Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah Rabil’Alamin, Puji syukur kehadiratt Allah SWT, yang senantiasa


mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga tugas – tugas keseharian kami dapat
dilaksanakan dengan sebaik – baiknya terutama penyusunan makalah ini. Tujuan pembuatan
makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dari mata kuliah mikrobiologi dan
parasitologi.
Sebelumnya kami berterimakasih kepada Yth. Bapak Suwaji Handaru W, S.Si, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi yang sudah membantu kami
dalam proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan mohon
maaf apabila terdapat kata – kata yang kurang sesuai.

Surakarta, 21 Maret 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………. 1


Daftar Isi …………………………………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………. 3
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………….. 3
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………. 3

BAB II PENDAHULUAN
A. Cara Penularan Rhizopoda Entamoeba histolytica ……………………………………….. 4
B. Cara Penularan Rhizopoda Entamoeba coli …………………………………………………...... 5-6
C. Cara Penularan Rhizopoda Entamoeba gingivalis ………………………………………………6
D. Cara PenularanRhizopoda Dientamoeba franggilis ……………………………………….6-7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………… 8-9
B. Penutup ………………………………………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rhizopoda merupakan salah satu filum dari protozoa yang bergerak dan makannya
dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu). Bersifat amoboid yaitu bentuk tubuh tidak
tetap karena aliran protoplasmannya bersifat pseudopodia (kaki semu). Hidup dilaut, air
tawar dan didalam tubuh hewan atau manusia sebagai parasit. Contoh Rhizopoda yaitu
Amoeba, Radiolaria, Arcella Diflugia dan Foraminifera. Serta karakteristik Flagellata
(Mastigopora), bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat
indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Suatu organisme dikatakan hidup apabila dapat melakukan kegiatan tertentu misalnya
bergerak, bernapas, dan berkembang biak. Tidak hanya dapat dilihat oleh mata, sebagian
makhluk hidup juga ada yang berukuran kecil yang disebut mikroorganisme.
Tidak semua spesies Rhizopoda merupakan bakteri patogen, akan tetapi penting untuk
dipelajari sebagai pembanding dengan spesies yang lain.
Entamoeba histolytica hidup di dalam liang usus manusia, menyebabkan kerusakan
jaringan pada usus dan diare.
Entamoeba gingivalis hidup di dalam rongga mulut manusia, ada disela-sela gigi atau di
leher gigi, tenggorokan, dan tonsil. Tidak bersifat patotenik akan tetapi dapat
memperparah terjadinya radang gusi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penularan Rhizopoda Entamoeba histolytica ?
2. Bagaimana cara penularan Rhizopoda Entamoeba coli ?
3. Bagaimana cara penularan Rhizopoda Entamoeba gingivalis ?
4. Bagaimana cara penularan Rhizopoda Dientamoeba franggilis ?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara penularan Rhizopoda Entamoeba histolytica
2. Mengetahui cara penularan Rhizopoda Entamoeba coli
3. Mengetahui cara penularan Rhizopoda Entamoeba gingivalis
4. Mengathui cara penularan Rhizopoda Dientamoeba franggilis

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Penularan Rhizopoda Entamoeba histolytica


Entamoeba histolytica memiliki 2 stadium yaitu Tropozoit atau bentuk vegetatif yang
aktif dan kista yang tidak aktif. Tropozoit adalah satu-satunya bentuk yang terdapat dalam
jaringan dan juga ditemukan dalam cairan tinja waktu disentri amoeba. Selanjutnya
tropozoit akan melakukan pemadatan berbentuk bulat (prakista), yang kemudian akan
dibentuk dinding tipis sekeliling kista immatur. Akhimya kista akan menjadi matang (kista
berinti 4). Proses pembentukan kista ini terjadi hanya di dalam usus dan tidak diluar usus.
Stadium kista matang ini merupakan bentuk infektif, sehingga. ditularkan dari satu hospes
ke hospes lainnya. Penyakit ini ditularkan secara fekal oral baik secara langsung (melalui
tangan) maupun tidak langsung (melalui makanan atau minuman yang tercemar).
Penularan dapat terjadi melalui beberapa cara, misalnya; pencemaran makanan dan air
minum, penggunaan kotoran manusia sebagai pupuk, juru masak yang terinfeksi (food
handlers), vektor lalat dan kecoa, serta kontak langsung seksual oral-anal pada
homoseksual. Sumber infeksi terpenting adalah penderita yang mengeluarkan kista atau
pengandung kista tanpa geiala. Sebagai sumber penularan adalah tinja yang mengandung
kista ameba yang berasal dari carrier (cyst passer).
Parasit E. histolytica adalah parasit tidak aktif yang dapat tinggal selama berbulan-
bulan di daerah lembap atau area yang telah terkontaminasi tinja yang terinfeksi. Parasit
yang masuk dalam tubuh manusia akan langsung berkumpul di usus dan beralih ke siklus
aktif mereka (fase tropozoit). Parasit-parasit yang aktif tersebut kemudian akan berpindah
ke usus besar. Saat parasit mengenai bagian dinding usus, penderitanya dapat mengalami
masalah seperti tinja yang disertai darah, diare, radang usus besar (kolitis), hingga
kerusakan pada jaringan usus.
Amebiasis adalah infeksi parasit pada usus yang disebabkan oleh parasit Entamoeba
histolytica atau disingkat E. histolytica. Infeksi amebiasis terjadi ketika parasit E. histolytica
masuk ke dalam tubuh manusia dan menetap di dalam usus. Parasit ini umumnya menular
melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Selain itu, seseorang juga dapat
tertular setelah menyentuh tanah, air, pupuk atau tangan orang lain yang sudah terpapar tinja
yang mengandung parasit tersebut.

4
B. Cara Penularan Rhizopoda Entamoeba coli
Escherichia coli atau disingkat E. coli adalah bakteri yang umum ditemukan di dalam
usus manusia. Bakteri ini terdiri beberapa jenis dan sebagian besar di antaranya tidak
berbahaya. Itu artinya bahwa hanya segelintir jenis bakteri E. coli yang dapat merugikan
kesehatan. Salah satu bakteri E. coli yang berbahaya adalah E. coli O157:H7. Bakteri ini
bisa menyebabkan keracunan makanan dan infeksi yang cukup serius. E. coli O157:H7
dapat menghasilkan racun yang mampu merusak dinding dari usus kecil dan mengakibatkan
kram perut, diare yang bercampur dengan darah, hingga muntah-muntah.
Penyebab Terjadinya Infeksi bakteri E. coli yang berbahaya, dapat masuk ke dalam
tubuh manusia melalui:
o Makanan yang terkontaminasi
Misalnya, akibat mengonsumsi daging giling yang tercemar bakteri E. coli dari usus
hewan ternak tersebut, meminum susu yang tidak dipasteurisasi, atau memakan sayuran
mentah atau yang tidak diproses secara benar. Kontaminasi silang juga dapat
mengakibatkan seseorang mengalami infeksi, khususnya jika peralatan makanan dan
talenan tidak dicuci dengan benar sebelum digunakan.
o Air yang terkontaminasi
Kotoran manusia dan binatang bisa mencemari air tanah dan juga air di permukaan.
Rumah dengan sumur pribadi sangat berisiko tercemar bakteri coli karena biasanya tidak
memiliki sistem pembasmi bakteri, termasuk kolam renang atau danau.
o Kontak langsung dari orang ke orang
Orang dewasa maupun anak-anak yang lupa mencuci tangan setelah buang air besar bisa
menularkan bakteri ini ketika orang tersebut menyentuh orang lain atau makanan.
o Kontak dengan binatang
Orang-orang yang bekerja dengan binatang (misalnya di kebun binatang) atau yang
sering melakukan kontak dengan hewan peliharaan, lebih berisiko terkena infeksi bakteri
E. coli. Untuk itu, kebersihan harus selalu dijaga dengan sering mencuci tangan setelah
melakukan kontak dengan binatang tersebut.
Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terjangkit infeksi
bakteri E. coli, di antaranya:
 Usia. Anak-anak, ibu hamil, dan orang yang sudah lanjut usia rentan menderita
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh coli dan komplikasi yang lebih serius akibat
bakteri ini.

5
 Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Penderita AIDS atau orang yang sedang menjalani
kemoterapi akan lebih berisiko terkena infeksi coli.
 Penurunan kadar asam dalam perut. Asam yang diproduksi lambung bisa memberikan
perlindungan terhadap bakteri coli. Beberapa obat-obatan pereda asam lambung seperti
esomeprazole, pantoprazole, lansoprazole, dan omeprazole berpotensi meningkatkan
risiko infeksi E. coli.

C. Cara Penularan Rhizopoda Entamoeba gingifalis


Entamoeba gingivalis dapat bersifat patogen, yaitu karena secara mikroskopis
memperlihatkan adanya fagositosis nukleus sel darah merah dan sel darah putih oleh
organisme ini. Gambaran umumnya sama dengan E. histolytica yang bersifat patogen yaitu
invasi ke jaringan melalui epitel sulkus gingiva, melekat dan membuat kontak yang erat
antara parasit dan sel target untuk melakukan sitolisis (Bonner, 2005).
Sejalan dengan penelitian diatas, Lyons (2005) menyatakan, Entamoeba gingivalis
memfagosit sitoplasma dan nukleus sel darah putih. Proses fagositosis tersebut diawali dari
membuat perlekatan dengan sel darah putih, kemudian memfagosit sitoplasma. Fagositosis
tidak hanya pada sitoplasma, tetapi juga inti dari sel darah putih. Selain itu E. gingivalis juga
menyerang sel darah merah dan menghisap hemoglobin. Proses fagositosis sel darah merah
dan sel darah putih ini terlihat melalui gambaran dari photomicrograph. Menurut Jinfu dkk
(2001), E. gingivalis juga dapat memperparah keadaan periodontitis, abses periodontal, dan
resorbsi tulang alveolar pada tubuh dengan keadaan imun yang rendah.
Entamoeba gingivalis hidup di dalam rongga mulut manusia, ada disela-sela gigi atau di
leher gigi, tenggorokan, dan tonsil. Tidak bersifat patotenik akan tetapi dapat memperparah
terjadinya radang gusi.
Entamoeba gingivalis bersifat komensal dalam arti ia dapat berkembang baik dalam
rongga mulut tetapi sebenarnya ia dapat bersifat patogen apabila berkontak dengan
mikroorganisme atau zat asing lainnya. Parasit ini sering ditemukan dalam jumlah banyak
pada penyakit gusi dan tonsil, tetapi belum ada bukti mengenai penyakit ini. Keadaan ini
terjadi biasanya karena Entamoeba gingivalis hidup bersama secara simbiotik sinergistik
dengan mikroorganisme lain seperti bakteri.

D. Cara Penularan Rhizopoda Dientamoeba franggilis


Dientamoeba fragilis adalah parasit nonflagellate trichomonad dan merupakan salah satu
parasit kecil yang dapat hidup di usus besar manusia. Tidak seperti kebanyakan usus
6
protozoa lainnya, yang tidak memiliki siklus hidup tahap kista sehingga infeksi di antara
manusia terjadi selama tahap trophozoite. Memindahkan organisme paling aktif dalam
kotoran segar namun cepat menggeropyok kiri ketika berdiri. Peka terhadap lingkungan
yang aerobik, dan mati ketika ditempatkan di keran air atau air suling. Penularan melalui
fecal-oral dan menyebar melalui coinfection telur dari Enterobius vermicularis. Parasit ini
biasanya menyebabkan gejala pencernaan.
Organisme menulari mucosal crypts dari usus besar yang terletak dekat dengan mucosal
epithelium dari cecum ke dubur, namun yang cecum dan proximal usus besar biasanya
terpengaruh. Parasit ini tidak dikenal invasi dan tidak menyebabkan kerusakan sel. Mirip
dengan beberapa parasit lainnya (misalnya, Cyclospora cayetanensis, Giardia lamblia,
Cryptosporidium parvum), Dientamoeba fragilis parasit menyebabkan penyakit pada
manusia tanpa memandang status kekebalan. Dientamoeba fragilis adalah parasit yang
rentan dan tidak dapat hidup sangat lama di lingkungan di luar manusia intestines.
Infeksi yang terjadi saat terkena Dientamoeba fragilis
1. Dengan menyentuh dan membawa ke mulut misal jari yang menyentuh di bangku orang
terinfeksi Dientamoeba fragilis.
2. Menelan sesuatu, seperti air atau makanan yang terinfeksi dengan Dientamoeba fragilis.
3. Dengan menyentuh dan membawa ke mulut D. fragilis cysts (telur) dijemput dari
kejangkitan permukaan.
4. Secara tiba-tiba menelan keremi telur, yang dapat melindungi parasit ini rapuh, dan telur
dari parasit lainnya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Cara penularan Rhizopoda Entamoeba histolytica
Parasit E. histolytica adalah parasit tidak aktif yang dapat tinggal selama berbulan-bulan di
daerah lembap atau area yang telah terkontaminasi tinja yang terinfeksi. Parasit yang
masuk dalam tubuh manusia akan langsung berkumpul di usus dan beralih ke siklus aktif
mereka (fase tropozoit). Parasit-parasit yang aktif tersebut kemudian akan berpindah ke
usus besar. Saat parasit mengenai bagian dinding usus, penderitanya dapat mengalami
masalah seperti tinja yang disertai darah, diare, radang usus besar (kolitis), hingga
kerusakan pada jaringan usus. Penularan dapat terjadi melalui beberapa cara, misalnya;
pencemaran makanan dan air minum, penggunaan kotoran manusia sebagai pupuk, juru
masak yang terinfeksi (food handlers), vektor lalat dan kecoa, serta kontak langsung
seksual oral-anal pada homoseksual.
2. Cara penularan Rhizopoda Entamoeba coli
Escherichia coli atau disingkat E. coli adalah bakteri yang umum ditemukan di dalam
usus manusia. Salah satu bakteri E. coli yang berbahaya adalah E. coli O157:H7. Bakteri ini
bisa menyebabkan keracunan makanan dan infeksi yang cukup serius. E. coli O157:H7
dapat menghasilkan racun yang mampu merusak dinding dari usus kecil dan mengakibatkan
kram perut, diare yang bercampur dengan darah, hingga muntah-muntah.
Penyebab Terjadinya Infeksi bakteri E. coli
o Kontak dengan binatang
o Makanan yang terkontaminasi
o Air yang terkontaminasi
o Kontak langsung dari orang ke orang
3. Cara penularan Rhizopoda Entamoeba gingivalis
Entamoeba gingivalis dapat bersifat patogen, yaitu karena secara mikroskopis
memperlihatkan adanya fagositosis nukleus sel darah merah dan sel darah putih oleh
organisme ini. Entamoeba gingivalis hidup di dalam rongga mulut manusia, ada disela-
sela gigi atau di leher gigi, tenggorokan, dan tonsil. Tidak bersifat patotenik akan tetapi
dapat memperparah terjadinya radang gusi. Entamoeba gingivalis bersifat komensal dalam
arti ia dapat berkembang baik dalam rongga mulut tetapi sebenarnya ia dapat bersifat
patogen apabila berkontak dengan mikroorganisme atau zat asing lainnya.
8
4. Cara penularan Rhizopoda Dientamoeba fragilis
Dientamoeba fragilis adalah parasit yang rentan dan tidak dapat hidup sangat lama di
lingkungan di luar manusia intestines.
Infeksi yang terjadi saat terkena Dientamoeba fragilis
1. Dengan menyentuh dan membawa ke mulut misal jari yang menyentuh di bangku
orang terinfeksi Dientamoeba fragilis.
2. Menelan sesuatu, seperti air atau makanan yang terinfeksi dengan Dientamoeba
fragilis.
3. Dengan menyentuh dan membawa ke mulut D. fragilis cysts (telur) dijemput dari
kejangkitan permukaan.
4. Secara tiba-tiba menelan keremi telur, yang dapat melindungi parasit ini rapuh, dan
telur dari parasit lainnya.

B. Penutup
Dengan rasa syukur kami mengucapkan Alhamdulillah karena bisa menyelesaikan
makalah ini.adapun penutup kata kami dalam makalah ini adalah kami berharap dengan
adanya makalah ini semoga dapat di gunakan sebaik-baiknya dan dapat membantu banyak
dalam proses belajar mengajar di perkuliahan ini

9
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.alodokter.com/amebiasis
 https://www.google.co.id/search?source=hp&ei=496aXILNMqzhz7sPr8SYgAM&q=cara
+penularan+entamoeba+histolytica&oq=cara+penularan+entamoeba+&gs_l=psy-
ab.1.1.0l2.2153.11580..127704...0.0..0.968.8786.0j14j2j0j3j2j4......0....1..gws-
wiz.....0..0i131j0i22i30.JwZJ6U2sct8
 https://www.alodokter.com/e-coli
 http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/13772/10.pdf?sequence=1
 https://konsepbiologi.wordpress.com/tag/entamoeba-gingivalis/
 https://ditochan.wordpress.com/2009/04/25/dientamoeba-fragilis/

10

Anda mungkin juga menyukai