KELOMPOK II
Nilai :
Paraf Asisten :
DEPOK
2019
I. TUJUAN
Menentukan warna air sampel (outlet danau Kenanga) secara visual dan
menghitung kadar warna pada air sampel dalam satuan Pt-Co.
Warna yang kita lihat bergantung pada cahaya yang diterima oleh mata
kita. Jika kita menerima lebih banyak cahaya merah, maka kita akan melihat
warna kemerahan. Saat cahaya melewati air, sebagian cahaya diserap oleh air.
Cahaya yang melewati 10 cm air masih memiliki hampir seluruh
komponennya, yaitu 90,5% cahaya merah, 99% cahaya hijau, dan 99,9%
cahaya biru. Jika cahaya melewati 5 meter air, maka yang tersisa hanya 0,7%
cahaya merah, 60,7% cahaya hijau, dan 95,1% cahaya biru. Maka dari iru
segelas air tampak bening, sementara air kolam renang tampak kebiruan.
Cahaya tidak terlalu terganggu jika melewati segelas air, karena yang dilihat
oleh mata manusia dari balik segelas air sama seperti yang kita lihat langsung.
Sementara itu hanya cahaya biru yang banyak tersisa dan yang banyak
diterima oleh mata manusia setelah melewati air yang cukup dalam, akibatnya
warna air kolam renang terlihat biru.
Sumber: anakbertanya.com
Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi, misalnya air di
rawa-rawa berwarna kuning, coklat atau kehijauan, air sungai biaanya
berwarna kuning kecoklatan karena mengandung lumpur, dan air buangan
yang mengandung besi/tanin dalam jumlah tinggi berwarna coklat kemerahan.
Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi atau
pencemaran.
b. Klasifikasi Warna
a) Warna Semu
b) Warna Sejati
Warna sejati (true color) disebabkan oleh materi organik dalam bentuk
koloid. Warna sejati dalam air diukur pada larutan sampel yang mengalami
penyaringan (0,45). Materi organik tersebut menyebabkan warna di dalam air
yang sukar dihilangkan terutama jika konsentrasinya tinggi dan memerlukan
pengolahan dengan kondisi operasional yang khusus dengan penghilangan
warna semu. Karakteristik warna sejati air adalah berwarna kuning terang
sampai coklat kemerahan dan air tersebut relatif jernih
Pada suatu badan air, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
warna pada air tersebut, seperti:
b) Kalsium Karbonat
c) Plankton
d) Bahan Anorganik
Secara garis besar terdapat dua cara yang berbeda dalam pengukuran
warna yaitu dengan cara objektif dan subjektif. Secara objektif, warna diamati
dengan instrumen fisik, sedangkan secara objektif warna diteliti dengan indera
manusia. Pengukuran secara objektik diantara dengan metode
spektrofotometri, colorimeter atau chromameter, dan kamera CCD.
Sedangkan dalam pengujian secara subjektif dapat dilakukan dengan metode
diagram warna chromaticity CIE 1931.
a) Spektrofotometri
Pada pengukuran ini, parameter yang diukur ialah parameter optic
(reflektan (R)), transmitan (T)) pada tiap panjang gelombang mulai dari 400
hingga 700 nm.
b) Colorimeter/chromameter
Chromameter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur warna
dari permukaan suatu objek. Prinsip dasar dari alat ini ialah interaksi antara
energi cahaya diffus dengan atom atau molekul dari objek yang dianalisis.
Alat ini terdiri atas ruang pengukuran dan pengolah data. Ruang pengukuran
berfungsi sebagai tempat untuk mengukur warna objek dengan diameter
tertentu. Setiap kromameter dengan tipe berbeda memiliki ruang pengukuran
dengan diameter yang berbeda pula. Sumber cahaya yang digunakan yaitu
lampu xenon. Lampu inilah yang akan menembak permukaan sampel yang
kemudian dipantulkan menuju sensor spektral. Selain itu, enam fotosel silikon
sensitifitas tinggi dengan sistem sinar balik ganda akan mengukur cahaya
yang direfleksikan oleh sampel.
c) Kamera
Kamera yang digunakan merupakan kamera CCD (charge coupled
device) atau kamera digital. Kamera berfungsi sebagai sensor citra yang
digunakan untuk menangkap pantulan cahaya oleh objek yang kemudian
dalam bentuk nilai intensitas di memori komputer. Banyak macam dari sensor
citra ini yang digunakan untuk menangkap citra seperti yang kita lihat pada
TV yaitu vidicon tube, image orthicon tube, image dissector tube, dan
solidstate image sensor. Saat ini solidstate image sensor banyak digunakan
karena mempunyai banyak kelebihan seperti konsumsi daya listrik yang kecil,
ukurannya kecil dan kompak, tahan guncangan dan sebagainya. Ini sangat
diperlukan bila diintegrasikan ke dalam suatu mesin atau sistem robotik agar
bentuknya kompak dan padat.
d) Chromaticity CIE 1931
Dalam teori tristimulus, suatu warna dapat diperoleh dari campuran 3
warna, yaitu merah, hijau dan biru atau yang umum kita sebut sebagai RGB.
Ketiga warna utama ini memiliki panjang gelombangnya masing-masing.
Warna merah memiliki panjang gelombang 700 nm, warna hijau 546 nm, dan
warna biru 435 nm.
Media adsorpsi yang digunakan yaitu media korbon aktif. Metode ini
sudah umum digunakan pada unit instalasi pengolahan limbah. Media karbon
aktif yang atau activated carbon filter dapat menyerap warna dari zat organik.
Sedangkan untuk penghilangan sumber warna dari zat anorganik yaitu
digunakan media ferolite atau manganese yang mampu menyerap zat
anorganik seperti besi dan mangan.
4) Bleaching
Bleaching merupakan metode penghilangan warna pada air yang
menggunakan bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan ialah kaporit atau
klorin. Metode ini digunakan untuk menghilangkan warna yang mudah rusak
ikatannya. Sedangkan bila warna-warna pekat, sebaiknya tidak menggunakan
metode ini sebab akan mengakibatkan naiknya nilai toksitas air dan TDS atau
Total Dissolved Solid.
V. DATA PENGAMATAN
V1N1 = V2N2
V1 = Volume deret
N1 = konsentrasi larutan standar baku = 100 ppm
V2 = volume pengenceran = 50 ml
N2 = konsentrasi deret yang ditentukan
Mengendap/
Larutan Jenis Warna
Tidak
Outlet Danau Kenanga √ semu
Air Kopi √ semu
Air Teh - sejati
Air Susu Kambing √ semu
Air Beras √ semu
Sumber: Analisis Praktikan, 2019
Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Konsentrasi dan Absorbansi
1. Deret 1 V = 1.5 ml
V x 100 = 50 x 1 4. Deret 4
V = 0.5 ml V x 100 = 50 x 4
2. Deret 2 V = 2 ml
V x 100 = 50 x 2 5. Deret 5
V = 1 ml V x 100 = 50 x 5
3. Deret 3 V = 2.5 ml
V x 100 = 50 x 3
Grafik 1. Hubungan Konsentrasi dan Absorbansi
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Deret 2
0.033 = 0.0007x – 0.0004
x = 47.7
47.7−49
Kesalahan Pt-Co = | | 𝑥100% = 2.72%
47.7
Deret 3
0.04 = 0.0007x – 0.0004
x = 57.71
57.71−61
Kesalahan Pt-Co = | | 𝑥100% = 5.7%
57.71
Deret 4
0.063 = 0.0007x – 0.0004
x = 90.57
90.57−95
Kesalahan Pt-Co = | | 𝑥100% = 4.89%
90.57
Deret 5
0.111 = 0.0007x – 0.0004
x = 159.14
159.14−166
Kesalahan Pt-Co = | | 𝑥100% = 4.3%
159.14
Air Sampel
Deret X
0.044 = 0.0007x – 0.0004
x = 63.43
63.43−67
Kesalahan Pt-Co = | | 𝑥100% = 5.63%
63.43
Deret 2
y = 0.0007(49) – 0.0004
y = 0.0339
0.0339−0.033
Kesalahan Relatif Absorbansi = | | 𝑥100% = 2.65%
0.0339
Deret 3
y = 0.0007(61) – 0.0004
y = 0.0423
0.0423−0.04
Kesalahan Relatif Absorbansi = | | 𝑥100% = 5.44%
0.0423
Deret 4
y = 0.0007(95) – 0.0004
y = 0.0661
0.0661−0.063
Kesalahan Relatif Absorbansi = | | 𝑥100% = 4.69%
0.0661
Deret 5
y = 0.0007(166) – 0.0004
y = 0.1158
0.1158−0.111
Kesalahan Relatif Absorbansi = | | 𝑥100% = 4.14%
0.1158
Air Sampel
y = 0.0007(56) – 0.0004
y = 0.0388
0.0388−0.037
Kesalahan Relatif Absorbansi = | | 𝑥100% = 4.64%
0.0388
Deret X
y = 0.0007(67) – 0.0004
y = 0.0465
0.0465−0.044
Kesalahan Relatif Absorbansi = | | 𝑥100% = 5.38%
0.0465
Absorbansi
Larutan Absorbansi Teori Kesalahan Relatif
Percobaan
Deret 1 0.009 0.0094 4.25%
Deret 2 0.033 0.0339 2.65%
Deret 3 0.04 0.0423 5.44%
Deret 4 0.063 0.0661 4.69%
Deret 5 0.111 0.1158 4.14%
Air
0.037 0.0388 4.64%
Sampel
Deret X 0.044 0.0465 5.38%
Sumber: Analisis Praktikan, 2019
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5
Deret
VII. ANALISIS
1. Analisis Percobaan
Pada kesempatan kali ini, praktikan melakukan percobaan dengan
tujuan untuk menentukan warna air sampel yaitu outlet Danau Kenanga secara
visual dan menghitung kadar warna pada air sampel dalam satuan Pt-Co. Alat
yang digunakan yaitu labu ukur 100 mL sebagai wadah pengenceran sesuai
deret, beaker glass untuk menampung larutan, kuvet untuk wadah larutan
yang akan digunakan untuk mengukur konsentrasi dan absorbansi pada
spektrofotometer, pipet ukur 10 mL untuk memipet larutan sampai volume 10
mL, dan spektrofotometer untuk mengukur konsentrasi (Pt-Co) dan
absorbansi larutan. Bahan yang diperlukan adalah air suling, air outlet Danau
Kenanga, kopi, susu, teh, dan air beras.
2. Analisis Hasil
Setelah melalui serangkaian langkah percobaan, praktikan mendapatkan
data sebagai berikut:
Dari data hasil percobaan, dapat dilihat bahwa semakin tinggi deret
yang digunakan, maka semakin tinggi pula nilai konsentrasi (Pt-Co) dan nilai
absorbansinya. Hal tersebut digambarkan lewat grafik sebagai berikut:
Grafik 3. Hubungan Konsentrasi dan Absorbansi
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5
Deret
Jenis
Larutan Mengendap/Tidak Semu/Sejati
Warna
Outlet keruh
√ semu
Danau kecoklatan
hitam
Air Kopi √ semu
pekat
Air Teh - - sejati
Air Susu
√ keputihan semu
Kambing
Air Beras √ keputihan semu
Sumber: Analisis Praktikan, 2019
3. Analisis Kesalahan
VIII. KESIMPULAN
1. Diperoleh kadar air sampel sebesar 56 Pt-Co dan kadar deret X sebesar 67 Pt-
Co.
2. Semakin besar deret yang digunakan, semakin tinggi nilai konsentrasi, maka
semakin tinggi pula nilai absorbansinya. Hal ini dapat dilihat dari grafik
perbandingan antara konsentrasi dan absorbansi yang berbanding lurus.
3. Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk menghitung kadar warna
pada air sampel dalam satuan Pt-Co.
4. Berdasarkan Permenkes No. 32 Tahun 2017, air sampel tidak memenuhi
standar baku mutu dan termasuk air yang tidak sehat untuk digunakan.
Berdasarkan Permenkes No. 416 Tahun 1990, air sampel telah melampaui
kadar maksimum dan termasuk ke dalam kualitas air yang kurang baik.
5. Treatment yang dapat digunakan untuk menghilangkan warna yaitu dengan
proses koagulasi, flokulasi, dan adsorbsi dengan media.
6. Larutan dengan warna semu adalah larutan yang apabila didiamkan akan
membentuk endapan. Larutan dengan warna sejati adalah larutan yang apabila
didiamkan tidak akan membentuk endapan. Air outlet Danau Kenanga, air
kopi, air susu kambing, dan air beras adalah larutan dengan warna semu. Air
adalah larutan dengan warna sejati.
IX. DAFTAR PUSTAKA