Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan


rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul manusia dan
penderitaan ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang
turut mendukung terselesaikannya makalah ini,
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik
selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembaca sekalian.

Hormat kami,

Penyusun

                    

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Daftar Isi...........................................................................................................  iii

BAB I PENDAHULUAN                                     
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penderitaan.............................................................. 2
2.2 Hubungan Manusia dan Penderitaan........................................ 2
2.3 Cara Manusia Menghadapi Penderitaan................................... 4
      2.3.1 Siksaan.............................................................................. 4
      2.3.2 Kekalutan Mental............................................................. 5
2.4 Sebab-Sebab Terjadi Penderitaan ............................................ 8
2.5 Pengaruh Penderitaan dan Manusia ......................................... 10
2.6 Hubungan Penderitaan dan Perjuangan ................................... 11
BAB III PENUTUP....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan
penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan
memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman kepadanya.
Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah.Terkadang
saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan
melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan
cobaan untuknya yang membuatnya menderita.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau
kapan , jam berapa,  menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan
datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya
dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan
yang ia anut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari penderitaan?
2. Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
3. Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan?
4. Apa saja sebab terjadi penderitaan?
5. Apa pengaruh dari penderitaan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penderitaan
2. Untuk mnegetahui hubungan manusia dengan penderitaan
3. Untuk mengetahui bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan
4. Untuk mengetahui apa saja sebab terjadi penderitaan
5. Untuk mengetahui pengaruh dari penderitaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat
tidak menyenangkan yang dapat dirasakan oleh manusia. Setiap manusia
pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik maupun batin.
Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas
penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang
ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu
intensitas penderitaan.
Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum
tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai
langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih
terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu
manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang ditujukan
kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta
mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah
penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha
keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan
lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah
manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu
merupakan bagian yang terkandung dalam kemanusiaannya.

2.2 Hubungan Manusia dan Penderitaan


Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau
menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal
dan tak pernah terikat dengan penderitaan.

2
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan
keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan
pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk
kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan
penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia
akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia
telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk
selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada
penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya
menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak
hanya naluri namun juga nurani.   
 Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun
manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga
dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya.
Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan
terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.    
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari
penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan
mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah,
karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak
menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa
pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam
neraka.   
 Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa
pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang
muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar
kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia
tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada
pederitaan di akhirat.

3
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang
menganhap sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari
kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan dengan kehidupan
manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat
manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu
melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat
menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.

2.3 Cara Manusia Menghadapi Penderitaan


Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ?
penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis
untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis
penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam
menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
2.3.1 Siksaan
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun
jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk
merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati
korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik
maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang
dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi,
atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik
dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu
cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk
mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu
pemerintah. Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis,
kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
a. Kebimbangan
memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.

4
b. Kesepian
merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya
walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
c. Ketakutan
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar –
besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
penyebab seseorang merasakan ketakutan, antara lain:
1. Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan
tertutup.
2. Gamang adalah rasa takut akan tempat yang tinggi.
3. Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
4. Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit
yang akan dialami.
5. Kegagalan ketakutan dari seseotang disebabkan karena merasa
bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu
gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus
ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang.
Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu
phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya
supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju
bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita
hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si
penderita sepuluh kali lebih parah.
2.3.2 Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan
mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan
akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi
sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.    

5
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental
adalah :
1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas,
demam, nyeri pada lambung
2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati,
apatis, cemburu, mudah marah
3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar
sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan
atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga
menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
6. Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang
berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita
baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang
bersangkutan mengalami gangguan.
4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya
jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya
kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri
dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak
terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase
perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu
gangguan jiwa yang lebih parah.
6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya
gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga

6
peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk
mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena
gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat
menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang
tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang
sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang
berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya  kearah
positif dan negatif.
1. Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar
tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun
melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
2. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan
mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa
yang diinginkan.
Bentuk frustrasi antara lain :
1. Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak
terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau
tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-
kanakan
3. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap)
misalnya dengan membisu.
4. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan
kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses
dalam imaginasinya

7
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan
merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
7. Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri
yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :


1. Kota – kota besar
2. Anak-anak muda usia
3. Wanita
4. Orang yang tidak beragama
5. Orang yang terlalu mengejar materi

2.4 Sebab-Sebab Terjadi Penderitaan


Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-
sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci
sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia
dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia
dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk.
Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan
kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Allah SWT
berfirman, aku tidak akan pernah merubah nasib hambaku melainkan
hambaku sendirilah yang merubahnya. Sudah jelas Tuhan tidak akan
mengubah nasib hambanya, karena atas usaha hambanya sendirilah yang
bisa mengubah nasibnya itu. Adapu perbedaan antara nasib buruk dan
takdir, kalau takdir Tuhan yang menjadi penentunya sedangkan nasib
buruk itu manusialah penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara
sesama manusia menyebabkan menderitanya manusia yang lain,
contohnya:

8
a. Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, dan disiksa oleh
majikannya, sudah pantas jika majikannya yang biadab itu diganjar
dengan hukuman penjara oleh pengadilan negeri Surabaya supaya
perbuatannya itu dapat diperbaiki sekaligus merasakan penderitaan
yang telah diberikan kepada orang lain. Sedangkan pembantu yang
telah menderita itu dipulihkan.
b. Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak
kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas
jika dijatuhkan hukuman oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat
supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan
penderitaan anaknya.
c. Perbuatan buruk para pejabat pada zaman orde lama dituliskan oleh
seniman Rendra dalam puisinya “bersatulah pelacur-pelacur kota
Jakarta,” perbuatan buruk yang merendahkan derajat kaum wanita
tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang
sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan
mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pelacur ibu
kota itu.
2. Penderitaan timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan /
azab Tuhan. Namun kesabaran , tawakal, dan optimisme dapat
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak
contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus
penderitaan dapat diungkapkan bentuk ini:
a. Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh
orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasan luar biasa. Walaupun ia
tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena
kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas.,
dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Di Sorbone
Perancis. Dia adalah Prof. Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas
di Kairo Mesir

9
b. Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia
menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit,
sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat
kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah Ia dan tampak lebih
muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Di sini kita
dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran,
tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti
kesetiaan dan kesabarn sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi
Ayub yang lama.
c. Tenggelamnya Fir’aun di laut merah seperti disebutkan dalam Al-
Qur’an adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang
ampuh dan sombong. Fir’aun adalah raja mesir yang mengaku
dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun bersama bala tentaranya mengejar
Nabi Musa dan –para pengikutnya menyeberangi laut merah, laut itu
terbelah dan Nabi Musa serta para pengikutnya berhasil
melewatinya. Ketika Fir’aun dan tentaranya berada tepat ditengah
belahan laut merah itu, seketika juga laut merah itu tertutup dan
mereka semua tenggelam.

2.5 Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal
kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dan sikap
negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau
kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup,
bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan
membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian

10
dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah,
bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin
paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri; anti kekerasan, ia
berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain.

Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh


para seniman kepada pembaca, penonton, maka para pembaca, para
penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa
kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam
masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak
sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan
yang berupa hambatan yang harus disingkirkan.

2.5 Hubungan Penderitaan dan Perjuangan


Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun
ringan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah
menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdiran
bukan hannya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Pembebasan dari
penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Apabila kita
memperhatikan dan membaca riwayat hidup para pemimpin bangsa, orang-
orang di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan penderitaan dan
penuh perjuangan.Berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam
lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada
Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya
merencanakan dan Tuhan yang menentukan.

2.6 Hubungan Penderitaan, Media masa dan Seniman


Kemungkinan terjadi penderitaan itu sangat besar. Hal ini dibuktikan
oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan
sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom,
reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia

11
merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Beberapa sebab
lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana
alam, bencana perang dan lain-lain. berita mengenai penderitaan manusia
silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan
maksud suoaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh
penderitaan manusia. Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat
kepada masyarakat.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada hakekatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan
penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena penderitaan
merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami
penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung  bagaiaman seseorang
menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat
diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang dialami oleh
seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya.
Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang
telah kita perbuat atau sebagai media untuk menginstropeksi diri. Karena
penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya. Agar manusia
tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa
menjaga sikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar,
maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap
dan perilaku antar sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha
Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram tidak ada gangguan dari
siapapun. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan
memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.

3.2 Saran
Untuk lebih mudah menerima segala kesedihan dan penderitaan
hidup kita harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan berserah diri dan
menerima segala sesuatu yang ada dengan syukur selalu. Karena dalam
masalah yang ada pasti ada makna yang tersembunyi didalamnya sehingga
kita harus membuatnya menjadi pengalaman hidup, karena pengalaman
hidup adalah huru yang terbaik

13
DAFTAR PUSTAKA

Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1994. Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar.


Jakarta: Universitas Gunadarma

Dalam buku Ilmu Budaya Dasar, Karya Yulia Budiwati

Dalam buku Ilmu Budaya Dasar, penerbit Gramedia

http://ms.wikipedia.org/wiki/penderitaan diakses tanggal 10 November 2020

http://egapramesti.wordpress.com/2011/04/30/manusia-dan-penderitaan/
diakses tanggal 10 November 2020

http://hasqial.blogspot.com diakses tanggal 10 November 2020

http://hadiprianto.blogspot.com/2014/04/manusia-dan-penderitaan.html diakses
tanggal 10 November 2020

http://hasuna13.blogspot.com/2015/04/babi-pendahuluan-a.html diakses
tanggal 10 November 2020

14

Anda mungkin juga menyukai