yang berdampak
sangat besar terhadap perkembangan mikrobiologi. Salah satu contoh
teknik yang sampai saat ini masih banyak digunakan adalah teknik untuk
menumbuhkan mikroorganisme sehingga dalam mempelajari mikrobiologi
lebih ditekankan pada teknik-teknik yang digunakan daripada subjek yang
ditelaahnya. Mikroskop merupakan peralatan yang mendukung
pengembangan teknik tersebut.
Bekerja di laboratorium mikrobiologi tidak akan lepas dari
berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia
baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya.
Selain itu, peralatan yang ada di dalam laboratorium juga dapat
mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang
sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya
berbeda.
Perkembangan mikrobiologi berdampak pada lahirnya berbagai
disiplin ilmu baru yang didalamnya memiliki kekhususan tersendiri,
seperti bakteriologi, parasitologi, virologi, dan contoh lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu mikrobiologi?
2. Apa saja ruang lingkup mikrobiologi?
3. Bagaimana ciri-ciri umum mikroba?
4. Bagaimana perkembangan mikrobiologi?
5. Bagaimana perkembangan cabang ilmu mikrobiologi?
6. Apa saja alat-alat laboratorium mikrobiologi?
7. Bagaimana perkembangan teknik laboratorium
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian mikrobiologi
2. Mengetahui ruang lingkup mikrobiologi
3. Mengetahui ciri-ciri umum mikroba
4. Mengetahui bagaimana perkembangan mikrobiologi
5. Mengetahui bagaimana perkembangan cabang mikrobiologi
6. Mengetahui apa saja alat-alat laboratorium mikrobiologi
7. Mengetahui bagaimana perkembangan teknik laboratorium

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikrobiologi
Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu: micros =
kecil, bios = hidup, logos = ilmu. Jadi mikrobiologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari organisme hidup yang kecil yang hanya
dapat dilihat dengan mikroskop. Organisme yang dipelajari dalam
mikrobiologi yaitu mikroorganisme, yang meliputi bakteri, virus, jamur,
protozoa. Cabang ilmu mikrobiologi ada yang didasarkan pada kelompok
mikroba yang dipelajari, seperti bakteriologi, virologi dan mikologi.
Mikrobiologi dibagi menjadi dua bidang besar, yaitu:
a. Mikrobiologi dasar Bidang mikrobiologi dasar mempelajari berbagai
struktur fisik dan reaksi kimia mikroorganisme. Banyak proses
biokimia pada mikroorganisme juga terjadi pada organisme
multiseluler, sehingga mikroorganisme dapat menjadi model dalam
mempelajari proses biokimia dan genetik pada organisme lainnya. Hal
ini juga didukung oleh kemampuan reproduksi mikroorganisme yang
tinggi.
b. Mikrobiologi terapan Bidang mikrobiologi terapan mempelajari
penggunaan ilmu mikrobiologi dalam memecahkan masalah praktis
dalam kedokteran, pertanian dan industri. Berbagai penyakit infektif
pada manusia, hewan dan tumbuhan, disebabkan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme juga berperan penting dalam menentukan kesuburan
tanah. Dalam bidang industri, mikroorganisme berperan dalam
produksi antibiotik dan protein. Sebagai bagian dari ekosistem,
mikroorganisme juga banyak berperan dalam siklus energi dan kondisi
lingkungan.
B. Ruang Lingkup Mikrobiologi
Mikrobiologi dapat dibagi menjadi beberapa subdisiplin, yaitu (Anonim
2018).
1. Fisiologi mikroba: Studi tentang bagaimana fungsi sel mikroba secara
biokimia. Termasuk studi pertumbuhan mikroba, metabolisme
mikroba, dan struktur sel mikroba.
2. Genetika mikroba: Studi tentang bagaimana gen diatur dalam mikroba
dalam kaitanya dengan fungsi seluler mereka. Berkaitan erat denga
bidang biologi molekuler.
3. Mikrobiologi molekuler: Studi tentang biologi molekuler dan genomik
nmikroorganisme.
4. Mikrobiologi medis/kesehatan : studi tentang peran mikroba dalam
pengakit manusia. Termasuk studi patogenesis mikroba dan
epidemiologi dan terkait dengan studi patologi penyakit dan imunologi
5. Mikrobiologi veteriner: Studi tentang peran dalam mikroba dalam
kedokteran hewan atau taksonomi hewan.
6. Mikrobiologi lingkungan: Studi tentang fungsi dan keragaman
mikroba di lingkungan alaminya. Termasuk studi ekologi mikroba,
siklus nutrisi mikro-mediasi, geomikrobiologi, keanekaragaman
mikroba dan bioremediasi. Karakterisasi habitat bakteri kunci seperti
rhizosfer dan phyllosphere.
7. Mikrobiologi evolusioner: Studi tentang evolusi mikroba. Termasuk
studi tentang sistematika dan taksonomi bakteri.
8. Mikrobiologi industri: Eksploitasi mikroba untuk digunakan dalam
proses industri. Contohnya termasuk fermentasi industri dan
pengolahan air limbah. Terkait erat dengan industri bioteknologi.
Bidang ini juga termasuk pembuatan bir, aplikasi penting dari
mikrobiologi.
9. Aeromikrobiologi: Studi tentang mikroorganisme di udara.
10. Mikrobiologi Pangan: Studi tentang mikroorganisme yang
menyebabkan pembusukan makanan.

4
11. Mikrobiulogi farmasi: studi mikroorganisme yang menyebabkan
kontaminasi farmasi dan spoiler.

Menurut Aknes (2015), obiologi dapat dibagi dalam beberapa bidang ilmu
yaitu :
1. Taksonomi

a. Bakteriologi: ilmu tentang bakteri.


b. Mikologi; ilmu tentang jamur
c. Virologi: ilmu tentenang virus.
d. Protozoologi: ilmu tentang protozoa.
e. Algologi fikologi ilmu tentang ganggang atau alga.
2. Habitat
a. Mikrobiologi tanah.
b. Mikrobiologi udara,
c. Mikrobilogi air
3. Ilmu dasar
a. Ekologi mikroorganisme. mempelajari penyebaran, asosiasi mikroor
ganisme di lingkungan.
b. Fisiologi mikroorganisme, mempelajari silat-sifat faal
mikroorganisme.
c. Biokimia mikroorganisme. mempelajari proses biokimia
mikroorganisme dan proses perubahan genetik mikroorganisme.
4. Terapan yaitu mempelajari bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme
dalam bentuk terapan atau aplikasinya antara lain:
a. Mikrobiologi kesehatan/kedokteran.
b. Mikrobiologi pangan.
c. Mikrobiologi pascapanen.
d. Mikrobiologi industri.
e. Mikrobiologi analitik.
f. Mikrobiologi geologi dan pertambangan.
g. Mikrobiologi lingkungan.

5
h. Mikrobiologi farmasi.
i. Mikrobiologi nubika (nuklir, biologi, kimia).
5. Biologi molekuler, meliputi:
a. Rekayasa genetika.
b. Rekombinasi genetika
c. Mutasi gen.

C. Ciri-ciri umum mikroba


Mikroba di alam secara umum berperanan sebagai produsen,
konsumen, maupun redusen. Jasad produsen menghasilkan bahan organik
dari bahan anorganik dengan energi sinar matahari. Mikroba yang
berperan sebagai produsen adalah algae dan bakteri fotosintetik Jasad
konsumen menggunakan bahan organik yang dihasilkan oleh produsen.
Contoh mikroba konsumen adalah protOzoa. Jasad redusen menguraikan
bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi unsur-unsur
kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus unsur-
unsur kimia.Contoh mikroba redusen adalah bakteri dan jamur (fungi). Sel
mikroba yang ukurannya sangat kecil ini merupakan satuan struktur
biologi.Banyak mikroba yang terdiri dari satu sel saja (uniseluler),
sehingga semua tugas kehidupannya dibebankan pada sel itu. Mikroba ada
yang mempunyai banyak sel (multiseluler). Pada jasad multiseluler
umumnya sudah terdapat pembagian tugas diantara sel atau kelompok
selnya, walaupun organisasi selnya belum sempurna. Setelah ditemukan
mikroskop elektron, dapat dilihat struktur halus di dalam sel hidup,
sehingga diketahui menurut perkembangan selnya terdapat dua tipe jasad,
yaitu:
1. Prokariota (jasad prokariotik/primitif), yaitu jasad yang perkembangan
selnya belum sempurna.
2. Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang perkembangan selnya
telah sempurna.

6
Selain yang bersifat seluler, ada mikroba yang bersifat nonseluler,
yaitu virus. Virus adalah jasad hidup yang bersifat parasit obligat,
berukuran super kecil atau sub-mikroskopik. Virus hanya dapat dilihat
dengan mikroskop elektron. Struktur virus terutama terdiri dari bahan
genetik. Virus bukan berbentuk sel dan tidak dapat membentuk energi
sendiri serta tidak dapat berbiak tanpa menggunakan jasad hidup lain.

Selain virus ada jasad hidup yang disebut viroid, yaitu bahan
genetik RNA yang bersifat infeksius (dapat menginfeksi) sel inang. Viroid
membawa sifat genetiknya sendiri yang dapat diekspresikan di dalam sel
inang. Jasad yang lebih sederhana dari virus adalah prion, yang terdiri
suatu molekul protein yang infeksius. Adanya kenyataan ini merupakan
perkecualian sistem biologi, sebab prion menyimpan sifat genetiknya di
dalam rantaian polipeptida, bukan di dalam RNA atau DNA. Prion dapat
menggandakan diri di dalam sel inang dengan mekanisme yang belum
diketahui dengan jelas.

D. Perkembangan Mikrobiologi
Perkembangan mikrobiologi ditandai oleh beberapa peristiwa penting,
yaitu:
a. Penemuan mikroskop
b. Jatuhnya teori Generatio Spontanea / Abiogenesis
c. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of
fermentation)
d. Penyakit disebabkan oleh bibit penyakit (germ theory of desease)
1. Penemuan mikroskop
Pada tahun 1664 Robert Hooke berhasil menggambarkan
struktur kapang menggunakan mikroskop temuannya. Namun
Antonie van Leeuwenhoek dari Belanda dianggap sebagai orang
yang pertama kali dapat melihat mikroorganisme secara detail pada
tahun 1682. Menggunakan mikroskop temuannya dengan lensa
pembesaran 300 kali, Leeuwenhoek mengamati air hujan, air laut,

7
air vas dan kotoran gigi. Leeuwenhoek menyebut makhluk yang
dilihatnya sebagai animalcule (hewan kecil) dan melaporkannya ke
Royal Society of London pada tahun 1684.
2. Konflik Generatio Spontanea
Penemuan Leewenhoek tentang hewan kecil tersebut
menjadi perdebatan sangat serius di kalangan ahli mikrobiologi.
Berkaitan dengan temuan Leewenhoek muncullah dua silang
pendapat, satu mengatakan bahwa munculnya hewan kecil karena
proses pembusukan tanaman atau hewan, ataupun melalui proses
fermentasi. Pendapat ini mendukung teori yang mengatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari benda mati atau abiogenesis, dan
konsepnya dikenal dengan genaratio spotanea.
Pendapat lain mengatakan bahwa hewan kecil tersebut
berasal dari hewan kecil sebelumnya seperti halnya organisme
tingkat tinggi. Pendapat atau teori yang mengatakan hal tersebut
dikenal dengan biogenesis. Adanya perbedaan pendapat tersebut
menyebabkan mikrobiologi tidak berkembang dan hal ini
berlangsung sampai perdebatan terselesaikan dengan
dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini
memerlukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya
sederhana tetapi memerlukan waktu lebih dari 100 tahun.

a. Pembuktian Ketidakbenaran Abiogenesis


Franscesco Redi (1626-1697) dengan hasil eksperimennya
membuktikan bahwa ulat yang terdapat pada daging busuk
adalah larva yang berasal dari telur lalat, bukan berasal dari
benda mati (teori Generatio Spontanea). Bagaimana dengan
asal usul mikroorganisme yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop? John Needham (1713-1781) melakukan
eksperimen dengan cara memasak sepotong daging untuk

8
menghilangkan organisme yang ada, kemudian
menempatkannya dalam toples terbuka. Berdasarkan
pengamatannya ditemukan adanya koloni pada permukaan
daging tersebut, sehingga disimpulkan bahwa mikroorganisme
terjadi secara spontan dari daging.
Pada tahun 1769, Lazarro Spalanzani (1729-1799)
melakukan eksperimen dengan cara merebus kaldu daging
selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang ditutup
rapat, hasil percobaan menunjukkan tidak ditemukannya
mikroorganisme dalam kaldu tersebut. Jadi eksperimen Lazarro
Spalanzani menentang teori Abiogenesis. Sebaliknya,
Needham mengatakan bahwa berdasarkan eksperimennya
sumber makhluk hidup berasal dari udara sementara pada
percobaan Spalanzani tidak berinteraksi langsung dengan
udara. Setelah hampir 100 tahun percobaan Needham
berlangsung dan tidak ada kepastian kebenaran di antara kedua
eksperimen tersebut, muncullah dua peneliti yang mencoba
memecahkan kontroversi tentang peran udara tersebut.
Pada tahun 1836, Franz Schulze melakukan eksperimen
dengan cara melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung
tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Pada tahun
1837, Theodore Schwann melakukan eksperimen dengan cara
mengalirkan udara melalui pipa panas ke dalam tabung tertutup
yang bersisi kaldu. Keduanya tidak menemukan adanya
mikroorganisme sebab mikroorganisme telah mati oleh adanya
asam kuat maupun panas, tetapi para pendukung teori
Generatio Spontanea berpendapat bahwa adanya asam kuat dan
panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung
pertumbuhan mikroorganisme. Akhirnya pada tahun 1954
muncul peneliti yang menyelesaikan perdebatan tersebut,
dengan melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup

9
berisi kaldu yang telah dipanaskan. Kemudian ke dalam tabung
tersebut dimasukkan pipa yang pada sebagiannya diisi dengan
kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka, dengan demikian
mikroorganisme akan tersaring dan udara tetap bisa masuk.
Hasilnya, tidak ditemukan mikroorganisme dalam kaldu daging
tersebut, hal ini membuktikan bahwa teori Generatio Spontanea
adalah salah.
b. Bukti Teori Biogenesis
Pada periode yang sama muncul ilmuwan baru dari
Perancis Louis Pasteur (1822–1895) seorang ahli kimia yang
menaruh perhatian pada mikroorganisme. Pasteur tertarik untuk
meneliti peran mikroorganisme dalam industri anggur,
terutama dalam pembuatan alkohol. Salah satu pendukung teori
Generatio Spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur
adalah Felix Archimede Pouchet (1800-1872). Pada tahun 1859
Pouchet banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung
teori Abiogenesis, namun ia tidak dapat membantah penemuan-
penemuan Pasteur. Pasteur sebagai ilmuwan, untuk
memastikan pendapatnya, melakukan serangkaian eksperimen.
Salah satu eksperimen Pasteur yaitu menggunakan bejana leher
panjang yang dibengkokkan dan dikenal dengan leher angsa.
Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan. Pada
kondisi tersebut udara dapat dengan bebas melewati tabung
atau pipa leher angsa tetapi di daerah kaldu tidak ditemukan
adanya mikroorganisme. Hasil analisis menunjukkan bahwa
mikroorganisme beserta debu akan mengendap pada bagian
tabung yang berbentuk U sehingga tidak dapat mencapai kaldu.
Pasteur melalui eksperimen yang sama, membawa tabung
tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen. Hasil pengamatan
menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara,
sehingga Pasteur menyimpulkan bahwa semakin bersih/murni

10
udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit
kontaminasi yang terjadi.
Salah satu argumen klasik untuk menentang teori
Biogenesis adalah panas yang digunakan untuk mensterilkan
udara atau bahan dianggap dapat merusak energi vital, karena
tanpa adanya vital force tersebut mikroorganisme tidak dapat
muncul serta spontan. John Tyndall merespon argumen tersebut
dengan mengatakan bahwa udara dapat mudah dibebaskan dari
mikroorganisme melalui serangkaian percobaan yaitu
meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak
tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa
yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral.
Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam
kotak yang berisi tabung dengan kaldu di dalamnya, namun
tetap tidak ditemukan adanya mikroorganisme. Hasil percobaan
Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep biogenesis.
Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada
peran mikroorganisme dalam pembuatan anggur dan
mikroorganisme yang menyebabkan penyakit.
3. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of
fermentation)
Salah satu contoh proses fermentasi dapat terjadi jika jus
anggur dibiarkan, pada proses tersebut terjadi serangkaian
perubahan biokimia, alkohol, dan senyawa lain yang pada akhirnya
dihasilkan anggur (wine). Alasan Pasteur, menentang pendapat
Generatio Spontanea karena keyakinannya bahwa produk
fermentasi anggur merupakan hasil dari mikroorganisme yang ada,
bukan fermentasi menghasilkan mikroorganisme sebagaimana
yang dipercaya pada waktu itu.
Pada tahun 1850-an Pasteur memecahkan masalah yang
muncul dalam industri anggur, yakni dengan melakukan penelitian

11
terhadap anggur yang baik dan anggur kurang bagus maka
ditemukan mikroorganisme yang berbeda. Mikroorganisme
tertentu mendominasi anggur yang bagus, sementara
mikroorganisme tipe lain mendominasi anggur kurang bagus.
Pasteur menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang
sesuai akan menghasilkan produk anggur bagus. Berdasarkan
analisis tersebut Pasteur memusnahkan mikroorganisme yang
terdapat dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya.
Setelah dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasikan anggur
yang berkualitas baik dengan kandungan mikroorganisme sesuai
yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang
diperoleh memiliki kualitas baik dan tidak mengalami perubahan
aroma selama disimpan karena sebelumnya telah dipanasi selama
beberapa menit pada suhu 50-60ºC. Proses ini dikenal dengan
pasteurisasi yang saat ini sudah digunakan secara luas di bidang
industri makanan. Padahal, sebelumnya orang meningkatkan
produk fermentasi melalui trial and error, karena ketidaktahuan
mereka bahwa kualitas produk tergantung pada mikroorganisme
tertentu.
a. Penemuan Kehidupan Anaerob
Selama meneliti fermentasi asam butirat, Pasteur
menemukan adanya proses kehidupan yang tidak
membutuhkan udara. Pasteur menunjukkan bahwa jika udara
dihembuskan ke dalam bejana fermentasi butirat, proses
fermentasi menjadi terhambat, bahkan dapat terhenti sama
sekali. Atas dasar pengamatan tersebut muncullah 2 istilah
kehidupan mikroorganisme, yaitu
 kehidupan anaerob, untuk mikroorganisme yang tidak
memerlukan oksigen, dan
 kehidupan aerob, untuk mikroorganisme yang
memerlukan oksigen.

12
b. Penemuan Enzim
Menurut Pasteur, proses fermentasi merupakan proses vital
bagi kehidupan mikroorganisme. Pendapat tersebut ditentang
oleh Bernard (1875), bahwa khamir dapat memecah gula
menjadi alkohol dan CO2 karena mengandung katalisator
biologis dalam selnya. Katalisator biologis tersebut dapat
diekstrak sebagai larutan tetap yang dapat menunjukkan
kemampuan fermentasi, sehingga fermentasi dapat dibuat
sebagai proses yang tidak vital lagi (tanpa sel).
Pada tahun 1897, Buchner mampu membuktikan gagasan
Bernard, yaitu pada saat menggerus sel khamir dengan pasir
dan ditambahkan sejumlah besar gula, terlihat dari campuran
tersebut dibebaskan CO2 dan sedikit alkohol. Penemuan
tersebut membuka jalan ke perkembangan biokimia modern.
Pada akhirnya dapat diketahui bahwa pembentukan alkohol
dari gula oleh khamir, merupakan hasil urutan beberapa reaksi
kimia, yang masingmasing dikatalisir oleh biokatalisator
spesifik atau dikenal sebagai enzim.
4. Penyakit disebabkan oleh kuman (germ theory of desease)
Teori yang menyebutkan bahwa mikroorganisme dapat
menimbulkan penyakit dirumuskan setelah berbagai penelitian
yang dilakukan oleh Robert Koch (1843 – 1910). Koch
mempelajari bahwa penyakit antraks, penyakit pada hewan yang
dapat menular pada manusia, disebabkan oleh bakteri Bacillus
anthracis. Koch menemukan bakteri B. anthracis selalu ada pada
darah hewan yang menunjukkan gejala penyakit antraks.
Selanjutnya jika darah hewan yang menderita antraks diinjeksikan
ke tubuh hewan lain yang sehat, maka hewan tersebut akan
menderita antraks. Koch juga berhasil mengembangbiakan bakteri
B anthracis di luar tubuh hewan dengan menggunakan cairan
nutrisi. Berdasarkan berbagai hasil penelitiannya, Robert Koch

13
merumuskan postulat Koch, untuk membuktikan bahwa
mikroorganisme tertentu merupakan penyebab penyakit tertentu,
sebagai berikut:
a. Mikroorganisme selalu ditemukan pada tubuh semua penderita
penyakit dan tidak ditemukan pada tubuh yang sehat
b. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi dari orang yang
terinfeksi dan ditumbuhkan dalam biakan murni
c. Jika mikroorganisme dari biakan murni tersebut diinokulasikan
ke tubuh yang sehat, maka menimbulkan gejala penyakit yang
sama
d. Jika mikroorganisme itu diisolasi lagi dari hewan yang
diinfeksi secara percobaan, maka menunjukkan ciri serupa
dengan mikroorganisme yang pertama kali diperoleh dari
penderita

E. Perkembangan Cabang Ilmu Mikrobiologi


Pada abad 20, perkembangan mikrobiologi berjalan dengan sangat
pesat dan terpisah menjadi dua bidang besar, yaitu mikrobiologi dasar dan
mikrobiologi terapan. Dalam bidang mikrobiologi terapan postulat Koch
mendorong pada berkembangnya ilmu mikrobiologi kedokteran dan
immunologi, dengan ditemukannya berbagai jenis mikoorganisme patogen
dan diketahuinya mekanisme penularan serta kekebalan sebagai respon
tubuh terhadap infeksi. Mikrobiologi pertanian berkembang sebagai
kelanjutkan berbagai penemuan Beijerinck dan Winogradsky yang banyak
mempelajari jenis dan prose mikroorganisme tanah dan air, baik yang
menguntungkan maupun merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Setelah
berakhirnya perang dunia II, berkembang pula mikrobiologi industri, yang
mengarah pada penemuan dan pemanfaatan mikroorganisme yang
memiliki kemampuan menghasilkan antibiotik dan komoditi kimia
lainnya.

14
Mikrobiologi perairan merupakan cabang mikrobiologi yang
mempelajari cara mendapatkan air yang aman dikonsumsi dan pengolahan
limbah, sementara ekologi mikrobial mempelajari keanekaragaman jenis
dan aktivitas mikroorganisme di alam.
Bidang mikrobiologi dasar terus berkembang menjadi berbagai
cabang ilmu lainnya, terutama berkaitan dengan prinsip dasar dan fungsi
berbagai jenis mikroorganisme. Sistematik mikrobial banyak mempelajari
penemuan dan klasifikasi berbagai jenis mikroorganisme, sementara
fisiologi mikrobial lebih banyak mempelajari nutrisi yang diperlukan dan
hasil metabolisme mikroorganisme. Biokimia mikrobial berkembang
sejalan dengan meningkatnya pemahaman mengenai struktur dan sifat
kimia mikroorganisme (sitologi) dan diketahuinya berbagai jenis enzim
dan reaksi yang dapat dilakukan mikroorganisme.
Perkembangan mikrobiologi dasar meningkat dengan sangat pesat
pada pertengahan abad 20 dengan berkembangya cabang genetika
bakterial yang mempelajari variasi dan penurunan sifat pada bakteri.
Pemahaman mengenai struktur DNA, RNA dan sintesis protein pada
bakteri mendorong berkembangnya ilmu biologi molekular. Pada saat
yang sama, para ahli mulai memahami cara hidup virus, termasuk virus
yang menginfeksi bakteri yang disebut bakteriofag.
Setelah tahun 1970, pengetahuan mengenai proses dasar pada
bakteri yang meliputi fisiologi, biokimia dan genetik sudah mencapai
tahap ketika para ilmuwan dapat melakukan manipulasi materi genetik
suatu sel, dengan bakteri sebagai objek penelitian. Perkembangan ini
mendorong munculnya cabang ilmu bioteknologi, yang banyak
memanfaatkan kemampuan mikroorganisme untuk meningkatkan
kesejahteraan umat manusia.

F. Alat-alat Laboratorium Mikrobiologi


Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi
dalam laboratorium dan dijelaskan juga fungsi , cara penggunaan alat serta

15
prinsip kerjanya masing-masing. Alat-alat yang digunakan dalam
melaksanakan praktikum terbagi atas 3 macam alat yaitu alat elektri, gelas
dan non gelas.
a. Alat elektrik
a) inkubator adalah alat yang berfungsi untuk menginkubasi
mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan
pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk
inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.
Inkubator memiliki prinsip kerja yaitu dengan memasukan atau
menyimpan biakanmurni mikroorganisme, kemudian mengatur
suhunya, biasanya hanya dapat diatur diatas suhu tertentu.
b) Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium
mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang membuat kita
dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat
oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia memungkinkan
jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga
ribuan kali. Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni dengan
memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga
lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan
adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Kemudian bayangan
akan diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak, nyata
dan di perbesar oleh mata pengamat.
c) Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan
terhadap panas. Digunakan pada sterilisasi udara kering dengan
membebaskan alat-alat dari segala macam kehidupan (mikroba)
tanpa kelembaban. Cara menggunakannya yaitu dengan
memasukkan alat-alat yang telah dibungkus dengan kertas yang
akan disterilkan ke dalam oven dan menyusunnya pada rak,
kemudian memanaskannya diatas api.
d) Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat
dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan

16
uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada
umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC
(250o F). prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap
air panas bertekanan untuk membunuh dan menghilangkan
kotoran dan mikroba yang terdapat pada alat atau bahan yang
akan digunakan dalam praktikum atau percobaan.
e) Laminar Air Flow berfungsi untuk pengerjaan sacara aseptis
karena mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran
udara sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam
sebelum digunakan. Cara kerjanya atur alat dan bahan yang
telah dimasukan ke laminar air flow sedemikian rupa sehingga
efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril.
Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara
terganggu oleh aktivitas kerja. Setelah selesai bekerja, biarkan
2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari laminar air
flow.
f) Coloni counter berfungsi untuk menghitung koloni mikrobia
dalam kulit. Cara menggunakannya yaitu setelah ON
menyimpan cawan petri didalamnya yang berisi bakteri atau
jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada
posisi 000 dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum
penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung. Fungsi dari
alat ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dari bakteri.
g) Kulkas/ lemari pendingin yaitu suatu alat elektronik yang
digunakan untuk menyimpan bahan atau alat yang telah
disterilisasi dengan proses pendinginan. Prinsip kerjanya yaitu,
mengawetkan mikroba/medium sesuai pada suhu yang
diinginkan.
h) Hot plate berfungsi untuk memanaskan larutan dan mencairkan
media yang padat. pH indikator universal prinsip kerjanya yaitu
dengan menempelkan kertas pH indikator ini kebenda yang

17
akan di uji pH-nya, ada tingkatan warna tertentu yang
menyatakan nilai atau tingkatan pH-nya.
b. Alat-alat gelas
a) tabung reaksi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan dan
penampungan cairan lainnya seperti pelarut selain itu juga
dapat dapat diisi dengan media padat, prinsip kerjanya yaitu
pada waktu memanaskan media yang ada didalam tabung
reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas
nyala api dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada
diri kita atau orang lain. Tabung reaksi yang disterilkan
didalam autoklaf harus ditutup dengan kapas atau alumunium
foil. Tabung reaksi membutuhkan rak tabung reaksi yang pada
umumnya terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat
menyimpan tabung reaksi. Selain itu, dibutuhkan alat penjepit
yaitu gegep, prinsip kerjanya yaitu menjepit tabung reaksi
ketika di panaskan dan cara menggunakannya adalah dengan
menekan pemegang penjepit kemudian menjepit tabung dengan
lubang yang ada dtengah penjepit.
b) Tabung durham prinsip kerjanya yaitu tabung durham dicuci,
kemudian diisi dengan medium yang terdapat pada tabung
reaksi dengan mikropipet, atau dapat jugadi tancapkan (secara
terbalik) ke medium yang mengandung mikroba. Fungsinya
adalah untuk menampung atau menjebak gas yang terbentuk
akibat dari metabolisme pada bakteri yang diujikan.
c) Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan
dasar rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan
dan pembuatan kultur media. Prinsip kerjanya yaitu medium
dapat dituangkan ke cawan bagian bawah dan cawan bagian
atas sebagai penutup.
d) Pembakar bunsen / pembakar Spirtus, prinsip kerjanya yaitu
dengan menyalakannya dengan membakar bagian sumbu (pada

18
pembakar spirtus) dengan korek api atau dengan memberiapi
pada bagian atas (dari pembakar bunsen yang berbahan bakar
gas). Bunsen ini ada yang berbahan bakar gas atau methanol.
Fungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang
menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut
terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Juga alat ini dapat
digunakan untuk mensterilkan jarum ose atau yang lainnya.
c. Alat non gelas
a) pinset prinsip kerjanya adalah menjepit benda yang akan
diambil atau dipindahkan. Fungsi untuk mengambil benda
dengan menjepit, misalnya saat memindahkan cakram
antibiotik. Batang L, prinsip kerjanya yaitu dengan
menggunakan bagian yang berbentuk L untuk menyebarkan
permukaan cairan.
b) Jarum Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat
panjang, ada yang berbentuk lurus dan ada pula yang bulat.
Berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu
mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Prinsip
kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian
menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati.
c) Spatula berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar,
terbuat dari stainless steel atau alumunium. alat untuk
mengambil obyek. Spatula yang sering digunakan di
laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih
dan bertangkai. Fungsi spatula yaitu Untuk mengambil bahan
kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk
larutan.

19
G. Perkembangan Teknik Laboratorium
Penemuan berbagai jenis mikroorganisme selanjutnya dimungkinkan
sejalan dengan berbagai penemuan teknik laboratorium mikrobiologi. Para
penemu dan teknik penting itu antara lain ialah:
a. Paul Ehrlich (1854 - 1915), menemukan teknik mewarnai sel bakteri,
untuk identifikasi
b. Richard J. Petri (1852 – 1951), menemukan cawan bertutup untuk
memelihara biakan dalam medium agar
c. Martinus Beijerinck (1851 - 1931), menemukan medium diperkaya
(enrichment medium) untuk isolasi mikroorganisme dari air dan tanah,
yang jumlahnya sangat sedikit
d. Serge Winogradsky (1856 – 1953), menemukan proses metabolisme
tertentu yang dapat dilakukan oleh bakteri yang diisolasinya

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu:
micros = kecil, bios = hidup, logos = ilmu. Jadi mikrobiologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari organisme hidup yang
kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Organisme yang
dipelajari dalam mikrobiologi yaitu mikroorganisme, yang meliputi
bakteri, virus, jamur, protozoa. Cabang ilmu mikrobiologi ada yang
didasarkan pada kelompok mikroba yang dipelajari, seperti
bakteriologi, virologi dan mikologi.
Mikroba di alam secara umum berperanan sebagai
produsen, konsumen, maupun redusen. Jasad produsen
menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan energi
sinar matahari. Mikroba yang berperan sebagai produsen adalah
algae dan bakteri fotosintetik Jasad konsumen menggunakan bahan
organik yang dihasilkan oleh produsen.
Perkembangan mikrobiologi ditandai oleh beberapa
peristiwa penting, yaitu:
a. Penemuan mikroskop
b. Jatuhnya teori Generatio Spontanea / Abiogenesis
c. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of
fermentation)
d. Penyakit disebabkan oleh bibit penyakit (germ theory of
desease)

Dalam bidang mikrobiologi terapan postulat Koch mendorong


pada berkembangnya ilmu mikrobiologi kedokteran dan
immunologi, dengan ditemukannya berbagai jenis mikoorganisme
patogen dan diketahuinya mekanisme penularan serta kekebalan
sebagai respon tubuh terhadap infeksi.

Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi


dalam laboratorium dan dijelaskan juga fungsi , cara penggunaan
alat serta prinsip kerjanya masing-masing. Alat-alat yang
digunakan dalam melaksanakan praktikum terbagi atas 3 macam
alat yaitu alat elektri, gelas dan non gelas.

B. Saran
Dalam penulisan ini dibutuhkan banyak saran dari anda
anda sekalian untuk menambah sumber dari data yang telah kami
dapat.Saran dari anda anda sekalian sangat membantu untuk
menambah wawasan kami semua.Dimohon untuk mengoreksi
jikalau ada bagian yang salah dalam peulisan makalah
ini.Terimakasih

22
DAFTAR PUSTAKA

Mades Fifendy, M. (2017). Mikrobiologi. Depok: KENCANA.

Sumampouw, J. (2019). Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: CV BUDI


UTAMA.

Fibriana, F. dan Amalia, A.V./ Unnes Science Education Journal 5 (2) (2016)

Jurnal Mikrobiologi Vol.1 No.1 Maret 2016 ISSN : O1A114084

Widodo, lestantounggul. Sejarah, Ruang Lingkup dan Perkembangan


Mikrobiologi. MODUL 1

Yisrel, johanes. Definisi Mikrobiologi. SUMBER: Academia.edu

23

Anda mungkin juga menyukai