PASAR MODAL
DISUSUN OLEH :
DIAH YULIA CITRA
EVI DIAN SARI
MILA NINDYANINGRUM SUWONDO
MUHAMMAD ILHAM RIVANY
NINA ROSIANA PUTRI
SATRIA DARMAWAN
KELAS : XI MIPA5
GURU PEMBIMBING : MILIZAIKA,SE
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal
atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di
Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan
pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek
tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977,
dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan
berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai
berikut:
[16 Juni Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
1989] Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
[02 Maret
2009] Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
Indonesia: JATS-NextG
A. Fungsi
1. Sumber pendapatan negara melalui pajak
Setiap transaksi dipasar modal dikenakan pajak, terutama terhadap defiden yang dibagikan
kepada para pemegang saham, atau diatur berdasarkan pasal 4 ayat 1 huruf G Undang-
undang PPh.
2. Sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat oleh negara dan perusahaan melalui
penerbitan obligasi dan penjualan saham.
Perusahaan atau pemerintah dapat memperoleh dana dengan menerbitkan obligasi
berupa corporate dan goverment bond, serta menjual saham kepasar modal melalui
mekanisme perdagangan dibursa efek indonesia.
3. Sebagai alternatif infestasi bagi para investor
Sarana bagi investor untuk melakukan investasi dengan sejumlah dana, dipasar modal para
investor bisa dengan mudah memindahkan aset yang dimiliki dari suatu perusahaan ke
perusahaan lain untuk memperoleh keuntungan.
4. Pendorong perkembangan dunia investasi.
Dengan adanya pasar modal, baik pemerintah maupun pihak perusahaan akan terbantu
mengenai masalah modal kerja dalam rangka mengembangkan usahanya melalui
penerimaan dana dari masyarakat. Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari
pasar modal, maka produktifitas perusahaan akan semakin meningkat.
5. Indikator perekonomian negara
Kenaikan seluruh aktivitas dan volume perdagangan dipasar modal memberikan pedoman
atau indikator bahwa aktivitas dunia usaha berjalan dengan baik.
6. Sarana pemerataan pendapatan
Melalui pasar modal keuntungan yang diperoleh perusahaaan yang menerbitkan saham
akan memberikan deviden kepada para pemilik saham tersebut. Oleh karena itu,
penjualan saham melalui pasar modal dapat dianggap sebagai media sarana untuk
pemerataan pendapatan.
7. Menciptakan peluang tenaga kerja
Dengan adanya pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain
yang berdampak sangat signifikan terhadap terciptanya peluang lapangan kerja baru.
B. Tujuan
C. Manfaat
2. OBLIGASI (BOND)
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Karakteristik Obligasi
1.Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh
pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
2.Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara
berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon
obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan
pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh
tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang
akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga
memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh
tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi,
semakin tinggi Kupon / bunga nya.
4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor
sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan
dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi
tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang
dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.
3. REKSA DANA
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian
untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Umumnya, reksa dana diartikan sebagai
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasi kan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari
masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan
Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada
dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi
adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Reksa Dana dibagi beberapa jenis, yaitu:
Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds). Reksa Dana jenis ini hanya
melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1
(satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa Dana jenis ini melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang.
Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena
investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa
Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
Reksa Dana Campuran. Reksa Dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat
Ekuitas dan Efek bersifat Utang.
1. Pemodal , walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar , dapat melakukan
diversifikasi investasi dalam efek sehingga dapat memperkecil resiko
2. Reksa dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.
3. Pemodal tidak perlu repot repot untuk memantau kinerja investasinya kerena hal
tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut sehingga penggunaan waktu
leih efisie
1. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), adalah lembaga yang dibentuk oleh
pemerintah untuk mengawasi pasar modal di Indonesia.
2. Bursa Efek, adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan perdagangan
sekuritas
3. Penjamin emisi (underwriter), adalah perusahaan yang berperan sebagai penjamin
agar sekuritas/saham yang diterbitkan emiten laku terjual.
4. Perantara Pedagang Efek (PPE) (pialang/broker), adalah perusahaan yang bertindak
sebagai perantara atau agen bagi pemodal dan memperoleh imbalan dalam bentuk
komisi/fee.
5. Pedagang efek (Dealer), adalah perusahaan pialan yang bertindak sebagai pedagang
perantara efek/agen, baik untuk pemodal dan juga untuk dirinya sendiri
6. Wali Amanat (Trustee), adalah perusahaan yang bertugas melakukan penilaian
terhadap keamanan obligasi yang dibeli oleh para pemodal
7. Penanggung, adalah pihak yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok dan
bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji
8. Akuntan public, adalah akuntan yang berperan dalam memeriksa laporan keuangan
dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan perusahaan yang go-public.
9. Notaris, adalah pihak yang diperlukan untuk membuat berita acara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menyusun pernyataan keputusan-keputusan
dalam RUPS
10. Lembaga clearing, adalah lembaga yang bertugas menyimpan sekuritas-sekuritas
yang diperdagangkan dan mengatur arus sekuritas tersebut.