MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Bakteriologi
Oleh : Kelompok 2
Kelas D3 - 1A
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk yang sederhana.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Reproduksi Bakteri
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat
meningkatkan pengetahuan pembaca mengenai reproduksi dan
pertumbuhan pada bakteri, serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
pertumbuhan bakteri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Reproduksi Aseksual
Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut.
Keterangan Gambar :
b) Pertumbuhan Tunas
c) Fragmentasi
B. Reproduksi Seksual
Konjugasi
Konjugasi adalah pemindahan materi gen dan suatu sel bakteri ke sel
bakteri lain secara langsung melalui jembatan konjugasi. Mula-mula,
kedua sel bakteri berdekatan, kemudian membentuk tonjolan atau
struktur jembatan yang menghubungkan kedua sel tersebut.Transfer
kromosom maupun transfer plasmid akan terjadi melalui jembatan
konjugasi. Sel yang mengandung materi gen rekombinan kemudian
memisah dan terbentuklah dua sel bakteri dengan sifat baru (sifat
rekombinan). Contoh bakteri yang mampu berkonjugasi antara
lain Salmonella typhidan Pseudomonas sp. Transfer kromosom dapat
pula terjadi melalui pilus seks, seperti yang terjadi pada Escherichiacoli.
Tranduksi
Fage virulen adalah fage yang dengan segera lisis dan mematikan
inangnya. Sedangkan fage temperate hidup di dalam inangnya dalam
waktu tertentu tanpa mematikannya. Profage adalah fage yang DNAnya
terintegrasi (bergabung) dengan kromosom inang. Fage yang dapat
melakukan transduksi sehingga menyebabkan rekombinasi adalah fage
temperate. Hal tersebut dikarenakan fage temperate dapat membuat
bakteri tetap hidup sebagai bakteri lisogenik atau sebagai profage. Fage
virulen tidak dapat menjadi profage karena selalulisis.
1. Transduksi umum
Tipe transduksi ini terjadi bila suatu fage tenang memindahkan gen
yang manapun dari kromosom bakteri atau plasmid. Dalam transduksi
umum, pada saat fage memulai siklus litik enzim-enzim virus
menghidrolisis kromosom bakteri menjadi banyak potongan kecil DNA.
Transduksi telah dipertunjukan pada spesies bakteri. Proses ini
merupakan suatu alat yang ampuh untuk mengembangkan galur-galur
bakteri baru, memetakan kromosom bakeri, dan untuk banyak percobaan
genetic lainnya.
Fage transduksi dimulai dengan adanya sel inang yang diinjeksi fage.
Partikel-partikel fage yang baru terbentuk di dalam sel inang dan
kromosom inang hancur. Salah satu partikel fage yang terbentuk
membawa fragmen DNA bakteri secara random dan disimpan di dalam
kepala fage tersebut. Hal tersebut terjadi karena enzim endonuklease
yang berperan dalam pengemasan DNA fage tanpa sengaja mengemas
DNAinang.
Ketika sel inang mengalami lisis, partikel transduksi dilepaskan bersama-
sama dengan fage normal. Partikel transduksi tidak dapat mereplikasi
diri, tetapi dapat mempengaruhi sel lain jika menginjeksi sel inang baru.
Kromosom sel inang dapat mengalami rekombinasi dengan DNA yang
dibawa partikel transduksi. Rekombinasi terjadi karena adanya allel sifat
yang sama baik dari DNA inang maupun DNA yang dibawa oleh fage.
Bakteri yang dapat mengalami transduksi umum contohnya Salmonell
thypimurium.
2. Transduksi khusus
Transformasi
Transformasi diperkenalkan oleh Frederick Griffith pada tahun 1982,
berdasarkan penelitian bahwa suatu bakteri dapat melepaskan fragmen
DNA-nya ke dalam suatu medium yang kemudian akan masuk ke dalam
sel bakteri yang lain dalam kultur tersebut. yang menemukan bahwa ada
Eksponensial kematia
Lag Stasioner
(log) n
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan
cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor
fisik (Abiotik) dan faktor kimia (Biotik). Dimana faktor fisik
ini meliputi : suhu,kandungan air, kelembaban,cahaya, tekanan
osmotik.. Sedangkan faktor kimia meliputi : Karbon,Oksigen
dan faktor-faktor pertumbuhan organik temasuk nutrisi yang
terdapat dalam media pertumbuhan.
Aktifitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan
perubahan sifat morfologi dan fisiologis mikroba. Beberapa
kelompok mikroba sangat resisten terhadap perubahan faktor
lingkungan. Mikroba tersebut dapat cepat menyesuaikan diri
dengan kondisi baru tersebut. Faktor lingkigan meliputi
faktor-faktor abiotik dan biotik.
a. Faktor Abiotik
a. Suhu tinggi
Apabila mikroba dihadapkan pada suhu tinggi diatas suhu maksimum
akan memberikan beberapa macam reaksi.
1. Titik kematian termal, adalah suhu yang dapat mematikan
spesies mikroba dalam waktu 10 menit pada kondisi tertentu
2. Waktu kemaian termal, adalah waktu yang diperlukan untuk
membunuh suatu spesies mikroba pada suatu suhu yang tetap
Fakto-faktor yang mempengaruhi titik kematian termal ialah
waktu, suhu, kelembapan,spora,umur mikroba,Ph,dan
komposisi medium.
b. Suhu rendah
Apabila mikroba dihadapkan pada suhu rendah dapat
menyebabkan ganguan metabolisme.yaitu seperti :
1. Coold shock, adalah penrunan suhu yang tiba-tiba mematikan
bakteri, terutama pada bakteri muda atau pada fase logaritmik
2. Pembekuan (freezing), adalah rusaknya sel dengan adanya
kristal es didalam air intraseluler
3. Lyofilisasi, adalah proses pendinginan dibawah titik beku
dalam keadaan vakum secara bertingkat. Proses ini dapat
digunakan untuk mengawetkan mikroba karena air proto
plasma langsung diuapkan tanpa melalui fase cair (sublimasi).
4. Kelembaban
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban yang
cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari
protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti,
misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan
5. Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan
bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang
tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya
ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan
atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri
dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan
makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu
tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies
dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium
yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora
tersebut bakteri atau pada salah satu ujungnya.
dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk
oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung
air.
6. Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis sebenarnya sangat erat hubunganya dengan
kandungan air. Apabila mikroba diletakkan pada larutan
hipertonis, maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu
terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat
mengkertutnya sitoplasma.
Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel mikroba
akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan
masuk kedalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.
Berdasarkan tekanan osmose yang diperlukan dapat
dikelompokkan menjadi:
a. . Mikroba osmofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada
kadar gula tinggi,
b. Mikroba Halofil, adalah mikroba yan dapat tumbuh pada
kadar garam halogen yang tinggi,
c. Mikroba Halodurik, adalah kelompok mikroba yang dapat
tahan (tidak mati) tetpai tidak dapat tumbuh pada kadar garam
tinggi, kadar garamnya dapat mencapai 30 %.
b. Faktor Biotik
1. Interaksi dalam satu populasi mikroba
Interaksi antar jasad dalam satu populasi yang sama ada
dua macam, yaitu interaksi positif maupun negatif. Interaksi positif
menyebabkan meningkatnya kecepatan pertumbuhan sebagai efek
sampingnya. Meningkatnya kepadatan populasi, secara teoritis
meningkatkan kecepatan pertumbuhan. Interaksi positif disebut juga
kooperasi. Sebagai contoh adalah pertumbuhan satu sel mikroba
menjadi koloni atau pertumbuhan pada fase lag (fase adaptasi).
Interaksi negatif menyebabkan turunnya kecepatan pertumbuhan
dengan meningkatnya kepadatan populasi. Misalnya populasi mikroba
yang di tumbuhkan dalam substrat terbatas, atau adanya produk
metabolik yang meracun. Interaksi negatif disebut juga kompetisi.
Sebagai contoh jamur fusarium dan vercillium pada tanah sawah, dapat
menghasilkan asam lemak dan H2S yang bersifat meracun.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Bakteri merupakan kelompok mahluk hidup bersel tunggal yang
dimasukkan dalam golongan jasad renik atau mikrobia. Mengingat
tubuhnya yang mikrokopis itu, sehingga studi tentang bakteri mulai.
Tubuh bakteri yang terdiri atas sebuah sel saja ini, mempunyai bentuk
yang beraneka ragam. Ada yang berbentuk peluru atau bola, seperti
bintang, bengkok seperti koma, atau sekrup serta ada yang seperti spiral.
Bentuk tubuhnya merupakan salah satu sifat yang dijadikan dasar dalam
pengklasifikasian bakteri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba terdiri dari
Faktor abiotik yang terdiri dari (Suhu, Kandungan air, Tekanan osmosis
serta Ion-ion dan listrik) dan Faktor biotik yang terdiri dari ( Interaksi
dalam satu populasi mikroba, Interaksi diantara berbagai macam populasi
mikroba, yang mencakup “ Netralisme, Komensalisme, Sinerginisme,
Mutualisme”)
3.2 Saran
Dalam sistem klasifikasi pada bakteri masih cenderung rumit, karena
didasarkan pada berbagai macam hal, dan juga dalam mengklasifikasikan
kadang masih menemui kesulitan membandingkan bakteri yang termasuk
pada tumbuhan atau hewan. Maka perlu diadakan penelitian yang lebih
mendalam lagi pada sistem klasifikasinya
Saran yang dapat saya ajukan dalam makalah ini gunakanlah makalah ini
sebagai sumber bacaan untuk menambah wawasan/pemahaman dan bisa
menjadi bahan pelajaran bagi mahasiswa mengenai Reproduksi bakteri
dan Pertumbuhan Bakteri.
DAFTAR PUSTAKA