Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum pada modul pengukuran gas impinger adalah sebagai berikut:
1. Agar praktikan dapat mengoperasikan alat impinger sesuai dengan prosedur
praktikum;
2. mengukur kondisi meteorologi terkait dengan perhitungan konsentrasi
pencemar gas;
3. mengetahui konsentrasi gas NO2, SO2, CO dan O3 di udara ambien.

1.2 Metode Praktikum

Metode praktikum pada modul pengukuran gas impinger yang digunakan adalah
absorbsi gas oleh absorban dengan metode spektrofotometri.

1.3 Prinsip Pengukuran

Prinsip pengukuran pada modul pengukuran gas impinger adalah sebagai berikut:
1. Udara dihisap oleh pompa vakum dengan laju aliran tertentu yang
menyebabkan tekanan udara di dalam tabung impinger lebih rendah dari
tekanan udara luar. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya
gelembung udara yang melewati absorban;
2. pada saat terjadinya gelembung udara, zat pencemar gas akan diserap oleh
absorban;
3. jenis zat pencemar yang diserap sesuai dengan absorban yang digunakan;
4. penyerapan zat pencemar menyebabkan perbedaan warna pada absorban;
5. perbedaan warna tersebut diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang
gelombang tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Eksisting Wilayah Sampling

Praktikum pengukuran gas impinger ini dilakukan di Balaikota Padang. Praktikum


ini dilakukan pada hari Senin, 11 Mei 2020 pada pukul 09.19 WIB, selama 1 jam.
Wilayah sampling terletak pada titik koordinat 00º54’45,8” Lintang Selatan dan
100º27’48” Bujur Timur dengan elevasi 251 m di atas permukaan laut. Kondisi
meteorologi ketika pengambilan sampel udara ini adalah cerah. Suhu rata-rata
sampling yaitu 33,49 °C, tekanan udara rata-rata sekitar 28,91 InHg, kelembaban
udara sebesar 54,67% dan untuk arah angin dominan yaitu dari Utara ke Selatan
dengan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,57 m/s.

2.2 Teori

2.2.1 Umum

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi
bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang
konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk H2O dan karbon
dioksida (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari
cuaca dan suhu. Polusi udara merupakan unsur-unsur pokok bahan kimia yang
ditambahkan pada atmosfir melalui aktivitas manusia sehingga menghasilkan
konsentrasi bahan kimia yang tinggi di atas permukaan tanah (Puriwiganti,2010).

Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia sehingga mutu
udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien
tidak dapat memenuhi fungsinya (PP No. 41 Tahun 1999).

Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen
oksida, methana, belerang dioksida, amonia, hidrokarbon dan gas rumah kaca
yang sekarang ini menjadi perhatian besar dunia. Apabila susunan udara
mengalami perubahan dari susunan keadaan normal dan kemudian mengganggu
kehidupan manusia, hewan dan binatang serta tumbuhan, maka berarti udara
telah tercemar. Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini , khususnya
LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
dalam industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor
yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita
hirup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran
(Sugiarti, 2009).

2.2.2 Sumber Pencemar

Pencemaran udara terjadi akibat dilepaskannya zat pencemar dari berbagai sumber
ke udara. Sumber pencemaran udara dapat bersifat alami ataupun dapat pula
antropogenik (aktifitas manusia). Sumber pencemaran udara terbagi atas lima,
yakni (Basri, 2010) :

a. Sumber bergerak : sumber emisi yang bergerak atau tetap pada suatu tempat
yang berasal dari kendaraan bermotor

b. Sumber bergerak spesifik : serupa dengan sumber bergerak namun berasal dari
kereta api, pesawat terbang, kapal, laut dan kendaraan berat lainnya.
c. Sumber tidak bergerak : sumber emisi yang tetap pada suatu tempat.
d. Sumber tidak bergerak spesifik : serupa dengan sumber tidak bergerak namun
berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah.

e. Sumber gangguan : sumber pencemar yang menggunakan media udara atau


padat untuk penyebarannya, sumber ini berupa dari kebisingan, getaran,
kebauan dan gangguan lain.

2.2.3 Gas Pencemaran Udara

Karakteristik masing-masing zat pencemar adalah: (Sugiarti, 2009)


1. Sulfur Dioksida (SO2)
a. Sifat: SO2 sukar dideteksi karena merupakan gas tidak berwarna. SO2
mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar di
udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar;
b. sumber: dari hasil pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur,
misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu, serta proses-proses

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
industri seperti pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri
peleburan baja dan sebagainya;
c. dampak: dapat menyebabkan gangguan pernapasan, pencernaan, sakit
kepala, sakit dada, dan saraf, serta dapat menimbulkan hujan asam yang
merusakkan bahan bangunan dan menghambat pertumbuhan tanaman.

2. Karbon Monoksida (CO)


a. Sifat: CO merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada
suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna;
b. sumber: sumber alamantara lain dari lautan, oksidasi metal di atmosfer,
pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sumber CO buatan
antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar
bensin;
c. dampak: CO bersifat racun, mengakibatkan turunnya berat janin,
meningkatkan jumlah kematian bayi, serta menimbulkan kerusakan otak.

3. Nitrogen Dioksida (NO2)


a. Sifat: NO2 merupakan senyawa berwarna coklat kemerahan dan berbau
tajam;
b. sumber: diproduksi oleh aktivitas bakteri, hasil pembakaran tidak
sempurna, kegiatan industri;
c. dampak: dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan saluran
pernapasan serta menimbulkan kerusakan paru-paru, dapat merusak
tembok bangunan dan menghambat pertumbuhan tanaman.

4. Ozon (O3)
a. Sifat: O3 berwarna biru pucat, dan merupakan gas yang sangat beracun dan
berbau sangit;
b. sumber: O3 terbentuk ketika percikan listrik melintas dalam oksigen.
Ditemukan dekat permukaan tanah;
c. dampak: O3 menyebabkan luka dan kerusakan sel yang mirip dengan yang
diderita para perokokkarena emisi oksida nitrogen dan hidrokarbon
semakin meningkat.

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS

2.2.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling kualitas udara ambien adalah sampling kualitas udara pada
media penerima polutan udara/emisi udara. Untuk sampling kualitas udara
ambien, teknik pengambilan sampel kualitas udara ambien saat ini terbagi dalam
dua kelompok besar yaitu pemantauan kualitas udara secara aktif (konvensional)
dan secara pasif. Dari sisi parameter yang akan diukur, pemantauan kualitas udara
terdiri dari pemantauan gas dan partikulat. Teknik pengumpulan gas yang umum
digunakan untuk menangkap gas pencemar di udara adalah dengan teknik
adsorpsi, desorbsi, pendinginan dan pengumpulan pada kantong udara (bag
sampler atau tube sampler) sebagai berikut (Arief, -) :

1. Teknik Adsorpsi
Teknik adsorpsi adalah teknik pengumpulan gas berdasarkan kemampuan gas
teradsorpsi pada permukaan padat adsorben (contoh karbon aktif atau
aluminium oksida)
2. Teknik Desorbsi

Teknik ini digunakan untuk pengumpulan gas-gas organik seperti senyawa


hidrokarbon, benzene, toluene dan berbagai jenis senyawa organik yang
mampu terserap pada permukaan adsorben yang digunakan

3. Teknik Evacuated

Teknik pengumpulan contoh gas dengan evacuated, memerlukan alat


penampung gas yaitu berupa botol yang inert yang telah divakumkan atau
dengan kantong udara yang terbuat dari bahan tedlar atau Teflon, atau
digunakan jarum suntik ( gas syringe). Teknik ini sering digunakan untuk gas
pencemar dengan konsentrasi yang tinggi dan tidak memerlukan pemekatan
contoh udara

2.2.5 Alat Sampling Udara

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
Alat yang digunakan untuk sampling udara adalah impinger. Untuk menangkap
kadar gas-gas berbahaya secara konvensional, menggunakan sampling udara
dengan impinger yang langkah –langkah kerjanya yaitu (Arief, -) :

a. Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang berisi
larutan penangkap.

b. Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan penangkap


baik dengan metoda konvensional maupun instrumental.

c. Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara yang


dipompa dan hasil pengukuran

Peralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari :

a. Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi.
Kecepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer

b. Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan


penangkap. Dapat lebih dari satu tabung.

c. Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (desikan) untuk
melindungi pompa dari korosi.

d. Flow meter, yaitu alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metoda bubble
flow.

Untuk melakukan pengumpulann gas pencemar tersebut diperlukan alat absorber.


Dalam melakukan pengumpulan gas pencemar dengan metode ini , perlu
diperhatikan efisiensi pengumpulan gas pencemar. Untuk itu, dalam
pelaksanaannya harus digunakan alat absorber, pereaksi kimia, waktu sampling
dan laju aliran yang sesuai dengan prosedur standar yang ditetapkan.

2.2.6 Pengendalian Pencemaran Udara

Pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dari usaha dan/atau


kegiatan sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, dan
sumber tidak bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya pengendalian
sumber emisi dan/atau sumber gangguan yang bertujuan untuk mencegah
turunnya mutu udara ambien. Perlindungan mutu udara ambien didasarkan pada
BISMI LYRA RINANDA 1810942025
LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
baku mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku mutu emisi, ambang
batas emisi gas buang, baku tingkat gangguan, ambang batas kebisingan dan
Indeks Standar Pencemar Udara (PP No.41 Tahun 1999).

Pengendalian pencemaran udara meliputi pencegahan dan penanggulangan


pencemaran, serta pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu
udara ambien, pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun
sumber tidak bergerak termasuk sumber gangguan serta penanggulangan keadaan
darurat. Menteri melakukan pengawasan terhadap penataan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada Pemerintah Daerah,
Gubernur/ Bupati/ Walikota madya Kepala Daerah Tingkat II dapat melakukan
pengawasan terhadap penataan penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
membuang emisi dan/ atau gangguan. Segala biaya yang timbul sebagai akibat
dari upaya pengendalian pencemaran udara dan/ atau gangguan dari sumber tidak
bergerak yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan
dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
bersangkutan. Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
mengakibatkan terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya
penanggulangan pencemaran udara serta biaya pemulihannya (PP No. 41 Tahun
1999).

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran gas impinger ini adalah:
1. Pompa vakum, digunakan untuk mengisap udara;
2. tabung impinger yang berisi absorban, digunakan sebagai media penyerap gas
pencemar;
3. tabung impinger yang berisi silica gel atau wool, digunakan untuk menyaring
uap air dan partikulat yang terbawa ole udara;
4. selang penghubung, digunakan untuk menghubungkan antara pompa vakum,
tabung impinger yang berisi absorban, tabung impinger yang berisi silica gel
atau wool, dan flowmeter;
5. spektrofotometer, digunakan untuk mengukur absorban sampel berdasarkan
panjang gelombang tertentu;
6. botol sampel, digunakan sebagai wadah menyimpan sampel;
7. pipet takar 10 ml, digunakan sebagai alat pengukur volume;
8. bola hisap, digunakan untuk menghisap larutan dengan menggunakan pipet
takar;
9. labu ukur 25 ml, digunakan sebagai wadah untuk pengenceran dan
pencampuran zat;
10. tripod, digunakan untuk meletakkan alat impinger;
11. kuvet spektro, digunakan sebagai wadah absorban untuk diukur dengan
spektrofotometer;
12. kotak impinger untuk meletakkan tabung impinger yang berisi absorban,
tabung impinger yang berisi silica gel atau wool;
13. flowmeter, digunakan untuk mengatur kecepata laju alir 1 L/mnt;
14. kompas, digunakan untuk menentukan arah angin;
15. anemometer, digunakan untuk mengukur kecepatan angina;
BISMI LYRA RINANDA 1810942025
LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
16. pocket Weather Man, digunakan untuk mengukur kelembaban, suhu dan
tekanan udara

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran gas impinger ini adalah:
1. Larutan penyerap NO2;
2. larutan penyrap SO2;
3. larutan penyerap CO;
4. larutan penyerap O3;
5. larutan iodin 0,05 N;
6. larutan asam sulfamat;
7. larutan formaldehid;
8. larutan pararosalinin;
9. indikator Amilum 0,2

3.3 Cara Kerja

Prosedur percobaan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu sebelum praktikum,


saat praktikum dan setelah praktikum, adapun penjelasan dari setiap tahapan
percobaan praktikum kali ini adalah:

1. Sebelum Praktikum

Cara kerja yang dilakukan sebelum praktikum pengukuran gas impinger adalah:
a. Larutan absorban NO2 diambil sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam dua
botol sampel yang masing-masing untuk sampel dan blanko. Kemudian
didinginan di dalam lemari es;
b. larutan absorban SO2 diambil sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam dua
botol sampel yang masing-masing untuk sampel dan blanko. Kemudian
didinginan di dalam lemari es;
c. larutan CO diambil sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam dua botol sampel
yang masing-masing untuk sampel dan blanko. Kemudian didinginan di
dalam lemari es.

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
d. larutan O3 diambil sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam dua botol sampel
yang masing-masing untuk sampel dan blanko. Kemudian didinginan di
dalam lemari es;

2. Pada Saat Praktikum

Cara kerja yang dilakukan sebelum praktikum pengukuran gas impinger adalah:
a. Sumber arus listrik disiapkan, pastikan voltase alat sama dengan voltase
sumber arus listrik;
b. tripod dipasang setinggi 1-1,5 m sebagai tempat untuk meletakan kotak
impinger;
c. tabung impinger diisi dengan larutan penyerap sesuai dengan parameter gas
yang akan diukur sebanyak 10 ml;
d. pompa vakum dihidupkan dan atur laju aliran udara sebesar 1L/mnt;
e. sampling dilakukan selama 1 jam;
f. selesai batas waktu sampling yang direncanakan, panel pompa vakum diatur
ke posisi off;
g. masing-masing tabung impinger yang berisi absorban dipindahkan ke dalam
botol sampel dan diberi tanda sesuai peruntukannya serta disimpan dalam
termos yang telah diisi batu es;
h. sampel dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.

3. Setelah Praktikum

Cara kerja yang dilakukan setelah praktikum pengukuran gas impinger adalah
pembacaan absorbansi sampel dengan menggunakan alat spektrofotometer sesuai
tahapan berikut:

a. Sampel NO2
Sampel yang berisi konsentrasi NO2 di udara ambien diserap dalam larutan
penyerapan yang mengandung asam sulfanilat dan N-(1-Naphtyl)-Ethylene
Diamin Dihidro Cloride (NEDA) membentuk senyawa merah muda.
Intensitas warna (absorbansi) yang terjadi diukur dengan alat

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm. Dilakukan hal yang sama
pada blanko.

b. Sampel SO2
Penyerap + 1 ml asam sulfamat, kemudian dikocok. Biarkan selama ± 10
menit. Kemudian tambahkan 2 ml formaldehyde dan 5 ml pararosanilin.
Kocok sampai homogen, kemudian ukur dengan panjang gelombang 548 nm.
Perlakuan terhadap sample sama dengan blanko.

c. Sampel CO
Sampel dan blanko masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml.
Kemudian dipanaskan sampai berwarna kuning, didinginkan. Diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm.

d. Sampel O3
Penyerapan ± 5 ml amilum, biarkan ± 15 menit. Kemudian ukur dengan
panjang gelombang 395 nm. Dilakukan hal yang sama pada blanko.

3.4 Rumus

Konsentrasi NO2 (µg/Nm3)

Konsentrasi SO2 (µg/Nm3)

Konsentrasi CO (µg/Nm3)

Konsentrasi O3 (µg/Nm3)
BISMI LYRA RINANDA 1810942025
LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

4.1.1 Data Kondisi Meteorologi

Data kondisi meteorologi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kondisi Meteorologi


Kecepatan Kelembapa
Suhu Tekanan
Data Ke- Jam Angin Arah Angin n
(oC) (inHg)
(m/s) (%)
1 09.19 34,1 28,91 0,3 U ke S 56,9
2 09.29 33,1 28,91 0,9 U ke S 55,6
3 09.39 33,5 28,91 0,7 U ke S 48,8
4 09.49 33,3 28,91 0,5 U ke S 53,8
5 09.59 33,6 28,91 0,4 U ke S 53,7
6 10.09 33,4 28,91 0,5 U ke S 54,7
7 10.19 33,4 28,91 0,7 U ke S 59,2
Rata- 33,49  28,91 0,57 U ke S 54,67
rata
Sumber: Data Hasil Pengukuran Praktikum Kualitas Udara 2020

Ket: U= Utara S = Selatan

Tabel 4.2 Nilai Absorban Sampel


No. Gas Absorban
1 NO2 0,042
2 SO2 0,044
3 O3 0,011
4 CO 0,275
Sumber: Data Hasil Pengukuran Praktikum Kualitas Udara 2020

4.2 Perhitungan

4.2.1 Data Tekanan dan Suhu Rata-rata

Untuk NO2, SO2, CO dan O3


Tekanan rata-rata = 28,91 inHg
1 inHg = 25,4 mmHg, maka:
29,71 inHg = 734,314 mmHg
Suhu Rata-rata = 33,49°C = 306,49 K

4.2.2 Data Berat Molekul Gas

1. CO = 28 gram/mol
LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
2. SO2 = 64 gram/mol
3. NO2 = 46 gram/mol
4. O3 = 48 gram/mol

4.2.3 Konsentrasi CO, SO2, NO2, O3

a. NO2

Kurva Kalibrasi NO2


Tabel 4.3 Larutan Standar
Konsentrasi (X) Absorban (Y)
0,0 0,000
0,4 0,055
0,8 0,108
1,2 0,160
1,6 0,210
2,0 0,270
Sumber: Modul Praktikum LKU 2020

Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi NO2

Konsentrasi NO2 (µg/Nm3)


 Y  0,0022 
 0, 2495   Vol.Lar Akhir (L)  Suhu (K
NO 2   
 L 
Laju Aliran    Waktu Sampling  6
 Menit 

 0,042  0,0022 
   10 2 L  306,49K  706 mmHg  46 gr/mol106
0,2495
NO 2   
1 L/mnt  60 mnt  734,314 mmHg  298K  24,45 L/mol

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
= 49,46 µg/Nm3

Konsentrasi 24 jam
p 0 ,18
t   1 
C1  C 2  2   49,46 µg/Nm 3   
 t1   24 

= 27,91 µg/Nm3

a. SO2
Kurva Kalibrasi SO2

Tabel 4.4 Larutan Standar


Konsentrasi (X) Absorban (Y)
0,0 0,000
0,1 0,028
0,5 0,125
0,8 0,208
1,0 0,250
2,0 0,500
Sumber: Modul Praktikum LKU 2020

Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi SO2

Konsentrasi SO2 (µg/Nm3)

Y  0,00047 
 0,1333   Vol.Larutan Akhir (L)  Suh
SO   
2
 L 
Laju Aliran    Waktu Sampling  6
 Menit 

 0,044  0,00047 
   10  2 L  306,49 K  760 mmHg  64 gr/mol  10 6
0,1333
SO 2   
1 L/menit  60 menit  734,314 mmHg  298K  24,45 L/mol

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
= 151,65 µg/Nm3

Konsentrasi 24 jam
p 0 ,18
t   1 
C1  C 2  2   151,64 µg/Nm 3   
 t1   24 

= 85,59 μg/N.m3

b. CO
Kurva Kalibrasi CO

Tabel 4.5 Larutan Standar


Konsentrasi (X) Absorban (Y)
0 0,000
0,2 0,018
0,5 0,040
0,8 0,065
1,0 0,082
2,0 0,160
Sumber: Modul Praktikum LKU 2020

Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi CO

Konsentrasi CO (μg/N.m3)

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
 Y  0,00 99 
 0,07 97   Vol.Larut an Akhi r (L)  Suhu
CO   
 L 
Laj u Al iran    Wak tu Sampli ng  6
 Menit 

 0,275  0,0099  2
 10  306,49 K  760 mmHg  28 gr/mol 10
6
 0,0797
CO   
1 L/menit  60 menit  734,314 mmHg  298 K  24,45 L/mol

= 726,26 μg/N.m3

Konsentrasi 24 jam
0 ,18
t   1 
C1  C 2  2   726,26 µg/Nm 3   
 t1   24 

= 409,88 μg/N.m3

c. O3
Kurva Kalibrasi O3
Tabel 4.6 Larutan Standar
Konsentrasi (X) Absorban (Y)
0 0,000
0,01 0,015
0,02 0,028
0,1 0,105
0,2 0,196
0,5 0,505
Sumber: Modul Praktikum LKU 2020

Gambar 4.4 Kurva Kalibrasi O3

Konsentrasi O3 (μg/N.m3)

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
 Y  0,0033
 0,998 8   Vol.Laru tan Akhir (L)  Suhu
O3   
 L 
Laj u Aliran    Waktu Sampling  60
 Menit 

 0,011  0,0033  2
 10  306,49 K  760 mmHg  48 gr/mol 10
6
 0,9988
O3   
1 L/menit  60 menit  734,314 mmHg  298 K  24,45 L/mol

= 4,99 μg/N.m3

Konsentrasi 24 jam
p 0 ,18
t   1 
C1  C 2  2   4,98 µg/Nm 3   
 t1   24 

= 2,82 μg/N.m3

Tabel 4.7 Perbandingan Data Hasil Praktikum dengan Baku Mutu PP No. 41 Tahun
1999
Hasil PP No. 41 Tahun PP No. 41 Tahun
Hasil Praktikum
Gas Praktikum 1999 1999
(24 jam)
(1 jam) (1 jam) (24 jam)
CO 726,26 μg/N.m3 30.000 μg/N.m3 409,88 μg/N.m3 10.000 μg/N.m3
SO2 151,65 µg/Nm3 900 μg/N.m3 85,59 μg/N.m3 365 μg/N.m3
NO 27,91 µg/Nm3 150 μg/N.m3
49,46 µg/Nm3 400 μg/N.m3
2

O3 4,99 μg/N.m3 235 μg/N.m3 2,82 μg/N.m3 -


Sumber: Data Hasil Praktikum Laboratorium Kualitas Udara, 2020
PP No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS

4.3 Pembahasan

Praktikum pengukuran gas impinger ini dilakukan di Balai Kota Padang.


Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 11 Mei 2020 pada pukul 09.19 WIB,
selama 1 jam. Lokasi sampling berada pada titik koordinat 0º54’45,8” Lintang
Selatan dan 100º27’48” Bujur Timur dengan elevasi 251 m di atas permukaan
laut. Suhu rata-rata sampling yaitu 33,49 °C, tekanan udara rata-rata sekitar 28,91
InHg, kelembaban udara sebesar 54,67% dan untuk arah angin dominan yaitu dari
Utara ke Selatan dengan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,57 m/s. Kondisi
meteorologi ketika pengambilan sampel udara ini adalah cerah.

Praktikum pengukuran gas ini menggunakan sampel yang diambil di Balai Kota
Padang. Parameter gas pencemar yang diukur adalah NO2, SO2, CO dan O3. Hasil
pengukuran dan baku mutu keempat gas pencemar tersebut disajikan dalam tabel
berikut:

Hasil Praktikum PP No. 41 Tahun 1999


Gas
(1 jam) (1 jam)
726,26
CO 30.000 μg/N.m3

SO2 151,65 µg/Nm3 900 μg/N.m3


NO2 49,46 µg/Nm3 400 μg/N.m3
O3 4,99 235 μg/N.m3
Sumber: Data Hasil Praktikum Laboratorium Kualitas Udara, 2020
PP No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari praktikum jika dibandingkan dengan baku
mutu dapat disimpulkan bahwa konsentrasi NO 2, SO2, CO, dan O3 berada di
bawah standar baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 41 Tahun 1999. Hal tersebut berarti, udara yang berda di daerah pengambilan
sampel adalah udara yang bersih dan sehat untuk dikonsumsi atau di hirup oleh

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
manusia, sehingga tidak akan memberikan dampak yang negatif pada makhluk
hidup.

Hasil yang berada di bawah baku mutu ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Faktor tersebut diantaranya adalah pada saat melakukan sampling angin bertiup
dengan cukup kencang, sehingga gas-gas pencemar tersebut dapat dengan mudah
berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Perpindahan posisi zat pencemar tersebut
dapat dikatakan menurunkan konsentrasi parameter pencemar pada udara ambien,
dengan begitu terjdi pengenceran konsentrasi gas atau parameter pencemar di
udara ambien dengan bantuan angin.

Pengendalian pencemaran udara perlu mempertimbangkan keserasian antara


faktor sumber emisi, dampak,kondisi sosial, ekonomi, dan politik serta melakukan
pengukuran lapangan sesuai dengan kondisi. Langkah pertama, dalam
pengelolaan pencemaran udara adalah dengan melakukan pengkajian/identifikasi
mengenal macam sumber, model dan pola penyebaran serta dampaknya. Sumber
pencemaran udara yang sering dikenal dengan sumber emisi adalah tempat
dimana pencemaran udara mulai dipancarkan keudara. Untuk melakukan
pengukuran lapangan dalam rangka pemantauan pencemaran udara diperlukan
pemilihan metoda secara tepat sesuai dengan kemampuan jaringan pengamatan,
penempatan peralatan yang diperlukan untuk mengambil sampel dan kebutuhan
peralatan beserta ahlinya untuk keperluan analisis.

Sebagai seorang calon sarjana Teknik Lingkungan, hal yang dapat dilakukan
untuk mengurangi dan mencegah dampak akibat pencemaran udara adalah dengan
tidak melakukan pembakaran terbuka, merawat kendaraan secara rutin, memakai
knalpot yang telah terstandar nasional (SNI) dan mensosialisasikan kepada
masyarakat akan pentingnya menjaga udara agar terhindar dari pencemaran.
Selain itu juga ikut serta atau aktif dalam upaya pelestarian lingkungan hidup
dengan menjaga kualitas udara ambien sebagaimana mestinya. Sarjana Teknik
Lingkungan juga diharapkan mampu menciptakan teknologi yang inovatif untuk
menjaga agar kualitas udara tidak menjadi semakin buruk dari tahun ke tahun.
Pengembangan cara konvensional dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan untuk
membantu menjaga kualitas udara juga dapat dilakukan, baik di dalam ruangan

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
maupun di luar ruangan, seperti penanaman tanman lidah mertua maupun sirih
gading yang bersifat menyerap racun yang bersifat toksik dari udara yang
tercemar.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa:


1. Untuk waktu pengukuran selama 1 jam, konsentrasi dari masing-masing
gas yang diukur adalah:
Hasil Praktikum PP No. 41 Tahun 1999
Gas
(1 jam) (1 jam)
726,26
CO 30.000 μg/N.m3

SO2 151,65 µg/Nm3 900 μg/N.m3


NO2 49,46 µg/Nm3 400 μg/N.m3
O3 4,99 235 μg/N.m3
Sumber: Data Hasil Praktikum Laboratorium Kualitas Udara, 2020
PP No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 hasil yang didapatkan


bahwa konsentrasi gas NO2, SO2, CO, dan O2 adalah berada di bawah baku
mutu udara ambien;
2. lokasi pengambilan sampel telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
pemerintah berdasarkan pada SNI 19-7119.6-2005.
3. sarjana Teknik Lingkungan dapat mensosialisasikan kepada masyarakat akan
pentingnya menjaga udara agar terhindar dari pencemaran, tidak melakukan
pembakaran terbuka, merawat kendaraan secara rutin, dan memakai knalpot
yang telah terstandar nasional (SNI).

5.2 Saran

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
Saran yang dapat praktikan berikan setelah melakukan praktikum gas impinger ini
adalah:
1. Praktikan sebaiknya menggunakan masker pada saat melakukan praktikum
agar tidak terpapar partikulat berbahaya yang ada di udara;
2. masyarakat diharapkan mampu berperan aktif dalam upaya pencegahan
terjadinya pencemaran udara dengan menggunakan bahan bakar bernilai oktan
tinggi dan juga minimalisasi penggunaan kendaraan bermotor;
3. institusi terkait sebaiknya lebih megoptimalkan kebijakan institusi terkait
penggunaan kendaraan bermotor di area institusi tersebut, sehingga tidak
mendukung terjadinya pencemaran udara dan pemerintah sebaiknya turut aktif
dalam evaluasi standar nasional Indonesia terhadap knalpot kendaraan
bermotor dan juga bahan bakar fosil, agar tidak menyebabkan peningkatan
pencemaran udara;

4. sarjana Teknik Lingkungan sebaiknya melakukan pengukuran pencemaran


udara berdasarkan parameter tersebut agar dapat diketahui bagaimana cara
pengolahannya.

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS

BISMI LYRA RINANDA 1810942025


DAFTAR PUSTAKA

Arief, Muhammad Latar. -. Metode Sampling. Mata Kuliah Hygiene Industri


IKK354. Universitas Esa Unggul

Basri, Setiawan Iwan. 2010. Pencemaran Udara dalam Antisipasi Teknis


Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan. Palu: Universitas Tadulako

Peraturan Pemerintah No.41. 1999. Pengendalian Pencemaran Udara.

Puriwigati, Astiti. 2010. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat Pengukur Total
Suspended Particulate (TSP) dengan Metode Hidh Volume Air Sampling.
Bogor: Institut Pertanian Bogor

Sugiarti. 2009. Gas Pencemar Udara dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia.
Makassar: Jurnal Gas Pencemar Udara dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan
Manusia.

Anda mungkin juga menyukai