2.1 Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu manusia.
[1] Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men-
48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu
usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, termasuk ternak, satwa,
dan sistem alam.
Menurut Suma’mur (2009), bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan
pada sel saraf pendengaran dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang
ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut merambat
melalui media udara atau penghantar lainnya, dan manakala bunyi atau suara tersebut
tidak dikehendaki oleh karena mengganggu atau timbul diluar kemauan orang yang
bersangkutan, maka 9 bunyi-bunyian atau suara demikian dinyatakan sebagai
kebisingan. Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehehndaki. Bising
menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja, seperti gangguan fisiologis,
gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian, atau ada yang
menggolongkan gangguannya berupa gangguan pendengaran, misalnya gangguan
terhadap pendengaran dan gangguan pendengaran seperti komunikasi terganggu,
ancaman bahaya keselamatan, menurunnya performa kerja, kelelahan dan stres.
(Aznizar, 2008)
2.2 Angin
Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan
oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya.
Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara
rendah.Tekanan udara disemua tempat tidak sama. Perbedaan tekanan udara tersebut
menyebabkan udara mengalir atau bergerak. Angin selalu diberi nama berdasarkan
asal datangnya, seperti angin darat, angin lembah, dan angin gunung . (Ackerman,
2015)
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih
ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya
berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah
tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara
menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara
dingin ini dinamakan konveksi (Rosidi, 2007)
2.3 Anemometer
Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatan angin yang banyak
dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca. Nama
alat ini berasal dari kata Yunani anemos yang berarti angin. Perancang pertama dari
alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450. Selain mengukur kecepatan
angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya tekanan angin itu.
Anemometer juga dapat digunakan untuk mengukur gas. Fungsi Anemometer
ultrasonik dapat digunakan untuk mengukur kecepatan angin dan juga dapat
menentukan arah mata angin, pengamatan cuaca dan meteorologi, tidak sedikit yang
menggunakan Anemometer ultrasonik ini untuk kegiatannya.
Alat Anemometer ini mampu mengukur kecepatan angin dengan tingkat
ketilitian sangat tinggi yakni berkisar 0.5 meter setiap detiknya. Dilihat dari tinggkat
ketelitian pada Anemometer itu sendiri merupakan alat pengukur kecepatan angin
yang sangat efektif dan efisien. (Hamzah, 2017)
c. Jalan
1. Kebisingan
Dihidupkan sound level dengan mengklik tombol ON/OFF
Diukur krbisingan yang implusif atau terputus putus ditekan tombol slow
Hasil pengukuran akan keluar pada monitor alat
2. Kecepatan Angin
Dihidupkan anemometer
Ditekan tombol mode selama 3 detik
Diarahkan alat ketitik sampel
Hasil pengukuran tunjukan pada layar monitor
Dilakukan percobaan selama kurang lebih satu jam, minimal 25x pembacaan
Dihitung rata-ratanya
Matikan alat dengan menekan tombol mode dan save
d. Embung C
1. Kebisingan
Dihidupkan sound level dengan mengklik tombol ON/OFF
Diukur krbisingan yang implusif atau terputus putus ditekan tombol slow
Hasil pengukuran akan keluar pada monitor alat
2. Kecepatan Angin
Dihidupkan anemometer
Ditekan tombol mode selama 3 detik
Diarahkan alat ketitik sampel
Hasil pengukuran tunjukan pada layar monitor
Dilakukan percobaan selama kurang lebih satu jam, minimal 25x pembacaan
Dihitung rata-ratanya
Matikan alat dengan menekan tombol mode dan save
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Kebisingan
53.2-58.2 9
58.3-63.3 36
63.4-68.4 37
68.5-73.5 15
73.6-78.6 16
78.7-83.7 7
MAX 84.3
MIN 52.7
RANGE 31.6
INTERVAL
KELAS 4.019692365 dibulatkan menjadi 4 atau 5
Tn x 0.488884424 3.082368
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 77.7 62.3 61.6 59 68.5 62.4 70.4 58.5 60.4 70.4 71.2 69.5
2 67.7 70.5 67.5 61.5 70.2 85.5 85.2 70.8 77.2 78 63.8 89.4
3 62.6 74.5 66.8 77.4 76.3 72.1 65.2 77.2 68.9 78.2 82.3 63.6
4 68.5 72.8 62.5 60.1 62.1 76.7 63.7 74.8 66.2 88.5 76.7 72.7
5 69.7 71.7 66.7 71.4 76.7 77.5 57.3 74.5 77.2 73.6 77.9 76.4
7 71.7 56.8 55.9 70.2 56.1 71.7 67.8 61.3 66.2 75.2 60.1 76
8 66 62.1 63.2 59.4 55.4 68.6 65.6 66.7 69.4 69.7 71.4 63.8
9 71.8 59.4 53.2 62 56.3 65 68.2 68.1 67.5 64.3 69.2 64.8
10 69.5 73.1 65.5 72.6 63.5 64 69.3 72.9 59.7 71.5 61.7 58.1
MAX 89.4
MIN 53.2
RANGE 36.2
dibulatkan menjadi 8
KELAS 7.861298112 atau 7
Tn x 0.423801191 2.653391
53.2-57.2 7
58.2-62.2 19
63.2-67.2 27
68.2-72.2
15
73.2-77.2 16
78.2-82.2 7
83.2-87.2 26
88.2-92.2 3
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 71 70.4 65 67.6 69.2 68.3 73.5 66.2 65.1 75.2 65.3 69.6
2 67.9 67.8 69.2 62.9 66.3 66.6 70.7 69.9 66.1 61.5 64.3 57.9
3 58.5 55.1 55.9 60.8 59.1 62.5 60.5 68 62.3 71.2 66.5 72.1
4 64.1 64.4 66.9 62.2 55.7 61.9 61.6 59.9 69 58.1 61.6 63.8
5 57.8 63.8 59.5 59 54.9 54.1 54.5 62.2 54.3 64.2 68.6 69.3
6 61.4 66.7 63.6 61.2 57.4 59.1 55.7 60.2 63.2 59.2 55.8 61
8 63.9 53.2 60.6 60.2 55.5 72.1 65.8 66.9 59.9 58.4 61.9 77.1
9 72.7 55.9 74.4 69.2 72.8 72.6 69.2 70.6 66.3 63.6 66.2 63.6
MAX 77.1
MIN 52.4
RANGE 24.7
Tn x 0.423801191 2.653391
LTSM 294.7253643 24.69418
interval kelas Frekuensi
52.4-55.4 5
56.2-59.4 21
60.4-63.4 19
64.4-67.4 15
68.4-71.4 16
72.4-75.4 18
76.4-79.4 26
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 53.2 63.1 58.5 57.6 54.9 62.1 54.8 57.9 59 62 58.4 56.7
2 66.8 58.3 54.2 54.5 55.5 55.2 54.5 60.8 60.1 63.9 77.1 59.1
3 62.6 51.5 56.9 57.6 67.8 54.5 56.2 51.4 52.5 64.1 52.6 53
4 62.6 54.1 63.9 54.5 53.4 52 52.5 50.2 53.8 54.7 53 54.5
6 50.9 48.9 48.3 57.3 48.8 49.2 50.7 50.3 50.9 50.6 50.5 52.1
8 50.3 49.6 50.5 51 50.5 50.2 50.1 50.4 50.1 50.2 50.9 50.9
9 51.8 50.7 51.7 50.4 47 51.5 50.8 53.7 47.8 50.2 46.8 51.7
10 50.1 48 55.1 52.5 51.6 49.2 50.8 50 50.2 49 50.9 49.8
MAX 77.1
MIN 46.8
RANGE 30.3
INTERVAL
KELAS 3.854325274 dibulatkan menjadi 3 atau 4
Tn x 0.423801191 2.653391
LTSM 305.2504804 24.84656
52.4-55.4 5
56.2-59.4 21
60.4-63.4 19
64.4-67.4 15
68.4-71.4 16
72.4-75.4 26
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum percobaan laboratorium lingkungan modul 3 mengenai
kebisingan dan kecepatan angina, yang dilakukan pada 3 titik lokasi yang berbeda
yaitu pada embung C, Jalan, dan Gedung D dengan percobaan pengambilang
berulang sebanyak 25 kali pembacaan alat dan dilakukan selama satu jam didapatkan
hasil bahwa kebisingan dan kecepatan angina pada lokasi tersebut masih dalam batas
wajar dan tidak mempengaruhi kualitas pendengaran, serta tidak termasuk dalam
kondisi ambang batas bahaya dimana tingkat kebisingan masih berada pada Nilai
Ambang Batas menurut Kepmenaker, yaitu sebesar 85 dB. Jadi di 5 lokasi masih
dibilang cukup aman dalam hal kebisingan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapa disimpulkan bahwa ;
1. Pengambilan uji coba kebisingan dan kecepatan angina dapat dilakukan dengan
cara penggunaan allat anemometer dan soundlevel dengan minimal pengambilan
sampel 25 kali pembacaan alat dan dilakukan selama kurang lebih satu jam.
2. Kondisi kebisingan dan kecepatan angina di ITERA,
terutama pada titik pengambilan sampel masih pada batas
wajar dan tidak mempengaruhi kualitas pendengaran dan
komunikasi.
5.2 Saran
1. Ketika melaksanakan praktikum sebaiknya dipahami dan lebih fokus lagi agar mengerti
apa materi yang dipelajari dan telah disampaikan
Silalahi, B. N., & B., R. (2015). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: PPT. Pustaka Binawan Pressindo.
Soeripto. (2008). Higieni Industri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
WHO. (2007). Situation Review and Update on Deafness. New Delhi: 2017.