Penyebaran
Prevalensi toksoplasmosis di berbagai daerah Indonesia berkisar
antara 2-51%
Morfologi Toxoplasma gondii
Toksoplasma gondii terdapat dalam tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista
(berisi bradizoit) dan ookista(berisi sporozoit)
Siklus HidupToxoplasma gondii
1. Dalam epitel usus halus kucing berlangsung daur aseksual yang
menghasilkan takizoit dan daur seksual yang menghasilkan ookista yang
dikeluarkan bersama tinja.
2. Bila ookista tertelan oleh mamalia lain atau burung (hospes perantara)
maka berbagai jaringan hospes perantara membentuk kelompok trofozoit
yang membelah secara aktif disebut takizoit.
2. Pada toxoplasmosis akuisista infeksi dapat terjadi, bila makan daging mentah atau
kurang matang yang mengandung kista jaringan atau takizoit Toxoplasma. Pada orang
yang tidak makan daging pun dapat terjadi infeksi bila ookista yang dikeluarkan
dengan tinja kucing tertelan.
3. Infeksi juga dapat terjadi di laboratorium pada orang yang bekerja dengan binatang
percobaan yang terinfeksi T.gondii,melalui jarum suntik dan alat lab lain yang
terkontaminasi. Ibu hamil tidak dianjurkan bekerja dengan T.gondii yang hidup.
4. Infeksi dapat terjadi dengan transplantasi organ dari donor yang menderita
toxoplasmosis laten.
1. Test Serologi
a) IgG dapat diperiksa oleh insinyur sabin Fieldman Dye Test (DT)
IgG muncul pada 1-2 minggu pertama infeksi dan biasanya bisa bertahan selama
bertahun-tahun atau seumur hidup. Namun, pada pasien immunocompromised level
IgG tidak bisa terdeteksi.
b) IgM dapat diperiksa dengan teknik ganda sandwich ELISA, IFA dan
aglutinasi imunosorben assay (ISAGA).
IgM muncul segera setelah infeksi dan menghilang dalam beberapa bulan. 11 Dalam
beberapa kasus IgM dapat dideteksi selama> 12 tahun, oleh karena itu serum IgM hasil
positif masih perlu tes lain untuk menentukan apakah infeksi akut atau kronis
berlangsung
c) IgA terdeteksi pada infeksi akut pada orang dewasa dan infeksi bawaan.
IgA bisa ada selama kurang lebih 1 tahun. Dalam pemeriksaan infeksi toksoplasmosis
bawaan IgA lebih sensitif.
d) IgE terdeteksi oleh ELISA secara akut infeksi pada orang dewasa dan
infeksi bawaan dan berfungsi sebagai tes tambahan untuk mengidentifikasi
infeksi akut.
e) Uji Aglutinasi (Tes AC / HS)
Menggunakan dua persiapan antigen, yaitu tachyzoit yang diperbaiki dengan metanol
(antigen AC) yang mengindikasikan akut infeksi dan tachyzoit yang difiksasi formalin
(antigen HS) itu menunjukkan infeksi kronis.
Tabel 1. Interpretasi hasil pemeriksaan serologis toksoplasmosis (laboratorium biasa)
Positif Negatif Pada trimester satu atau ke dua, umumnya menunjukkan infeksi
sudah terjadi sebelum kehamilan.a
Positif Positif atau ekuifokal Infeksi akut atau infeksi kronis, periksa IgG Avidity
2. PCR
PCR bisa mendeteksi DNA T.gondii di jaringan otak, cairan serebrospinal, cairan
ketuban, aqueous humor dan cairan vitreous dan Bronchoalveolar Lavage (BAL).
pasien dengan sensitivitas ensefalitis toksoplasma PCR mencapai 100%.
3. Pemeriksaan histologi
Teknik pewarnaan Immunoperoxsidase dapat menunjukkan pembentukan
tachyzoite di bagian jaringan atau tubuh yang terinfeksi cairan.
4. Isolasi T. gondii
Diagnosis pasti toksoplasmosis bisa didirikan oleh isolasi parasit
dari cairan tubuh (darah, CSF, BAL) atau biopsi jaringan.
Pemeriksaan ini tidak praktis karena kultur yang diambil sampel
sekitar 6 bulan.
Jurnal Pemeriksaan Biologi Molekuler Toxoplasmosis
Tujuan
Penelitian ini bertujuan menentukan adanya Toxoplasma gondii pada ayam kampung
secara molekuler dengan metode Polymerase chain reaction (PCR) berdasarkan gen
stage spesifik takizoit danbradizoit.
Sampel penelitian berupa organ jantung dan otak ayam kampung berumur sekitar enam
bulan berasal dari sembilan kabupaten di Bali (Badung, Bangli, Buleleng, Kota Denpasar,
Gianyar, Jembrana, Karangasem, Klungkung, Tabanan). Pemilihan sampel jantung dan otak
karena organ ayam kampung ini paling banyak terdeteksi T.gondii (Suwanti, 2005)
1. Pada penelitian initiap 10 jantung dan otak ayam kampung dari masing-masing kabupaten
digabung menjadi satu untuk dilakukan isolasi DNAsesuai prosedur“pure-
linkgenomicisolationkit”.
2. Membbuat design primer SAG-1 dan BAG-1 sesuaiprogram“Web- basePrimer3”.
3. Amplifikasi sekuen spesifik dilakukan dengan menggunakan primer yang telah
didesainuntukgenSAG1danBAG1sepertidi atas dengan metode PCR reaction mix (Yuwono,
2006; Sudjadi, 2008).
Hasil Penelitian
Walaupun demikian ternyata dari hasil penelitian ini berhasil mengamplifikasiD NAT .gondii sebagai dasar
untuk mendiagnosis T.gondii pada ayam kampung.
•Pita DNA hasil amplifikasi T.gondii pada ayam kampung dengan primer
BAG1(Gambar 2), tampak posisinya lebih tinggi dari DNA kontrol (DNA takizoit
Isolat lokal). Hal ini kemungkinan sekuen T gondii pada ayam kampung teramplifikasi
sedikit lebih panjang dari sekuen takizoit isolat lokal. Hasil sekuensing dari amplifikasi
gen BAG1 takizoi tsolat lokal adalah 470 bp.