Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Dinda Pradita Zalwa (P17321233050)
Aisha Dienayah Alfiandi Putri (P17321233052)
Devinta Dari Anggraini (P17321233057)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Media Penunjang Kehidupan Mikroorganisme" tepat pada waktunya.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata
kuliah Mikrobiologi dan Parasitologi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Kampus IV Kebidanan Kediri dan pada makalah ini akan dibahas mengenai apa saja
media penunjang kehidupan pada mikroorganisme .
Pada kesempatan kali ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak
langsung sehingga makalah ini dapat selesai. Dengan tulus, ucapan terima kasih ini
penulis tujukan kepada:
1. Ibu Eny Sendra, S.Kep.Ners., M.Kes selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi
dan Parasitologi yang telah. membimbing dan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyusun makalah.
2. Seluruh mahasiswi dan warga Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Kampus IV Kebidanan Kediri yang telah mendukung penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan penulis.
Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat
dan memberikan inspirasi untuk semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................... 2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
BAB III........................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 13
3.2 Saran.................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 14
SOAL......................................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari mikroorganisme
2. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan pada
mikroorganisme
3. Memahami pertumbuhan pada mikroorganisme
4. Memahami fase dan pengukuran pertumbuhan pada mikroorganisme
5. Memahami cara pengamatan dan pewarnaan pada mikroorganisme
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Pertumbuhan Mikroorganisme
4
2.3 Faktor-faktor Pertumbuhan Mikroorganisme
A. Faktor Fisik
5
lepas dari dinding sel (plasmolisis), sel secara metabolik tidak
aktif
d. Oksigen
f. Tekanan Osmotik
1) Dalam larutan hipotonik, air akan masuk ke sel mikroorganisme,
2) Larutan hipertonik, air akan keluar dari dalam sel mikroorganisme,
berakibat membran plasma mengkerut dan lepas dari dinding sel
(plasmolisis), sel secara metabolik tidak aktif.
g. Cahaya
6
B. Media Pembiakan
Adalah bahan nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan
mikroorganisme di laboratorium. Ada 5 Media pembiakan:
1) Defined media (synthetic media): media yang komponen
penyusunnya sudah diketahui atau ditentukan.
2) Meida komplek media yang tersusun dari komponen secara kimia
tidak diketahui dan umumnya diperlukan karena kebutuhan nutrisi
mikrorganisme tertentu tidak diketahui.
3) Media penyubur (enrichment media). Merupakan media yang
berguna untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme
tertentu, bila ingin menumbuhkan salah satu mikroorganisme dari
kultur campuran.
4) Media selektif media mikroorganisme tertentu yang mendukung
pertumbuhan (seleksi) dengan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang lain.
5) Media differensial untuk membedakan kelompok mikroorganisme
dan dapat digunakan untuk identifikasi.
7
3. Fase Stasioner
Fase Stasioner adalah pertumbuhan mikroorganisme berhenti dan
terjadi keseimbangan antara sel yang membelah dengan jumlah sel
yang mati. Pada fase ini terjadi akumulasi produk buangan yang toksik.
Pada sebagian besar kasus pergantian sel terjadi pada fase stasioner.
4. Fase Kematian
Keadaan dimana jumlah sel yang mati meningkat, dan faktor
penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk
buangan yang toksik.
8
b. Pengukuran menggunakan electronic counter
Pada pengukuran ini, suspense mikroorganisme dialirkan
melalui lubang kecil (orifice) dengan bantuan aliran listrik.
Elektroda yang ditempatkan pada kedua sisi orifice mengukur
tahanan listrik (ditadai dengan naiknya tekanan) pada saat
bakteri melalui orifice. Pada saat inilah sel terhitung.
Keuntungan metode ini adalah hasil bisa diperoleh dengan lebih
cepat dan akurat, serta dapat menghitung sel dengan ukuran
besar. Kerugiannya adalah metode ini tidak bisa digunakan
untuk menghitung bakteri karena ada gangguan debris, filament,
dan sebagainya serta tidak dapat membedakan antara sel hidup
dan sel mati.
c. Pengukuran dengan colony counter
Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme menggunakan
colony counter merupakan penghitungan langsung jumlah sel
(dalam hal ini koloni) yang tampak (visible cell/colony).
Pengukuran menggunakan metode ini didasarkan pada
pernyataan setiap sel mikroorganisme yang tumbuh akan
membelah yang pada akhirnya akan membentuk sebuah koloni.
Oleh sebab itu, satuan perhitungan yang dipakai adalah colony
forming unit (CFU). Untuk melakukan perhitungan dengan
metode ini, dilakukan seri pengenceran sample pada media
padat. Pengukuran dilakukan pada plate dengan jumlah koloni
berkisar 25-250 sampai 30-300.
Keuntungan metode ini adalah sederhana, mudah, dan
sensitive karena menggunakan colony counter sebagai alat
hitung dan dapat digunakan untuk menghitung mikroorganisme
pada sample makanan,air ataupun tanah. Kerugiannya adalah
harus digunakan media yang sesuai dan penghitungannya yang
kurang akurat karena satu koloni tidak selalu berasal dari satu
individu. Oleh sebab itu, dalam menggunakan metode, sangat
penting untuk merekam jejak pertumbuhan mikroorganisme
setiap hari atau sesuai dengan waktu partumbuhan
9
mikroorganisme, Hal ini bertujuan untuk menghindari
mikroorganisme yang tumbuh berdekatan dan menjadi menyatu
menjadi satu koloni pada waktu pertumbuhan statisnya.
d. Pengukuran menggunakan teknik filtrasi membrane
(membrane filtration technique)
Pada metode ini sampel dialirkan pada suatu system filter
membrane dengan bantuan vacuum. Bakteri yang terperangkap
selanjutnya ditumbuhkan pada media yang sesuai dan jumlah
koloni dihitung. Keuntungan metode ini adalah dapat
menghitung sel hidup dan system perhitungannya langsung.
Namun, metode ini membutuhkan biaya yang sangat besar
dalam penggunaannya.
10
dihitung sebagai berat kotor. Selanjutnya, miselium tersebut
dicuci dan dikeringkan dengan alat pengering (desikator) dan
ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat konstan.
Berat konstan yang diperoleh ini disebut dengan berat sel
kering.
Pemilihan metode pengukuran ini dapat dipengaruhi
oleh ketersedian alat pada suatu laboratorium dan dan
peneliti. Oleh sebab itu, sebagai peneliti, kita jangan terpaku
oleh satu metode saja. Kita perlu mempertimbangkan
metode-metode lain yang sesuai dengan ketersedian alat
dan dana dengan tidak mengesampingkan kualitas dari
tujuan akhir penelitian itu sendiri.
11
2.7 Pewarnaan Mikroorganisme
Sebagian besar mikroorganisme tidak berwarna, maka untuk dapat
melakukan pengamatan di bawah mikroskop cahaya, diperlukan pewarnaan
mikroorganisme dengan pewarna tertentu. Pewarnaan mikrooganisme pada
dasarnya adalah prosedur mewarnai mikroorganisme dengan zat warna yang
dapat menonjolkan struktur tertentu dari mikroorganisme yang ingin diamati.
Menurut Hans Cristian Gram pada tahun 1884, Pewarna diferensial yang
sering digunakan adalah pewaranaan Gram. Pewarnaan ini mampu
membedakan dua kelompok besar bakteri yaitu Gram positif dan Gram
negatif.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme antara lain:
faktor fisik (temperature, pH, tekanan osmosis, oksigen, radiasi, tekanan osmotik,
cahaya), faktor kimia ada 2 yaitu Nutrisi dan media pembiakan. Fase pertumbuhan
sendiri ada 4 yaitu, fase lag, fase log, fase stasioner dan fase kematian.
3.2 Saran
Penulis mencoba mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat
menjadi masukan atau bahan pertimbangan mengenai pentingnya pengetahuan
mikrobiologi “Media Penunjang Kehidupan Mikroorganisme”. Diharapkan mahasiswa
dapat terus meningkatkan berbagai pengetahuan dan wawasan berbagai macam
mikrobiologi khususnya yang dapat merugikan manusia agar dapat menghindari dan
mencegahnya menyebabkan berbagai macam penyakit.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rifai, M. Rustam, dkk. (2020). Uji Sinergis Konsorsia Bakteri Indigen LCN
Berkonsorsia Bakteri Tanah di Kebun Percobaan Universitas Muhammadiyah
Metro Untuk Penyusunan Panduan Praktikum Mikrobiologi. Jurnal Biolova,
1(2): 88-94
Suryani, Yani, dkk. (2021). Mikrobiologi Dasar. Bandung: LP2M UIN SGD Bandung
Yulisman, Hendra. (2017). Cara Mengukur Pertumbuhan Mikrooganisme.
https://www.jakbelajar.com/2017/10/cara-mengukur-
pertumbuhanmikrooganisme.html?m=1#google_vignette
14
SOAL :
15
a. Konsentrasi Sel
b. Kepadatan Sel
c. Kerapatan Sel
d. Keutuhan Sel
e. Persentase Sel
8. Menurut Hans Cristian Gram pada tahun 1884, Pewarna diferensial yang
sering digunakan adalah. . .
a. Pewarnaan Gram Positif
b. Pewarnaan Gram Negatif
c. Pewarnaan Gram
d. Pewarnaan Mikroorganisme
e. Pewarnaan Dengan Zat Warna
16
c. Setiap sel mempunyai bentuk yang berbeda
d. Setiap sel memiliki sifat fisiologis yang sama
e. Setiap sel tidak memiliki sifat fisiologis yang sama
10. Media yang digunakan untuk memperkaya tanah agar cocok untuk
pertumbuhan mikroorganisme disebut sebagai:
a. Media selektif
b. Media diferensial
c. Media pengaya
d. Media steril
e. Media komplemen
17