Anda di halaman 1dari 20

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

“MEDIA PENUNJANG KEHIDUPAN MIKROORGANISME”

Dosen Pengampu:

Ibu Eny Sendra, S.Kep.Ners., M.Kes.

Disusun Oleh :
Dinda Pradita Zalwa (P17321233050)
Aisha Dienayah Alfiandi Putri (P17321233052)
Devinta Dari Anggraini (P17321233057)

Khairunnisya Shely Sandra Meylany (P17321234072)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Media Penunjang Kehidupan Mikroorganisme" tepat pada waktunya.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata
kuliah Mikrobiologi dan Parasitologi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Kampus IV Kebidanan Kediri dan pada makalah ini akan dibahas mengenai apa saja
media penunjang kehidupan pada mikroorganisme .
Pada kesempatan kali ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak
langsung sehingga makalah ini dapat selesai. Dengan tulus, ucapan terima kasih ini
penulis tujukan kepada:
1. Ibu Eny Sendra, S.Kep.Ners., M.Kes selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi
dan Parasitologi yang telah. membimbing dan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyusun makalah.
2. Seluruh mahasiswi dan warga Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Kampus IV Kebidanan Kediri yang telah mendukung penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan penulis.
Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat
dan memberikan inspirasi untuk semua pihak.

Kediri, 01 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................. 3

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan................................................................................................................... 2

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................................3

2.1 Definisi Mikroorganisme........................................................................................3

2.2 Pertumbuhan Mikroorganisme..............................................................................4

2.3 Faktor-faktor Pertumbuhan Mikroorganisme.........................................................5

2.4 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme.....................................................................7

2.5 Pengukuran Pertumbuhan Mikroorganisme..........................................................8

2.6 Pengamatan Mikroorganisme.............................................................................11

2.7 Pewarnaan Mikroorganisme...............................................................................12

2.8 Mikroorganisme Bagi Kehidupan Manusia..........................................................12

BAB III........................................................................................................................13

PENUTUP..................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 13

3.2 Saran.................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 14

SOAL......................................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu


substrat yang disebut medium. Dengan adanya medium pertumbuhan,
aktivitas mikrobia dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat
dilakukan isolasi mikrobia dengan kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat
fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba. Medium adalah suatu bahan yang
terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Untuk tujuan
tersebut sangat diperlukan suatu medium sebagai tempat tumbuh dan isolasi
mikroorganisme.

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang


berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan
mikroorganisme. Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau
dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh
manusia di antaranya melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada
pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan
oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Oleh karena itu, dilakukan percobaan
ini untuk mengetahui cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan mikroorganisme?
2. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan pada
mikroorganisme?
3. Bagaimana pertumbuhan pada mikroorganisme?
4. Bagaimana fase dan pengukuran pertumbuhan pada mikroorganisme?
5. Bagaimana cara pengamatan dan pewarnaan mikroorganisme?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari mikroorganisme
2. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan pada
mikroorganisme
3. Memahami pertumbuhan pada mikroorganisme
4. Memahami fase dan pengukuran pertumbuhan pada mikroorganisme
5. Memahami cara pengamatan dan pewarnaan pada mikroorganisme

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mikroorganisme


Mikroorganisme atau “ Mikroba ” merupakan organisme yang
berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat
bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik,
Mikroorganisme sering kali ber sel tunggal (uni seluler) maupun bersel
banyak (multi seluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat
oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata
telanjang. Virus ini juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak
bersifat seluler. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi,
orang yang bekerja di bidang ini disebut mikrobiologi.
Mikroorganisme biasanya dianggap menvakup semua prokariota,
protista dan alga renik. Fungi terutama yang berukuran kecil dan tidak
membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak
yang tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa cawan
petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri
secara mitosis. Mikrooraganisme berbeda dengan sel makrooragnisme, sel
makroorganisme tidak dapat hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian
dari struktur multi seluler yang membentuk jaringan organ dan sistem organ.
Sementara sebagian besar mikroorganisme dapat menjalankan proses
kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri dan
berproduksi secara independen tanpa bantuan sel.
Siklus hidup dalam biologi adalah rangkaian perubahan yang dijalani
anggota spesies ketika mereka lulus dari tahap awal perkembangan yang
diturunkan kepada tahap dimulainya perkembangan yang sama pada
generasi berikutnya. Dalam banyak organisme sederhana, termasuk bakteri
dan berbagai protista, siklus hidup selesai dalam satu generasi organisme
dimulai dari pembelahan individu yang ada organisme baru tumbuh hingga
jatuh tempo dan kemudian terbagi menjadi dua individu baru, sehingga
menyelesaikan siklus.

3
2.2 Pertumbuhan Mikroorganisme

Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil


kemudian menjadi besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume
dari individu itu sendiri. Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi
bahan makanan dan juga lingkungan. Apabila kondisi makanan dan
lingkungan cocok untuk mikroorganisme tersebut, maka mikroorganisme akan
tumbuh dengan waktu yang relatif singkat dan sempurna. Pertumbuhan
mikroorganisme yang bersel satu berbeda dengan mikroorganisme yang
bersel banyak (multiseluler). Pada mikroorganisme yang bersel satu
(uniseluler) pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya sel tersebut. Setiap
sel tunggal setelah mencapai ukuran tertentu akan membelah menjadi
mikroorganisme yang lengkap, mempunyai bentuk dan sifat fisiologis yang
sama. Pertumbuhan jasad hidup, dapat ditinjau dari dua segi, yaitu
pertumbuhan sei secara individu dan pertumbuhan kelompok sebagai satu
populasi. Pertumbuhan sel diartikan sebagai adanya penambahan volume
serta bagian-bagian sel lainnya, yang diartikan pula sebagai penambahan
kuantiatas isi dan kandungan didalam selnya. Pertumbuhan populasi
merupakan akibat dari adanya pertumbuhan individu, misal dari satu sel
menjadi dua, dari dua menjadi empat ,empat menjadi delapan, dan
seterusnya hingga berjumlah banyak.
Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah
langsung menjadi pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara
pertumbuhan sel sebagai individu serta satu kesatuan populasi yang
kemudian terjadi kadang-kadang karena terlalu cepat perubahannya, sulit
untuk diamati dan dibedakan. Pada pertumbuhan populasi bakteri misalnya,
merupakan penggambaran jumlah sel atau massa sel yang terjadi pada saat
tertentu. Kadang-kadang didapatkan bahwa konsentrasi sel sesuai dengan
jumlah sel perunit volume, sedang kerapatan sel adalah jumlah materi perunit
volume.Penambahan dan pertumbuhan jumlah sel mikroorganisme pada
umumnya dapat digambarkan dalam bentuk kurva pertumbuhan.

4
2.3 Faktor-faktor Pertumbuhan Mikroorganisme
A. Faktor Fisik

Faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme meliputi:

a. Temperature: Temperatur menentukan aktifitas enzim yang terlibat


dalam aktifitas kimia. Peningkatan suhu 10 C mampu meningkatkan
aktifitas sebesar 2 kali lipat.

Ada tiga jenis bakteri berdaarkan tingkat toleransinya terhadap suhu


lingkungan, yaitu:

1) Psikrofil, yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu dingin,


dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum di bawah 20°C
2) Mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal
pada suhu sedang, mempunyai suhu optimum di antara 20-40°C
3) Termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka
pada suhu tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu di
atas 40°C. Bahkan ada yang bisa hidup di suhu 93-94°C.
b. pH Peningkatan dan penurunan konsentrasi ion hidrogen dapat
menyebabkan ionisasi gugus dalam protein, amino, dan karboksilat,
yang dapat menyebabkan denaturasi protein yang mengganggu
pertumbuhan sel.
1) Mikroorganisme asidofil, tumbuh pada kisaran pH optimal 1.0-53 2)
Mikroorganisme neutrofil, tumbuh pada kisaran pH optimal 5.58.0
3) Mikroorganisme alkalofil, tumbuh pada kisaran pH optimal 8.5-
11.5
4) Mikroorganisme alkalofil ekstern tumbuh pada kisaran pri
optimal
> 11.5
c. Tekanan Osmosis
1) Larutan hipotonik, air akan masuk ke sel mikroorganisme
2) Dalam larutan hipertonik, air akan keluar dari dalam sel
mikroorganisme, berakibat membran plasma mengkerut dan

5
lepas dari dinding sel (plasmolisis), sel secara metabolik tidak
aktif
d. Oksigen

Berdasarkan kebutuhan oksigen ada 2 istilah:

1) Mikroorganisme aerob memerlukan oksigen untuk bernapas.


2) Mikroorganisme anaerob tidak memerlukan oksigen untuk
bernapas, Justru adanya oksigen akan menghambat
pertumbuhannya. Mikroorganisme anaerob fakultatif, menggunakan
oksigen sebagai pernapasan dan fermentasi sebagai alternatif
tetapi dengan laju pertumbuhan rendah. Mikroorganisme
mikroaerofilik dapat tumbuh baik dengan oksigen kurang dari 20%.
e. Radiasi

Sumber radiasi dibumi adalah sinar matahari yang mencakup cahaya


tampak, radiasi ultraviolet, sinar infra merah, dan gelombang radio.
Radiasi yang berbahaya bagi mikroorganisme adalah radiasi pengionisasi,
yaitu radiasi dari gelombang panjang yang sangat pendek dan berenergi
yang menyebabkan atom kehilangan elektron (ionisasi)

f. Tekanan Osmotik
1) Dalam larutan hipotonik, air akan masuk ke sel mikroorganisme,
2) Larutan hipertonik, air akan keluar dari dalam sel mikroorganisme,
berakibat membran plasma mengkerut dan lepas dari dinding sel
(plasmolisis), sel secara metabolik tidak aktif.
g. Cahaya

Sumber cahaya dibumi adalah sinar matahari yang mencakup cahaya


tampak, radiasi ultraviolet, sinar infra merah, dan gelombang radio,
Radiasi yang berbahaya bagi mikroorganisme adalah radiasi pengionisasi,
yaitu radiasi dari gelombang panjang yang sangat pendek dan berenergi
yang menyebabkan atom kehilangan elektron (ionisasi).

6
B. Media Pembiakan
Adalah bahan nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan
mikroorganisme di laboratorium. Ada 5 Media pembiakan:
1) Defined media (synthetic media): media yang komponen
penyusunnya sudah diketahui atau ditentukan.
2) Meida komplek media yang tersusun dari komponen secara kimia
tidak diketahui dan umumnya diperlukan karena kebutuhan nutrisi
mikrorganisme tertentu tidak diketahui.
3) Media penyubur (enrichment media). Merupakan media yang
berguna untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme
tertentu, bila ingin menumbuhkan salah satu mikroorganisme dari
kultur campuran.
4) Media selektif media mikroorganisme tertentu yang mendukung
pertumbuhan (seleksi) dengan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang lain.
5) Media differensial untuk membedakan kelompok mikroorganisme
dan dapat digunakan untuk identifikasi.

2.4 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme


1. Fase Lag
Fase lag (fase adaptasi) yaitu fase penyesuaian mikroorganisme pada
suatu lingkungan baru. Ciri fase lag tidak adanya peningkatan jumlah
sel, hanya peningkatan ukuran sel. Lama fase lag tergantung pada
kondisi dan jumlah awal mikroorganisme dan media pertumbuhan
2. Fase Log Fase di mana mikroorganisme tumbuh dan membelah pada
kecepatan maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat
media, dan kondisi pertumbuhan. Sel baru terbentuk dengan laju
konstan dan masa yang bertambah secara eksponensial, fase log
disebut juga fase eksponensial

7
3. Fase Stasioner
Fase Stasioner adalah pertumbuhan mikroorganisme berhenti dan
terjadi keseimbangan antara sel yang membelah dengan jumlah sel
yang mati. Pada fase ini terjadi akumulasi produk buangan yang toksik.

Pada sebagian besar kasus pergantian sel terjadi pada fase stasioner.
4. Fase Kematian
Keadaan dimana jumlah sel yang mati meningkat, dan faktor
penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk
buangan yang toksik.

2.5 Pengukuran Pertumbuhan Mikroorganisme


Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi
sel (jumlah sel persatuan isi kultur) ataupun densitas sel (berat kering dari sel
persatuan isi kultur).

1. Metode Pengukuran Secara Langsung


Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara langsung dapat
dilaukan dalam berbagai cara:
a. Pengukuran menggunakan bilik hitung (counting chamber).
Pada pengukuran ini, untuk bakteri digunakan bilik hitung
Petroff-Hausser, sedangkan untuk mikroorganisme eukariot
menggunakan hemositometer. Keuntungan menggunakan
metode ini adalah mudah, murah, dan cepat, serta bisa
memperoleh informasi tentang ukuran dan morfologi
mikroorganisme. Namun, pengukuran ini hanya ditujukan untuk
mikroorganisme dengan populasi yang banyak (lebih besar dari
106 CFU/mL). Oleh sebab itu, pengukuran dengan volume dan
jumlah yang kecil akan menyulitkan kita dalam membedakan
antara sel hidup dengan sel yang sudah mati. Kita juga akan
sulit menghitung sel mikroorganisme yang aktif bergerak (motil)
seperti pseudomonas.

8
b. Pengukuran menggunakan electronic counter
Pada pengukuran ini, suspense mikroorganisme dialirkan
melalui lubang kecil (orifice) dengan bantuan aliran listrik.
Elektroda yang ditempatkan pada kedua sisi orifice mengukur
tahanan listrik (ditadai dengan naiknya tekanan) pada saat
bakteri melalui orifice. Pada saat inilah sel terhitung.
Keuntungan metode ini adalah hasil bisa diperoleh dengan lebih
cepat dan akurat, serta dapat menghitung sel dengan ukuran
besar. Kerugiannya adalah metode ini tidak bisa digunakan
untuk menghitung bakteri karena ada gangguan debris, filament,
dan sebagainya serta tidak dapat membedakan antara sel hidup
dan sel mati.
c. Pengukuran dengan colony counter
Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme menggunakan
colony counter merupakan penghitungan langsung jumlah sel
(dalam hal ini koloni) yang tampak (visible cell/colony).
Pengukuran menggunakan metode ini didasarkan pada
pernyataan setiap sel mikroorganisme yang tumbuh akan
membelah yang pada akhirnya akan membentuk sebuah koloni.
Oleh sebab itu, satuan perhitungan yang dipakai adalah colony
forming unit (CFU). Untuk melakukan perhitungan dengan
metode ini, dilakukan seri pengenceran sample pada media
padat. Pengukuran dilakukan pada plate dengan jumlah koloni
berkisar 25-250 sampai 30-300.
Keuntungan metode ini adalah sederhana, mudah, dan
sensitive karena menggunakan colony counter sebagai alat
hitung dan dapat digunakan untuk menghitung mikroorganisme
pada sample makanan,air ataupun tanah. Kerugiannya adalah
harus digunakan media yang sesuai dan penghitungannya yang
kurang akurat karena satu koloni tidak selalu berasal dari satu
individu. Oleh sebab itu, dalam menggunakan metode, sangat
penting untuk merekam jejak pertumbuhan mikroorganisme
setiap hari atau sesuai dengan waktu partumbuhan

9
mikroorganisme, Hal ini bertujuan untuk menghindari
mikroorganisme yang tumbuh berdekatan dan menjadi menyatu
menjadi satu koloni pada waktu pertumbuhan statisnya.
d. Pengukuran menggunakan teknik filtrasi membrane
(membrane filtration technique)
Pada metode ini sampel dialirkan pada suatu system filter
membrane dengan bantuan vacuum. Bakteri yang terperangkap
selanjutnya ditumbuhkan pada media yang sesuai dan jumlah
koloni dihitung. Keuntungan metode ini adalah dapat
menghitung sel hidup dan system perhitungannya langsung.
Namun, metode ini membutuhkan biaya yang sangat besar
dalam penggunaannya.

2. Metode Pengukuran Secara Tidak Langsung


a. Pengukuran kekeruhan menggunakan spektrofotometer
(turbydite)
Bakteri yang bermultiplikasi pada media cair akan
menyebabkan media tersebut menjadi keruh. Alat yang
digunakan untuk pengukuran adalah spektrofotometer atau
kolorimeter dengan cara membandingkan densitas optic
(optical density atau OD) antara media blank (media control
yang tidak ditumbuhi bakteri) dengan media dengan
pertumbuhan bakteri.
b. Pengukuran aktivitas metabolic
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa jumlah
produk metabolic tertentu seperti asam atau CO2 dapat
menggambarkan jumlah mikroorganisme yang terdapat di
dalam media.
c. Pengukuran berat sel kering
Metode ini digunakan untuk mengukur pertumbuhan
fungi berfilamen. Miselium fungi dipisahkan dari media dan

10
dihitung sebagai berat kotor. Selanjutnya, miselium tersebut
dicuci dan dikeringkan dengan alat pengering (desikator) dan
ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat konstan.
Berat konstan yang diperoleh ini disebut dengan berat sel
kering.
Pemilihan metode pengukuran ini dapat dipengaruhi
oleh ketersedian alat pada suatu laboratorium dan dan
peneliti. Oleh sebab itu, sebagai peneliti, kita jangan terpaku
oleh satu metode saja. Kita perlu mempertimbangkan
metode-metode lain yang sesuai dengan ketersedian alat
dan dana dengan tidak mengesampingkan kualitas dari
tujuan akhir penelitian itu sendiri.

2.6 Pengamatan Mikroorganisme


Mikroskop memungkinkan suatu obyek kecil dapat dilihat melalui
peningkatan resolusi atau daya pisah dan kontras. Resolusi atau daya pisah
adalah kemampuan sistem lensa mikroskop untuk memisahkan dua titik yang
berdekatan pada spesimen atau obyek. Makin besar resolusi makin tajam
gambar yang didapat. Beberapa jenis mikroskop antara lain:
1. Mikroskop cahaya menggunakan cahaya tampak (visible light) sebagai
sumber cahaya untuk pengamatan spesinahay
2. Mikroskop mikroorganisme yanarkfield microscope) digunakan untuk
mengamati mikroorganisme yaitu mikroskop yang yang tidak dapat
diamati dengan mikroskop medan terang
3. Mikroskop pendar (fluoresen) menggunakan sinar ultraviolet sebagai
sumber cahaya
4. Mikroskop fase kontras digunakan untuk mengamati struktur Internal
mikroorganisme dengan sinar X dan berguna untuk menambah kontras
saat mengamati spesimen yang transparan
5. Mikroskop elektron digunakan untuk mengamati obyek yang berukuran
lebih kecil dari 0,2 µm, misalnya virus dan struktur sel.

11
2.7 Pewarnaan Mikroorganisme
Sebagian besar mikroorganisme tidak berwarna, maka untuk dapat
melakukan pengamatan di bawah mikroskop cahaya, diperlukan pewarnaan
mikroorganisme dengan pewarna tertentu. Pewarnaan mikrooganisme pada
dasarnya adalah prosedur mewarnai mikroorganisme dengan zat warna yang
dapat menonjolkan struktur tertentu dari mikroorganisme yang ingin diamati.
Menurut Hans Cristian Gram pada tahun 1884, Pewarna diferensial yang
sering digunakan adalah pewaranaan Gram. Pewarnaan ini mampu
membedakan dua kelompok besar bakteri yaitu Gram positif dan Gram
negatif.

2.8 Mikroorganisme Bagi Kehidupan Manusia


1. Kontrol hama tanaman
2. Industri dan pertambangan
3. Pangan
4. Kesehatan

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme antara lain:
faktor fisik (temperature, pH, tekanan osmosis, oksigen, radiasi, tekanan osmotik,
cahaya), faktor kimia ada 2 yaitu Nutrisi dan media pembiakan. Fase pertumbuhan
sendiri ada 4 yaitu, fase lag, fase log, fase stasioner dan fase kematian.

Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel


(jumlah sel persatuan isi kultur) ataupun densitas sel (berat kering dari sel persatuan
isi kultur). Terdapat 2 metode yaitu metode pengukuran pertumbuhan secara
langsung, dan tidak langsung.

Mikroskop memungkinkan suatu obyek kecil dapat dilihat melalui peningkatan


resolusi atau daya pisah dan kontras. Resolusi atau daya pisah adalah kemampuan
sistem lensa mikroskop untuk memisahkan dua titik yang berdekatan pada spesimen
atau obyek. Makin besar resolusi makin tajam gambar yang didapat.

3.2 Saran
Penulis mencoba mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat
menjadi masukan atau bahan pertimbangan mengenai pentingnya pengetahuan
mikrobiologi “Media Penunjang Kehidupan Mikroorganisme”. Diharapkan mahasiswa
dapat terus meningkatkan berbagai pengetahuan dan wawasan berbagai macam
mikrobiologi khususnya yang dapat merugikan manusia agar dapat menghindari dan
mencegahnya menyebabkan berbagai macam penyakit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Faridah dan Sari. (2019). Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Pengembangan


Makanan Halal Berbasis Bioteknologi. Journal of Halal Product and
Research, 2(1): 33-40

Hadioetomo, Sri Ratna. (1982). Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta:


Gramedia.

Rifai, M. Rustam, dkk. (2020). Uji Sinergis Konsorsia Bakteri Indigen LCN
Berkonsorsia Bakteri Tanah di Kebun Percobaan Universitas Muhammadiyah
Metro Untuk Penyusunan Panduan Praktikum Mikrobiologi. Jurnal Biolova,
1(2): 88-94

Suryani, Yani, dkk. (2021). Mikrobiologi Dasar. Bandung: LP2M UIN SGD Bandung
Yulisman, Hendra. (2017). Cara Mengukur Pertumbuhan Mikrooganisme.
https://www.jakbelajar.com/2017/10/cara-mengukur-
pertumbuhanmikrooganisme.html?m=1#google_vignette

14
SOAL :

1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah. . .


a. Faktor Fisik
b. Faktor Kimia
c. Faktor Mekanik
d. Faktor Fisik dan Faktor Kimia
e. Faktor Organisme

2. Di bawah ini yang termasuk ke dalam faktor kimia yang mempengaruhi


pertumbuhan mikroorganisme. . .
a. Temperature
b. pH
c. Nutrisi
d. Cahaya
e. Nitrogen

3. Berikut yang merupakan fase pertumbuhan mikroorganisme, kecuali. . .


a. Fase Kehidupan
b. Fase Lag
c. Fase Log
d. Fase Stasioner
e. Fase Kematian

4. Fase penyesuaian mikroorganisme pada suatu lingkungan baru disebut


dengan fase. . .
a. Fase Kehidupan
b. Fase Lag
c. Fase Log
d. Fase Stasioner
e. Fase Kematian

5. Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur dengan. . .

15
a. Konsentrasi Sel
b. Kepadatan Sel
c. Kerapatan Sel
d. Keutuhan Sel
e. Persentase Sel

6. Mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal dengan


suhu sedang, maka dari itu Mesofil mempunyai suhu optimum di antaranya..
a. 10-40°C
b. 15-20°C
c. 15-30°C
d. 20-30°C
e. 20-40°C

7. Di bawah ini yang bukan termasuk media pembiakan pertumbuhan


mikroorganisme adalah...
a. Media penyubur
b. Media komplek
c. Media selektif
d. Media life
e. Media differensial

8. Menurut Hans Cristian Gram pada tahun 1884, Pewarna diferensial yang
sering digunakan adalah. . .
a. Pewarnaan Gram Positif
b. Pewarnaan Gram Negatif
c. Pewarnaan Gram
d. Pewarnaan Mikroorganisme
e. Pewarnaan Dengan Zat Warna

9. Apa yang akan terjadi pada pertumbuhan mikroorganisme uniseluler?


a. Ukuran sel akan menjadi lebih kecil tapi banyak
b. Sel akan membelah menjadi mikroorganisme yang kurang sempurna

16
c. Setiap sel mempunyai bentuk yang berbeda
d. Setiap sel memiliki sifat fisiologis yang sama
e. Setiap sel tidak memiliki sifat fisiologis yang sama

10. Media yang digunakan untuk memperkaya tanah agar cocok untuk
pertumbuhan mikroorganisme disebut sebagai:
a. Media selektif
b. Media diferensial
c. Media pengaya
d. Media steril
e. Media komplemen

17

Anda mungkin juga menyukai