Anda di halaman 1dari 23

Makalah Percolation Test

Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan tugas mata kuliah


Limbah Cair-A

Kelas II B
Kelompok 2:

Farel Muharman (211210536)


Lioni Riska Pebriyenti (211210550)
Putri Nawrah Marismulni (211210564)
Rafiqarani (211210564)
Sanya Tri Aqilla (211210572)
Silfia Adriami (211210574)

Dosen Pembimbing:
Sari Arlinda, SKM, M.K.M

PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES
KEMENKES PADANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia


nikmatnya sehingga makalah yang berjudul “Percolation Test” ini dapat
diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan Limbah Cair.
Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Untuk itu saya ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh
karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi.
Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide/gagasan yang
menambah kekayaan intelektual bangsa.

Padang, 11 Februari 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Percolation Test ..........................................................................3
B. Tujuan Dilaksanakan Percolation Test... ......................................... 5
C. Manfaat Diketahui Data Percolation Test ................................................... 6
D. Aspek Aspek Yang Harus Diperhatikan Dalam Percolation Test........ 7
E. M e n e n t u k a n J e n i s T a n a h U n t u k D i l a k u k a n T e s t .................11
F. Prosedur Pelaksanaan Percolation Test ......................................................12
G. Menghitung Dimensi Dan Ukuran Saluran Sumur Resapan ......................16
H. Merancang Sumur Resapan........................................................................ 17

BAB III PENUTUP ..............................................................................................19


A. Kesimpulan ................................................................................................ 19
B. Saran........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi di Indonesia,
telah menyebabkan peningkatan kebutuhan terhadap permukiman. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi tata guna lahan. Semakin meningkat
pengalihan fungsi dari lahan terbuka menjadi lahan permukiman menyebabkan
berkurangnya daerah resapan air hujan. Perubahan tata guna lahan juga
mempengaruhi sistem hidrologi sehingga dapat menyebakan terjadinya banjir
pada musim hujan dan kekeringan di musim kemarau (Nurroh dkk., 2009).

Dalam mencari angka peresapan dan percobaan perkolasi (percolation test),


dalam bidang resapan atau rembesan, perlu diadakan pengukuran tingkatan tanah
untuk dapat mengetahui daya resap tanah terhadap air (Degree Of Permeability Of
The Soil) dengan mengadakan percobaan pengukuran percolation maka daya
resap tanah terhadap air dapat diketahui pada suatu daerah karena setiap jenis
tanah mempunyai daya serap yang berbeda. Cara melakukan percobaan
percolation test banyak digunakan untuk membuat septick tank agar dalam
pembuatan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Air kotor yang keluar dari tangki septik melalui pipa penyalur atau pipa
pelimpah masih mengandung bakteri dan kotoran yang dapat membahayakan
kesehatan untuk menghindari penyebaran penyakit dan pencemaran lingkungan
disekitar tangki septik tersebut masih suatu proses lebih lanjut.

Pemprosesan air atau “efliuen” yang keluar dari tangki septik tank dapat
dilakukan dengan pembuatan suatu bidang resapan atau sumur resapan, kita perlu
mengetahui daya resap tanah disekitar bangunan tersebut akan dibuat, agar
“efluen” yang masuk kedalam bidang resapan tidak mencemari tanah sekitarnya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud Percolation Test?


2. Apa Tujuan Dilaksanakan Percolation Test?

3. Apa Manfaat Diketahui Data Percolation Test?


4. Apa Aspek-aspek Yang Harus Diperhatikan Dalam Percolation Test ?
5. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Percolation Test?
C. Manfaat
1. Umtuk mengetahui pengertian Percolation Test
2. Untuk mengetahui Tujuan Dilaksanakan Percolation Test.
3. Untuk mengetahui Manfaat Diketahui Data Percolation Test.
4. Untuk mengetahui Aspek-aspek Yang Harus Diperhatikan Dalam
Percolation Test .
5. Untuk mengetahui Prosedur Pelaksanaan Percolation Test.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Percolation Test


Sebelum pembuatan bidang resapan atau sumur resapan, kita perlu
mengetahui daya resap tanah disekitar bangunan tersebut yang akan dibuat, agar
efluen yang masuk ke dalam bidang resapan tidak mencemari tanah sekitarnya.
Daya resap tersebut dapat diketahui melalui tes perembesan atau tes perkolasi.
Percolation Test dimaksudkan untuk mengetahui daya resap tanah
terhadap air. Halini perlu dilakukan sebelum saluran atau sumur peresapan dari
septik tank dibangun agar dapat diperkirakan dengan seksama luas peresapan
yang diperlukan.
Pengertian Uji Perkolasi (uji perkolasi) Uji perkolasi adalah suatu tes yang
dilakukan untuk mengetahui daya resap tanah terhadap udara yang melaluinya.
Hasil dari tesperkolasi adalah percolation rate yaitu dalam menit yang
diperlukan untuk meresapkan air ke dalam tanah sedalam 1 inci. Hasil dari
tingkat perkolasi (PR) dapat digunakan untuk menghitung luas bidang peresapan
yang diperlukan sesuai dengan kondisi tanahnya berdasarkan tabel Tingkat
perkolasi. Perkolasi adalah proses mengalirkan udara ke bawah secara
gravitasi dari suatu laisan tanah ke lapisan bawahnya, sehingga mencapai
permukaan air tanah pada lapisan jenuh udara.
Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari
suatu lapisan tanah ke lapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air
tanah pada lapisan jenuh air. Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan
besarnya luas medan peresapan yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari
tempat percobaan. Semakin besardaya resap tanah, maka semakin kecil luas
daerah peresapan yang diperlukan untuk sejumlah air tertentu. Mengingat setiap
daerah memiliki jenis tanah yang berbeda maka daya resap tanahnya juga akan
berbeda pula.

Proses berlangsungnya air masuk ke permukaan tanah kita kenal dengan


infiltrasi,sedang perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui profil tanah
karena tenaga gravitasi. Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan
pori-pori tanah danbatuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi

3
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan
tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Laju infiltrasi
dipengaruhi tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi
dalam air juga waktu. Daya Perkolasi adalah laju perkolasi yaitu laju
perkolasi maksimum yang dimungkinkan dengan besar yang dipengaruhi oleh
kondisi tanah dalam daerah tak jenuh. Perkolasi tidak mungkin terjadi sebelum
daerah tak jenuh mencapai daerah medan. Istilah daya perkolasi tidak mempunyai
arti penting pada kondisi alam karena adanya stagnasi dalam perkolasi sebagai
akibat adanya lapisan-lapisan semi kedap air yang menyebabkan tambahan
tampungan sementara di daerah tak jenuh.
Perkolasi, disebut juga peresapan air ke dalam tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain tekstur tanah dan permeabilitasnya. Untuk daerah
irigasi waduk Gondang termasuk tekstur berat, jadi perkolasinya berkisar 1 sampai
dengan 3 mm/hari. Dengan perhitungan ini nilai perkolasi diambil sesuai
eksisting sebesar 2 mm/hari.
Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-data mengenai
perkolasi akan diperoleh dari penelitian kemampuan tanah maka diperlukan
penyelidikan kelulusan tanah. Pada tanah lempung berat dengan
karakteristik pengolahan (puddling) yang baik, laju perkolasi dapat mencapai 1-3
mm/hari. Pada tanah-tanah yang lebih ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi.
Untuk menentukan Iaju perkolasi, perlu diperhitungkan tinggi muka air tanahnya.
Sedangkan rembesan terjadi akibat meresapnyaair melalui tanggul sawah.
Perkolasi juga dapat disimpulkan sebagai gerakan air kebawah dan zone
yang jenuh kedalam daerah jenuh (antara permukaan tanah sampai kepermukaan
air tanah). Perkolasi adalah proses mengalirkan udara ke bawah secara gravitasi
dari suatu lapisan tanah ke lapisan bawahnya, sehingga mencapai permukaan air
tanah pada lapisan jenuh air. Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan
besarnya luas medan peresapan yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari
tempat percobaan. Semakin besar daya resap tanah, maka semakin kecil luas
daerah peresapan yang diperlukan untuk nomor tertentu. mengingat setiap daerah
memiliki jenis tanah yang berbeda maka daya resap tanahnya juga akan berbeda
pula.

4
Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari
suatu lapisan tanah ke lapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air
tanah pada lapisan jenuh air. Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besar
luas medan peresapan yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat
percobaan. Semakin besar daya resap tanah, maka semakin kecil luas daerah
peresapan yang diperlukan untuksejumlah air tertentu. Mengingat setiap daerah
memiliki jenis tanah yang berbeda maka daya resap tanahnya juga akan berbeda.

B. Tujuan Dilaksanakan Percolation Test

Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya luas medan


peresapan yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan.
Semakin besar dayaresap tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yang
diperlukan untuk nomor tertentu. mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah
yang berbeda maka daya resap tanahnya juga akan berbeda pula. Proses
berlangsungnya udara masuk ke permukaan tanah kita kenal dengan infiltrasi,
sedang perkolasi adalah proses bergeraknya udara melalui profil tanah karena
tenaga gravitasi gravitasi. Air bergerak ke dalam tanahmelalui celah-celah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan
air tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Laju
infiltrasi dipengaruhi kadar dan struktur tanah, materi tersuspensi dalam jangka
waktu udara. Daya perkolasi adalah laju perkolasi yaitu laju perkolasi maksimum
yang dimungkinkan dengan besar yang dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam
daerah tak jenuh. Perkolasi tidak mungkin terjadi sebelum daerah jenuh
mencapai daerah medan. Mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah yang
berbeda maka daya resap tanahnya juga akan berbeda. Peresapan air ke dalam
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur tanah dan
permeabilitasnya.
Tes perkolasi dilakukan untuk mendapatkan nilai permeabilitas tanah.
Permeabilitas tanah merupakan kemampuan tanah untuk memungkinkan
terjadinya aliran rembesan dari udara melalui rongga dalam waktu tertentu yang
menyebabkan tanah bersifat jenuh. Tanah dengan permeabilitas tinggi

5
menunjukan laju infiltrasi yang tinggi. Dalam melakukan perancangan dimensi
sumur resapan dibutuhkan data koefisien permeabilitas tanah (k) untuk
mengetahui kondisi tanah di lokasi, yaitu besarnya laju infiltrasi udara ke dalam
tanah.
Hal ini berkaitan dengan kemungkinan air yang dapat diresapkan ke dalam
sumur resapan. Data yang digunakan dapat berupa data primer dengan pengujian
langsung di lapangan, seperti tes perkolasi, pengujian di laboratorium melalui
jenis tanah, atau berupa data sekunder dari data geologi kondisi tanah setempat.
Dari hasil percobaan perkolasi di lapangan dapat dihasilkan penurunan waktu
selama 2,5 menit. Tujuan Uji Daya Resap Tanah adalah untuk mengetahui
kemampuan absorbsi tanah ditempat tertentu dan sebagai bahan pertimbangan
desain dari system peresapan bawah permukaan tanah yang sesuai.Air perkolasi
yang sampai di bawah jangkauan akar tanaman akan memasuki zona peralihan.
Pada zona ini, air perkolasi bergerak kebawah akibat gaya gravitasi
(disebut juga air gravitasi), sebagianbergerak sampai ke permukaan air tanah,
dan sebagian lainnya ditahan melawan gaya gravitasi secara kapiler. Perkolasi
hanya akan terjadi apabila zona tidak jenuh telah mencapai kapasitas lapangnya
(Arsyad etal., 1975).

C. Manfaat Diketahui Data Percolation Test


Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatyu bejana
silinder yyang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirrkan dari
atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyyari akan melarutkan zat aktif
selsel yang dilalui sampaimencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan
oleh kekuatangaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangii dengan
gayakapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang erperan dalam
perkolasi antara lain, gaya beratnya, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan,
difusi, osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya gesekan.
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang
terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga
meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.
b. Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat

6
mengalir cairan penyari. karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka
kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat
meningkatkan perbedaan konsentrasi.
Salah satu manfaat dilaksanakannya Uji Perkolasi ini adalah untuk
menentukan panjang pipa resapan pada septick tank, agar air dapat terserap oleh
tanah disekitarnya dan tidak akan mempengaruhi muka air tanah. Selain itu
manfaat dari test percolation ini ialah dapat menentukan seberapa besar luas area
meresapnya air untuk jenis tanah tertentu
Tes perkolasi dilakukan untuk mendapatkan nilai permeabilitas tanah.
Permeabilitas tanah merupakan kemampuan tanah untuk memungkinkan
terjadinya aliran rembesan dari air melalui rongga pori dalam waktu tertentu yang
menyebabkan tanah bersifat jenuh. Tanah dengan permeabilitas tinggi
menunjukan laju infiltrasi (penyerapan) yang tinggi. Dalam melakukan
perancangan dimensi sumur resapan dibutuhkan data koefisien permeabilitas
tanah (k) untuk mengetahui kondisi tanah di lokasi, yaitu besarnya laju infiltrasi
air ke dalam tanah.Hal ini berkaitan dengan kemungkinan air yang dapat
diresapkan ke dalam sumur resapan.
D. Aspek-aspek Yang Harus Diperhatikan Dalam Percolation Test
Tanah yang cocok adalah kunci untuk menyediakan pengolahan
limbah yang memadai di tempat. Tanah yang terlalu kasar tidak akan
melakukan pekerjaan dengan
baik bergerak nutrisi dan bakteri. Lempung atau tanah lempung liat akan
melakukan pekerjaan yang sangat baik nutrisi dan bakteri penghapusan tetapi akan
memerlukan area perlakuan tanah yang relatif besar. Saturasi musiman tanah
akan menyebabkan limbah untuk cadangan jika parit dibangun terlalu dalam
1) Gunakan pengeboran tanah untuk menemukan area yang cocok.
Pengeboran tanah harus setidaknya 3 inci dan diameter minimal 3 meter
lebih dalam dari bagian bawah sistem pengolahan tanah yang diusulkan.
Membosankan bisa saja berhenti segera setelah ada bukti kejenuhan tanah
musiman atau batuan dasar. Jumlah lubang membosankan tanah dan menemukan
mereka di peta skala situs. Mengevaluasi tekstur tanah (pasir, lempung pasir,
lempung berpasir, lempung, lanau lempung, lempung liat, dll) untuk setiap kaki

7
mendalam atau setidaknya di mana perubahan tekstur tanah terjadi. Merekam data
ini pada lembar log dari lubang membosankan. Jika Anda menemukan tanah
musiman jenuh atau lapisan kedap (batu atau tanah liat) pada kedalaman 3 meter
atau lebih dekat ke permukaan tanah, daerah ini tidak cocok untuk unit
pengolahan bawah permukaan tanah. Sebuah gundukan pengolahan limbah,
bagaimanapun, bisa dipasang di lokasi tersebut jika faktor-faktor lain yang sesuai.
2) Membuat jumlah yang memadai lubang uji perkolasi.
Jika tekstur tanah seragam atas situs yang dipilih, gunakan setidaknya dua
dan sebaiknya tiga lubang uji perkolasi. Jika perubahan tekstur tanah dalam situs,
membuat setidaknya dua lubang uji perkolasi di setiap tekstur tanah. Ruang uji
lubang perkolasi seragam atas wilayah yang diusulkan untuk unit pengolahan
tanah.
3) Menggali lubang uji.
Lubang uji harus bulat dan setidaknya 6 inci, tapi tidak lebih besar dari 8
inci, dengan diameter. Menggali setiap lubang uji sedalam Anda berniat untuk
menggali parit perlakuan tanah. Bagian bawah lubang uji perkolasi harus
minimal 3 meter di atas permukaan tanah atau batuan dasar musiman jenuh.
Sebuah clam shell-jenis posthole penggali dapat digunakan. Jika Anda
menggunakan auger 6-inci, itu ide yang baik untuk mengebor lubang percontohan
dengan auger 3 inci. Mengamati dan mencatat tekstur tanah sebagai lubang uji
perkolasi sedang digali.
4) Siapkan lubang uji perkolasi.
The auger atau posthole penggali yang meleber tanah sepanjang dinding
samping dari lubang uji. Oleh karena itu, bagian bawah 12 inci dari dinding
samping dan bagian bawah lubang harus tergores atau diskarifikasi dengan tajam,
alat runcing seperti pisau. Paku didorong ke dalam 1 x 2 inci papan akan
melakukan pekerjaan dengan baik
scarifying lubang untuk memberikan terbuka, tanah alami di mana air
dapat meresap. Lepaskan semua bahan tanah yang gembur dari dasar lubang uji.
Tambahkan 2 inci dari seperempat sampai kerikil tiga perempat inci untuk
melindungi bagian bawah dari gerusan ketika air ditambahkan. Kerikil dapat
terkandung dalam kantong nilon mesh agar dapat dihapus setelah tes dilakukan

8
dan digunakan untuk tes perkolasi tambahan.
5) Bedakan antara kejenuhan tanah dan tanah pembengkakan.
Saturasi berarti bahwa rongga antara partikel tanah yang penuh air. Hal ini
dapat terjadi dalam waktu singkat. Pembengkakan ini disebabkan oleh intrusi air
menjadi partikel tanah individu. Ini adalah proses yang lambat, terutama di tanah
liat, dan mengapa waktu perendaman berkepanjangan diperlukan untuk beberapa
tanah. Hati-hati mengisi lubang uji perkolasi dengan air jernih dengan kedalaman
minimal 12 inci di atas bagian bawah tanah dari lubang uji. Gunakan selang
untuk mencegah air dari mencuci menuruni sisi lubang atau tambahkan air
langsung ke percometer. Sebuah lubang berdiameter 6 inci membutuhkan sekitar
1,5 galon per kaki kedalaman.
Tanah berpasir yang tidak mengandung tanah liat tidak membengkak. Uji
perkolasi dapat melanjutkan segera jika 12 inci air merembes pergi dalam 10
menit atau kurang. Perkolasi prosedur tes untuk berpasir tanah dijelaskan pada
langkah 6C.
Untuk berkepanjangan perendaman tanah, menjaga kedalaman 12-inci air
dalam lubang untuk setidaknya empat jam, dan sebaiknya bermalam. Tambahkan
air seperlunya. Anda dapat menggunakan siphon otomatis atau katup untuk
menjaga kedalaman air 12-inch. Sebuah katup yang terbuat dari karburator mesin
kecil.
6) Tingkat perkolasi Ukur
Kecuali untuk tanah berpasir, melakukan pengukuran tingkat perkolasi hari
setelah menyelesaikan langkah 5.
a. Jika ada lebih dari 6 inci air di lubang setelah periode pembengkakan
semalam, menyelamatkan air yang cukup sehingga 6 inci air tetap berada
di atas kerikil (8 inci jika diukur dari dasar lubang). Mengukur penurunan
tingkat air ke terdekat 1/16 inch kira-kira setiap 30 menit. Jika
memungkinkan, gunakan percometer untuk menentukan perubahan muka
air. Sebuah papan adonan juga dapat digunakan sebagai titik acuan
bersama-sama dengan pengukur kait untuk akurat menemukan
permukaan air.
b. Jika tidak ada air tetap di dalam lubang setelah periode

9
pembengkakan semalam, tambahkan 6 inci air jernih di atas kerikil.
Mengukur penurunan tingkat cairan ke terdekat 1/16 inch kira-kira setiap
30 menit. Setelah setiap pengukuran, isi ulang air hingga kedalaman 6
inci di atas kerikil. Lanjutkan tingkat penurunan pengukuran air sampai
tiga tingkat perkolasi berturut-turut bervariasi oleh tidak lebih dari 10
persen.
Metode Uji Daya Resap Tanah:
1. Jumlah dan lokasih uji: enam atau lebih lubang percobaan dengan jarak
yang sama sepanjang medan peresapan yang direncanakan,
2. Jenis lubang percobaan: diameter lubang 10-30 cm dengan
kedalamannya sepanjang dalamnya parit peresapan yang
direncanakan, Cara pembuatan: gali lubang dengan alat yang tajam
untuk mendapatkan gambaran tanah yang asli sebagai tempat
peresapan, angkat semua kotoran tanahyanglepas masukan pasir yang
kasar/kerikil halus setinggi 5 cm yang berfungsi melindungi dasar
lubang dari endapan tanah,
3. Proses penjenuhan dan pemekaran tanah adalah upayah agar
kondisitanah yang ada dapat menyamari kondisi pada saat musim
penghujan,
a) Penjenuhan (Saturation): pengisian air pada celah diantara butir-
butir Tanah sampai penuh. Proses biasanya berjalan lambat, terutama
pada tanah liat.
b) Pemekaran (Swelling): masuknya (intrusion) air pada setiap butir
tanah.
Proses biasanya berjalan lambat terutama pada tanahliat. Caranya:

1. Mengisi lubang dengan air jernih sampai ketinggian 30cm diatas


kerikil secara terus-menerus selama 1 malam atau setidaknya selama
4 jam, sehingga diharapkan hasilnya tidak berbeda antara musim
hujan dengan musim kemarau.
2. Jika setelah 1 malam masih tersisah air maka tambahkan ketinggian
air menjadi15 cm diatas kerikil, begitu juga halnya jika airnya habis,

10
3 Pada posisi yang tetap sebagai pedoman, ukuran turunnya air dalam
jangka waktu 30 menit selama 4 jam, dengan dilakukan pengisian air
kembali jika perluh 15 cm diatas kerikil,
4. Penurunan yang terjadi selama 30 menit yang terakhir digunakan
untuk menghitung waktu perkolasi.Misalnya dalam 30 menit terakhir
turun 10 cm, maka waktu perkolasi adalah :(30/10) x 2,5 = 7,5
menit/inci. Waktu perkolasi adalah waktu dalam satuan menit yang
diperlukan oleh air untuk turun sedalam
1 inchi.
5. Pengukuran kecepatan: pengukuran dilakukan pada hari berikutnya
setelah mengalami penjenuhan dan pemekaran kecuali pada tanah
berpasir maka setelah 4 jam pemekaran dapat langsung dilakukan
pengukuran.

E. Manentukan Jenis Tanah Untuk Dilakukan Percolation Test


Berikut ini diterangkan cara – cara percobaan perkolasi:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan lubang. Banyaknya dan lokasi percobaan 6 atau lebih
percobaan – percobaan harus dilakukan dengan bentuk lubang yang
sama ( uniform ) dalam beberapa tempat sepanjang jalur tanah yang
akan di pakai sebagai bidang peresapan.
3. Tipe lubang percobaan dapat berupa persegi atau lingkaran
dengan ukuran horizontal/diameter 20 – 30 cm dengan kedalaman 50
cm (kedalaman jalur bidang peresapan yang diusulkan akan dibangun).
4. Setelah lubang terbentuk, sisi –sisi dan dasar lubang di garuk – garuk
dengan alat seperti sisir secara berhati – hati, dengan maksud agar
supaya lapisan tanah pada tepian dinding sisi – sisi dan dasarnya
lubang yang telah tergantung dari keadaan semula akibat pengoboran
yang mungkun pori – porinya tersumbat, dapat kembalikan lagi
sebagai mana seperti keadaan semula.
5. Lakukan penggemburan tanah yaitu lubang harus disiram air dan di
biarkan jenuh selama 12 jam (min 4 jam) dengan tujuan agar tanah
menjadi jenuh dan daya resap tanah bisa dapat diketahui secara

11
maksimal.
6. Tahap Pengukuran.
a. Lakukan pengukuran penurunan air pada patok dalam
lubang dengan interval waktu 10 menit sekali dilakukan 10
kali, lalu tulis pada table yang telah disediakan. Setiap 10
menit lubang harus diisi kembali dengan air hingga mencapai
batas patok yang sudah ditandai.
b. Jika pada saat pengukuran terjadi penurunan air yang sama
sebanyak 3 kali berarti PERESAPAN AIR PADA LUBANG
SUDAH JENUH.
7. Lakukan Perhitungan ANGKA PERCOLATION RATE

F. Prosedur Pelaksanaan Percolation Test


1. Cara Jalankan Perkolasi
Tanah yang cocok adalah kunci untuk menyediakan pengolahan limbah
yang memadai di tempat. Tanah yang terlalu kasar tidak akan
melakukan pekerjaan dengan baik bergerak nutrisi dan bakteri. Lempung
atau tanah lempung liat akan melakukan pekerjaan yang sangat baik nutrisi
dan bakteri penghapusan tetapi akan memerlukan area perlakuan tanah yang
relatif besar. Saturasi musiman tanah akan menyebabkan limbah untuk
cadangan jika parit dibangun terlalu dalam.
a. Gunakan pengeboran tanah untuk menemukan area yang cocok.
Pengeboran tanah harus setidaknya 3 inci dan diameter minimal 3 meter
lebih dalam dari bagian bawah sistem pengolahan tanah yang diusulkan.
Mengevaluasi tekstur tanah (pasir, lempung pasir, lempung berpasir,
lempung, lanau lempung, lempung liat, dll) untuk setiap kaki mendalam
atau setidaknya di mana perubahan tekstur tanah terjadi.
b. Membuat jumlah yang memadai lubang uji perkolasi.
Jika tekstur tanah seragam atas situs yang dipilih, gunakan setidaknya
dua dan sebaiknya tiga lubang uji perkolasi. Jika perubahan tekstur tanah
dalam situs, membuat setidaknya dua lubang uji perkolasi di setiap tekstur

12
tanah. Ruang uji lubang perkolasi seragam atas wilayah yang diusulkan
untuk unit pengolahan tanah.
c. Menggali lubang uji.
Lubang uji harus bulat dan setidaknya 6 inci, tapi tidak lebih besar dari
8 inci, dengan diameter. Menggali setiap lubang uji sedalam Anda berniat
untuk menggali parit perlakuan tanah. Bagian bawah lubang uji perkolasi
harus minimal 3 meter di ataspermukaan tanah atau batuan dasar musiman
jenuh. Sebuah clam shell-jenis posthole penggali dapat digunakan. Jika
Anda menggunakan auger 6-inci, itu ide yang baik untuk mengebor lubang
percontohan dengan auger 3 inci. Mengamati dan mencatat tekstur
tanah sebagai lubang uji perkolasi sedang digali.
d. Siapkan lubang uji perkolasi.
The auger atau posthole penggali yang meleber tanah sepanjang dinding
samping dari lubang uji. Oleh karena itu, bagian bawah 12 inci dari dinding
samping dan bagian bawah lubang harus tergores atau diskarifikasi dengan
tajam, alat runcing seperti pisau. Paku didorong ke dalam 1 x 2 inci papan
akan melakukan pekerjaan dengan baikscarifying lubang untuk memberikan
terbuka, tanah alami di mana air dapat meresap. Lepaskan semua bahan tanah
yang gembur dari dasar lubang uji. Tambahkan 2 inci dari seperempat sampai
kerikil tiga perempat inci untuk melindungi bagian bawah dari gerusan ketika
air ditambahkan. Kerikil dapat terkandung dalam kantong nilon meshagar
dapat dihapus setelah tes dilakukan dan digunakan untuk tes perkolasi
tambahan.
e. Bedakan antara kejenuhan tanah dan tanah pembengkakan.
Saturasi berarti bahwa rongga antara partikel tanah yang penuh air. Hal
ini dapat terjadi dalam waktu singkat. Pembengkakan ini disebabkan oleh
intrusi air menjadi partikel tanah individu. Ini adalah proses yang lambat,
terutama di tanah liat, dan waktu perendaman berkepanjangan
diperlukan untuk beberapa tanah.

f. Tingkat perkolasi Ukur.


Kecuali untuk tanah berpasir, melakukan pengukuran tingkat perkolasi

13
hari setelah menyelesaikan langkah 5. Jika ada lebih dari 6 inci air di lubang
setelah periode pembengkakan semalam, menyelamatkan air yang cukup
sehingga 6 inci air tetap berada di atas kerikil (8 inci jika diukur dari dasar
lubang). Mengukur penurunan tingkat air ke terdekat 1/16 inch kira-kira
setiap 30 menit. Jika memungkinkan, gunakan percometer untuk
menentukan perubahan muka air. Sebuah papan adonan juga dapat
digunakan sebagai titik acuan bersama-sama dengan pengukur kait untuk
akurat menemukan permukaan air.
2. Cara Kerja Percolation Test
a. Buatlah lubang dengan kedalaman > 40 cm, sebanyak 6 (enam)
buah menggunakan Auger diameter 10 -30 cm di lokasi yang akan
dibangun area peresapan atau area yang akan diuji.
b. Lakukan penggoresan pada dinding lubang menggunakan pisau
agar tanah yang lengket dapat dihilangkan, sehingga tercipta
kondisi alamiah
c. Isilah dasar lubang tersebut dengan kerikil halus atau pasir setebal
5 cm.
d. Secara hati-hati, lubang diisi air sedalam minimal 30 cm dari
dasar.
Pertahankan kedalaman air tersebut selama minimal 4 jam dengan
cara terus menerus menambahkan air kedalam lubang. Bila
memungkinkan lakukan selama 24 jam. Hal ini diperlukan
untuk penjenuhan tanah (terutama jenis lempung). Apabila baru
saja terjadi hujan lebat
>4 jam atau jenis tanah dominan berpasir, maka penjenuhan
tidak diperlukan.
e. Setelah penjenuhan selesai, masukan kembali air bersih sedalam
15 cm. f. Ukurlah penurunan air selama 30 menit. Lakukan selama
periode 4 jam.
Segera setelah pengukuran 30, lakukan pengisian air kembali
sehingga kedalamannya tetap 15 cm.
g. Gunakan data penurunan air (T) pada pengukuran 30 menit

14
terakhir sebagai dasar perhitungan angka peresapan.
h. Bila tanah berpasir, pengukuran penurunan air dilakukan dengan
interval 10 menit selama periode 1 jam. Pengukuran 10 menit
terakhir sebagai dasar penentuan angka peresapan.
i. Hitung angka peresapannya (AP). Angka peresapan adalah menit
yang diperlukan untuk penurunan air sedalam 2,5 cm ( 1 inch)
dalam lubang percobaan.
Rumus perhitungan angka
peresapan (AP) :
AP = (30 menit / T cm) x 2,5 cmBila digunakan
interval 10 menit AP = (10 menit / T cm) x 2,5 cm
Simpulkan kelayakan lokasi tersebut untuk area peresapan
dengan membandingkan tabel luas daerah peresapan dengan
angka peresapan. Bila angka peresapan >60 menit, maka lokasi
tersebut tidak layak untuk area persapan.
Metode Uji Daya Resap Tanah:
a. Jumlah dan lokasih uji: enam atau lebih lubang percobaan
dengan jarak yang sama sepanjang medan peresapan yang
direncanakan,
b. Jenis lubang percobaan: diameter lubang 10-30 cm dengan
kedalamannya sepanjang dalamnya parit peresapan yang
direncanakan,
c. Cara pembuatan: gali lubang dengan alat yang tajam untuk
mendapatkan gambaran tanah yang asli sebagai tempat
peresapan, angkat semua kotoran tanah yang lepas masukan
pasir yang kasar/kerikil halus setinggi 5cm yang berfungsi
melindungi dasar lubang dari endapan tanah,
d. Penjenuhan dan pemekaran tanah adalah upayah agar
kondisi tanah yang ada dapat menyamari kondisi pada saat
musim penghujan,
1) Penjenuhan (Saturation) : pengisian air pada celah
diantara butir- butir tanah sampai penuh. Proses biasanya

15
berjalan lambat, terutama pada tanah liat, dan
2) Pemekaran (Swelling): masuknya (intrusion) air pada
setiap butir tanah. Proses biasanya berjalan lambat
terutama pada tanah liat.
Caranya:
a) Mengisi lubang dengan air jernih sampai ketinggian 30cm
diatas kerikil secara terus- menerus selama 1 malam atau
setidaknya selama 4 jam, sehingga diharapkan hasilnya
tidak berbeda antara musim hujan dengan musim kemarau,
b) Jika setelah 1 malam masih tersisah air maka tambahkan
ketinggian air menjadi 15 cm diatas kerikil, begitu juga
halnya jika airnya habis,
c) Pada posisi yang tetap sebagai pedoman, ukuran turunnya
air dalam jangka waktu 30 menit selama 4 jam, dengan
dilakukan pengisian air kembali jika perluh 15 cm diatas
kerikil,
d) Penurunan yang terjadi selama 30 menit yang terakhir
digunakan untuk menghitung waktu perkolasi Misalnya
dalam 30 menit terakhir turun 10 cm, maka waktu
perkolasi adalah : (30/10) x 2,5 = 7,5 menit/inci.
Waktu perkolasi adalah waktu dalam satuan menit yang
diperlukan oleh air untuk turun sedalam 1 inchi.
e) Pengukuran kecepatan : pengukuran dilakukan pada hari
berikutnya setelah mengalami penjenuhan dan pemekaran
kecuali pada tanah berpasir maka setelah 4 jam pemekaran
dapat langsung dilakukan pengukuran. Pada tanah berpasir
biasanya 15cm air pertama meresap kurang dari 30 menit
sesudah jangka waktu pengukuran diambil setiap 10 menit
dan lamanya percobaan adalah 1 jam. Turunnya air 10 menit
terakhir dipergunakan untuk perhitungan waktu perkolasi.
G. Menghitung Dimensi dan Ukuran Saluran Sumur Resapan
Cara perhitungan sumur resapan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan

16
perhitungan dalam perencanaan drainase. Hanya saja, pada perencanaan sumur
resapan yang diperhitungkan adalah besarnya volume air yang meresap bukan
debit air yang dialirkan sebagaimana pada perencanaan drainase. konsep
dasarnya adalah volume sumur resapan harus dapat menampung besarnya
volume air yang akan diresapkan.
Rumus Perhitungan Sumur Resapan air Hujan antara lain :
Rumus Perhitungan Sumur Resapan air Hujan antara lain :
Volume andil banjir atau volume air yang akan diresapkan digunakan Rumus :
V ab = 0,855 C tadah A tadah. R
Keterangan;
V ab = adalah Volume andil banjir yang akan ditampung sumur resapan
(M3) C tadah adalah Koefesien limpasan dari bidang tadah (tanpa satuan)
A tadah = adalah Luas bidang tadah (m2), Sedangkan R adalah Tinggi hujan
harian rata-rata (L/m2 hari). Volume air hujan yang meresap digunakan rumus:
V rsp = te/24.A total.K.
keterangan;
V rsp adalah besarnya
Volume air hujan yang meresap (m2).
te adalah durasi hujan efektif (jam)= 0,9.R.0,92/60 (jam).
A total adalah Luas dinding sumur+ luas alas sumur (m2).
Namun perlu diperhatikan, jika dinding sumur direncanakan menggunakan
bahan atau material yang tidak dapat meresapkan air maka luasan dinding tersebut
tidak dapat turut diperhitungkan. A total adalah Luas bidang resapan. Sedangkan,
K adalah Koefesien permeabilitas tanah (m/hari). Untuk menenukan dimensi dari
sumur resapan dapat menggunakan persamaan sederhana dari kedua rumus diatas.
Yaitu;
V rsp = Vab

te/24.A total.K = Vab

A total = Vab / (te/24.K)

H. Merancang sumur resapan


Jenis-Jenis Sumur Resapan Jika dilihat dari segi pembuatnya, sumur resapan

17
terbagi atas 2 jenis, yaitu sumur individu dan sumur kolektif. Sumur individu
adalah sumur resapan yang dibuat sendiri untuk kebutuhan pribadi. Biaya
pembuatan serta pemeliharaan pun ditanggung pemilik sumur. Sementara itu,
sumur kolektif adalah sumur yang dibangun bersama dalam satu kawasan tertentu.
Sumur dapat dibuat tiap
10 rumah, satu blok, satu RT, atau batasan lain. Selain itu, sumur juga
dapat dibedakan berdasarkan bentuknya, yaitu:
1. Sumur yang menggunakan susunan batu bata atau batu kali pada
bagian dinding. Bagian dasar diisi batu belah dan ijuk.

2. Sumur tanpa pasangan batu pada dinding sumur. Dasar sumur


pun tidak diisi batu belah dan ijuk.
3. Sumur tanpa pasangan batu pada dinding sumur. Namun,
bagian dasar sumur diisi batu belah dan ijuk.
4. Sumur yang menggunakan beton sebagai dinding. Namun,
bagian dasar tidak diisi dengan batu belah dan ijuk.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Percolation Test atau Uji perkolasi adalah suatu tes yang dilakukan
untuk mengetahui daya resap tanah terhadap udara yang melaluinya. Hasil dari
tesperkolasi adalah percolation rate yaitu dalam menit yang diperlukan untuk
meresapkan air ke dalam tanah sedalam 1 inci. Hasil dari tingkat perkolasi (PR)
dapat digunakan untuk menghitung luas bidang peresapan yang diperlukan sesuai
dengan kondisi tanahnya berdasarkan tabel Tingkat perkolasi. Perkolasi adalah
proses mengalirkan udara ke bawah secara gravitasi dari suatu laisan tanah
ke lapisan bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan jenuh
udara.
Manfaat dari adanya Percolation Test atau Uji perkolasi antara lain
Meningkatkan ketersediaan air daerah dibawahnya, Mengurangi resiko kekeringan
di musim kemarau dan bahaya banjir di musim penghujan, khususnya untuk
daerah hilir, Menyeimbangkan neraca hidrogi agar rasio perbedaan antara musim
hujan dan kemarau tidak terlalu tajam, meningkatkan resapan air ke dalam tanah
(infiltrasi). Mengurangi sedimentasi dan fluktuasi debit air sungai.
Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya luas medan
peresapan yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan.
Semakin besar dayaresap tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yang
diperlukan untuk nomor tertentu.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapakan kepada para pembaca agar
dapat mengerti apa itu percolation test atau Uji perkolasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

(Yudha, http://yudhacivilizer.blogspot.com/2012/01/perkolasi.html, 2012)


Léger, J. M. Molina-Jordá, L. Weber & A. Mortensen. 2014. Percolation and Universal
Scaling in Composite Infiltration Processing. Acta Geophysica Sinica, 35(1):
25–36

20

Anda mungkin juga menyukai