PENDAHULUAN
Tujuan praktikum pada modul pengukuran gas impinger adalah sebagai berikut:
1. Agar praktikan dapat mengoperasikan alat impinger sesuai dengan prosedur
praktikum;
2. mengukur kondisi meteorologi terkait dengan perhitungan konsentrasi
pencemar gas;
3. mengetahui konsentrasi gas NO2, SO2, CO dan O3 di udara ambien.
Metode praktikum pada modul pengukuran gas impinger yang digunakan adalah
absorbsi gas oleh absorban dengan metode spektrofotometri.
Prinsip pengukuran pada modul pengukuran gas impinger adalah sebagai berikut:
1. Udara dihisap oleh pompa vakum dengan laju aliran tertentu yang
menyebabkan tekanan udara di dalam tabung impinger lebih rendah dari
tekanan udara luar. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya
gelembung udara yang melewati absorban;
2. pada saat terjadinya gelembung udara, zat pencemar gas akan diserap oleh
absorban;
3. jenis zat pencemar yang diserap sesuai dengan absorban yang digunakan;
4. penyerapan zat pencemar menyebabkan perbedaan warna pada absorban;
5. perbedaan warna tersebut diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang
gelombang tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Teori
2.2.1 Umum
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi
bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang
konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk H2O dan karbon
dioksida (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari
cuaca dan suhu. Polusi udara merupakan unsur-unsur pokok bahan kimia yang
ditambahkan pada atmosfir melalui aktivitas manusia sehingga menghasilkan
konsentrasi bahan kimia yang tinggi di atas permukaan tanah (Puriwiganti,2010).
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia sehingga mutu
udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien
tidak dapat memenuhi fungsinya (PP No. 41 Tahun 1999).
Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen
oksida, methana, belerang dioksida, amonia, hidrokarbon dan gas rumah kaca
yang sekarang ini menjadi perhatian besar dunia. Apabila susunan udara
mengalami perubahan dari susunan keadaan normal dan kemudian mengganggu
kehidupan manusia, hewan dan binatang serta tumbuhan, maka berarti udara
telah tercemar. Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini , khususnya
LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
dalam industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor
yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita
hirup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran
(Sugiarti, 2009).
Pencemaran udara terjadi akibat dilepaskannya zat pencemar dari berbagai sumber
ke udara. Sumber pencemaran udara dapat bersifat alami ataupun dapat pula
antropogenik (aktifitas manusia). Sumber pencemaran udara terbagi atas lima,
yakni (Basri, 2010) :
a. Sumber bergerak : sumber emisi yang bergerak atau tetap pada suatu tempat
yang berasal dari kendaraan bermotor
b. Sumber bergerak spesifik : serupa dengan sumber bergerak namun berasal dari
kereta api, pesawat terbang, kapal, laut dan kendaraan berat lainnya.
c. Sumber tidak bergerak : sumber emisi yang tetap pada suatu tempat.
d. Sumber tidak bergerak spesifik : serupa dengan sumber tidak bergerak namun
berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah.
4. Ozon (O3)
a. Sifat: O3 berwarna biru pucat, dan merupakan gas yang sangat beracun dan
berbau sangit;
b. sumber: O3 terbentuk ketika percikan listrik melintas dalam oksigen.
Ditemukan dekat permukaan tanah;
c. dampak: O3 menyebabkan luka dan kerusakan sel yang mirip dengan yang
diderita para perokokkarena emisi oksida nitrogen dan hidrokarbon
semakin meningkat.
Teknik sampling kualitas udara ambien adalah sampling kualitas udara pada
media penerima polutan udara/emisi udara. Untuk sampling kualitas udara
ambien, teknik pengambilan sampel kualitas udara ambien saat ini terbagi dalam
dua kelompok besar yaitu pemantauan kualitas udara secara aktif (konvensional)
dan secara pasif. Dari sisi parameter yang akan diukur, pemantauan kualitas udara
terdiri dari pemantauan gas dan partikulat. Teknik pengumpulan gas yang umum
digunakan untuk menangkap gas pencemar di udara adalah dengan teknik
adsorpsi, desorbsi, pendinginan dan pengumpulan pada kantong udara (bag
sampler atau tube sampler) sebagai berikut (Arief, -) :
1. Teknik Adsorpsi
Teknik adsorpsi adalah teknik pengumpulan gas berdasarkan kemampuan gas
teradsorpsi pada permukaan padat adsorben (contoh karbon aktif atau
aluminium oksida)
2. Teknik Desorbsi
3. Teknik Evacuated
a. Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang berisi
larutan penangkap.
a. Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi.
Kecepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer
c. Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (desikan) untuk
melindungi pompa dari korosi.
d. Flow meter, yaitu alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metoda bubble
flow.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran gas impinger ini adalah:
1. Pompa vakum, digunakan untuk mengisap udara;
2. tabung impinger yang berisi absorban, digunakan sebagai media penyerap gas
pencemar;
3. tabung impinger yang berisi silica gel atau wool, digunakan untuk menyaring
uap air dan partikulat yang terbawa ole udara;
4. selang penghubung, digunakan untuk menghubungkan antara pompa vakum,
tabung impinger yang berisi absorban, tabung impinger yang berisi silica gel
atau wool, dan flowmeter;
5. spektrofotometer, digunakan untuk mengukur absorban sampel berdasarkan
panjang gelombang tertentu;
6. botol sampel, digunakan sebagai wadah menyimpan sampel;
7. pipet takar 10 ml, digunakan sebagai alat pengukur volume;
8. bola hisap, digunakan untuk menghisap larutan dengan menggunakan pipet
takar;
9. labu ukur 25 ml, digunakan sebagai wadah untuk pengenceran dan
pencampuran zat;
10. tripod, digunakan untuk meletakkan alat impinger;
11. kuvet spektro, digunakan sebagai wadah absorban untuk diukur dengan
spektrofotometer;
12. kotak impinger untuk meletakkan tabung impinger yang berisi absorban,
tabung impinger yang berisi silica gel atau wool;
13. flowmeter, digunakan untuk mengatur kecepata laju alir 1 L/mnt;
14. kompas, digunakan untuk menentukan arah angin;
15. anemometer, digunakan untuk mengukur kecepatan angina;
BISMI LYRA RINANDA 1810942025
LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
16. pocket Weather Man, digunakan untuk mengukur kelembaban, suhu dan
tekanan udara
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran gas impinger ini adalah:
1. Larutan penyerap NO2;
2. larutan penyrap SO2;
3. larutan penyerap CO;
4. larutan penyerap O3;
5. larutan iodin 0,05 N;
6. larutan asam sulfamat;
7. larutan formaldehid;
8. larutan pararosalinin;
9. indikator Amilum 0,2
1. Sebelum Praktikum
Cara kerja yang dilakukan sebelum praktikum pengukuran gas impinger adalah:
a. Larutan absorban NO2 diambil sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam dua
botol sampel yang masing-masing untuk sampel dan blanko. Kemudian
didinginan di dalam lemari es;
b. larutan absorban SO2 diambil sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam dua
botol sampel yang masing-masing untuk sampel dan blanko. Kemudian
didinginan di dalam lemari es;
c. larutan CO diambil sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam dua botol sampel
yang masing-masing untuk sampel dan blanko. Kemudian didinginan di
dalam lemari es.
Cara kerja yang dilakukan sebelum praktikum pengukuran gas impinger adalah:
a. Sumber arus listrik disiapkan, pastikan voltase alat sama dengan voltase
sumber arus listrik;
b. tripod dipasang setinggi 1-1,5 m sebagai tempat untuk meletakan kotak
impinger;
c. tabung impinger diisi dengan larutan penyerap sesuai dengan parameter gas
yang akan diukur sebanyak 10 ml;
d. pompa vakum dihidupkan dan atur laju aliran udara sebesar 1L/mnt;
e. sampling dilakukan selama 1 jam;
f. selesai batas waktu sampling yang direncanakan, panel pompa vakum diatur
ke posisi off;
g. masing-masing tabung impinger yang berisi absorban dipindahkan ke dalam
botol sampel dan diberi tanda sesuai peruntukannya serta disimpan dalam
termos yang telah diisi batu es;
h. sampel dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
3. Setelah Praktikum
Cara kerja yang dilakukan setelah praktikum pengukuran gas impinger adalah
pembacaan absorbansi sampel dengan menggunakan alat spektrofotometer sesuai
tahapan berikut:
a. Sampel NO2
Sampel yang berisi konsentrasi NO2 di udara ambien diserap dalam larutan
penyerapan yang mengandung asam sulfanilat dan N-(1-Naphtyl)-Ethylene
Diamin Dihidro Cloride (NEDA) membentuk senyawa merah muda.
Intensitas warna (absorbansi) yang terjadi diukur dengan alat
b. Sampel SO2
Penyerap + 1 ml asam sulfamat, kemudian dikocok. Biarkan selama ± 10
menit. Kemudian tambahkan 2 ml formaldehyde dan 5 ml pararosanilin.
Kocok sampai homogen, kemudian ukur dengan panjang gelombang 548 nm.
Perlakuan terhadap sample sama dengan blanko.
c. Sampel CO
Sampel dan blanko masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml.
Kemudian dipanaskan sampai berwarna kuning, didinginkan. Diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm.
d. Sampel O3
Penyerapan ± 5 ml amilum, biarkan ± 15 menit. Kemudian ukur dengan
panjang gelombang 395 nm. Dilakukan hal yang sama pada blanko.
3.4 Rumus
Konsentrasi CO (µg/Nm3)
Konsentrasi O3 (µg/Nm3)
BISMI LYRA RINANDA 1810942025
LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
4.1 Data
4.2 Perhitungan
1. CO = 28 gram/mol
LABORATORIUM KUALITAS UDARA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ANDALAS
2. SO2 = 64 gram/mol
3. NO2 = 46 gram/mol
4. O3 = 48 gram/mol
a. NO2
0,042 0,0022
10 2 L 306,49K 706 mmHg 46 gr/mol106
0,2495
NO 2
1 L/mnt 60 mnt 734,314 mmHg 298K 24,45 L/mol
Konsentrasi 24 jam
p 0 ,18
t 1
C1 C 2 2 49,46 µg/Nm 3
t1 24
= 27,91 µg/Nm3
a. SO2
Kurva Kalibrasi SO2
Y 0,00047
0,1333 Vol.Larutan Akhir (L) Suh
SO
2
L
Laju Aliran Waktu Sampling 6
Menit
0,044 0,00047
10 2 L 306,49 K 760 mmHg 64 gr/mol 10 6
0,1333
SO 2
1 L/menit 60 menit 734,314 mmHg 298K 24,45 L/mol
Konsentrasi 24 jam
p 0 ,18
t 1
C1 C 2 2 151,64 µg/Nm 3
t1 24
= 85,59 μg/N.m3
b. CO
Kurva Kalibrasi CO
Konsentrasi CO (μg/N.m3)
0,275 0,0099 2
10 306,49 K 760 mmHg 28 gr/mol 10
6
0,0797
CO
1 L/menit 60 menit 734,314 mmHg 298 K 24,45 L/mol
= 726,26 μg/N.m3
Konsentrasi 24 jam
0 ,18
t 1
C1 C 2 2 726,26 µg/Nm 3
t1 24
= 409,88 μg/N.m3
c. O3
Kurva Kalibrasi O3
Tabel 4.6 Larutan Standar
Konsentrasi (X) Absorban (Y)
0 0,000
0,01 0,015
0,02 0,028
0,1 0,105
0,2 0,196
0,5 0,505
Sumber: Modul Praktikum LKU 2020
Konsentrasi O3 (μg/N.m3)
0,011 0,0033 2
10 306,49 K 760 mmHg 48 gr/mol 10
6
0,9988
O3
1 L/menit 60 menit 734,314 mmHg 298 K 24,45 L/mol
= 4,99 μg/N.m3
Konsentrasi 24 jam
p 0 ,18
t 1
C1 C 2 2 4,98 µg/Nm 3
t1 24
= 2,82 μg/N.m3
Tabel 4.7 Perbandingan Data Hasil Praktikum dengan Baku Mutu PP No. 41 Tahun
1999
Hasil PP No. 41 Tahun PP No. 41 Tahun
Hasil Praktikum
Gas Praktikum 1999 1999
(24 jam)
(1 jam) (1 jam) (24 jam)
CO 726,26 μg/N.m3 30.000 μg/N.m3 409,88 μg/N.m3 10.000 μg/N.m3
SO2 151,65 µg/Nm3 900 μg/N.m3 85,59 μg/N.m3 365 μg/N.m3
NO 27,91 µg/Nm3 150 μg/N.m3
49,46 µg/Nm3 400 μg/N.m3
2
4.3 Pembahasan
Praktikum pengukuran gas ini menggunakan sampel yang diambil di Balai Kota
Padang. Parameter gas pencemar yang diukur adalah NO2, SO2, CO dan O3. Hasil
pengukuran dan baku mutu keempat gas pencemar tersebut disajikan dalam tabel
berikut:
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari praktikum jika dibandingkan dengan baku
mutu dapat disimpulkan bahwa konsentrasi NO 2, SO2, CO, dan O3 berada di
bawah standar baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 41 Tahun 1999. Hal tersebut berarti, udara yang berda di daerah pengambilan
sampel adalah udara yang bersih dan sehat untuk dikonsumsi atau di hirup oleh
Hasil yang berada di bawah baku mutu ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Faktor tersebut diantaranya adalah pada saat melakukan sampling angin bertiup
dengan cukup kencang, sehingga gas-gas pencemar tersebut dapat dengan mudah
berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Perpindahan posisi zat pencemar tersebut
dapat dikatakan menurunkan konsentrasi parameter pencemar pada udara ambien,
dengan begitu terjdi pengenceran konsentrasi gas atau parameter pencemar di
udara ambien dengan bantuan angin.
Sebagai seorang calon sarjana Teknik Lingkungan, hal yang dapat dilakukan
untuk mengurangi dan mencegah dampak akibat pencemaran udara adalah dengan
tidak melakukan pembakaran terbuka, merawat kendaraan secara rutin, memakai
knalpot yang telah terstandar nasional (SNI) dan mensosialisasikan kepada
masyarakat akan pentingnya menjaga udara agar terhindar dari pencemaran.
Selain itu juga ikut serta atau aktif dalam upaya pelestarian lingkungan hidup
dengan menjaga kualitas udara ambien sebagaimana mestinya. Sarjana Teknik
Lingkungan juga diharapkan mampu menciptakan teknologi yang inovatif untuk
menjaga agar kualitas udara tidak menjadi semakin buruk dari tahun ke tahun.
Pengembangan cara konvensional dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan untuk
membantu menjaga kualitas udara juga dapat dilakukan, baik di dalam ruangan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Puriwigati, Astiti. 2010. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat Pengukur Total
Suspended Particulate (TSP) dengan Metode Hidh Volume Air Sampling.
Bogor: Institut Pertanian Bogor
Sugiarti. 2009. Gas Pencemar Udara dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia.
Makassar: Jurnal Gas Pencemar Udara dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan
Manusia.