Anda di halaman 1dari 22

MIKOLOGI

Disusun Oleh :
Kelompok IV – 1 DIV B
Khadijah P21335118030
Nabila Salsabila P21335118039
Puti Langkyshaw P21335118051
Sayekti Utami P21335118059
Windy Alviani P21335118075
Pengertian Mikologi

Mikologi berasal dari kata “mykes” yang


berarti Myceane yaitu salah satu kelompok
mushroom (jamur mikro) dan kata “logos”
yang berarti ilmu.

Jadi mikologi adalah ilmu yang mempelajari


tentang jamur dan pemanfaatan dalam
kehidupan sehari – hari.
Perintis Mikologi
Jamur

Jamur adalah mikroorganisme yang


termasuk golongan eukariotik dan tidak
termasuk golongan tumbuhan.
SIFAT UMUM

1. Bersifat heterotropik yaitu organisme yang tidak


mempunyai klorofil sehingga tidak dapat membuat
makanan sendiri melalui proses fotosintesis seperti
tanaman.
2. Bersifat Parasit, jamur parasit adalah jamur yang menyerap
makanan dari organisme yang ditumpanginya.
Jamur parasit obligat adalah jamur yang jamur parasit fakultatif adalah jamur yang di
hanya bisa hidup sebagai parasit. Bila ia samping hidup parasit, ia juga bisa hidup
berada di luar inangnya, maka ia akan mati. sebagai saprofit. Jamur tersebut akan bersifat
parasit ketika mendapatkan hospes.

Exobasidium vexans

Ustilagomaydis
3. Bersifat Saprofit, jamur saprofit adalah jamur yang makanannya berupa
senyawa organik yang telah diuraikan. jamur ini memiliki enzim-enzim
tertentu yang dapat merombak senyawa-senyawa organik. Biasanya jamur
ini hidup dibagian organisme yang telah mati, misalnya pada serasah atau
batang kayu yang telah lapuk.

Auricularis polytricha Volvariella volvacea


3. Bersifat Simbion, jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain.
Simbiosis dengan alga menghasilkan liken atau lumut kerak, sedangkan
simbiosis dengan akar tumbuhan konifer menghasilkan mikoriza.

Mikoriza
lichen Usnea dasypoga
Morfologi Jamur
1. Khamir, yaitu jamur yang
mempunyai sel tunggal (uniseluler).

Khamir Sejati, berciri-ciri memiliki Spora

Khamir Liar, berciri-ciri tidak memiliki spora


2. Kapang, merupakan jamur yang
mempunyai sel berbentuk filamen.
Filamen yang merupakan sel
vegetatif tersebut dinamakan hifa.
Hifa dari koloni kapang akan
tumbuh bercabang-cabang dan
membentuk jalinan massa yang
sering disebut miselium. Contoh
dari jamur tipe ini adalah Rhizopus
oryzae, yaitu jamur yang berperan
dalam fermentasi tempe.
3. Cendawan (Mushroom) merupakan jamur
yang mempunyai filamen dan tubuh buah
yang besar dan dapat terlihat mata
walaupun dengan mata telanjang tanpa
menggunakan bantuan alat. Contoh dari
jamur tipe ini adalah Volvariella volvaceae
atau yang sering disebut dengan jamur
merang.
1.Reproduksi Secara Vegetatif
Reproduksi secara vegetatif pada jamur bersel satu dilakukan dengan
cara pembentukan tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru.
Sementara reproduksi secara vegetatif pada jamur multiseluler
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang terpisah akan
tumbuh menjadi jamur baru.
Pembentukan spora vegetatif. Spora vegetatif dapat berupa
sporangiospora atau konidiospora.
2.Reproduksi Secara Generatif
a. Hifa (+) dan hifa (-), masing-masing berkromosom haploid (n), berdekatan membentuk
gametangium. Gametangium merupakan perluasan hifa.
b. Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma) mem- bentuk zigosporangium
dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nukleus haploid yang belum bersatu. Zigosporangium
memiliki lapisan dinding sel yang tebal dan kasar untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering.
c. Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga zigosporangium
memiliki inti yang diploid (2n).
d. Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan
zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium.
e. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek dengan
kromosom haploid (n).
f. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora spora yang haploid (n). Spora-spora ini memiliki
keanekaragaman genetik.
g. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok, maka akan berkecambah (germinasi)
menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk jaringan miselium yang
semuanya haploid (n).
Siklus Hidup
Cara Penularan
1. Tinea versicolor (panu)
Disebabkan oleh 7 spesies
Malassezia yaitu, Malassezia
furfur, Malassezia globosa,
Malassezia obtusa, Malassezia
sloofiae, Malassezia sympodialis,
Malassezia pachydermatis dan
Malassezia restricta. Jamur ini
sering ditemukan sebagai saprofit
pada kulit manusia.
2. Aspergillosis
infeksi oputunistik yang paling sering terjadi pada paruparu dengan
gejala yang mirip dengan TB paru. Penyakit ini disebabkan Aspergillus
spp. terutama Aspergillus fumigatus
3. Nocardiosis
bakteri Nocardia yang ditemukan di
dalam tanah. Bakteri ini masuk ke
dalam tubuh melalui luka terbuka atau
menghirup udara yang terkontaminasi
bakteri Nocardia. Hal yang sama juga
terjadi ketika Anda menderita
penyakit paru-paru kronis atau sistem
kekebalan tubuh menjadi lemah
(mengidap kanker, terkena HIV/AIDS,
operasi transplantasi organ, atau
penggunaan obat steroid untuk jangka
waktu yang lama) juga rentan
terserang nocardiosis.
Cara Diagnosa
Dokter dapat menduga adanya jamur kulit dengan melihat kelainan
kulit yang dialami penderita. Namun bila gambaran kelainan kulitnya
tidak khas, maka diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk
memastikannya.
Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan adalah melakukan kerokan kulit
pada daerah kulit yang mengalami kelainan. Hasil kerokan kulit tersebut
akan ditetesi larutan KOH (kalium hidroksida) dan dilihat di bawah
mikroskop untuk mengetahui apakah ada jamur di kerokan kulit
tersebut.
Untuk infeksi jamur jenis dermatofita, pemeriksaan lain yang dapat
digunakan adalah pemeriksaan lampu wood. Bila kulit yang terinfeksi
jamur dermatofita disinari dengan lampu wood, kulit akan berpendar
hijau kekuningan.
Cara Pemeriksaan Laboratorium
1)Pemeriksaan Preparat Langsung

Untuk melihat apakah ada infeksi jamur perlu dibuat preparat langsung
dari kerikan kulit, rambut atau kuku. Sediaan dituangi larutan KOH 10-
40% dengan maksud melarutkan keratin kulit atau kuku sehingga akan
tinggal kelompok hifa. Sesudah 15 menit atau sesudah dipanasi diatas
api kecil jangan sampai menguap, dilihat dibawah mikroskop, dimulai
dengan pembesaran 10 kali.
Adanya elemen jamur tampak berupa benang-benang bersifat konotur ganda.
Selain itu tampak juga bintik spora berupa bola kecil sebesar 1-3µ.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk diperiksa didapat dari:
a)Kulit, bahan diambil dan dipilih dari bagian lesi yang aktif yaitu daerah pinggir.
Terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70% lalu dikerok dengan skalpel
sehingga memperoleh skuama yang cukup. Letakkan diatas gelas objek lalu
dituangi KOH 10%.
b)Rambut, rambut yang dipilih adalah rambut yang terputus-putus atau rambut
yang warnanya tak mengilat lagi, tuangi KOH 20% , lihat adanya infeksi endo
atau ektotrik.
c)Kuku, bahan yang diambil adalah masa detritus dari bawah kuku yang sudah
rusak atau dari bahan kukunya sendiri , selanjutnya dituangi dengan KOH 20% -
40% dan dilihat dibawah mikroskop, dicari hifa atau spora. Dengan preparat
langsung ini sebenarnya diagnosis suatu dermatomikosis sudah dapat
ditegakkan. Penentuan etiologi spesies diperlukan untuk keperluan penentuan
prognosis, kemajuan terapi dan epidemiologis
2)Pemeriksaan dengan Sinar Wood
Sinar Wood adalah sinar ultraviolet yang setelah melewati suatu
saringan wood, sinar yang tadinya polikromatis menjadi monokromatis
dengan panjang gelombang 3600A. Sinar ini tidak dapat dilihat. Bila
sinar ini diarahkan ke kulit atu rambut yang mengalami infeksi oleh
jamur-jamur tertentu, sinar ini akan berubah menjadi dapat dilihat,
dengan memberi warna yang kehijauan atau fluoresensi. Apabila
pemeriksan dengan cara ini memberi fluoresensi, pemeriksaan sinar
Wood disebut positif dan apabila tidak ada fluoresensi disebut negatif.
Jamur-jamur yang memberikan fluoresensi adalah Microsporum
lanosum, Microsporum audoinii, M.canis dan Malassezia furtur
(penyebab tinea versikolor).
TERIMAKASIH
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai