Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
COVER
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
LAMPIRAN ......................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang menjadi sumber kehidupan
bagi seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini, tak ada yang bisa menyangkal,
bahwa air merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tidak saja
untuk dikonsumsi, kebutuhan akan air juga menopang banyak aktivitas
manusia.
Di Indonesia umum nya hampir 50% kebutuhan air untuk rumah tangga berasal
dari air tanah. Air tanah merupakan salah satu kebutuhan vital dalam aspek
kehidupan masyarakat. Sumber air tanah digunakan dalam pemenuhan
kebutuhan perkotaan maupun perdesaan. Untuk daerah perdesaan pemenuhan
kebutuhan air umumnya berasal dari mata air, ataupun sumur air tanah.
Selain air tanah ada pula air permukaan, air permukaan air yang berada di
permukaan, contoh nya adalah sungai, danau, embung. Pengambilan air
permukaan dilakukan dari hulu ke hilir. Dalam pengambilan air permukaan
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Jenis pengukuran itu sendiri terbagi
menjadi 2, yaitu insitu dan eksitu. Perbedaan dari kedua jenis pengukuran
tersebut adalah dari waktu dan tempat pengukuran, insitu pengukuran dilakukan
ditempat pengambilan sampel air, sedangkan eksitu pengukuran dilakukan di
laboratorium.
Di praktikum kita kali ini, kita akan melakukan pengukuran jenis insitu. Dalam
pengukuran sampel air ada beberapa parameter yang diukur dan juga
diperhatikan, parameter pengukuran sampel air diantaranya adalah temperatur,
pH, DHL, TDS dan ada beberapa parameter lain nya baik parameter fisik, kimia,
dan biologi.
Saat ini sudah banyak air yang mengalami pencemaran, hal itu dikarenakan
beberapa faktor, bisa dari lingkungan nya, atau dari faktor alam itu sendiri.
Pencemaran air sendiri dapar membahayakan kehidupan manusia, dikarenakan
air merupakan objek vital yang digunakan sehari-hari, baik untuk dikonsumsi
langsung atau digunakan untuk keperluan lain.
1
Pencemaran itu pun tidak dipungkiri terjadi di embung kampus Institut
Teknologi Sumatera. Di percobaan kali ini kita akan melakukan sampling pada
air embung ITERA untuk mengetahui karakteristik air dan kandungan yang
terdapat di air embung ITERA. Selain air permukaan yang akan disampling,
kita juga menggunakan air tanah yang diambil dari kantin Rumah Kayu ITERA.
1.3 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah :
1. Mengetahui cara melakukan sampling air
2. Mengetahui faktor yang berpengaruh pada sampling air
3. Menentukan hasil pengukuran parameter sampling air pada air sampel
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
a. Kelas Satu, yaitu air yang dapat digunakan untuk air minum, dan atau
diperuntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
b. Kelas Dua, yaitu air yang dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
tanaman, dan atau diperuntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
c. Kelas Tiga, air yang dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau diperuntukkan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas Empat, air yang dapat digunakan untuk mengairi tanaman, dan atau
diperuntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
2.3 Jenis-jenis Sampel Air
Jenis-jenis sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut:
1. Sampel sesaat (Grab Sample)
Yaitu sampel yang diambil secara langsung dari bahan air yang sedang
dipantau. Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat
pengambilan sampel.
2. Sampel Komposit (Composite Sample)
Yaitu sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan
sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis
dengan menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-
waktu tertentu dan sekaligus dapat mengukur debit air. Pengambilan
sampel secara otomatis hanya dilakukan jika ingin mengetahui gambaran
tentang karakteristik kualitas air secara terus-menerus.
3. Sampel gabungan tempat (Integrated Sample)
Yaitu sampel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat,
dengan volume yang sama (Effendi, 2003).
2.4 Teknik Sampling Air
Data hasil pengujian parameter kualitas lingkungan harus dapat pertanggung
jawabkan baik secara ilmiah maupun hukum karena data tersebut dapat
4
digunakan sebagai dasar perencanaan, Evaluasi, maupun pengawasan yang
sangat berguna bagi para pengambil keputusan, perencanaan, penyusunan
program baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah dalam menentukan
kebijakan pengelolaan lingkungan hidup selain itu hasil pengujian dapat
sebagai informasi adanya pencemaran lingkungan pada daerah tertentu atau
pembuktian kasus lingkungan dalam rangka penegakan hukum lingkungan
(Susrianti, 2011).
Mengingat pentingnya data hasil pengujian parameter kualitas lingkungan
tersebut, maka proses pengambilan contoh yang merupakan langkah awal
dalam menghasilkan data kualitas lingkungan, harus mempertimbangkan
kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan peraturan undang-undang yang berlaku.
Jika proses pengambilan contoh lingkungan dilakukan kurang tepat maka
peralatan secanggih apapun yang digunakan tidak dapat menghasilkan data
yang mengambarkan kondisi kualitas lingkungan yang sesungguhnya kecuali
hanya data dari contoh yang representative (Susrianti, 2011).
Dalam praktik pengumpulan limbah dilakukan dalam wadah dengan
persyaratan sebagai berikut:
1. Wadah plastik yang merupakan korosif
2. Volume wadah harus di sesuaikan dengan kategori limbah
3. Wadah harus menjamin keselamatan
4. Pemberian label harus sesuai dengan kategori limbah.
5. Instruksi untuk menyimpan atau untuk masing-masing kategori limbah harus
disertakan contohnya. ”simpan pada pH kurang dari 7“ dll.
(Susrianti, 2011).
5
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan
1. Air Embung ITERA 100 ml
2. Air Limbah Kantin Rumah Kayu ITERA 100 ml
3. Aquadest
6
3.3.2 Pengukuran Parameter Insitu
1. Pengukuran Temperatur
a. Masukkan 100ml air sampel air kedalam gelas beaker,
b. Bersihkan thermometer dengan aquades, keringkan dengan
tissue,
c. Masukkan thermometer kedalam sampel air,
d. Catat temperatur yang diperoleh dengan ketelitian 0,1°C,
e. Bersihkan thermometer yang akan digunakan dengan aquades,
kemudian keringkan dengan tisu,
f. Masukkan thermometer kedalam sampel, kemudian catat suhu
yang didapat.
2. Pengukuran pH
a. Bersihkan pH meter dengan aquadest, kemudian keringkan
dengan tissu,
b. Tekan tombol ON/OFF kemudian masukkan pH meter kedalam
sampel,
c. Tunggu hingga nilai pH stabil, setelah itu catat nilai pH pada pH
meter.
3. Pengukuran DHL
a. Diukur temperature contoh air dengan thermometer yang
digabungkan dengan thermo scientific / dapat digunakan
thermometer biasa,
b. Diputar pengatur temperature sesuai dengan temperature contoh
air,
c. Nilai konduktivitas contoh air akan ditampilkan pada display
alat,
d. Setelah selesai, alat dimatikan dan thermo scientific dibilas
dengan aquades.
4. Pengukuran TDS
a. Set alat dan bahan pengukuran
b. Hidupkan alat dengan tombol power,
c. Tekan measure untuk memulai pengukuran,
7
d. Parameter pengukuran akan terlihat dipojok kiri atas monitor
dengan tulisan salt, cond, atau TDS.
e. Nilai pengukuran akan terlihat di tengah layar monitor, catat
hasil pengukuran yang didapat.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Perhitungan TSS
mg (A-B)x1000
TSS ( )=
L Volume Sampel (ml)
1000
TSS Embung = (0,824 − 0,817)mg x
100 𝑚𝑙
TSS Embung = 0,07 mg/mL
TSS Embung = 0,00007 mg/L
1000
TSS Limbah = (1,68 − 0,821)mg x
100 𝑚𝑙
TSS Limbah = 8,59 mg/mL
TSS Limbah = 0,00859 mg/L
• Perhitungan TS
TS = (TDS + TSS) mg/L
TS Embung = (0,08 + 0,00007) mg/L
9
TS Embung = 0,08007 mg/L
TS Limbah = (0,197 + 0,00859) mg/L
TS Embung = 0,20559 mg/L
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kita kali ini, kita melakukan percobaan mengenai sampling air.
Air yang kita gunakan yaitu air permukaan yang diambil dari embung ITERA
dan air limbah yang diambil dari kantin Rumah Kayu (RK) ITERA. Pada
praktikum kali ini kita melakukan persiapan terlebih dahulu, persiapan yang
harus dilakukan sebelum mengambil sample adalah mencatat kondisi
lingkungan tempat pengambilan sampel, data yang dicatat adalah cuaca,
tanggal, waktu, dan lokasi pengambilan.
Pada praktikum kali ini kita melakukan pengukuran dengan jenis insitu, maka
dari itu kedua air sampel tadi dibawa ke laboratorium untuk nanti nya diukur
parameter temperatur, pH, DHL, dan TDS nya. Langkah pertama yang
dilakukan pada praktikum kali ini adalah mengukur temperatur air sampe
menggunakan thermometer, dan didapatkan suhu untuk air permukaan sebesar
34,2°C, dan suhu air limbah didapat sebesar 32,8°C. Kedua air sampel tadi
memiliki suhu yang berbeda, suhu air permukaan lebih tinggi dikarenakan air
permukaan terkena paparan matahari secara langsung dan menyebabkan air
akan lebih tinggi suhu nya dibandingkan air limbah yang tidak terpapar
matahari secara langsung.
Di pengukuran kedua, kita mengukur nilai pH dari kedua sampel, di dapat nilai
pH untuk air permukaan sebesar 6,22 dan untuk air limbah nilai pH nya 6,34.
Dari pengukuran pH diketahui bahwa kedua sampel air bersifat basa.
10
Pengukuran ini dilakukan menggunakan pH meter, sehingga nilai keakurat nya
cukup tinggi.
Pengukuran yang terakhir adalah TDS, pengukuran TDS dari praktikum yang
dilakukan didapatkan nilai TDS untuk air permukaan sebesar 0,08 mg/L dan
untuk air limbah sebesar 0,197 mg/L.
Dari keempat pengukuran tadi kita dapat mengukur dan menentukan nilai TSS
dan TS nya, dari data yang didapatkan dari asisten praktikum didapat
mg (A-B)x1000
TSS ( )=
L Volume Sampel (ml)
Dari perhitungan yang dilakukan didapatkan nilai TSS untuk air permukaan
sebesar 0,00007 dan nilai TSS untuk air limbah sebesar 0,00859. Selain nilai
TSS kita juga dapat menentukan nilai TS nya dengan rumus :
mg
TS = (TDS + TSS)
L
Dari beberapa nilai parameter yang kita dapatkan, kita dapat menganalisa
beberapa faktor, yang pertama adalah nilai TDS yang kita peroleh dari kedua
sampel dibawah 100 ppm. Lalu nilai TSS dari air limbah lebih besar
11
dibandingkan nilai TSS dari air permukaan, hal itu dikarenakan banyak nya
endapan pada air limbah.
Dari data yang kita miliki dari hasil pengukuran kedua air sampel tadi dapat
disimpulkan bahwa kedua air tersebut memiliki kondisi yang berbeda, untuk
air permukaan masuk kedalam kondisi cukup baik, sedangkan air limbah
termasuk kedalam kondisi tercemar ringan. Hal itu didasarkan oleh penilaian
baku mutu air baku yang sudah ada yaitu pada PP No. 82 tahun 2001.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah kita lakukan didapatkan kesimpulan :
1. Sampling air yang kita lakukan pada praktikum kali ini menggunakan
metode Grab Sampling.
2. Faktor yang mempengaruhi sampling air adalah temperatur dan juga DHL,
semakin tinggi temperatur makan nilai DHL akan semakin rendah, TDS
juga akan semakin rendah, begitu pun sebaliknya.
3. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan nilai dari setiap parameter
seperti yang tertera pada Tabel 4.1.
5.2 Saran
Dari praktikum kali ini saran yang diberikan adalah :
1. Praktikum dilakukan dengan teliti dan harus diperhatikan dengan baik
mengingat dilakukan tidak secara langsung
2. Mencari refrensi lain sebagai sumber pengetahuan mengenai cara sampling
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
15