Anda di halaman 1dari 30

PENUNTUN PRAKTIKUM

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

Oleh:

TIM PRAKTIKUM

LABORATORIUM KESEHATAN MASAYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S1)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan modul praktikum mata kuliah praktikum analisis kualitas
lingkungan dengan baik. Modul ini disusun dengan tujuan dapat membantu dan
menjadi panduan bagi mahasiswa dalam pelaksanaan praktikum.
Semoga dengan adanya modul praktikum tersebut mahasiswa dapat
melaksanakan praktikum di laboratorium Kesehatan Masyarakat UNSRI dengan
baik dan lancar sesuai dengan capaian pembelajaran yang diharapkan.

Indralaya, 20 Maret 2023

Tim Penyusun

Tim Penyusun
- Dessy Widiyaristi, S.Si.
- Alexander Jonathan
- Risya Alma Innani, S.KL
- Melita Fitriani
- Dita Farica
- Abid Rozin
- Kopa Musbah
- Hanifatun Hasanah
- Wulan Marga Rita

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM .......................................................................... iii
BAB I PRAKTIKUM SAMPLING AIR ........................................................... 1
BAB II PRAKTIKUM DHL, SALINITAS, DAN DERAJAT KEASAMAN
DALAM AIR ........................................................................................... 4
BAB III PRAKTIKUM KADAR Mn PADA AIR ............................................. 7
BAB IV PRAKTIKUM KEBISINGAN (Sound Level Meter) ......................... 10
BAB V PRAKTIKUM KELEMBABAN DAN SUHU RUANGAN ............. 14
BAB VI PRAKTIKUM DERAJAT KEASAMAN (pH) TANAH ................. 17
BAB VII PRAKTIKUM KADAR DEBU DIUDARA ..................................... 19
COVER LAPORAN AWAL .............................................................................. 22
COVER LAPORAN AKHIR ............................................................................. 23
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM .............................................................. 24
KETENTUAN PENULISAN ............................................................................. 25

ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM

Kehadiran

1. Praktikan wajib datang tepat waktu.


2. Jika berhalangan hadir karena sakit atau sebab lain, wajib memberitahu
kepada Asisten secepatnya dengan menyertakan surat keterangan
3. Setiap kelompok wajib 30% kehadiran (diwakilkan oleh 8 orang) dan
harus bergantian setiap praktikum.

Keamanan dan Kebersihan

1. Praktikan yang berambut panjang diwajibkan mengikat rambutnya.


2. Praktikan wajib menggunakan sepatu kets, jas lab, celana dasar, kemeja
berkerah, masker medis 3 ply, sarung tangan medis, face shield dan
membawa hand sanitizer masing-masing.
3. Praktikan harus menjaga kebersihan laboratorium dan ruang kelas.
4. Berhematlah menggunakan bahan seperti air (aquades) dan instrument
pendukung lainnya.
5. Sampah kertas dan benda keras harus dibuang kedalam tempat sampah
yang telah disediakan.

Peraturan Praktikum

1. Praktikan memeriksa alat dan bahan yang digunakan sebelum dan setelah
selesai praktikum.
2. Praktikan wajib mengumpulkan laporan awal sebelum mengikuti
praktikum.
3. Sebelum praktikum akan diadakan tes pendahuluan (responsi) secara
tertulis ataupun lisan oleh Asisten.
4. Praktikum dimulai saat asisten menerangkan mengenai alat yang akan
digunakan kemudian praktikan mengerjakan sesuai prosedur.
5. Setelah praktikum selesai akan dilaksanakan tes kembali.
6. Praktikan wajib membuat laporan akhir.
7. Dilarang menggunakan HP saat praktikum, HP dapat dipergunakan oleh
salah satu anggota kelompok saat dokumentasi hasil.

iii
BAB I
PRAKTIKUM SAMPLING AIR

1.1. Latar Belakang


Sampling adalah mengumpulkan sejumlah volume air beserta sedimen atau
materi yang terkandung didalamnya dan akan diteliti, dengan jumlah sekecil
mungkin, tapi masih representatif, masih mempunyai sifat-sifat yang sama dengan
yang sebenarnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik sampling air
adalah peralatan, bahan, wadah sampel, lokasi dan titik pengambilan sampel, cara
pengambilan sampel, pengujian parameter lapangan, serta pengawetan dan
tindakan pra uji (Josopandojo, 2020)
Titik sampling secara umum dapat diartikan sebagai kondisi area penelitian,
dalam hal ini membahas tentang air. Jadi titik sampling adalah lokasi atau tempat
yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Lokasi sampling dapat ditentukan atau
dilakukan di berbagai tempat/lokasi sesuai dengan tujuan penelitian (Purnomo
dkk, 2018).
Teknik sampling adalah sebuah metode atau cara yang dilakukan untuk
menentukan jumlah dan anggota sampel. Setiap anggota tentu saja wakil dari
populasi yang dipilih setelah dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakter.
Teknik sampling yang digunakan juga harus disesuaikan dengan tujuan dari
penelitian. Sampel secara umum dapat diartikan sebagai contoh, representan atau
wakil dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya atau satu bagian dari
keseluruhan yang dipilih dan representatif sifatnya. Aktivitas pengumpulan
sampel disebut sampling. Sedangkan sampel air dapat diartikan sebagai air yang
dijadikan sebagai bahan/wakil dari seluruh air yang akan diteliti. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam teknik sampling air adalah peralatan, bahan, wadah
sampel, lokasi dan titik pengambilan sampel, cara pengambilan sampel.
Banyaknya sampel air pada suatu penggal sungai ditentukan berdasarkan
pada debit aliran suatu sungai. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Effendi
(2003) dan metode yang disarankan pada SNI 6989.57:2008 tentang Metoda
Pengambilan Contoh Air Permukaan (Atika, 2020).

1
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
2

Vertical Water Sampler (VWS) merupakan alat untuk pengambilan sampel


air sungai, danau, sumur, laut, dan sebagainya. Vertical Water Sampler ialah botol
digunakan pada perairan agak korosif di perairan laut dan ddalam air dengan
jumlah besar padatan tersuspensi atau padatan padatan koloid adhesif. Botol lebih
besar sangat baik untuk mengumpulkan plankton kecil. Mulut lebar
mengumpulkan sampel air tanpa kontaminasi dari tingkat air lain. Saat turun,
mulut terbuka tidak membatasi aliran air alat ini cocok untuk mengumpulkan
plankton, sedimen mengambang digunakan dalam mendapatkan sampel dimana
logam dapat dihindari.
Horizontal Water Sampler (HWS) merupakan alat yang lebih di tunjukkan
untuk perairan dangkal atau dalam. Botol ini sering disebut dengan “horizontal”
kareena turun secara horizontal, sejajar dengan bagian bawah dan ditarik ke
samping kurang lebih 1 meter sebelum ditutup. Hal ini dilakukan guna
memastikan sampel air yang representative untuk kedalaman tertentu. Horizontal
Water Sampler (HWS) merupakan alat yang ideal dilakukan untuk pengambilan
sampel atau lapisan stratifikasi sempit, terutama pada kemiringan atau tepat di
atas sedimen dasar.

1.2. Alat Dan Bahan


A. Alat
1. Vertical Water Sampler

Gambar 1. 1. Vertical Water Sampler

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


3

2. Horizontal Water Sampler

Gambar 1. 2. Horizontal Water Sampler


B. Bahan
1. Sampel Air

1.3. Prosedur kerja


A. Cara kerja :
1. Siapkan water sampler
2. Pasang pengait di kiri dan kanan tabung pada alat HWS dengan hati
hati
3. Pasang pengait di atas dan bawah tabung pada alat VWS dengan hati
hati
4. Pegang pemberat alat HWS atau VWS hati hati
5. Tentukan titik lokasi pengambilan sampel
6. Tentukan diameter kedalaman air dengan menggunakan ukuran
panjang tali alat HWS atau VWS
7. Turunkan alat HWS atau VWS dengan hati hati pada lokasi dan
kedalaman yang di inginkan
8. Setelah alat tenggelam dan tabung terisi dengan air, lepaskan
9. Pemberat alat pastikan alat tertutup dengan rapat
10. Tarik dan angkat tali alat dengan hati- hati
11. Pindahkan air kedalam wadah sampel dengan cara membuka baut
yang ada di tengah tabung.

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


BAB II
PRAKTIKUM DHL, SALINITAS, DAN DERAJAT
KEASAMAN DALAM AIR

2.1. Latar Belakang


Kualitas air adalah karakteristik mutu yang diperlukan untuk pemanfaatan
tertentu dari berbagai sumber air. Kriteria mutu air merupakan suatu dasar baku
mengenai syarat kualitas air yang dapat dimanfaatkan. Baku mutu air adalah suatu
peraturan yang disiapkan oleh suatu negara atau suatu daerah yang bersangkutan.
Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air
tersebut. Salah satu pengujian yang dapat dilakukan adalah uji fisik (PH,
kekeruhan, TDS, konduktivitas, dan salinitas) (Mutiara and Har, 2019).
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
Garam yang dimaksud adalah berbagai ion yang terlarut dalam air termasuk
garam dapur (NaCl). Pada umumnya salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu:
natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), Klorida (Cl-),
sulfat (SO42-) dan bikarbonat (HCO3-). Salinitas dinyatakan dalam satuan gram/kg
atau promil (‰) (Apriani and Wesen, 2010). Salinitas didefinisikan sebagai berat
dalam gram dari semua zat padat yang terlarut dalam 1 kilo gram air laut jikalau
semua brom dan yodium digantikan dengan khlor dalam jumlah yang setara;
semua karbonat diubah menjadi oksidanya dan semua zat organik dioksidasikan.
Singkatnya, salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
Nilai salinitas dinyatakan dalam g/kg yang umumnya dituliskan dalam % atau ppt
yaitu singkatan dari part-per-thousand (Arief, 1984).
Seperti telah kita ketahui, air tawar mempunyai nilai salinitas yang rendah
umumnya kurang dari 3 ‰, sedangkan air laut mempunyai nilai salinitas di atas
33 ‰. Aliran air sungai ke laut akan menimbulkan proses percampuran antara air
sungai dan air laut. Dalam proses percampuran tersebut nilai salinitas akan
berkisar antara nilai salinitas air tawar dan salinitas air laut. Jika kita melakukan
sejumlah pengukuran salinitas di daerah percampuran massa air tersebut, maka
hanya dari data salinitas dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan dan sifat
dari proses percampuran tersebut (Arief, 1984). Air di kategorikan sebagai air

4
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
5

payau bila konsentrasi garamnya 0,05 sampai 3% atau menjadi saline bila
konsentrsinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5% disebut brine. Air payau adalah air
yang salinitasnya lebih rendah dari pada salinitas rata-rata air laut normal (<35
permil) dan lebih tinggi dari pada 0,5 permil yang terjadi karena pencampuran
antara air laut dengan air tawar baik secara alamiah maupun buatan (Apriani and
Wesen, 2010).

2.2. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Multiparameter

B. Bahan
1. Aquabides
2. Larutan Buffer
3. Sampel air bersih dan air kotor

2.3. Prosedur Kerja


A. Kalibrasi Alat
1. Aktifkan mode pengukuran conductivity
2. Siapkan larutan 1413 uS/cm, celupkan probe kedalam larutan
tersebut
3. Aduk perlahan dan tunggu pembacaan stabil
4. Setelah stabil, tekan dan tahan tombol “CAL” selama 3 detik
untuk masuk ke mode kalibrasi
5. Display akan menampilkan “CAL” dan angka 1413 uS/cm yang
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
6

berkedip. Setelah itu muncul “SA” dan “END” yang menandakan


kalibrasi sudah selesai
6. Bilas probe dengan air bersih

B. Cara Kerja
1. Siapkan sampel air yang akan diukur parameternya di gelas ukuran
150-200 ml.
2. Tentukan parameter pengukuran pada display alat multiparameter.
3. Lakukan pengukuran setiap parameter pada sampel selama 3 kali
dalam waktu 3 detik atau sampai angka hasil pengukuran stabil,
kemudian catat hasil pengukuran.
4. Untuk melanjutkan pengukuran parameter lain, tekan tombol mode.
5. Setelah melakukan pengukuran seluruh parameter pada alat
multiparameter, matikan alat dengan menekan tombol power satu
kali.

C. Cara Mengganti Baterai


1. Kendurkan/ putar bagian leher alat, pisahkan probe nya
2. Angkat penutup baterai untuk membuka tempat baterai
3. Masukkan baterai dengan sisi kutub yang benar
4. Tutup kembali dan pasang kembali probe

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


BAB III
PRAKTIKUM KADAR Mn PADA AIR

3.1. Latar Belakang


Mineral yang mengandung Mangan sering dijumpai dan garam-garam
mangan umum ditemukan dalam sumber air alami. Adanya mangan tidak
diinginkan dalam air untuk penggunaan domestik ataupun industri. Mangan tidak
bersifat toksik tetapi keberadaannya dapat mengendalikan kadar unsur toksik
lainnya di perairan seperti logam berat (Effendi, 2003). Pada penggunaan
domestik, adanya mangan menyebabkan pewarnaan cokla tatau hitam pada cucian
atau sambungan pipa walaupun pada kadar yang sangat rendah. Mangan
menyebabkan rasa kesat (astringen) pada sumber air, dan pada kolam renang
menyebabkan warna air berwarna coklat (Slamet, 2007).
Mangan merupakan unsur logam yang termasuk golongan VII, dengan
berat atom 54,93, titik lebur 12470C, dan titik didihnya 20320C (BPPT, 2004).
Air yang mengandung mangan (Mn) berlebih menimbulkan rasa, warna
(coklat/ungu/hitam), dan kekeruhan (Fauziah, 2010). Mangan terlarut dalam air
tanah dan air permukaan yang miskin oksigen, sehingga kadar mangan dalam air
dapat mencapai miligram/liter. Dalam jumlah tertentu dengan pemajanan oksigen,
mangan bisa membentuk oksida yang tidak larut dan menghasilkan endapan,
sehingga menimbulkan masalah berupa penampilan fisik air yang mengganggu.
Dalam air minum diperlukan sejumlah mineral sebagai trace element untuk proses
metabolisme tubuh, dengan perkiraan kebutuhan mangan untuk nutrisi harian
antara 30-50 ug/kg bobot badan.
Toksisitas mangan relatif sudah tampak pada konsentrasi rendah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan
Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per
Aqua, Dan Pemandian Umum, baku mutu mangan maksimum yaitu 0,5 mg/l. Air
yang berasal dari sumber tambang asam dapat mengandung mangan terlarut
dengan konsentrasi ±1 mg/l. Pada pH yang agak tinggi dan kondisi aerob
terbentuk mangan yang tidak larut seperti MnO2, Mn3O4 atau MnCO3 meskipun

7
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
8

oksidasi dari Mn2+ itu berjalan relatif lambat (Achmad, 2004).


3.2. Alat dan Bahan
A. Alat
a. Photometer Sanitarian Kit

Gambar 3.1. Photometer Sanitarian Kit


b. Tabung vial

B. BAHAN
a. Reagen Manganese No 1 tablet dan Manganese No 2 Tablet
b. Sampel air

3.3. Prosedur Kerja


A. Kalibrasi Alat
1. Hidupkan alat dan pilih salah satu patameter yang ingin diukur.
2. Siapkan tabung vial yang sudah di isi aquabides sebanyak 10ml
3. Masukkan tabung tersebut ke dalam alat, ditutup, kemuadian tekan
tombol OK
4. Tunggu beberapa detik dan alat sudah terkalibrasi.

B. Cara Kerja
1. Periksa pH sampel, pH sampel harus didalam jangkauan 2-7 \
2. Isikan sampel sebanyak 5 ml ke dalam tabung vial.
3. Tambahkan 4 tetes reagen Mn-1 ke dalam sampel.

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


9

4. Tambahkan 2 tetes reagen Mn-2. Tutup tabung vial dengan


menggunakan penutup tabung.
5. Homogenkan dan tunggu selama 2 menit.
6. Tambahkan 2 tetes Mn-3, tutup tabung kembali kemudian
homogenkan.
7. Tunggu selama 2 menit.
8. Nyalakan Photometer ZE-200, dan pilih [Phot 20] atau Mangan
kemudian tekan tombol [OK], Jika pada layar LCD Photometer
ZE-200 muncul dialog [Insert Blank].
9. Isikan aquabides ke dalam tabung vial untuk blanko sebanyak 10
ml dan tabung vial harus terbebas dari sidik jari, agar tidak
mempengaruhi hasil pengukuran.
10. Masukkan blanko kedalam alat dan tutup selanjutnya tekan tombol
ok pada alat, tutup kuvet dengan penutup photometer, kemudian
letakkan pada tube Photometer ZE-200 untuk melakukan blanking.
Ketika selesai maka display akan muncul perintah untuk
memasukan sampel.
11. Letakkan sampel yang tercampur dengan reagent tersebut
kedalamtube Photometer ZE- 200, tutup kuvet dengan penutup
photometer lalu tekan tombol [OK] untuk memulai pembacaanya.
12. Layar LCD photometer akan menampilakan hasilnya mg/l Mn.
Catat hasil untuk mendapatkan data pengukuran. dan bandingkan
dengan baku mutu lingkungan yang berlaku
13. Setelah selesai pengukuran maka matikan alat dan bersihkan
peralatan yang telah digunakan

C. Cara Mengganti Baterai


1. Lepaskan sekrup yang terdapat dibelakang alat
2. Angkat penutup baterai untuk membuka tempat baterai
3. Masukkan baterai dengan sisi kutub yang benar
4. Tutup kembali dan pasang kembali sekrup

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


BAB IV
PRAKTIKUM KEBISINGAN (Sound Level Meter)

4.1. Latar Belakang


Kebisingan merupakan salah satu faktor fisik yang dapat terjadi akibat
pengoperasian teknologi yang digunakan pada era modern ini. Intensitas
kebisingan yang diterima tentu saja bisa berdampak pada terganggunya kesehatan.
Misalnya dalam kebisingan mesin yang bisa mengakibatkan perubahaan
ketajaman pendengaran ataau gangguan pendengaran dan menganggu komunikasi
antar individu. Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan. Oleh karena itu
merupakan stress tambahan. Gangguan psikologi tersebut dapat berupa rasa
kurang nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, emosi, dan lain-lain. Hal tersebut
sangat membahayakan kesehatan manusia (Wijono, 2014).
Kebisingan dapat di temukan dimana saja, di jalan, di ruang kelas, di
pabrik dan sebagainya. Kebisingan sangatlah mengganggu aktivitas apabila telah
melebihi nilai ambang batas yang ditentukan. Sehingga perlunya mengetahui
intensitas kebisingan yang didapat, melakukan pemantauan kebisingan serta
melakukan upaya pengendalian kebisingan menggunakan hierarki pengendalian
resiko K3 untuk menanggulangi adanya bahaya kebisingan tersebut.
Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan yang diperkenankan menurut
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja adalah 85 dBA
dengan waktu maksimum 8 jam perhari. Dan apabila pemaparan bising secara
terus menerus di tempat kerja 85 dBA maka akan menimbulkan berbagai keluhan
kesehatan dan gangguan pendengaran.

10
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
11

4.2. Alat dan Bahan


1. Sound level meter

Gambar 4.1. Sound Level Meter

4.3. Prosedur Kerja


A. Kalibrasi Alat
1. Terdapat 2 jenis cara kalibrasi yaitu kalibrasi dengan eksternal dan
internal
2. Untuk Sound Level Meter digunakan dengan kalibrasi ekternal
3. Kalibrasi ekternal dilakukan oleh lembaga atau intansi yang
memiliki sertifikasi kalibrasi atau lembaga yang sudah
terstandarisasi
4. Kalibrasi ekternal dilakukan dengan pilihan pertahun atau
perjumlah penggunaan alat
B. Keterangan Instrumen Alat
1. Windscreen / pelindung sensor suara
Digunakan untuk melindungi sensor suara mikrofon dari debu dan
angin, dianjurkan menggunakan windscreen untuk mencegah
sensor cepat rusak
2. LCD Display
Layar tampilan yang menampilkan informasi nilai pengukuran dan
berbagai indikator
3. Tombol power ON/OFF
Tombol untuk menyalahkan dan mematikan alat
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
12

4. Tombol Backlight
Tombol untuk menyalakan atau mematikan lampu layar
5. Tombol mode A weighting / C weighting
Tombol untuk memilih antara mode tertimbang A / C
a. Tombol A : Digunakan untuk pengukuran suara pada
umumnya
b. Tombol B : Digunakan untuk pengukuran suara dengan
frekuensin rendah
6. Tombol mode Time Weighting
Tombol yang digunakan untuk mengaktifkan mode tertimbang
waktu respon (Fast / Slow)
a. F (Fast response) : Digunakan untuk pengukuran normal
(lingungan ambient standar)
b. S (Slow response) : Digunakan untuk pengukuran tingkat
rata-rata dari fluktasi suara
7. Tombol mode rentang ukur
Digunakan untuk memilih rentang ukur yang diinginkan
a. Rentang bawah /Lo = 30 – 100 dB
b. Rentang atas / Hi = 0 – 130 dB
Catatan: Jika dalam pengukuran muncul indikator “OVER”, coba
gunakan rentang ukur yang lain
8. Tombol max / hold
Tombol max berfungsi untuk menampilkan nilai maksimum dari
pengukuran yang sudah dibaca. Data ini akan terus di perbaharui
jika terdapat nilai maksimum yang baru / lebih tinggi dari nilai
sebelumnya. Tombol ini juga untuk mengaktifkan fitur HOLD,
caranya dengan menekan dan tahan tombol selama 2 detik.
9. Mikrofon
Sensor pengambil suara yang kemudian di olah instrumen
10. Tempat Baterai

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


13

C. CARA KERJA
1. Tekan tombol power
2. Pilih selektor pada posisi:
- Fast untuk jenis kebisingan kontinyu
- Slow untuk jenis kebisingan impilsive/terputus-putus
3. Pilih selector range intensitas kebisingan.
- High : 60 – 130 dB
- Low : 30 – 100 dB
4. Tentukan lokasi pengukuran
5. Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1 – 2
menit, atau sampai hasil menunjukan angka yang stabil
6. Tekan hold untuk mencatat hasil di monitor
7. Tekan tombol power kembali untuk mematikan alat

D. CARA MENGGANTI BATERAI


1. Lepaskan sekrup yang terdapat di belakang alat
2. Angkat penutup baterai untuk membuka tempat baterai
3. Masukkan baterai dengan sisi kutub yang benar
4. Tutup kembali dan pasang kembali sekrup

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


BAB V
PRAKTIKUM KELEMBABAN DAN SUHU RUANGAN

5.1. Latar Belakang


Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara
atau atmosfer. Kelembapan udara mempunyai istilah, yaitu kelembapan spesifik,
kelembapan mutlak, dan kelembapan nisbi atau kelembapan relatif. Pada
kelembaban relatif menunjukan perbandingan antara tekanan uap air yang ada
terhadap tekanan uap air maksimum yang mungkin dalam kondisi temperature
udara tententu, yang dinyatakan persen. Kelembaban relatif udara adalah
kandungan uap air di dalam udara yang dapat diukur dengan hygrometer dalam
satuan %. Sedangkan suhu udara yaitu jumlah panas yang terkandung di udara.
Suhu didefinisikan sebagai suatu energi yang didapat dari pergerakan molekul-
molekul dalam suatu benda. Suhu suatu benda merupakan suatu keadaan dimana
benda tersebut mempunyai kemampuan untuk memindahkan panas ke benda lain
atau menerima panas dari benda lain.
Hygrothermometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu
dan kelembaban dalam suatu ruangan. Alat ini mempunyai dua indikator
pengukuran yaitu thermometer dan hygrometer. Termometer alat yang digunakan
untuk mengukur suhu, sedangkan hygrometer alat yang digunakan untuk
menghitung persentase uap air yang berada di udara. Alat hygrothermometer
berfungsi mengukur suhu dan kelembaban baik di dalam ruangan atau di luar
ruangan (indoor/outdoor).
Definisi dari masing-masing alat yang pertama thermometer merupakan alat
yang dipakai untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah
termometer berasal dari bahasa Latin yaitu thermo yang berarti panas dan meter
yang berarti untuk mengukur. Didalam kehidupan kita satuan yang dipakai untuk
pengukuran termometer yang paling sering dijumpai adalah derajat Celcius (C).
Kemudian hygrometer merupakan alat yang dipakai untuk menghitung presentase
uap air (embun) yang berada di udara, atau lebih mudahnya alat untuk mengukur
tingkat kelembaban udara. Satuan yang dipakai dalam pengukuran untuk

14
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
15

hygrometer adalah persentase (%). Semakin besar angka persentase nya maka
kelembabannya semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
Kualitas udara di dalam ruangan yang tidak baik dapat berisiko terhadap
kesehatan. Secara akut, kelembaban dan suhu ruangan yang tidak sesuai dapat
menimbulkan iritasi pada mata, iritasi hidung, dan fatigue. Sedangkan secara
kronis, dapat menimbulkan sick building syndrome (SBS), kanker, serta penyakit
paru dan jantung. Oleh sebab itu, diperlukan batasan kualitas udara yang baik di
dalam ruangan untuk mencegah adanya risiko kesehatan.
Menurut PERMENKES 2010, suhu udara yang dianggap normal di
Indonesia adalah 18oC – 30oC, sedangkan untuk batasan normal kelembaban
adalah 40% - 60%. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban
adalah Hygrothermometer.

5.2. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Hygro-Thermometer

Gambar 5.1. Hygro-Thermometer


5.3. Prosedur Kerja
A. Cara Kerja
1. Mengukur Kelembaban Dan Suhu Ambien
a. Nyalakan instrument dengan menekan tombol ON/OFF
b. Tempatkan instrument diarea yang akan diukur
c. Tunggu beberapa saat hingga pembacaan menjadi stabil
d. Tekan tombol MODE untuk mengganti satuan pengukuran
kelembaban %RH, g/m3 , dang r/ft3

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


16

e. Tekan tombol oC/ oF untuk mengganti satuan pengukuran suhu


o
F, suhu oC, Dew point oC, Dew point oF, Wet bulb oC, Wet
bulb oF
2. Mengukur Kelembaban Absolut
a. Tekan dan tahan tombol MODE hingga “g/m3 ” atau “gr/ft3”
dan “abs” muncul di layar
b. Nilai kelembaban absolute ditampilkan
3. Mengukur Dew Point (Titik embun)
a. Tekan tombol oC/ oF hingga DP (oC/ oF) muncul dibagian
bawah layar
b. Nilai dew point ditampilkan
4. Mengukur Wet Bulb
a. Tekan tombol oC/ oF hingga DP (oC/ oF) muncul dibagian
bawah layar
b. Nilai wet bulb ditampilkan
5. Mengukur Suhu
a. Tekan tombol oC/ oF hingga oC/ oF muncul dibagian bawah
layar
b. Nilai suhu ditampilkan
6. Lain-Lain
a. Tekan tombol HOLD untuk menghentikan nilai pengukuran
(proses pencatatan) dan tekan tombol HOLD lagi untuk
mengaktifkan pengukuran
b. Tekan tombol MAX/MIN untuk melihat nilai pengukuran
tertinggi atau terendah

5.4. Cara Mengganti Baterai


1. Kendurkan/ putar bagian leher alat, pisahkan probe nya
2. Angkat penutup baterai untuk membuka tempat baterai
3. Masukkan baterai dengan sisi kutub yang benar
4. Tutup kembali

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


BAB VI
PRAKTIKUM DERAJAT KEASAMAN (pH) TANAH

6.1. Latar Belakang


Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah,
semakin masam tanah tersebut (Soewandita, 2008). Tanah yang subur adalah
tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang sangat dalam melebihi
150 cm); strukturnya gembur; pH 6,0-6,5; kandungan unsur haranya yang tersedia
bagi tanaman adalah cukup; dan tidak terdapat faktor pembatas dalam tanah untuk
pertumbuhan tanaman (Sutedjo, 2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah Sistem tanah yang
dirajai oleh ion-ion H+ akan bersuasana asam. Penyebab keasaman tanah adalah
ion H+ dan Al3+ yang berada dalam larutan tanah unsur-unsur yang terkandung
dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-,mineral tanah, air hujan dan bahan
induk. Bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan
mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen
renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah, selain
itu bahan organik dan tekstur.Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya
serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak
reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat
mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation
yang tinggi. Tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi
menimbulkan reaksi masam (Prabowo and Subantoro, 2018).

17
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
18

6.2. Alat Dan Bahan


A. Alat
a. Soil pH Meter

B. Bahan
a. Sampel Tanah

6.3. Prosedur Kerja


Cara Kerja
1. Aktifkan alat dengan menekan tombol Power dan sambungkan
probe kelubang konektor pada alat
2. Pastikan probe sudah terkalibrasi dan bersih dari kotoran
3. Siapkan sampel yang akan diukur
4. Tancapkan probe ke dalam sampel dan tunggu beberapa saat hingga
nilai pHstabil
5. Catat nilai pH yang ditampilkan
6. Cabut kembali probe dari sampel dan bersihkan dengan aquades.
7. Penyimpanan pengukuran : ketika nilai pengukuran sudah muncul,
user dapat menyimpannya ke dalam memori internal instrument.
Pilih menu Options => Data Acquisition => pilih Sample => pilih
Take Sample untuk merekam nilai pengukuran.
8. Melihat dan menghapus data pengukuran : Pilih menu Options =>
Data Acquisition => pilih Log => pilih Browse Log. Tekan nilai
pengukuran yang dilihat. Tekan Exit untuk keluar, atau tekan Delete
untuk menghapus filer tersebut.
9. Matikan alat dengan menekan tombol Power

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


BAB VII
PRAKTIKUM KADAR DEBU DIUDARA

7.1. Latar Belakang


Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel
yang melayang di udara (Suspended Particulate Matter/ SPM) dengan ukuran 1
mikron sampai dengan 500 mikron. Dalam kasus pencemaran udara baik di dalam
maupun di luar gedung (Indoor and Outdoor Pollution) debu sering dijadikan
salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk menunjukkan tingkat
bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam
keadaan melayang- layang di udara kemudian masuk kedalam tubuh manusia
melalui pernafasan. Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan juga dapat
mengganggu daya tembus pandang mata dan dapat menghasilkan berbagai reaksi
kimia sehingga komposisi debu di udara menjadi partikel yang sangat rumit
karena merupakan campuran dari berbagai bahan dengan ukuran dan bentuk yang
relative berbeda.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran Dan Industri standar kandungan debu maksimal didalam udara
ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam kadar debu total sebesar 0,15 mg/m3.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 tentang
pengendalian pencemaran udara, baku mutu udara ambien nasional selama 24 jam
untuk PM10 adalah sebesar 150 µg/m3 , untuk PM2.5 sebesar 65 µg/m3 , dan
untuk TSP sebesar 230 µg/m3.
Dalam environmental protection departemen (EPG, 2006) disebutkan
kadar debu total atau juga dikenal sebagai partikulat tersuspensi total (TSP)
mengacu pada semua partikel di atmosfer yang memiliki diameter kurang dari
100µm (micrometer). Di antara kadar debu total, termasuk partikel yan dapat
terhisap oleh sistem pernapasan. Partikel ini merupakan partikel atmosfer yang
memiliki ukuran sama dengan atau bahan kurang dari 10µm.

19
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
20

7.2. Alat dan Bahan


A. Alat
1. EPAM 5000

B. Bahan
1. –

7.3. Prosedur kerja


A. Kalibrasi alat
1. Dari menu utama, pilih special functions
2. Pilih System Options
3. Pilih Extended Options
4. Pilih Calibration
5. Pilih Manual-Zero
6. Pilih manual-Zero sekali lagi
7. Tunggu kira kira 99 detik
8. Setelah proses selesai, layar akan kembali ke menu pengukuran
B. Cara Kerja
a. Pengukuran Sampel
1. Tekan tombol Power ON
2. Dari menu utama, pilih Special Functions
3. Pilih System Options
4. Pilih Extended Options
5. Pilih Size Select

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


21

6. Tentukan ukuran 1.0 µm – E, 2.5 µm - E, PM 10, atau TSP


7. Masukan/pasang sampling inlet (impactor jet sesuai ukuran)
untuk pengukuran debu TSP tanpa menggunakan impactor jet.
8. Lakukan prosedur ‘Zero’ dari menu utama : Pilih Special
Functions => System Options => Extended Options =>
Calibration Options => Auto Zero/Manual Zero
9. Pengukuran siap dilakukan dengan : Tekan Enter => Run =>
Continue/Overwrite data => Run untuk pengukuran tanpa
alrm/alm-continue untuk pengukuran dengan alrm
10. Setelah selesai pengukuran, untuk menghentikan pengukuran
tekan tombol Enter
11. Pengukuran selesai

b. Memilih Sampling Rate


1. Dari menu utama pilih Special Functions
2. Pilih System Options
3. Pilih Sampling Rate

c. Melihat Data Sudah Disimpan


1. Pilih Review data
2. Pilih Statistics
3. Pilih lokasi data dengan menggunakan tombol ↑ ↓ untuk
mengubah digit, dan konfirmasi dengan menggunakan Enter

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


Cover Laporan Awal

LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM ....................................

Laporan ini dibuat sebagai syarat


Dalam Mata Kuliah Analisis Kualitas Lingkungan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

OLEH :
Nama :
NIM :
Kelompok :
Dosen :
Asisten :

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S1)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
23

Cover Laporan Akhir

LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM ....................................

Laporan ini dibuat sebagai syarat


Dalam Mata Kuliah Analisis Kualitas Lingkungan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

OLEH :
Nama :
NIM :
Kelompok :
Dosen :
Asisten :

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S1)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


24

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

COVER
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
I. LATAR BELAKANG
Menjelaskan secara singkat, padat, dan jelas mengenai permasalahan yang
berkaitan dengan topik praktikum (Dilarang plagiat).

II. TINJAUAN PUSTAKA


Tinjauan pustaka, yang terdiri dari definisi/pengertian, jenis/klasifikasi,
Nilai Ambang Batas dari berbagai standar yang berlaku/ada, dampak
kesehatan akibat bahaya tersebut, dan sebagainya (Dilarang plagiat).

III. METODE PRAKTIKUM


3. 1 Alat dan Bahan
3. 1. 1 Alat
3. 1. 2 Bahan
(Menyebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum)
3. 2 Prosedur Kerja
Menjelaskan prosedur penggunaan alat dalam bentuk flowchart.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4. 1 Hasil Praktikum
Merupakan hasil dari pelaksanaan praktikum dengan menyertai
gambar.
4. 2 Pembahasan
Menceritakan hasil ukur yang telah dilakukan dengan melakukan
perbandingan dengan peraturan yang berlaku (Pembahasan tidak
diperkenankan untuk melakukan copy paste).

V. PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil dari praktikum dan memberikan rekomendasi
penanggulangan.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan ketentuan penulisan yang benar (style Harvard).

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


25

KETENTUAN PENULISAN

Adapun beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam penulisan


laporan praktikum yaitu:
1. Penulisan wajib mengikuti kaidah ilmiah ejaan yang disempurnakan
(EYD).
2. Laporan diketik di kertas A4, dengan ketentuan margin left (4 cm), top
(3 cm), right (3 cm), bottom (3 cm).
3. Laporan diketik menggunakan font Times New Roman 12 (judul bab
yang heading 1 ukuran 14), spasi 1,5 (before: 0, after: 0), justify.
Khusus tabel spasi 1 (before: 0, after: 0). Khusus ukuran font cover,
Judul laporan (16); Nama, NIM, dosen, asisten (12); Prodi, fakultas,
dll sampai tahun (14).
4. Penuliasn bahasa asing menggunakan italic.
5. Dokumentasi berwarna dan dibuat keterangan pada setiap gambar.
6. Tabel yang digunakan adalah tabel terbuka.
7. Latar belakang dibuat jadi 2 halaman penuh.
8. Tinjauan Pustaka minimal 4 halaman penuh.
9. Bagian hasil dibuat 1 halaman dan pembahasan 3 halaman penuh.
10. Daftar isi yang dibold hanya heading 1.
11. Sub Bab & Sub-Sub Bab dirapihkan.
12. Jarak Tab diawal paragraf 1,5.
13. Flow chart dibuat simpel & berurutan, jangan aneh-aneh.
14. Daftar Pustaka jangan ada kalimat/Kata yang "KAPITAL".
15. Jangan gunakan numbering berupa strip (-) ataupun simbol lainnya.
Alur penggunaan huruf dimulai dari angka, huruf besar, angka,
kemudian baru huruf kecil.
16. Nomor halaman di bagian tengah bawah kertas.

Laboratorium Kesehatan Masyarakat


26

Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai