Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MIKROBIOLOGI DASAR

“PENGERTIAN, PEMBAGIAN, SEJARAH PERKEMBANGAN


MIKROBIOLOGI DAN KLASIFIKASI MIKROORGANISME”

DISUSUN OLEH :

1. Dewi Samara Putri P07234017051


2. Dwi Rahayu Riswanti P07234017052
3. Eka Mega Putri P07234017053
4. Eva Novianti Fauziah P07234017054
5. Febriana Ratna Safitri P07234017055
6. Indra Suryanata P07234017059
7. Nia Ardelia Rahmadani P07234017068

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2017

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
yang telah diberikanNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mikrobiologi dasar ini
dengan baik.

Adapun makalah mikrobiologi tentang pengertian, pembagian, sejarah perkembangan


mikrobiologi dan klasifikasi mikroorganisme ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah mikrobiologi ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah mikrobiologi tentang


pengertian, pembagian, sejarah perkembangan mikrobiologi dan klasifikasi mikroorganisme ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi dan manfaat terhadap
pembaca.

Samarinda, 10 September 2017

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.........................................................................................................1
B.Rumusan masalah.....................................................................................................2
C.Tujuan.......................................................................................................................2
......................................................................................................................................
D.Manfaat.....................................................................................................................2

BAB II DASAR TEORI...........................................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN

A.Pengertian Mikrobiologi...........................................................................................5
B.Pembagian Mikrobiologi..........................................................................................7
1.Taksonomi...........................................................................................................7
2.Habitat ................................................................................................................8
3.Problema..............................................................................................................8
C.Sejarah Perkembangan Mikrobiologi.......................................................................10
D.Klasifikasi Mikrobiologi..........................................................................................14

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan...............................................................................................................24
B.Saran ........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat

kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan

mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-

kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik.


Sejarah perkembangan mikrobiologi diawali dengan dilakukannya pengamatan

mikroskopis pada tahun 1675. Perkembangan teori nuftah fermentasi diikuti dengan

perkembangan teori nuftah penyakit dalam tahun 1876. Hal ini menimbulkan minat terhadap

teknik dan prosedur laboratoris untuk mengisolasi dan mencirikan mikroorganisme. Sejak

tahun 1900, juga telah terjadi persekutuan yang dekat antara mikrobiologi, kedokteran, dan

bidang-bidang mikrobiologi terapan lainnya. Penemuan-penemuan baru terus dibuat. Spesies

mikroorganisme baru terus ditemukan dan banyak proses biologis sedang ditelaah melalui

mikroorganisme.
Penelitian lebih lanjut mengenai mikroorganisme terutama penyelidikan mengenai

struktur internalnya dengan mikroskop elektron, mengungkapkan adanya perbedaan dasar

diantara mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme, yaitu bakteri dan sianobakteri ternyata

tidak memperlihatkan satuan struktur yang terbungkus membran didalam sitoplasmanya.

Kelompok ini disebut sel-sel prokariotik. Mikroorganisme lain, yaitu algae, fungi, dan

protozoa, didalam sitoplasmanya terdapat beberapa struktur yang dibatasi membran seperti

halnya sel tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sel-sel ini disebut eukariotik. Pembedaan yang

penting ini merupakaan salah satu kemjuan besar yang dicapai dalam mikrobiologi masa
modern. Diantara hal-hal yang belum terpecahkan adalah penempatan virus. Pencarian

bentuk-bentuk baru kehidupan mikroskopis didalam lingkungan kita secara berkala

mengakibatkan ditemukankannya spesies-spesies mikrobe baru.


Penemuan-penemuan semacam itu akan memperluas pengetahuan kita mengenai dunia

mikroorganisme. Mengingat begitu luasrnya dunia mikroorganisme dalam kehidupan sehari-

hari, sehingga diperlukan pemahaman terlebih dahulu mengenai apa itu mikroorganisme dan

bagaiaman sejarah mikroorganisme itu sendiri serta dunia mikrobe agar mempermudah untuk

mempelajari lebih jauh lagi mengenai dunia mikrobiologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari mikrobiologi ?
2. Apa saja pembagian dari mikrobiologi ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan terbentuknya mikrobiologi ?
4. Apa saja klasifikasi dari mikrobiologi ?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini antara lain :
1. Agar mahasiswa dapat memahami apa itu mikrobiologi
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui pembagian mikrobiologi
3. Agar mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan mikrobiologi
4. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi mikroorganisme
D. Manfaat Penulisan
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan
pengetahuan serta wawasan penulis kepada pembaca tentang keadaan mikrobiologi dasar,
sehingga kita dapat mengetahui dan mempelajari lebih dalam dan kita dapat menghindari
infeksi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme, baik dari bakteri, virus, dan lain-lain.
BAB II
DASAR TEORI
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi,
dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan
aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan
bereproduksi dengan sendirinya.
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena Mikroorganisme
ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi
yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan
tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang
telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam
bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk pengolahan bahan makanan akan
diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam
media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena
aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik
yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Sekilas, makna praktis dari mikroorganisme disadari tertutama karena kerugian yang
ditimbulkannya pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya dalam bidang
mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen
yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Walaupun di bidang lain
mikroorganisme tampil merugikan, tetapi perannya yang menguntungkan jauh lebih menonjol.
Menurut Dwidjoseputro (2005) pada makanan yang telah dipasteurisasi pun juga dapat
mengandung racun (toksin). Makanan yang telah dipasteurisasi kemudian terus menerus
disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar, dapat mengandung racun yang berasal dari
Clostridium botulinum. Spora-spora dari bakteri ini tidak mati dalam proses pasteurisasi. Dalam
keadaan tertutup (anaerob) dan suhu yang menguntungkan, maka spora-spora tersebut dapat
tumbuh menjadi bakteri serta menghasilkan toksin. Racun yang dihasilkan tidak mengganggu
alat pencernaan, melainkan mengganggu urat saraf tepi. Selain itu, mikroorganisme ini juga
dapat digunakan sebagai agen pembusuk alami, yang akan mendekomposisi sampah-sampah
organik menjadi materi inorganik sehingga dapat mengurangi kuantitas sampah, menyuburkan
tanah dan dapat menjadi sumber nutrisi bagi tumbuhan (Anonim a, 2006). Seorang peneliti dari
Amerika Serikat yaitu Waksman telah menemukan mikroorganisme tanah yang menghasilkan
streptomisin, yaitu bakteri Streptomyces (Dwidjoseputro, 2005).
Tidak semua mikroba yang ada dapat digunakan dalam industri. Menurut Kusnadi, dkk
(2003) mikroorganisme industri merupakan organisme yang dipilih secara hati-hati sehingga
dapat membuat satu atau banyak produk khusus. Bahkan jika mikroorganisme industri
merupakan salah satu yang sudah diisolasi dengan teknik tradisional, mikroorganisme tersebut
menjadi organisme yang sangat termodifikasi sebelum memasuki industri berskala besar.
Sebagian besar mikroorganisme industri merupakan spesialis metabolik yang secara spesifik
mampu menghasilkan metabolit tertentu dalam jumlah yang sangat besar pula. Untuk mencapai
spesialisasi metabolik tinggi tersebut, strain industri diubah secara genetika melalui mutasi dan
rekombinasi.
Dalam Dwidjoseputro (2005) dijelaskan bahwa ada beberapa genera bakteri yang hidup
dalam tanah (misalnya Azetobacter, Clostridium, dan Rhodospirillum) mampu untuk mengikat
molekul-molekul nitrogen guna dijadikan senyawa-senyawa pembentuk tubuh mereka, misalnya
protein. Jika sel-sel itu mati, maka timbullah zat-zat hasil urai seperti CO 2 dan NH3 (gas
amoniak). Sebagian dari amoniak terlepas ke udara dan sebagian lain dapat dipergunakan oleh
beberapa genus bakteri (misalnya Nitrosomonas dan Nitrosococcus) untuk membentuk nitrit.
Nitrit dapat dipergunakan oleh genus bakteri yang lain untuk memperoleh energi dari padanya.
Oksidasi amoniak menjadi nitrit dan oksidasi nitrit menjadi nitrat berlangsung di dalam
lingkungan yang aerob. Peristiwa seluruhnya disebut nitrifikasi. Pengoksidasian nitrit menjadi
nitrat dilakukan oleh Nitrobacter.
Selain itu, mikroorganisme ini juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk alami, yang
akan mendekomposisi sampah-sampah organik menjadi materi inorganik sehingga dapat
mengurangi kuantitas sampah, menyuburkan tanah dan dapat menjadi sumber nutrisi bagi
tumbuhan (Anonim a, 2006). Seorang peneliti dari Amerika Serikat yaitu Waksman telah
menemukan mikroorganisme tanah yang menghasilkan streptomisin, yaitu bakteri Streptomyces
(Dwidjoseputro, 2005).

BAB III
PEMBAHASAN
1.1. PENGERTIAN MIKROBIOLOGI

Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad
renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani (micros = kecil, bios = hidup, dan logos =
pengetahuan) sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang mahluk-mahluk hidup yang kecil-kecil. Makhluk-makhluk hidup yang
kecil-kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisme, mikrobia, mikroba, atau jasad renik.
Objek kajian mikrobiologi biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat
dengan mikroskop,khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa,dan Archaea. Virus
sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk
hidup.

Mikrobiologi adalah kajian tentang mahluk hidup (organisme) berukuran terlalu kecil untuk
dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme meliputi protozoa, algae (ganggang), fungi
(jamur), lichenes, bakteri, dan virus. Keseluruhan mikroorganisme tersebut berpengaruh penting
pada pertanian. Tidak hanya sebagai ilmu biologi dasar yang memberikan pengertian-pengertian
tentang asas-asas kimia dan fisika dalam proses kehidupan, tetapi juga sebagai ilmu terapan yang
penting.

Beberapa mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit pada tanaman, walaupun demikian


jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mikroorganisme yang menguntungkan dalam
arti dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan tanaman. Mikroorganisme memiliki peranan
kunci dalam menjaga, memulihkan, dan meningkatkan kualitas tanah, serta memacu
pertumbuhan tanaman. Di tanah banyak dijumpai mikroorganisme yang mampu menyediakan
Nitrogen, Fosfor, Sulfur, Logam-logam (Fe, Cu, Mn), dan zat pemacu tumbuh bagi tanaman.
Terdapat juga mikroorganisme yang mampu menekan populasi mikroorganisme penyebab
penyakit, dan mikroorganisme yang mampu menghilangkan cemaran organik / anorganik.
1.2. PEMBAGIAN MIKROBIOLOGI

Mikrobiologi sebagai cabang ilmu biologi, sudah secara luas memasuki bidang-bidang
pengetahuan lain yang sejalan, antara lain:
1. Bidang kesehatan, termasuk di dalamnya kebersihan, sanitasi dan higiene.
2. Bidang pertanian, termasuk di dalamnya peternakan, perikanan kehutanan dan pasca-
panen.
3. Bidang industri, termasuk di dalamnya industri kimia, industri obat-obatan, industri
kertas, industri tekstil dll.
4. Bidang bahan makanan, khususnya yang berhubungan dengan masalah proses
pengolahan/ pembuatan, kontrol kualitas dan keselamatan, dan pengawetan/ preservasi.
Ini disebabkan oleh jumlah jenis yang dapat berperan di berbagai bidang tersebut, baik yang
secara langsung ataupun tidak, sehingga kemudian timbul cabang atau disiplin baru di
lingkungan mikrobiologi yang lebih mengkhusus pada permasalahan yang terbatas, tetapi
digarap dengan jangkauan yang lebih terperinci.
Pembagian disiplin ini tergantung kepada arah atau orientasinya, apakah terhadap taksonomi,
habitat atau problemanya (permasalahan yang ada atau ditimbulkan akibat mikroba).
Di bawah ini disiplin bidang mikrobiologi berdasarkan orientasinya:
A. Taksonomi:
a. Virologi: ilmu yang mempelajari bentuk , susunan dan pengembangan- kelompok
jasad yang termasuk virus.
b. Bakteriologi: ilmu yang mempelajari bentuk , susunan dan pembagian- kelompok
jasad yang termasuk bakteri.
c. Mikologi: ilmu yang mempelajari bentuk , susunan dan pembagian- kelompok
jasad yang termasuk fungi atau jamur.
d. Algologi atau Fikologi: ilmu yang mempelajari bentuk , susunan dan pembagian-
kelompok jasad yang termasuk alga atau ganggang.
e. Protozoologi: ilmu yang mempelajari bentuk , susunan dan pembagian- kelompok
jasad yang termasuk protozoa atau hewan bersel satu.
B. Habitat:
a. Mikrobiologi Tanah: ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroba di
dalam tanah (berguna untuk bidang-bidang pertanian, tambang, geologi dll)
b. Mikrobiologi Udara: ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroba di
udara (berguna untuk bidang-bidang kedokteran/ kesehatan, industri, ruang-
angkasa dll)
c. Mikrobiologi Air: ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroba di
dalam air (berguna untuk bidang-bidang pertanian/ perikanan, kesehatan, industri,
pengairan, pengolahan buangan dll)
d. Mikrobiologi “Rumen”: ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan Sejumlah
mikroba yang hidup dan berkembang di dalam sistem lambung makhluk hidup
seperti manusia dan hewan (berguna untuk bidang-bidang kesehatan, peternakan/
perikanan, bahan-makanan dll)
C. Problema:
a. Mikrobiologi Dasar: Bidang mikrobiologi dasar mempelajari berbagai struktur
fisik dan reaksi kimia mikroorganisme. Banyak proses biokimia pada
mikroorganisme juga terjadi pada organisme multiseluler, sehingga
mikroorganisme dapat menjadi model dalam mempelajari proses biokimia.
(a) Ekologi Mikroba: ilmu yang mempelajari penyebaran dan assosiasi-kehidupan
mikroba dengan lingkungannya.
(b) Fisiologi Mikroba: ilmu yang mempelajari sifat-sifat faal mikroba.
(c) Kimia/ biokimia Mikroba: ilmu yang mempelajari bentuk dan sifat kimia/
biokimia mikroba.
(d) Genetika Mikroba: ilmu yang mempelajari sifat-sifat turunan, kebakaan
mikroba.
b. Mikrobiologi Terapan: Bidang mikrobiologi terapan mempelajari penggunaan
ilmu mikrobiologi dalam memecahkan masalah praktis dalam kedokteran,
pertanian dan industri. Berbagai penyakit infektif pada manusia, hewan dan
tumbuhan, disebabkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme juga berperan
penting dalam menentukan kesuburan tanah. Dalam bidang industri,
mikroorganisme berperan dalam produksi antibiotik dan protein. Sebagai bagian
dari ekosistem, mikroorganisme juga banyak berperan dalam siklus energi dan
kondisi lingkungan.
(a) Mikrobiologi Kesehatan: ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidang kesehatan (penyakit, imunisasi dll)
(b) Mikrobiologi Sanitasi: ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidang sanitasi (termasuk bidang kebersihan)
(c) Mikrobiologi Makanan: ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di dalam bahan-makanan, baik yang mendatangkan keuntungan
(misal di dalam proses pembuatan) ataupun yang mendatangkan kerugian
(misal di dalam proses pembusukan dan kerusakan)
(d) Mikrobiologi Pasca-Panen: ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba pada masa pasca-panen (pertanian pangan, tanaman industri, tanaman
obat dll)
(e) Mikrobiologi Industri: ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di bidang industri, baik yang menguntungkan (di dalam proses)
ataupun yang merugikan (menghambat proses,toksikasi dll)
(f) Mikrobiologi Analitik: ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba yang harus dianalisis kehadirannya di dalam suatu bahan ataupun
habitat.
(g) Mikrobiologi Geologi dan Pertambangan: ilmu yang mempelajari bentuk, sifat
dan peranan mikroba di bidang pertambangan dan geologi.
(h) Mikrobiologi Kesenjataan: ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan peranan
mikroba di dalam sistem kesenjataan (misal bidang kesenjataan NUBIKA:
Nuklir, Biologi dan Kimia).
Sebagai ilmu dasar, di dalamnya tercakup pembahasan permasalahan yang berhubungan
dengan bentuk, sifat, perkembangbiakan, penyebaran dan lingkungan yang mempengaruhinya.
Sedang sebagai ilmu terapan, karena secara langsung jasad-jasad yang terdapat di dalamnya
dapat berperan, baik di bidang yang menguntungkan seperti proses pembuatan dan peningkatan
nilai gizi-nutrisi dan organoleptik bahan makanan, industri farmasi, industri kimia, bidang
pertanian dll. Juga secara langsung peranan jasad-jasad sebagi penyebab penyakit pada tanaman,
hewan dan manusia, serta sebagai jasad penghasil racun/ toksin yang membahayakan.
1.3. SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat
penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine)
dan membuat vaksin rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami
pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain seperti biokimia.
1. Era Robert Hooke dan Antonie van Leeuwenhoek

Robert Hooke (1635-1703) adalah matematikawan, sejarawan alam, dan ahli mikroskopi
asal Inggris. Dalam bukunya yang terkenal, Micrographia (1665), Hooke mengilustrasikan
struktur badan buah dari suatu jenis kapang. Ini adalah deskripsi pertama
tentang mikroorganisme yang dipublikasikan.

Orang pertama yang melihat bakteri adalah Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723),
seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Belanda. Pada tahun 1684, Antonie van
Leeuwenhoek menggunakan mikroskop yang sangat kecil hasil karyanya sendiri untuk
mengamati berbagai mikroorganisme dalam bahan alam. Mikroskop yang digunakan
Leeuwenhoek pada saat itu berupa kaca pembesar tunggal berbentuk bikonveks dengan spesimen
yang diletakkan di antara sudut apertura kecil pada penahan logam. Alat itu dipegang dekat
dengan mata dan objek yang ada di sisi lain lensa disesuaikan untuk mendapatkan fokus. Dengan
alat itulah, Leewenhoek mendapatkan kontras yang sesuai antara bakteri yang mengambang
dengan latar belakang sehingga dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas. Dia menemukan
bakteri pada tahun 1676 saat mempelajari infusi lada dan air (pepper-water infusion). Van
Leeuwenhoek melaporkan temuannya itu lewat surat pada Royal Society of London, yang
dipublikasikan dalam bahasa Inggris pada tahun 1684. Ilustrasi van Leewenhoek tentang
mikroorganisme temuannya dikenal dengan nama "wee animalcules".
2. Era Pasteur

Bertahun-tahun setelahnya, banyak observasi lain yang menegaskan hasil pengamatan van
Leeuwenhoek, namun peningkatan tentang pemahaman sifat dan
keuntungan mikroorganisme berjalan sangat lambat sampai 150 tahun berikutnya. Baru pada
abad ke 19, yaitu setelah produksi mikroskop meningkat pesat, barulah
keingintahuan manusia akan mikroorganisme mulai berkembang lagi. Louis Pasteur dikenal luas
karena berhasil menumbangkan teori Generatio Spontanea, organisme hidup terjadi begitu
saja. Percobaan Pasteur menggunakan kaldu yang disterilkan dan labu leher angsa membuktikan
tentang adanya mikroorganisme.
3. Era Robert Koch

Sejak abad ke-16, telah diketahui bahwa ada suatu agen penyebab penyakit yang dapat
menularkan penyakit. Setelah penemuannya, dipercaya bahwa mikroorganisme adalah agen yang
dimaksud, namun belum ada pernah ada bukti. Robert Koch (1842-1910),
seorang dokter berkebangsaan Jerman adalah orang pertama yang menemukan konsep hubungan
antara penyakit menular dan mikroorganisme dengan menyertakan bukti eksperimental. Konsep
yang dikemukan oleh Koch dikenal sebagai Postulat Koch dan kini menjadi standar emas
penentuan penyakit menular.
4. Martinus Beijerinck dan teknik kultur pengkayaan

Martinus Beijerinck (1851-1931) adalah profesor berkebangsaan Belanda yang


berkontribusi besar terhadap teknik kultur pengkayaan. Pada teknik ini, mikroorganisme diisolasi
dari alam dan ditumbuhkan di laboratorium dengan memanipulasi nutrisi dan kondisi
inkubasinya. Dengan menggunakan teknik ini, Beijerinck berhasil mengisolasi kultur murni
berbagai mikroorganisme air dan tanah untuk pertama kalinya alfian.
5. Sergei Winogradsky dan konsep kemolitotrofi

Pekerjaan Sergei Winogradsky (1856-1953), asal Rusia, mirip dengan yang dilakukan
Beijerinck, namun dia mendalami bakteri yang terlibat dalam siklus nitrogen dan
siklus sulfur. Konsep kemolitotrofi yang dicetuskannya berkaitan dengan adanya hubungan
antara oksidasi senyawa anorganik dengan konservasi energi. Dengan menggunakan teknik
pengkayaan, Winogradsky berhasil mengisioalsi bakteri pengikat nitrogen, Clostridium
pasteurianum yang bersifat anaerob, dan sebagai cikal bakal konsep fiksasi nitrogen.

6. Mikrobiologi modern

Memasuki abad ke-20, mulai berkembang dua cabang mikrobiologi yang masih saling
berhubungan: mikrobiologi dasar (basic) dan mikrobiologi teraplikasi (applied). Mikrobiologi
dasar mengacu pada penemuan-penemuan baru di bidang ini. Sedangkan mikrobiologi
teraplikasi mengacu pada aspek pemecahan masalah (problem solving) yang berhubungan
dengan bidang ini. Sejak ditemukannya konsep tentang DNA maka bidang mikrobiologi pun
memasuki era molekuler. Keberhasilan sekuensing DNA berhasil mengungkap hubungan
filogenetik (evolusi) di antara berbagai jenis bakteri.
1.4. KLASIFIKASI MIKROORGANISME
1. Klasifikasi dan Identifikasi

Dalam semua cabang biologi diperluan pencirian, klasifikasi dan identifikasi. Klasifikasi
merupakan proses untuk mengenali dan mengelompokkan organisme hidup. Klasifikasi
merupakan bagian dari bidang ilmu sistematik. Tujuan klasifikasi ialah mengatur kedudukan dari
berbagai organisme di alam. Jika diketahui ciri-ciri suatu mikroorganisme, maka dapat dilakukan
perbandingan sehingga terlihat persamaan dan juga perbedaan dnegan organisme lainnya. Hal ini
dapat disamakan dengan membuat tabel periodik bagi unsur kimia sehingga terlihat keterkaitan
antara unsur kimia tersebut.

Klasifikasi dan identifikasi mikroorganisme haruslah diketahui terlebih dahulu karakteristik atau
ciri-ciri mikroorganisme. Oleh karena ukurannya yang sangat kecil, tidaklah mungkin bagi kita
untuk mempelajari 1 mikroorganisme saja, sehingga yang dipelajari adalah karakkteristik suatu
biakan yang merupakan populasi dari suatu mikroorganisme.

Ciri-ciri utama dari suatu mikroorganisme dikelompokan sebagai berikut :

1. Morfologi
Mikroba pada umumnya sangat kecil, ukurannya dinyatakan dalam µm.

1 µm = 0,001 mm

Oleh karena ukurannya yang kecil diperlukan mikroskop untuk melihat mikroba.
Mikroskop yang digunakan tergantung pada kecermatan yang diinginkan oleh peneliti.

2. Sifat Kimiawi
Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba diberi perlauan kimiawi, maka sel
ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik. Sebagai contoh, bakteri Gram negatif
memiliki lipopolisakarida dalam dinding selnya, Sedangkan bakteri Gram positif tidak.
Sebaliknya pada banyak bakteri Gram positif terdapat asam teikoat. Bahan kimia ini tidak
ditemukan pada gram negatif. Dinding sel fungsi dan algae berbeda dari bakteri. Pada
kelompok virus, pembagian dilakukan berdasaran asam inti yang dikandung, apakah
merupakan DNA atau RNA
3. Sifat Biakan
Zat hara yang diperlukan oleh setiap mikroorganisme berbeda ada mikroorganisme yang
hanya dapat hidup dan tumbuh bila diberikan zat hara yang kompleks (serum, darah).
Sebaliknya ada pula yang hanya memerlukan bahan inorganik saja atau bahan organik
(asam amino, karbohidrat, purin, pirimidin, vitamin, koenzim) selain itu beberapa
mikroorganisme hanya dapat tumbuh pada sel hidup, berupa inang, telur, bertunas, biakan
jaringan.
4. Sifat Metabilisme
Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi yang disebut
metabolisme. Berbagai macam reaksi yang terjadi dalam metabolisme dapat digunakan
untuk mencirikan mikroorganisme
5. Sifat Antigenik
Bila mikroorganisme masuk kedalam tubuh, akan terbentu antibodi yang mengikat
antigen. Antigen merupakan bahan kimia tertentu dari sel mikroba. Antibodi ini bersifat
sangat spesifik terhadap antigen yang menginduksinya. Oleh karena mikroorganisme
memiliki antigen yang berbeda, maka antibodi dapat digunakan untuk mencirikan (rapid
indentification) terhadap mikroorganisme. Reaksi ini sangat sepesifik sehingga dapat
disebut sebagai lock and key system.
6. Sifat Genetik
DNA kromosomal mikroorganisme memiliki bagian yang konstan dan spesifik bagi
mikroorganisme tersebut sehingga dapat digunakan untuk pencirian mikroorganisme.
7. Patogenitas
Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya untuk menimbulkan penyakit
merupakan ciri khas mikroorganisme tersebut selain itu terdapat pula bakteri yang
memakan bakteri lainnya (Bdellovibrio) dan virus (bakteriofag)yang menginfesi dan
menghancurkan bakteri.
8. Sifat Ekologi
Habitat merupakan sifat yang mencirikan mikroorganisme. Mikroorganisme yang hidup
di lautan berbeda dengan air tawar. Mikroorganisme yang terdapat dalam rongga mulut
berbeda dengan saluran pencernaan.

2. Perkembangan Klasifikasi

Pada klasifikasi “Five-kingdom System. Pembagian didasarkan pada cara pengambilan zat hara
yaitu :

1. Forosintesis
2. Absorpsi
3. Ingesti

Prokariot termasuk dalam Monera, cara mengambilan zat hara tidak melalui ingesti. Yukariot
uniseluler termasuk protista, ketiga macam pengambilan zat hara terlihat dalam kelompok ini.
Mucroalgar bersifat forosintetik, Protozoa dengan ingesti dan protista lainnya dengan absorpsi.
Selain itu ada pula yang melakukan kombinasi. Mikroorganisme masuk dalam :

1. Monera (bacteria dan cyanobacteria)


2. Protista (microalgae dan protozoa)
3. Fungsi (yeasts dan mold)
Tabel. Perkembangan Klasifikasi

Two-Kingdom system Four-Kingdom System Five-Kingdom system


Lennaeus Capeland Whitaker
Animalia Monera Monera
Plantae Protoctista Protista

Metaphyta Plantae

Metazoa Fungsi

Animalia

3. Taksonomi Mikroba

Dasar Pengelompokan

Taksonomi merupakan cara atau upaya pengelompokan jasad hidup di dalam kelompok
atau takson yang sesuai. Pertama kali pengelompokan ini hanya untuk lingkungan tumbuh-
tumbuhan dan hewan, tetapi ternyata bahwa untuk mikroba pun dapat digunakan.

Mikroba sesuai dengan bentuk dan sifatnya termasuk kedalam Dunia tumbuh-tumbuhan.
Sehingga kalau sebelumnya dunia tersebut hanya terbagi kedalam dua kelompok besar yaitu :

1. Monocotyledoneae, yaitu tumbuh-tumbuhan yang mempunyai keping biji tunggal.


2. Dicotyledoneae, yaitu tumbuh-tumbuhan yang mempunyai keping biji dua, maka
sekarang akan bertambah dengan 1 kelompok besar lainnya.
3. Acotyledoneae, atau tumbuh-tumbuhan tanpa keping biji, yaitu Cryptogamae (kriptos =
tersembunyi/tidak ada atau tidak nampa, gamae = alat perkembangbiak).

Mikroba termasuk kedalam kelompok ke-3 tersebut sesuai dengan sifat alat untuk
perkembangbiakannya.

Dari segi mikrobiologi sendiri, dunia Mikroba terbagi menjadi dua kelompok besar lainnya,
pembagian ini berdasarkan kepada ada tidaknya inti, baik yang sudah terdiferensiasi ataupun
yang belum. Yaitu :

1. Prokaryota, yaitu kelompok mikroba yang tidak mempunyai inti yang jelas atau tidak
terdiferensiasi. Kedalam kelompok ini termasuk :
a) Bakteria,
b) Mikro-alga biru-hijau (BGA = blue-green algae),
2. Karyota, yaitu kelompok mikroba yang sudah mempunyai inti yang jelas atau sudah
terdiferensiasi. Kedalam kelompok ini termasuk :
a) Jamur, termasuk didalamnya ragi,
b) Mikro-alga lainnya

Walaupun ada kelompok kehidupan atau jasad lain yang dianggap hirup berdasarkan
kepada bentuk dan sifatnya tidak sama dengan mikroba tetapi mengingat kepentingan dan
asosiasi kehidupannya, ada dua kelompok besar lain yang umumnya dimasukkan kedalam Dunia
Mikroba yaitu :

1. Protozoa
2. Virus
1. Klasifikasi Bakteri

Umumnya berbentuk 1-sel atau sel tunggal atau uniseluler, tidak mempunyai klorofil
berkembangbiak dengan pembelahan sel atau biner. Karena tidak mempunyai klorofil, bakteri
hidup sebagai jasad yang saprofitik ataupun sebagai jasad yang parasitik. Tempat hidupnya
tersebar di mana-mana, sejak di udara, di dalam tanah, didalam air, pada bahan-bahan, pada
tanaman ataupun pada tubuh manusia atau hewan.

2. Kriteria untuk Klasifikasi Bakteri

Kriteria sesuai untuk tujuan klasifikasi bakteri termasuk sifat-sifatnya telah diterangkan dalam
bab terdahulu, informasi yang penting dapat diketahui secara mikroskopis dengan melihat
lapisan sel dan ada atau tidaknya struktur khusus misalnya spora atau flagella. Prosedur
pewarnaan seperti pewarnaan gram dapat memberikan perkiraan bakteri memiliki kekerabatan
yang dekat. Hal ini merupakan petunjuk awal bahwa keragaman kimiawi DNA dari organisme
yang berbeda dapat menjadi indikasi adanya kekerabata genetik. Studi fisik membuktian bahwa
kekerabatan DNA dari organisme yang sama dapat dikenal dengan tingkat kemampuan
kromosom DNA untuk dikawin silangkan.

Tabel . Tingkat Taksonomi

Tingkatan Resmi Contoh


Kingdom Prokaryotae
Divisi Gracilicutes
Klas Scotobacteria
Ordo Eubacteriales
Famili Entobacteriaceae
Genus Escherichia
Spesies Coli

Penyusunan urutan DNA telah menjadi prosedur rutin di laboratorium dan perbandingan
susunan DNA diantara beragam gen dapat menggambarkan hubungan mereka perbedaan susunan
DNA diantara gen-gen yang tersebar secara cepat dapat digunakan untuk menentukan jarak
genetik dari gen-gen yang berhubungan dekat, dan perbedaan susunan di antara gen-gen yang
tersebar secara lambat dapat digunakan untuk mengukur hubungan dalam kelompok bakteri yang
hubungannya jauh.

Ribosom memiliki pesan penting dalam sintesa protein. Gen penanda RNA ribosom dan
protein ribosom telah diturunkan melalui evolusi dan telah disebarkan lebih lambat daripada gen
kromosom lainnya. Perbandingan susunan dari 165S RNA ribosom dari berbagai sumber
biologis menunjukkan adanya hubungan evolusi diantara organisme yang sangat beragam dan
menunjukkan adanya kingdom baru, yaitu Arecbaebacteria.

Penemuan terbaru, hibridisasi DNA dengan rangkaian oligonukleotida padat telah


digunakan untuk mengidentifikasi spesies.

Gambar Bentuk Sel Tunggal Bakteri

1. coccus,
2. batang,
3. spiral
Klasifikasi Virus

a. Virus Bakterial

Bakterifage (fage) adalah virus yang menginfeksi bakteri dan hanya dapat bereproduksi
di dalam sel bakteri. Kemudahan relatif dalam penangannya dan kesederhanaan infeksi fage
bakteri membuatnya menjadi suatu sistem model bagi penelaahan patogenesitas virus maupun
banyak masalah dasar di dalam biologi, termasuk biologi seluler dan molekular serta imunologi

Fage pada hakekatnya terdiri dari sebuah inti asam nukleat yang terkemas di dalam
selubung protein pelindung. Reproduksi virus bakterial yang virulen mencakup urutan umum
sebagai berikut : adsorbsi partikel fage, penetrasi asam nukleat, replikasi asam nukleat virus,
perakitan partikel-partikel fage baru, dan pembebasan partikel-partikel fage ini di dalam suatu
ledakan bersamaan dengan terjadinya lisis sel inang, fage-fage virulen telah digunakan untuk
mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri patogenik.

b. Virus Hewan dan Tumbuhan

Virus hewan dan virus tumbuhan adalah parasit intraseluler obligat yang sangat kecil.
Setiap virus mempunyai sebuah inti pusat asam nukleat dikelilingi oleh kapsid. Secara
morfologis, virus hewan dan virus tumbuhan dapat ikosashedral, halikal bersampul atau
kompleks.

Proses replikasi virus dimulai dengan melekatnya virion pada sel inang. Peristiwa ini
disusul dengan penetrasi dan pelepasan selubung, biosintesis komponen-omponen virus dan
perakitan serta pematangan virion. Proses ini diakhiri dengan pembebasan virus dari sel inang.

Sistem yang secara paling luas digunakan untuk klasifikasi virus terlihat pada sistem ini,
yang diperkenalkan oleh A. Loff dan kawan-kawan dalam tahun 1962, virus dikelompokkan
menurut sifat virionnya yaitu semacam asam nukleat, bentuk susunan kapsid, ada tidaknya
selubung dan ukuran kapsid. Pembagian lebih lanjut didasarkan atas sifat-sifat lain virion itu,
seperti sejumlah untaian asam nukleat (satu atau dua, sifat pertumbuhan virus, seperti sejumlah
untaian asam nukleat (satu atau dua, sifat pertumbuhan virus, seperti kedudukan tempat sintesis
virus di dalam sel dan hubungan timbal balik antara inang dan virus, seperti digambarkan oleh
kisaran inang. Sistem ini dimaksudkan untuk menggambarkan klasifikasi alami atau filogenik,
berarti sistem ini bukannya mencoba menggambarkan hubungan evolisoner atara virus-virus.
Hubungan yang sama sekali tidak jelas melainkan sistem ini menggolongkan virus berdasarkan
susunan biasa sifat-sifat kimiawi dan strukturnya yang merupakan sifat tetap yang dapat
ditentukan dengan cermat.

Klasifikasi Jamur

Bentuknya sel tunggal (misal pada ragi), kemudian serat atau filamen (paling banyak di
dapatkan), sampai dengan telah membentuk tubuh lengkap yang dinamakan tubuh-buah
(misalkan pada jamur merang. Mushrooms, dan sabagiannya). Seperti bakteria, Jasad ini tidak
mempunyai klorofil, karena dia hidup secara saprofik ataupun parasitik

Klasifikasi Alga-Hijau

Bentuknya sama seperti BGA, walaupun ada beberapa yang sudah mempunyai tubuh
lengkap dengan bagian-bagian yang dinamakan akar batang dan daun walau semuanya bersifat
semu (Chara dan Nitella).

Didapatkan dimana-mana, terutama pada tanah yang lembab, pada air, menempel pada
tanaman ataupun bersifat endofitik (hidup di dalam jaringan jasad lain). Misal pada Hydra, atau
menempel pada tubuh jasad lain (kulit kura-kura) sehingga kelihatannya hewan tersebut
mempunyai klorofil karena berawarna hijau. Ada beberapa yang hidup secara simbiosis dengan
jamur membentuk jasad baru yang disebut lichenes (lumut kerak).

Klasifikasi Alga-Biru Hijau

Berbentuk sel tunggal atau filamen (serat) yang disekelilingnya diselimuti oleh seludang
yang terdiri dari lendir (polisakharida), atau berbentuk koloni sederhana.

Termasuk kedalam kelompok jasad yang fotosintetik karena mempunyai klorofil,


disamping pigmen lainnya seperti fikobilin (biru), fukosantin (coklat) dan fukoeritrin (merah)
hidup didalam air, di dalam tanah yang lembab atau bersimbiosis dengan jasad lain, sejak paku-
pakuan (Azolla) didalam rongga udara daunnya, atau dengan tanaman tinggi (Cassuarina)
dengan membentuk akar karang

Peran mikroorganisme dalam kehidupan

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi,
dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan
aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan
bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi
karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar
sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi
zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk
menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan
tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk
perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam
media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena
aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik
yang merugikan maupun yang menguntungkan.

Peranan yang Merugikan

 Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan

Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae


penyebab dipteri.

 Penyebab kebusukan makanan (spoilage)

Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang
tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa
beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam
pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak
protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme pektinolitik mampu
merombak bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan
(Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould) dapat
menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau, tekstur atau rasa
suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan tipe aktivitasnya, seperti
proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya seperti termofilik, halofilik, dll.
Peranan yang Menguntungkan

Banyak yang menduga bahwa mikroorganisme membawa dampak yang merugikan bagi
kehidupan hewan, tumbuhan, dan manusia, misalnya pada bidang mikrobiologi kedokteran dan
fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang patogen yang menyebabkan penyakit
dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Meskipun demikian, masih banyak manfaat yang
dapat diambil dari mikroorganisme-mikroorganisme tersebut. Penggunaan mikroorganisme dapat
diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang pertanian, kesehatan, dan
lingkungan. Beberapa manfaat yang dapat diambil antara lain sebagai berikut:

 Bidang pertanian

Dalam bidang pertanian, mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan kesuburan


tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan hewan. Nitrogen bebas
merupakan komponen terbesar udara. Unsur ini hanya dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan dalam bentuk nitrat dan pengambilan khususnya melalui akar. Pembentukan
nitrat dari nitrogen ini dapat terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat
dilakukan secara bertahap oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
Dari mikrobiologi kita dapat memperolah banyak sekali manfaat misalnya kita dapat
mengetahui jamur yang duigunakan untuk fermentasi sehingga kita sekarang dapat menikmati
yogurt, dan produk hasil fermentasi lainnya. Anggur adalah salah satu hasil dari perkembangan
mikrobiologi, karena dengan cabang ilmu ini dapat diketahui tentang mikroorganisme yang
berperan dalam meningkatkan kualitas dari minuman anggur. Selain itu perkembangan
mikrobiologi juga dimanfaatkan untuk sistem sterilisasi dan pasteurisasi untuk membersihkan
kaleng – kaleng makanan dari mikroba. Manfaat lainnya yaitu ditemukannya antibiotik yang
digunakan untuk menambah daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Atibiotik
juga digunakan untuk meringankan efek alergi terhadap sesuatu.

Saran
Setelah mempelajari tentang mikrobiologi ini kiranya kita dapat memanfaatkan
semaksimal mungkin meteri ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami tentang infeksi
kami sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan kekurangan yang harus ditutupi. Oleh
karena itu kami dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari para pembaca guna dan
tujuan untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini.
Daftar Pustaka
1. http://www.pengertianilmu.com/2014/12/pengertian-mikrobiologi.html
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi
3. http://pengayaan.com/pengertian-mikrobiologi-dalam-biologi/
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi:
5. http://kliksma.com/2014/10/cabang-cabang-ilmu-mikrobiologi.html
6. http://belajarpsikologi.com/kata-pengantar-contoh-kata-pengantar/
7. http://eseptiyanaa.blogspot.co.id/2015/10/perkenalan-dengan-mikrobiologi-
dan.html#!/2015/10/perkenalan-dengan-mikrobiologi-dan.html
8. http://windarti-nofriyan.blogspot.co.id/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_07.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai