Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EKONOMI

PASAR MODAL

DISUSUN OLEH :
DIAH YULIA CITRA
EVI DIAN SARI
MILA NINDYANINGRUM SUWONDO
MUHAMMAD ILHAM RIVANY
NINA ROSIANA PUTRI
SATRIA DARMAWAN

KELAS : XI MIPA5
GURU PEMBIMBING : MILIZAIKA,SE

SMA NEGERI 3 KOTABUMI LAMPUNG UTARA


TP 2016/2017
PASAR MODAL
1. PENGERTIAN PASAR MODAL
Pasar Modal (capital market) adalah suatu mekanisme yang memungkinkan
pertemuan antara penawaran (penjual) dan permintaan (pembeli) untuk melakukan jual-
beli modal. Secara umum, pasar demikian disebut bursa, exchange, atau market, sedangkan
modal yang diperjualbelikan diistilahkan dengan efek atau sekuritas (securities, stock), maka
(di Indonesia?) pasar modal juga disebut Bursa Efek.
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa
dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana
pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai
sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai
sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

2. SEJARAH PERKEMBAGAN PASAR MODAL DI INDONESIA

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal
atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di
Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan
pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek
tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977,
dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan
berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai
berikut:

[Desember   Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh


Pemerintah Hindia Belanda
1912]
[1914 –  Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1918]
[1925 –  Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya
1942]
[Awal  Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang
dan Surabaya ditutup
tahun
1939]
[1942 –  Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
1952]
[1956]  Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif

[1956 –  Perdagangan di Bursa Efek vakum


1977]
[10 Agustus  Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
1977] dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar
Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai
dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten
pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara

[1977 –  Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga


1987] 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal

[1987]  Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)


yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk
melakukan Penawaran Umum dan investor asing
menanamkan modal di Indonesia

[1988 –  Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal


1990] diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa
terlihat meningkat

[2 Juni  Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola


1988] oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer

[Desember  Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88)


1988] yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public
dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan
pasar modal

[16 Juni  Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
1989] Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya

[13 Juli  Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan


1992] Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT
BEJ

[22 Mei  Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan


1995] sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
[10  Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun
November 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
1995] diberlakukan mulai Januari 1996

[1995]  Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya

[2000]  Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai


diaplikasikan di pasar modal Indonesia

[2002]  BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh


(remote trading)

[2007]  Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek


Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI)

[02 Maret
2009]  Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
Indonesia: JATS-NextG
 

3. FUNGSI, TUJUAN & MANFAAT PASAR MODAL

A. Fungsi
1. Sumber pendapatan negara melalui pajak
Setiap transaksi dipasar modal dikenakan pajak, terutama terhadap defiden yang dibagikan
kepada para pemegang saham, atau diatur berdasarkan pasal 4 ayat 1 huruf G Undang-
undang PPh.
2. Sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat oleh negara dan perusahaan melalui
penerbitan obligasi dan penjualan saham.
Perusahaan atau pemerintah dapat memperoleh dana dengan menerbitkan obligasi
berupa corporate dan goverment bond, serta menjual saham kepasar modal melalui
mekanisme perdagangan dibursa efek indonesia.
3. Sebagai alternatif infestasi bagi para investor
Sarana bagi investor untuk melakukan investasi dengan sejumlah dana, dipasar modal para
investor bisa dengan mudah memindahkan aset yang dimiliki dari suatu perusahaan ke
perusahaan lain untuk memperoleh keuntungan.
4. Pendorong perkembangan dunia investasi.
Dengan adanya pasar modal, baik pemerintah maupun pihak perusahaan akan terbantu
mengenai masalah modal kerja dalam rangka mengembangkan usahanya melalui
penerimaan dana dari masyarakat. Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari
pasar modal, maka produktifitas perusahaan akan semakin meningkat.
5. Indikator perekonomian negara
Kenaikan seluruh aktivitas dan volume perdagangan dipasar modal memberikan pedoman
atau indikator bahwa aktivitas dunia usaha berjalan dengan baik.
6. Sarana pemerataan pendapatan
Melalui pasar modal keuntungan yang diperoleh perusahaaan yang menerbitkan saham
akan memberikan deviden kepada para pemilik saham tersebut. Oleh karena itu,
penjualan saham melalui pasar modal dapat dianggap sebagai media sarana untuk
pemerataan pendapatan.
7. Menciptakan peluang tenaga kerja
Dengan adanya pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain
yang berdampak sangat signifikan terhadap terciptanya peluang lapangan kerja baru.

B. Tujuan

1. Menghimpun kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan pertumbuhan


ekonomi.
2. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk ikut memiliki perusahaan dan ikut
menikmati hasilnya (laba).

C. Manfaat

 Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar


2. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
3. tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
4. solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
5. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil

 Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut


tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapitalgain
2. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang
mengambang bagi pemenang obligasi
3. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi
risiko.

4. JENIS JENIS PRODUK PASAR MODAL


1. Saham (Stock)
Saham adalah Tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas.
Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut.

Jenis Jenis saham dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:


 Dari segi kemampuan dalam Hak Tagih/ Klaim
Saham biasa:
 Saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian
dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi.
Saham preferen
 Saham yang memiliki gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa mendatangkan hasil seperti
dikehendaki investor.
 Dari cara peralihan
Saham atas unjuk
 Saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
Saham atas nama
 Saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara
peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
 Dari kinerja perdagangan
Saham unggulan/ blue chips stock
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi
Saham pendapatan
o Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih
tinggi dari rata-rata deividen yang dibayarakan pada tahun sebelumnya.
Saham pertumbuhan
o Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi
Saham spekulatif
o Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti
Saham siklikal
o Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi
bisnis secara umum.

KARAKTERISTIK SAHAM BIASA


Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba
Memiliki hak suara dalam RUPS (one share one vote)
Memiliki hak terakhir dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika
perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban
perusahaan dilunasi
Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi
sahamnya
Hak untuk memilki saham baru terlebih dahulu

KARAKTERISTIK SAHAM PREFEREN


Memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen
Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih
dahulu setelah kreditur apabila perusahaan tersebut dilikuidasi/ dibubarkan
Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan
di samping penghasilan yang diterima secara tetap
Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian
kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban
perusahaan dilunasi.

 KEUNTUNGAN MEMBELI SAHAM


1. DIVIDEN
o Pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas
keuntungan yang dihasilkan perusahaan
2. CAPITAL GAIN
o Selisih antara harga beli dan harga jual.
3. SAHAM BONUS (jika ada)
o Saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari
agio saham (selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham, pada saat
perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana).

 RESIKO MEMILIKI SAHAM


1. CAPITAL LOSS
merupakan kebalikan dari capital gain , yaitu suatu kondisi saat invetor menjual
saham lebih rendah dari harga beli
2. RESIKO LIKUIDASI
Adalah resiko yang timbul bila perusahaan yang sahamnya dimiliki investor,
dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan.

2. OBLIGASI (BOND)
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

 Karakteristik Obligasi

1.Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh
pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
2.Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara
berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon
obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan
pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh
tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang
akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga
memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh
tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi,
semakin tinggi Kupon / bunga nya.
4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor
sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan
dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi
tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang
dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia. 

3. REKSA DANA
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian
untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Umumnya, reksa dana diartikan sebagai
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasi kan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari
masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan
Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada
dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi
adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Reksa Dana dibagi beberapa jenis, yaitu:
 Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds). Reksa Dana jenis ini hanya
melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1
(satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
 Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa Dana jenis ini melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang.
Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
 Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena
investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa
Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
 Reksa Dana Campuran. Reksa Dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat
Ekuitas dan Efek bersifat Utang.

 Keuntungan dan Kerugian Reksa Dana

A. Keuntungan Reksa Dana

1. Pemodal , walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar , dapat melakukan
diversifikasi investasi dalam efek sehingga dapat memperkecil resiko
2. Reksa dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.
3. Pemodal tidak perlu repot repot untuk memantau kinerja investasinya kerena hal
tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut sehingga penggunaan waktu
leih efisie

B.Resiko Reksa Dana


1. Resiko berkurangnya nilai unit penyertaan.
Resiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham,obligasi)yang masuk
dalam portofolio reksa dana tersebut.
2. Resiko likuiditas.
Resiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer investasi jika sebagian
besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang
dipegangnya.
3. Resiko wanprestasi.
Resiko ini merupakan risiko terburuk,dimana risiko ini dapat timbul ketika
perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana dan tidak segera
membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat
terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

5. Struktur Pasar Modal Indonesia.


6. Pelaku pasar modal

1. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), adalah lembaga yang dibentuk oleh
pemerintah untuk mengawasi pasar modal di Indonesia.
2. Bursa Efek,  adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan perdagangan
sekuritas
3. Penjamin emisi (underwriter), adalah perusahaan yang berperan sebagai penjamin
agar sekuritas/saham  yang diterbitkan emiten laku terjual.
4. Perantara Pedagang Efek (PPE) (pialang/broker), adalah perusahaan yang bertindak
sebagai perantara atau agen bagi pemodal dan memperoleh imbalan dalam bentuk
komisi/fee.
5. Pedagang efek (Dealer), adalah perusahaan pialan yang bertindak sebagai pedagang
perantara efek/agen, baik untuk pemodal dan juga untuk dirinya sendiri
6. Wali Amanat (Trustee), adalah perusahaan yang bertugas melakukan penilaian
terhadap keamanan obligasi yang dibeli oleh para pemodal
7. Penanggung, adalah pihak yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok dan
bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji
8. Akuntan public, adalah akuntan yang berperan dalam memeriksa laporan keuangan
dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan perusahaan yang go-public.
9.  Notaris, adalah pihak yang diperlukan untuk membuat berita acara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menyusun pernyataan keputusan-keputusan
dalam RUPS
10.  Lembaga clearing, adalah lembaga yang bertugas menyimpan sekuritas-sekuritas
yang diperdagangkan dan mengatur arus sekuritas tersebut.

7. Teori Pasar Modal


A. Teori Bunga Modal
1. Teori Menurut J.B Say (Teori Produktivitas)
Teori ini menyatakan bahwa bunga modal merupakan kontra prestasi karena modal itu
dapat menghasilkan suatu barang.
2. Menurut Nassau W.Senior ( Teori Penghematan)
Bunga modal merupakan balas jasa kepada pemiliknya karena ia telah melakukan
penghematan (tidak melakukan konsumsi) untuk membentuk modal.
3. Menurut Von Bohn Bawerk (Teori Agio/Teori Preferensi)
Menurut Teori ini bunga modal berdasarkan pada nilai uang dan nilai uang itu akan
senantiasa turun.
4. Menurut J.M.Keynes (Teori Likuiditas)
Teori ini menyatakan bahwa bunga modal merupakan balas jasa karena pemiliknya telah
mengorbankan likuiditas (kemampuan untuk melakukan transaksi).

B. Teori Laba Pengusaha


1. Menurut Adam Smith.
Teori ini menyatakan bahwa laba pengusaha dibedakan menjadi dua,yaitu sbb:
a. Normal Profit yang meliputi bunga modal milik pengusaha dan balas jasa keahlian.
b. Ekstraordinary profit yang berupa balas jasa atau resiko yang ditanggungnya .
2. Menurut J.B.Say
Laba pengusaha akan ditentukan oleh keahlian dalam memimpin perusahaan dan risiko
yang ditanggungnya.
3. Menurut Von Thunen
Teori ini menyatakan bahwa laba pengusaha merupakan laba perusahaan setelah dikurangi
pengeluaran.
4. Menurut Hawtrey
Laba pengusaha merupakan balas jasa yang diterima pengusaha atas risiko dan tanggung
jawab yang dipikulnya.

Anda mungkin juga menyukai