Anda di halaman 1dari 23

PENGAMBILAN SAMPLE AIR KRAN, AIR SUMUR, AIR

SUNGAI, DAN AIR DANAU


Bakteriologi

DOSEN: Maria T Siregar, S.Pd, M.Biomed

Nama kelompok 6 :
1. Tika Anggraini 1713353044
2. Diah Yulia Citra 1713353045
3. Ratna Sri Indrayani 1713353047
4. Happya Ghazianni 1713353048
5. Dwi Prahesti 1713353049
6. Ananda Putri Pravita B 1713353050

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG

i
2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul

Pengambilan Sample air kran, air sumur, air danau, dan air sungai. Dalam menyusun

makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu mendukung proses belajar penulis.

2. Semua pihak dan rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka penulis

mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik.

Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 1 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2

1.3 Tujuan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori....................................................................................... 3

2.2 Pengertian ........................................................................................ 7

2.3 Cara Pengambilan sample................................................................ 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................... 18

3.2 Saran................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 19

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang menjadi sumber kehidupan bagi seluruh
mahluk hidup yang ada di bumi ini, tak ada yang bisa menyangkal, bahwa air merupakan
elemen penting dalam kehidupan manusia, tidak saja untuk dikonsumsi, kebutuhan akan
air juga menopang banyak aktivitas manusia. Menurut Kodoatie, (2005) “Air merupakan
material yang membuat kehidupan terjadi di Bumi”.

Dari sudut pandang geografi air adalah salah satu objek material geografi (geosfer),
dimana studi tentang air dikaji menggunakan pendekatan kelingkungan/ekologi maupun
pendekatan keruangan dan wilayah. Studi tentang air (hidrosfer) mengkaji segala wujud
air sebagai objek yang ada di darat maupun di laut. Adapun salah satu air yang ada
didarat yaitu air tanah (groundwater).

Di Indonesia, secara umum “hampir 50 persen kebutuhan air rumah tangga berasal dari
air tanah (sumber, AMPL, 2010:4)”. Air tanah merupakan salah satu kebutuhan vital
dalam aspek kehidupan masyarakat. Sumber air tanah digunakan dalam pemenuhan
kebutuhan perkotaan maupun perdesaan. Untuk daerah perdesaan pemenuhan kebutuhan
air umumnya berasal dari mataair, ataupun sumur air tanah. Menurut Todd (2005)
Mataair adalah keluarnya air tanah terkonsentrasi muncul di permukaan tanah sebagai
arus air yang mengalir.

Kemungkinan untuk menjadikan kualitas air mataair yang berbeda ada banyak faktor
yang mempengaruhi baik dari segi alamiah seperti, kemiringan lereng, strata geologi, dan
curah hujan, maupun dari segi kegiatan manusia yang dapat mencemari kualitas air
mataair secara tidak langsung, seperti limbah rumah tangga yang mengandung bahan
kimia, kontak langsung dengan badan air pada saat pengambilan, tempat pembuangan
tinja yang terlalu dekat dengan mataair atau membuang pada aliran sungai, dll.

Dari segi penggunaan lahan dan perilaku manusia saja dapat membedakan tingkat
kualitas mataair yang satu dengan yang lainnya. seperti yang telah dikemukakan oleh
Bryan (1919) dalam Todd (2005), berdasarkan sebab terjadinya mataair diklasifikasikan

1
menjadi 2, yaitu: mataair yang dihasilkan oleh tenaga non gravitasi (non gravitational
spring) dan mataair yang dihasilkan oleh tenaga gravitasi (gravitational spring).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan air kran, air sumur, air sungai, dan air danau ?
2. Bagaimanakah cara pengambilan sample air kran, air sumur, air sungai, dan air
danau?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan masalah dari makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud air kran, air sumur, air sungai, dan
air danau.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan sample air kran, air sumur, air sungai,
dan air danau.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori


Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang menjadi sumber kehidupan bagi
seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini, tak ada satupun mahluk hidup di bumi ini
yang tidak membutuhkan air. Sehingga air menjadi sumberdaya yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup setiap mahluk. akan tetapai keberadaan air di bumi ini tidak
selalu sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan bagi
pemenuhan tertentu kehidupan manusia, terutama untuk keperluan rumah tangga yang
harus tersedia dalam kuatitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat dan
terjamin kontinuitasnya.

Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kualitas air mataair, baik dari segi alamiah
maupun non alamiah. Salah satu faktor alamiah yaitu dari struktur geologi, curah hujan,
dan kemiringan lereng. Faktor non alamiah yaitu seperti, penggunaan lahan, perilaku
manusia terhadap air, dan limbah rumahtagga, yang menjadi salah satu peran penting
atas kualitas air yang ada di sekitarnya. Dari segi faktor alamiah untuk area yang kecil
mungkin tidak akan menimbulkan perbedaan yang signifikan terhadap kualitas air
mataair. Lingkup kecil seperti desa rata-rata memiliki struktur geologi, curah hujan, dan
kemiringan lereng yang relatif sama, sehingga kemungkinan terbesar pada lingkup ini
adalah faktor non alamiah seperti penggunaan lahan, perilaku manusia terhadap mataair,
dan limbah rumah tangga. Faktor non alamiah ini cenderung lebih mengarah pada
pencemaran atau menjadi faktor pencemar pada air mataair, yaitu masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia, sehingga kualitas air menurun sampai menyebabkan air tidak
berfungsi sesuai peruntukannya lagi.
a. Sumber air
Air yang ada di permukaan bumi berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan letak
sumbernya air dibagi menjadi tiga, yaitu air hujan, air permukaan dan mataair. Air
hujan merupakan sumber utama dari air di bumi. Air ini pada saat pengendapan dapat
dianggap sebagai air yang paling bersih, tetapi pada saat di atmosfer cenderung
mengalami pencemaran oleh beberapa partikel debu, mikroorganisme dan gas (misal :

3
karbon dioksida, nitrogen dan amonia). Air permukaan meliputi badan-badan air
semacam sungai, danau, telaga, waduk, rawa dan sumur permukaan. Sebagian besar
air permukaan ini berasal dari air hujan dan mengalami pencemaran baik oleh tanah,
sampah dan lainnya. Mataair berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi,
kemudian mengalami penyerapan ke dalam tanah dan penyaringan secara alami.
Proses-proses ini menyebabkan mataair menjadi lebih baik
dibandingkan air permukaan (Chandra B, 2007).

b. Air Tanah (Groundwater)


Air Tanah (Groundwater) umumnya diartikan air yang menempati semua rongga
dalam strata geologi. Zona ini jenuh harus dibedakan dari zona tak jenuh, atau aerasi,
zona di mana void diisi dengan air dan udara (Todd, 2005).

Menurut Effendi (2003) air tanah (groundwater) merupakan air yang berada dibawah
permukaan tanah. Air tanah ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat
lambat; kecepatan arus berkisar antara 10⁻¹⁰ - 10⁻³m/detik dan dipengaruhi oleh
porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air (recharge).
Karakteristik yang membedakan air tanah dari air permukaan adalah pergerakan yang
sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang sangat lama, dapat mencapai
puluhan bahkan ratusan tahun. karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu
tinggal tersebut, air tanah akan sulit kembali jika mengalami pencemaran.

c. Mata air (Springs)


Mataair air adalah keluarnya terkonsentrasi air tanah muncul di permukaan tanah
sebagai arus air yang mengalir. Harus dibedakan antara mataair dan rembesan, yang
menunjukkan gerakan lambat air tanah ke permukaan tanah. Air di daerah rembesan
mungkin dari kolam dan meresap atau mengalir, tergantung pada besarnya rembesan,
iklim, dan topografi. Mataair terjadi dalam berbagai bentuk dan telah diklasifikasikan
sebagai menyebabkan, struktur batuan, debit, temperatur, dan variabilitas. Bryan
(1919) dalam Todd (2005), membagi semua mataair ke dalam (a) yang dihasilkan dari
kekuatan nongravitational dan (b) yang dihasilkan dari gaya gravitasi. Dalam kategori
pertama termasuk mataair vulkanik, terkait dengan batuan vulkanik, dan mataair
retakan, akibat retakan memanjang sampai kedalam kerak bumi. Mataair tersebut
biasanya mataair termal. (Todd, 2005).
4
d. Penggolongan Air
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Bab II pasal 8 menyebutkan bahwa
ada empat klasifikasi air menurut peruntukannya, yaitu :
(a). Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
(b). Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut;
(c). Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
(d). Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.

e. Kualitas Air
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kualitas Air. Kualitas air adalah
tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada
suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air
yang ditetapkan.
Kriteria Air Bersih
Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut, antara lain; bebas dari
kontaminasi kuman atau bibit penyakit. Bebas dari substansi kimia yang
berbahaya dan beracun. Tidak berasa dan tidak berbau. Dapat dipergunakan untuk
mencukupi kebutuhan domestik dan rumah
tangga. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen
Kesehatan RI. Persyaratan tersebut juga tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan No.416 Tahun 1990 .
Kriteria air bersih harus mempunyai dua syarat yaitu syarat kuantitas dan syarat
kualitas.

5
1. Syarat Kuantitas
Syarat kuantitas adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung
kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktifitas yang dilakukan
maka kebutuhan air akan semakin besar. Secara kuantitas di Indonesia
diperkirakan dibutuhkan air sebanyak 138,5 liter/orang/hari dengan perincian
yaitu untuk mandi, cuci kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter,
kebersihan rumah 31,4 liter
2. Syarat Kualitas
Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, mikro biologis dan
radioaktivitas yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri
kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan
pengawasan Kualitas Air sebagai berikut :
 Parameter Fisik
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 416/Menkes/per/IX/1990,
menyatakan bahwa air yang layak pakai sebagai sumber air bersih antara
lain harus memenuhi persyaratan secara fisik yaitu, tidak berbau,tidak
berasa, tidak keruh (jernih) dan tidak berwarna.
 Parameter Kimia
Air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Air raksa (Hg),
Aluminium (Al), Arsen (As), Barium (Ba), Besi (Fe), Flourida (F),
Calsium (Ca), Derajat keasaman (pH) dan zat-zat kimia lainnya.
Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan sehari-hari
hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan seperti
tercantum dalam Permenkes RI No. 416 Tahun 1990. Penggunaan air
yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia yang melebihi
kadar maksimum yang diperbolehkan berakibat tidak baik lagi bagi
kesehatan dan material yang digunakan manusia, contohnya pH air
sebaiknya netral. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5-9.
 Parameter Mikro biologis
Parameter Mikro biologis menurut Entjang yaitu, air tidak boleh
mengandung suatu bibit penyakit. Sebagai indikator bateriologik adalah
basil koli (escherichia coli). Apabila dijumpai basil koli dalam jumlah

6
tertentu menunjukkan air telah tercemar kotoran manusia maupun
binatang.
 Parameter Radioaktif
Persyaratan radioaktif sering juga dimasukkan sebagai bagian persyaratan
fisik, namun sering dipisahkan karena jenis pemeriksaannya sangat
berbeda, dan pada wilayah tertentu menjadi sangat serius seperti disekitar
reaktor nuklir.

f. Penggunaan Lahan (land use)


Penggunaan lahan (land use) diartika sebagai bentuk intervensi (campur tangan)
manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materil
maupun spiritual (Arsyad,1989).

g. Pencemaran air
Pencemaran air adalah adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas
air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya. (PP. RI. No 82. 2001).

h. Pengelolaan kualitas air


Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air
yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam
kondisi alamiahnya (PP. RI. No 82. 2001).

2.2 Pengertian Air Kran, Air Sumur, Air Sungai, Dan Air Danau
1. sumber air adalah air permukaan, air tanah dan air meteorik;
2. air permukaan adalah air yang terdiri dari air sungai, air danau, air waduk, air
saluran, mata air, air rawa dan air gua/air karst;
3. air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian terisi air dan terletak pada
suatu dasar yang kedap air serta mempunyai permukaan bebas;
4. air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air dengan bagian
atas dan bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air;
5. epilimnion adalah lapisan atas danau atau waduk yang suhunya relatif sama;

7
6. termoklin/metalimnion adalah lapisan danau yang mengalami penurunan suhu yang
cukup besar (lebih dari 10C/m) ke arah dasar danau;
7. hipolimnion adalah lapisan bawah danau yang mempunyai suhu relatif sama dan
lebih dingin dari lapisan di atasnya, biasanya lapisan ini mengandung kadar oksigen
yang rendah dan relatif stabil;
8. air meteorik adalah air meteorik dari labu ukur di stasion meteor, air meteorik yang
ditampung langsung dari hujan dan air meteorik dari bak penampung air hujan;
9. contoh, dalam panduan ini adalah untuk keperluan pemeriksaan kualitas air.

2.3 Cara Pengambilan Sample Air Kran, Air Sumur, Air Sungai, Dan Air Danau
Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposif sampel yang dilakukan
secara langsung terhadap air mataair yang telah dipilih oleh peneliti dan dianggap bisa
mewakili populasi. Metode pengambilan sampel ini didasarkan pada;
1) Karakteristik penggunaan lahan disekitar mataair,
2) Perilaku manusia terhadap mataair, dan
3) limbah rumah tangga yang ada/ terjadi disekitar mata air.

Ada tiga sampel mataair yang diambil dari enam populasi yang memiliki karakteristik
pengelolaan yang serupa dan dianggap mewakili tiga mataair lainnya. Teknik
pengambilan sampel terhadap air mataair dengan cara observasi langsung. yaitu:
a) Sifat fisik air yang meliputi, bau,rasa,dan warna, langsung
dilapangan,
b) Sifat kimia dan biologi yaitu, mengambil sampel air dengan wadah/ botol, kemudian
dibawa kelaboratorium untuk diteliti kandungan kimia dan biologinya.

A. Pengambilan Sampel Air


PRINSIP :
Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan bakteriologi harus dilakukan secara steril
guna memastikan tidak terdapatnya organisme yang mengkontaminasi. Sampel air
dapat berasal dari : air kran, air sumur, sumber air yang terbuka seperti air danau dan
air sungai.

8
Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel air :
1) Persyaratan alat pengambil sampel air
 Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel
 Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya
 Sampel mudah dipindahkan kedalam botol penampungan tanpa ada sisa
bahan tersuspensi didalamnya
 Mudah dan aman dibawa
 Kapasitas alat 1 – 5 liter tergantung dari maksud pemeriksaan;
2) Jenis Alat Pengambil Sampel
Beberapa janis alat pengambil contoh yang dapat digunakan meliputi :
a. Alat pengambil sampel sederhana berupa :
 botol biasa atau ember plastik yang digunakan pada permukaan air
secara langsung;
 botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada kedalaman
tertentu.

Gambar 1. Botol pengambilan sampel

b. Alat pengambil sampel setempat secara mendatar yang dipergunakan untuk


mengambil sampel di sungai atau di tempat yang airnya mengalir pada
kedalaman tertentu, contoh alat ini adalah tipe Wohlenberg
c. Alat pengambil sampel setempat secara tegak dipergunakan untuk mengambil
sampel pada lokasi yang airnya tenang atau alirannya sangat lambat seperti di

9
danau, waduk dan muara sungai pada kedalaman tertentu, contoh alat ini
adalah tipe Ruttner.
d. Alat pengambil sampel pada kedalaman yang terpadu untuk pemeriksaan zat
padat tersuspensi atau untuk mendapatkan sampel yang mewakili semua
lapisan air, contoh alat ini adalah tipe USDH.
e. Alat pengambil sampel secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur waktu
dan volume yang diambil, digunakan untuk contoh gabungan waktu dari air
limbah atau air sungai yang tercemar, agar diperoleh kualitas air rata-rata
selama periode tertentu.
f. Alat pengambil untuk pemeriksaan gas terlarut, yang dilengkapi tutup,
sehingga alat dapat tertutup segera setelah terisi penuh, contoh alat ini adalah
tipe Casella.
g. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan bakteriologi adalah botol gelas
yang ditutup kapas/alumunium foil, tahan terhadap panas dan tekanan selama
proses sterilisasi;
h. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan plankton berupa jaring yang
berpori 173 mesh/inci, yang biasa digunakan adalah jaring plankton no.
20/SI .
i. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan hewan benthos disesuaikan dengan
jenis habitat hewan benthos yang akan diambil, beberapa contoh alat untuk
jenis habitat tertentu, antara lain :
 Eckman Grab, dibuat dari baja, yang beratnya ± 3,2 kg, dengan
ukuran 15 cm x 15 cm, dipergunakan untuk pengambilan contoh pada
sumber air yang alirannya relatif kecil dan mempunyai dasar lumpur
dan pasir, contoh alat ini adalah tipe Ekcman Grab ;
 Jala Surber, terbuat dari benang nilon yang ditenun dan mempunyai
ukuran mata jaring 0,595 mm dalam keadaan terbuka, panjang jala 69
cm dan ukuran permukaan depan 30,5 cm x 30,5 cm, alat ini biasa
diper-gunakan pada sumber air yang alirannya deras dan mempunyai
dasar berbatu-batu, contoh alat ini adalah tipe Jala Surber ;
 Petersen Grab, terbuat dari baja yang luasnya antara 0,06 – 0,09 m2
dengan berat antara 13,7 – 31,8 kg, biasanya dipergunakan pada

10
sumber air yang mempunyai dasar keras, misalnya lempung, batu dan
pasir, contoh alat ini adalah tipe Petersen Grab ;
 Ponar Grab, terbuat dari baja yang luasnya 23 x 23 cm2 dengan berat
lebih kurang ± 20 kg, banyak dipergunakan di danau yang dalam dan
pada sumber air yang bervariasi, contoh alat ini adalah tipe Ponar
Grab .
j. Jaring apung terbuat dari benang nilon yang ditenun, mempunyai ukuran mata
jaring 0,595 mm dan luas 929 cm2, dipergunakan untuk mengumpulkan
3) Volume Sampel
Volume Sampel yang diambil untukkeperluan pemeriksaan mikrobiologis di
laboratorium yaitu diperlukan lebih kurang 100 ml.
4) Pola Kerja
Urutan pelaksanaan pengambilan sampel kualitas air adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Lokasi pengambilan sampel
b. Menentukan titik pengambilan sampel,
c. Melakukan pemeriksaan kualitas air dilapangan;
d. Melakukanpengolahan pendahuluan dan pengawetan;
e. Pengepakan sampel dan pengangkutan ke laboratorium.
5) Pengawetan Sampel
Pengawetan sampel untuk parameter tertentu diperlukan apabila pemeriksaan
tidak dapat langsung dilakukan setelah pengambilan contoh. Jenis bahan
pengawet yang digunakan dan lama penyimpanan berbeda-beda tergantung pada
jenis parameter yang akan diperiksa.
6) Waktu
Interval waktu pengambilan contoh diatur agar contoh diambil pada hari dan jam
yang berbeda sehingga dapat diketahui perbedaan kualitas air setiap hari maupun
setiap jam. Caranya dilakukan dengan menggeser jam dan hari pengambilan pada
waktu pengambilan contoh berikutnya, misalnya pengambilan hari pertama hari
senin jam 06.00, pengambilan berikutnya hari selasa jam 07.00 dan seterusnya.
Waktu pengambilan contoh dilakukan berdasarkan keperluan sebagai berikut :
a. untuk keperluan survei pendahuluan dalam rangka pengenalan daerah, waktu
pengambilan contoh dapat dilaksanakan pada saat survei;

11
b. untuk keperluan perencanaan dan pemanfaatan diperlukan data pemantauan
kualitas air, yang diambil pada waktu tertentu dan periode yang tetap,
tergantung pada jenis air dan tingkat pencemaran sebagai berikut :
 sungai/saluran yang tercemar berat, setiap dua minggu sekali selama
setahun;
 sungai/saluran yang tercemar ringan sampai sedang, sebulan sekali
selama setahun;
 sungai/saluran alami yang belum tercemar, tiga bulan sekali selama
setahun;
 danau/waduk setiap dua bulan sekali selama setahun;
 air tanah setiap tiga bulan sekali selama setahun;
 air meteorik sesuai dengan keperluan.
c. untuk studi dan penelitian.

B. Cara Kerja
 Alat dan Bahan
1. Botol steril dengan tutupnya dibungkus allumunium foil
Untuk air sumur: Botol pengambil sampel dengan pemberat
2. Benang kasur
3. Pembakar spirtus
4. Alkohol (ethanol) 70%
5. Lidi Kapas
6. Label
 Contoh sampel
1. Air kran kossan sumber rezeki
2. Air sungai perum
3. Air danau embung uin
4. Air sumur singgah pay
a) Cara Pengambilan spesimen air Kran
1. Dibersihkan kran dari setiap benda yang menempel yang mungkin dapat
mengganggu, dibersihkan ujung kran dari setiap debu dan kotoran (gunakan
kain bersih/tissue)

12
2. Diputar karan sampai terbuka sehingga air mengalir secara maksimal dan
biarkan air mengalir selama 1-2 menit,
3. Mulut kran disretilakn dengan cara membakar dengan menggunakan
pembakar spirtus (apabila kran terbuat dari bahan besi) atau dengan pinset
kapas yang telah dicelupkan alkohol 70% (bila kran terbuat dari bahan
plastik).
4. Buka benang kasur pengikat dan allumunium foil pembungkus tutup botol
penampung sampel yang telah disterilkan.
5. Dibuka tutup botol dengan tangan kiri, botol dipegang dengan tangan kana,
untuk mencegah masuknya debu yang mungkin mengandung
mikroorganisme,penutup dipegang dengan muka menghadap kebawah.
6. Sambil memegang penutup, air kran ditampung hingga ¾ bagian botol.
7. Diisi hanya ¾ bagian botol (dengan menyisakan udara diatasnya) dengann
maksud agar air dapat dikocok sebelum dianalisa.
8. Ditutup botol dengan hati-hati , kemudian bagian tutup dibungkus dengan
allumunium foil.
9. Sekeliling leher botol diikat dengan benang kasur.
10. Kemudian pada botol diberi label ( jenis air sampel, waktu pengambilan dan
alamat lengkap pengambilan sampel), dan catat suhu air tersebut.

Gambar 2. pengambilan sampel air kran

13
b) Cara Pengambilan Spesimen Air Sumur
1. Buka allumunium foil pembungkus botol yang telah steril, bilas tangan
dengan ethanol 70%, kemudian buka tutup botoldan letakkan diatas
pembungkus botol yang steril tadi.
2. Ikat botol dengan tali panjang dan diberi pemberat de bagian bawah botol.
Dengan posisi mulut botol menghadap keatas, ulurkan botol tersebut
kedalam sumur secara perlahan-lahan , jangan sampai botol tersebut
menyentuh dinding sumur. Celupkan seluruh permukaan botol kedalam
air sumur kira-kira 20 cm dari permukaan air.
3. Ditarik botol yang telaah terisi penuh dengan air secara perlahan-lahan,
buang ¼ bagian dari air yang ada dalam botol tersebut.
4. Ditutup kembali botol tersebut , bungkus dengan kertas steril tadi dan ikat
dengan tali pada bagian leher botol. Kemudian beri label(jenis air sampel,
waktu pengambilan dan alamat lengkap pengambilan).

c) Cara pengambialan spesimen air yang terbuka seperti:


Sungai
1. Disiapkan botol yang volumenya paling sedikit 100 ml dan telah
disterilkan pada suhu 120C selama 15 menit atau dengan cara sterilisasi
lain.
2. Strerilisasi mulut botol dengan kapas alkohol atau dengan cara dibakar
dengan api lampu spirtus. Botol dipegang pada bagian bawah, celupkan
kedalam air dengan leher botol menghadap miring kebawah, celupkan
botol tersebut mencapai kedalaman kurang lebih 20 cm.
3. Kemudian angkat botol tersebut dari dalam air dengan mulut botol
menghadap keatas. Bila perlu mulut botol berhadapan dnegan arah aliran
air.
4. Seetelah botol terisi air, buang ¼ bagian dari air yang ada dalam botol.
Tutup kembali botol, bungkus dengan allumunium foil dan ikat dengan
benang kasur pada bagian leher botol. Kemudian beri label ( jenis sampel
air, waktu pengambilan dan alamat lengkap pengambilan sampel).

14
Gambar 3. Lokasi pengambilan sampel air sungai

Danau
Homogenitas air danau atau air waduk dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya bentuk danau maupun arah angin, ketika aliran air sungai
masuk ke danau maka akan terjadi pencampuran pada daerah tersebut.
Tahapan pengambilan sample untuk keperluan ini adalah:
1. Menyiapkan alat pengambil sampel yang sesuai dengan keadaan sumber air
(botol Kaca)
2. Membilas alat dengan sampel yang akan diambil, serta dilakukan sterilisasi
alat pada suhu 120C selama 15 menit.
3. Sterilisasi mulut botol dengan kapas alkohol atau dengan api lampu spirtus.
Botol dipegang pada bagian bawah , celupkan kadalam air dengan leher
botol menghadapmiring kebawah ,celupkan botol tersebut hingga mencapai
kedalaman.
4. Kemudian angkat botol tersebut dari dalam air dengan mulut botol
menghadap keatas
5. Apabila sampel air diambildari beberapa titik, maka volume contoh yang
diambil dari setiap titik harus sama.
6. Setelah botol terisi air, buang ¼ bagian dari air yang ada dalam botol
tersebut dan sterilisasi kembalimulut botol. Tutup kembali botol, bungkus
dengan allumunium foil dan ikat dengan benang kasur pada baagian leher
botol tersebut. Kemudian beri label ( jenis sampel air, waktu pengambilan
dan alamat lengkap pengambilan sampel).

15
Berikut ketentuan titik pengambialan sampel air danau:
 Danau/waduk yang kedalamannya kurang dari 1,0 m, sampel diambil
dua titik dipermukaan dan didasar danau/waduk.
 Danau/waduk dengan kedalaman antara 10-30 m , contoh diambil pada
tiga titik, yaitu: di permukaan, di lapisan termoklin dan didasar
danau/waduk.
 Danau/waduk dengan kedalaman antara 30-100 m, contoh diambil pada
empat titik, yaitu; di permukaaa, di lapisan termiklin ( metalimnion),
diatas lapisan hipolimnion dan di dasar danau/waduk.
 Danau/waduk yang kedalamannya lebih dari 100 m, titik
pengambilannya dapat ditambah sesuai dengan keperluan.

16
C. Skema Kerja
1. Pengambilan sampel air kran

2. Pengambilan sampel air sumur

3. Air dari sumber air yang terbuka seperti; danau, sungai,dll

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kualitas Air. Kualitas air adalah tingkat
kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber
air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.

Pemeriksaan bakteriologis air dengan prinsip Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan
bakteriologi harus dilakukan secara steril guna memastikan tidak terdapatnya organisme
yang mengkontaminasi. Sampel air dapat berasal dari : air kran, air sumur, sumber air
yang terbuka seperti air danau dan air sungai.

3.2 Saran
Mengingat pentingnya pemeriksaan bakteriologis pada sampel air, hendaknya kita
berusaha untuk bisa melakukan pengambilan sampel air kran, air sumur, air sungai dan
air danau guna untuk pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk kehidupan
masyarakat.

18
Daftar Pustaka

Depkes RI Pusat Laboratorium kesehatan. 1991. Petunjuk pemeriksaan bakteriologi


Air. Jakarta: Dapartemen kesehatan.
Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si. Mikrobiologi Lingkungan ( Mikrobiologi Tanah dan
Mikrobiologi Air).
Badan Standarisasi Nasional. Metode Pengambilan Contoh Kualitas Air-SNI 06-
2412-1991.1991.
Soemarno.2000. Seleksi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Analis Kesehatan;
Depkes.RI. Yogyakarta
Aminah.Siti.dkk.2015. Buku Penuntun Praktikum Bakteriologi III: Analis Kesehatan.
Poltekkes Tanjungkarang

19

Anda mungkin juga menyukai