Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTIKUM UV METER

Laporan Ini Dibuat Sebagai Syarat


Dalam Mata Kuliah Laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program Studi Kesehatan Masyarakat

OLEH
Nama : Eprilia Annisya Putri
NIM : 10011382025175
Kelompok : 3 (Tiga)
Dosen : Mona Lestari, S.KM., M.KKK.
Poppy Fujianti, S.KM., M.Sc.
Asisten : Dita Farica

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 UV Meter ....................................................................................................... 3
2.2 Pengertian Sinar Ultraviolet .......................................................................... 4
2.3 Jenis – Jenis Sinar Ultraviolet ....................................................................... 5
2.4 Manfaat Sinar Ultraviolet .............................................................................. 7
2.5 Nilai Ambang Batas (NAB)........................................................................... 8
2.6 Upaya Pencegahan Radiasi Sinar Ultraviolet ................................................ 9
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ......................................................... 10
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................ 10
3.1.1 Alat ........................................................................................................ 10
3.1.2 Bahan..................................................................................................... 10
3.2 Prosedur Kerja ............................................................................................. 10
3.2.1 Kalibrasi Alat ........................................................................................ 10
3.2.2 Keterangan Instrumen Alat ................................................................... 10
3.2.3 Cara Kerja ............................................................................................. 11
3.2.4 Cara Mengganti Baterai ........................................................................ 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 12
4.1 Hasil Praktikum ........................................................................................... 12
4.1.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 12
4.1.2 Hasil Pengukuran .................................................................................. 12
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 12
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17
LAMPIRAN ......................................................................................................... 18

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 UV Meter ........................................................................................... 10
Gambar 3.2 Flowchart Cara Kerja Alat ................................................................ 11
Gambar 3.3 Flowchart Cara Mengganti Baterai ................................................... 11

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Sinar Ultraviolet Menurut Permenaker Republik
Indonesia No 5 Tahun 2018 ................................................................................... 8
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran………………………………...…………………...12

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, semua makhluk hidup di dunia ini pasti
membutuhkan sinar ultraviolet untuk berbagai kepentingan. Banyak manfaat yang
dapat di ambil dari sinar ultraviolet, diantaranya sinar ultraviolet di pagi hari sangat
baik untuk kesehatan tubuh manusia, karena banyak mengandung vitamin B,
tumbuhan menggunakan manfaat sinar ultraviolet untuk melakukan proses
fotosintesis, hewan menggunakan cahaya sinar ultraviolet yang terang pada siang
hari untuk menangkap mangsanya, dan masih banyak manfaat lain dari sinar
ultraviolet. Intensitas sinar ultraviolet juga berpengaruh terhadap pergerakan udara
dan cuaca (Andi, 2016).
Sinar ultraviolet adalah salah satu faktor fisika yang dapat membahayakan
dan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Sinar ultraviolet adalah
radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 180-400 nanometer. Sumber
dari sinar UV ini berasal dari lampu pijar, sinar matahari, pengelasan, dan pekerjaan
laser. Sinar matahari mengandung pula sinar-sinar ultraviolet. Pada mata, sinar
tersebut dapat mengakibatkan konjuntivitis fotoelektrika, seperti misalnya terjadi
pada bintang film yang disinari lampu-lampu dengan pancaran sinar-sinar
ultraviolet, atau pada ahli-ahli laboran yang berada ditempat sterilisasi dengan sinar
demikian. Sinar ultraviolet dapat bergerak lebih cepat melalui udara (Quielle,
2015).
Sedangkan radiasi ultra violet atau radiasi ultra ungu (sering disingkat UV)
adalah radiasi elektromagnetis terhadap panjang gelombang yang lebih
pendek dari daerah dengan sinar tampak, tetapi lebih panjang dari sinar-X yang
kecil. Radiasi UV-A dan UV-B dapat menimbulkan tanning dan sunburn, namun
UV-A lebih efektif menimbulkan tanning, sebaliknya UV-B lebih efektif
menimbulkan sunburn. Radiasi sinar ultraviolet juga dapat menyebabkan
terjadinya kelainan pada kulit yang tidak diharapkan baik seluruhnya atau sebagian.
Beberapa diantaranya bersifat kronis, seperti kanker dan keratosis. Beberapa di
antaranya lebih akut, seperti kulit terbakar, reaksi terhadap gabungan dari tumbuh-
tumbuhan atau obat-obatan dengan sinar matahari (Saputri, 2017).

1
Berbagai upaya dilakukan untuk memberikan perlindungan kulit terhadap
radiasi sinar UV. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah dengan
menggunakan produk tabir surya. Tabir surya sediaan topikal dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu tabir surya kimiawi dan tabir surya fisik. Mekanisme
perlindungan tabir surya pemblok kimiawi adalah bekerja dengan cara menyerap
sinar UV. Mekanisme perlindungan tabir surya pemblok fisik adalah dengan
menghalangi sinar UV menembus masuk lapisan kulit dengan cara
menghamburkan sinar UV karena sifat fisiknya. Dalam jumlah yang cukup,
penghadang fisik ini akan memantulkan sinar UV, visibel dan infra merah. Tabir
surya fisik sangat efektif untuk melindungi kulit terhadap paparan sinar UVA
maupun UVB. Contoh tabir surya fisik adalah titanium dioksida (TiO2), seng
oksida (ZnO), petrolium merah, kromium oksida dan kobal oksida (Uv-vis, 2019).
Penanganan sinar ultraviolet secara umum dirasa belum cukup untuk
menangkal paparan sinar UV masuk ke tubuh manusia. Untuk itu harus ada
penanganan khusus untuk menanganinya supaya sinar ultraviolet ini aman bila
digunakan untuk bekerja sehingga para pekerja yang bekerja menggunakan sinar
ultraviolet ini tidak merasakan dampak negatif dari adanya radiasi sinar ultraviolet
dan terbebas dari penyakit akaibat kerja yang disebabkan adanya radiasi dari sinar
ultraviolet. Peningkatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja disektor kesehatan
dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang
timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi
sangat penting untuk dilakukan. Tenaga kerja harus dapat dibina dan diarahkan
menjadi sumber daya yang penting (Saputri, 2017).
Sinar UV matahari bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu
pembentukan vitamin D yang dibutuhkan oleh tulang, namun sinar UV matahari
juga memeliki efek negatif bagi kesehatan kulit. Pengembangan sumber daya
manusia terutama dari aspek kualitas memerlukan peningkatan perlindungan
terhadap kemungkinan akibat teknologi atau proses produksi sehingga keselamatan,
kesehatan, kesejahteraan dan produktifitas kerja akan lebih meningkat pula
(Quielle, 2015). Laporan ini berisikan materi mengenai hasil praktikum dan
paparan dari sinar ultraviolet yang ada di lingkungan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya dengan menggunakan alat UV Meter.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UV Meter
Radiasi UV dapat dibagi menjadi hampir UV (panjang gelombang: 380–
200 nm) dan UV vakum (200–10 nm). Dalam hal pengaruh radiasi UV terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang dapat dibagi lagi
kepada UVA (380–315 nm), yang juga disebut “Gelombang Panjang” atau
“blacklight“, UVB (315–280 nm), yang juga disebut “Gelombang Medium”
(Medium Wave), dan UVC (280-10 nm), juga disebut “Gelombang Pendek” (Short
Wave). Sebuah alat digital yang digunakan untuk mengukur atau mendeteksi kadar
sinar ultra violet atau sinar UV pada suatu tempat atau ruangan biasa disebut dengan
UV Meter (Li, 2014).
2.2 Definisi Radiasi
Konsentrasi radiasi matahari memiliki aktivitas tinggi ketika siang hari pada
saat cuaca cerah. Radiasi matahari merupakan pancaran energi yang berasal dari
proses thermonuklir yang terjadi di matahari. Radiasi adalah memancar atau
menjalar nya suatu energi atau panas melalui ruang atau media yang berbentuk
gelombang elektromagnetik. Radiasi mendeskripsikan setiap proses pergerakan
energi yang tidak melalui media ataupun ruang, yang kemudian diserap benda lain.
Selain itu, radiasi dibagi menjadi dua jenis yaitu radiasi ionisasi dan radiasi non
ionisasi. Penjelasan dari keduanya, yaitu (Li, 2015) :
1. Radiasi ionisasi
Berupa berupa gelombang elektromagnetik atau partikulat yang
mempunyai cukup energi untuk membentuk formasi ion baru saat
berinteraksi dengan atom atom molekul. Contohnya adalah neutron
elektron, sinar-x, alfa, beta dan lain-lain. Biasanya radiasi ini terdapat
pada pekerja di pertambangan, rumah sakit, nuklir dan lain-lain.
2. Radiasi non ionisasi
Berupa gelombang elektromagnetik yang tidak mempunyai
cukup energi untuk membentuk formasi ion baru saat berinteraksi
dengan atom-atom molekul. Contohnya adalah gelombang mikro, sinar
ultraviolet sinar inframerah dan sinar laser.

3
2.3 Pengertian Sinar Ultraviolet
Ultraviolet dihasilkan oleh atom-atom akibat perubahan tingkat energi
elektron di dalam atom tersebut. Sinar ultraviolet memiliki frekuensi antara 3,5x10
14 - 3 x 10 16 Hz, sehingga memungkinkan untuk mengetahui unsur-unsur
dalamsuatu bahan dengan teknik spektroskopi. Ultraviolet banyak terpancar di
tempat kerja, baik bersumber dari alam sinar matahari maupun yang ditimbulkan
oleh peralatan buatan manusia seperti lampu merkuri, halogen, las listrik,
pemotongan logam dan lainnya titik sinar matahari adalah sumber utama sinar
ultraviolet (Sandi et al., 2015).
Sinar UV diketahui merupakan salah satu sinar dengan daya radiasi yang
dapat bersifat letal bagi mikroorganisme. Radiasi ultra ungu atau sering disebut
dengan UV berasal dari bahasa Inggris yaitu Ultraviolet mempunyai pengertian
Radiasi ultra ungu atau ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik terhadap panjang
gelombang yang lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak, namun
lebihpanjang dari sinar X yang kecil (Sandi et al., 2015).
Sinar ultraviolet adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal
dari matahari. Sinar ini tidak bisa dilihat oleh mata. Namun, beberapa hewan seperti
lebah, burung, dan kupu-kupu bisa melihat sinar UV dengan jelas. Tidak semua
sinar ultraviolet yang berasal dari matahari bisa mencapai permukaan bumi.
Lapisan ozon berhasil mencegah sinar ultraviolet tertentu untuk mencapai bumi.
Sinar ultraviolet merupakan bagian gelombang elektromagnetik dari energi radiasi
matahari pada pita 100-400 nm. Radiasi matahari yang menjangkau permukaan
bumi sendiri berada pada sekitar panjang gelombang 100 nm sampai dengan 1 mm
(Ulandari, 2019).
Secara umum banyaknya sinar Ultraviolet (UV) yang mencapai bumi akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sudut datang sinar matahari, semakin tegak
akan semakin banyak mengandung sinar ultraviolet, posisi lintang tempat, semakin
ke kutub sinar ultraviolet akan semakin kecil, tutupan awan, semakin banyak awan
sinar ultraviolet yang sampai akan semakin kecil, ketinggian, semakin tinggi suatu
tempat maka sinar ultraviolet yang diterima akan semakin besar, lapisan ozon, dan
semakin banyak ozon di lapisan atas maka semakin baik menyaring sinar ultraviolet
(Agus, 2018).

4
Sinar ini terletak diluar panjang gelombang terpendek dari spectrum kasat
mata titik sinar dapat difokuskan dan dipantulkan tetapi tidak dapat menembus kaca
atau gelas. Sumber sinar ultraviolet antara lain (Rahmawati, 2017) :
1. Sinar matahari
Sumber radiasi UV alam adalah matahari, tetapi karena serapan
atom oksigen sehingga membentuk lapisan ozon, maka radiasi matahari
yang sampai kebumi intensitasnya lebih rendah yang meliputi UV
dengan panjang gelombang 290-400 nm, sedangkan panjang gelombang
yang lebih pendek diserap oleh lapisan atmosfer. Sebagai penyerap
utama radiasi UV, lapisan ini berfungsi sebagai pelindung bumi dari
pajanan sebagai radiasi UV yang lebih pendekdari 340 nm. Semakin
berkurangnya lapisan ozon sebagai akibat dari pelepasan chlorofluoro
carbon (CFC) hasil buatan manusia ke atmosfer akan memperkecil
tingkat proteksi ozon terhadap sinar UV dan menyebabkan tingkat
kerusakanakibat pajanan radiasi UV semakin besar.
2. Lampu pijar
3. Pengelasan suhu tinggi
4. Benda benda pijar pada suhu tinggi
2.4 Jenis – Jenis Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet bisa dihasilkan oleh atom-atom dan molekul dalam
loncatan listrik. Matahari merupakan sumber utama dari sinar ultraviolet. Radiasi
UV adalah suatu bentuk energi yang dipancarkan oleh setiap benda yang
mempunyai suhu di atas nol mutlak dan merupakan satu-satunya bentuk energi
yang dapat menjalar di dalam vakum angkasa luar. Sinar UV dari Matahari dapat
mengionisasi partikel-partikel di atmosfer yang berada pada ketinggian sekitar 80
km yang disebut lapisan ionosfer. Lapisan ozon (O3) di atmosfer dapat menyerap
sinar UV sehingga tidak sampai ke permukaan bumi. Aplikasi sinar ultraviolet
dalam kehidupan sehari-hari sangat akrab dengan kehidupan manusia, baik di
bidang kesehatan, perdagangan, industri, pengolahan limbah dan lain sebagainya.
Ketika mempertimbangkan pengaruh radiasi ultraviolet terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan, maka jarak panjang gelombang sinar ultraviolet dibagi
menjadi (Li, 2014) :

5
1. UV-A (dengan panjang gelombang 380–315 nm), yang juga disebut
"Gelombang Panjang" atau "blacklight".
UV A adalah sebelum jam10 pagi, sinar UV yang paling banyak
menimbulkan radiasi. Sinar UV A meliputi 95% radiasi yang mencapai
permukaan bumi dan 30-50 kali lebih umum dari sinar UV B walaupun
kurang intens. Jenis sinar UV yang pertama ini memiliki gelombang
yang relatif panjang dan mewakili sekitar 95% dari semua sinar UV
yang mencapai permukaan bumi sinar UV A bertanggung jawab
untukbuat kulit menua, sinar UV-A menyerang elastin, serat-serat
kolagen, dan protein dalam kulit, gimana bekas-bekasnya akan
permanen. Sinar ini juga membuat radikal bebas yang membuat serat
dan sel-sel pendukung berubah yang akhirnya berakibat penuaan dini ini
akan menimbulkan munculnya kerutan, noda penuaan, dan penyakit
kulit ringan maupun serius (melanoma atau kanker kulit).
2. UV-B (dengan panjang gelombang 315–280 nm), yang juga disebut
"Gelombang Medium" (Medium Wave).
Sinar UV B biasanya merusak lapisan kulit luar (epidermis).
Sinar ini memiliki intensitas tertinggi antara jam 10.00 dan 14.00 saat
sinar matahari terang sinar UV-B memiliki panjang gelombang sedang
dan tidak dapat menembus lapisan permukaan dari kulit. Sinar UVB
dapat mempengaruhi epidermis, dengan cara menstimulasi melanin atau
pigmen berwarna merah coklat yang mewarnai kulit yang berfungsi
untuk melindungi kulit dari sinar matahari berbahaya.
Sinar ini juga berguna untuk merubah vitamin D di dalam tubuh
agar dapat memperbaiki kandungan kalsium dalam tulang namun sinar
UV B dapat menyebabkan kulit terbakar dan sel-sel kulit bermutasi.
Sebagian sinar UV matahari oleh lapisan ozondi atmosfer. Dalam
jumlah kecil, radiasinya bermanfaat untuk sintesis vitamin di dalam
tubuh tetapi paparan berlebihan sinar ini dapat menimbulkan kulit
kemerahan atau terbakar dan efek berbahaya sintesis radikal bebas yang
memicu eritema dan katarak.

6
3. UV-C (dengan panjang gelombang 280-110 nm), juga disebut
"Gelombang Pendek" (Short Wave).
Sinar UV kali ini memang tidak terlalu panjang sehingga bumi
terlindungi olehnya. Kebanyakan sinar UV C pada lapisan ozon. Jika itu
tidak terjadi, maka bisa merasakan dampak negatif yang begitu besar
karena menurut penelitian sinar ini paling berbahaya. Sebagai manusia
moden yang peduli pada kesehatan dan kecantikan, kita harus mencegah
kerusakan kulit dari paparan cahaya ultraviolet ini. Menimbulkan
bahaya terbesar dan menyebabkan kerusakan terbanyak. Contohnya
CVC, freon, dll. Jenis sinar UV yang satu ini adalah yang paling
berbahaya tapi visi tidak dapat sampai ke permukaan bumi karena
lapisan ozon di atmosfer sudah menyaringnya. Bahaya dari UV C adalah
kanker katarak eritema.
2.5 Manfaat Sinar Ultraviolet
Dari ketiga jenis sinar ultraviolet yang sudah dibahas, masing–masing
memiliki ciri- ciri dan tingkat keparahan efek radiasi yang berbeda-beda. Namun
pada umumnya, sinar ultraviolet yang terpapar masuk ke bumi, baik itu sinar UV -
A, UV-B, maupun UV-C, dapat memberikan manfaat sebagai berikut (Isfardiyana
et al, 2014):
1. Sumber utama vitamin D
Sinar ultraviolet ternyata membantu mengubah kolesterol yang
tersimpandi kulit menjadi vitamin D. Hanya dengan berjemur sejak
lama 5 menit di pagi hari, tubuh kita mendapatkan 400 unit vitamin D.
2. Mengurangi kolesterol darah
Proses pembentukan vitamin d di mana mengubah kolesterol di
dalamdarahmaka akan mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh kita.
3. Penawar infeksi dan pembunuh bakteri
Sinar ultraviolet ternyata juga membantu membasmi virus-virus
penyebabkanker secara umum sinar matahari dapat membunuh bakteri
virus jamur yang berpotensi menyebabkan TBC peritonitis, pneumonia,
dan asma saluran pernapasan.

7
4. Mengurangi gula darah
Sinar matahari membantu penyerapan glukosa ke dalam sel-sel
tubuh yang merangsang glukosa menjadi glikogen sehingga secara
langsung berperan menurunkan kadar gula darah dalam tubuh kita.
Meningkatkan kebugaran pernafasan.
5. Membantu membentuk dan memperbaiki tulang
Vitamin D yang dibentuk melalui sinar matahari berfungsi
meningkatkan penyerapan kalsium oleh tubuh sehingga memperbaiki
komponen tulang dan mencegah penyakit rakitis osteoporosis,
osteomalacia.
2.6 Nilai Ambang Batas (NAB)
Nilai Ambang Batas Pencahayaan dimuat dalam Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan. Berikut NAB faktor fisika sesuai regulasi terbaru
Permenaker RI No5 Tahun 2018 (Permenaker RI No.5 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, 2018) :
Tabel 2. 1 Nilai Ambang Batas Sinar Ultraviolet Menurut Permenaker Republik
Indonesia No 5 Tahun 2018
Masa Pemaparan Per Hari Iradiasi Efektif(IEff)
mW/sentimeter2
8 jam 0,0001
4 jam 0,0002
2 jam 0,0004
1 jam 0,0008

30 menit 0,0017
15 menit 0,0033
10 menit 0,005
5 menit 0,01
1 menit 0,05

30 detik 0,1
10 detik 0,3
1 detik 3
0,5 detik 6
0,1 detik 30
Sumber: Kementrian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja, 2018

8
2.7 Upaya Pencegahan Radiasi Sinar Ultraviolet
Seiring berjalannya waktu, lapisan ozon semakin lama akan semakin
berkurang, dimana kondisi ozon di lapisan atmosfer secara global menurun
sebanyak 3% dalam kurun waktu 20 tahun dari tahun 1980 - tahun 2000. Kondisi
berkurangnya tingkat lapisan ozon tersebut yang dinyatakan jika di atas antariksa
lapisan ozon menipis 50% pada saat musim dingin dan musim panas, sehingga sinar
UV-A yang sampai dan terserap ke bumi pun semakin banyak dan bertambah.
Terpapar sinar ultraviolet diketahui dapat menyebabkan penurunan kesehatan pada
kulit, mata dan sistem imun. Kerusakan pada mata menjadi salah satu dampak buruk
dari ultraviolet, contohnya adalah photokeratitis dan photoconjuctivitis.
Photokeratitis merupakan peradangan yang terjadi pada kornea dan isir
sedangkan photocon juctivitis merupakan peradangan pada conjunctiva, membran
di dalam lipatan mata dan bagian putih pada mata (Andi, 2016).
Sebagai bentuk pengendalian radiasi sinar UV di lingkungan kerja
pengukuran radiasi sinar UV disarankan dilakukan secara berkala. Lingkungan
kerja yang berisiko terpapar radiasi sinar UV tinggi, perlu dilakukan upaya
pengendalian lanjutan berupa eliminasi, subsitusi, pengendalian teknik,
pengendalian administrasi, dan penggunaan alat pelindung diri. Eliminasi dapat
dilakukan dengan menghilangkan sumber radiasi, namun bila itu tidak
memungkinkan, maka dilakukan upaya subsitusi yakni mengganti sumber radiasi
tersebut dengan peralatan yang memiliki intensitas radiasi lebih rendah.
Pengendalian teknik dapat dilakukan dengan merancang tempat kerja dengan
memberikan peralatan atau bahan tambahan untuk mengisolasi atau mengurangi
intensitas sinar UV yang dikeluarkan ke lingkungan kerja (Agus, 2018).
Di sisi lain, pengendalian administrasi juga perlu dilakukan, misalnya
dengan sistem shifting, rolling tenaga kerja, atau membuat instruksi kerja aman
bagi tenaga kerja yang terpapar radiasi sinar UV. Penggunaan alat pelindung diri
yang sesuai juga diperlukan bagi tenaga kerja yang bekerja di sekitar peralatan kerja
yang mengeluarkan radiasi, contohnya menggunakan pelindung mata anti radiasi.
Selain itu, penting bagi pekerja untuk membatasi waktu pajanan terhadap sumber
radiasi, juga melakukan pengendalian lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terbaru (Agus, 2018).

9
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
UV Meter

Gambar 3.1 UV Meter


3.1.2 Bahan
-
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Kalibrasi Alat
1. Terdapat 2 jenis cara kalibrasi yaitu kalibrasi dengan eksternal dan
internal
2. Untuk UV Meter digunakan dengan kalibrasi ekternal
3. Kalibrasi ekternal dilakukan oleh lembaga atau intansi yang memiliki
sertifikasi kalibrasi atau lembaga yang sudah terstandarisasi
4. Kalibrasi ekternal dilakukan dengan pilihan pertahun atau perjumlah
penggunaan alat
3.2.2 Keterangan Instrumen Alat
1. Terdapat 1 tombol yang digunakan untuk mengaktifkan dan
mengoperasikan alat.
2. Sensor alat terletak dibagian atas meteralat
3. Display yang digunakan untuk melihat hasil pengukuran

10
3.2.3 Cara Kerja

Tekan tombol power untuk menghidupkan alat maka alat akan hidup
dan hasil pengukuran akan terlihat di display

Pada saat pengukuran selalu tekan tombol power agar hasil


pengukuran tidak hilang

Terdapat 3 zona pengukuran yaitu zona tubuh bagian atas (30cm sejajar
mata), zona tubuh bagian tengah (30cm sejajar siku), dan zona tubuh
bagian bawah (30cm sejajar lutut)

Gambar 3.2 Flowchart Cara Kerja Alat

3.2.4 Cara Mengganti Baterai

Lepaskan sekrup yang terdapat di belakang alat

Angkat penutup baterai untuk membuka tempat baterai

Masukkan baterai dengan sisi kutub yang benar

Tutup dan pasang kembali sekrup

Gambar 3.3 Flowchart Cara Mengganti Baterai

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


4.1.1 Waktu dan Tempat
1. Hari/tanggal : Rabu, 30 Agustus 2023
2. Waktu : 13.00 WIB
3. Lokasi : Lapangan Parkir Motor FKM
4.1.2 Hasil Pengukuran
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran
Jenis Hasil Pengukuran NAB
No Keterangan
Pengukuran 1 2 3 Rata-Rata (10 detik)
1 Tubuh bagian Melebihi
03,0 03,1 03,1 03,06 0,3
atas NAB
2 Tubuh bagian Melebihi
03,0 03,2 03,2 03,13 0,3
tengah NAB
3 Tubuh bagian Melebihi
02,7 02,8 01,5 02,33 0,3
bawah NAB
Sumber : Praktikum Laboratorium K3 2023

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini memiliki tujuan untuk mengetahui nilai dari paparan sinar
radisi UV pada pekerja sehingga diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan
linier terhadap radiasi. Nilai dari sinar radiasi UV perlu diketahui guna membuat
pekerja merasa nyaman dan aman dalam melakukan aktivitas terutama saat bekerja.
Matahari merupakan kendali cuaca serta iklim yang sangat penting dan sebagai
sumber energi utama di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi
matahari diradiasikan ke segala arah, sebagian hilang ke alam semesta, dan hanya
sebagian kecil saja yang dapat diterima bumi. Radiasi UV adalah radiasi
elektromagnetis terhadap panjang gelombang yang lebih pendek dari daerah dengan
sinar tampak, tetapi lebih panjang dari sinar-X yang kecil. (Rahmawati, 2017).
Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas
medan listrik dan medan magnet. Paparan radiasi panas atau sinar UV merupakan
salah satu faktor fisik yang dalam keadaan tertentu dapat menimbulkan gangguan
untuk para pekerja. Matahari setiap menit memancarkan energi sebesar 56x1026
kalori. Dari energi ini bumi menerima 2,55x1018 kalori atau hanya ½ x109 nya.

12
Radiasi panas/matahari merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan
mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi
matahari antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara,
kelembaban nisbi udara, dan lain-lain (Agus, 2018).
Radiasi adalah pancaran energi dari suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel atau gelombang elektomagnetik/cahaya (foton). Sinar Ultraviolet
atau sering disebut sinar UV adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang
berasal dari matahari. Radiasi elektromagnetik ini ditransmisikan dalam gelombang
atau partikel sesuai dengan panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda. Jika
terpapar sinar UV pada umumnya dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan,
namun dapat juga berdampak positif bagi kesehatan, dengan catatan paparan radiasi
yang diterima dan diserap masih berada di bawah nilai ambang batas yang berlaku.
Pemaparan sinar ultraviolet dari matahari secara kronik akan mengakibatkan
perubahan struktur, komposisi kulit dan stres oksidatif pada kulit. Efek yang
ditimbulkan seperti eritema, pigmentasi dan fotosensitivitas, maupun efek jangka
panjang berupa penuaan dini (Yappy Tey Seran et al., 2018).
Alat yang di gunakan dalam Uji Radiasi Panas Panas ini adalah UV Meter.
Alat UV meter dapat memperlihatkan hasil pengukuran menggunakan format
digital yang terdiri dari sebuah sensor. Pada pengukuran kadar intensitas radiasi
sinar UV, sensor pada alat UV meter diarahkan menghadap vertical ke langit tanpa
ada benda atau hal apapun yang menghalangi. Jika ada objek yang menghalangi
sensor pada alat UV meter, maka dapat mengurangi kepekaan sensor pada alat UV
meter terhadap sinar radiasi UV yang terpapar di lingkungan. Radiasi UV memiliki
tiga jenis yaitu UV A, UV B, dan UV C. Dari ketiga jenis UV tersebut hanya ada 2
UV yang dapat masuk menembus atmosfer bumi yaitu UV A dan UV B. Praktikum
ini melakukan pengukuran kadar Intensitas UVA + UV B pada pekerja di Lapangan
Parkir Motor Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Pengukuran menggunakan alat UV meter dilakukan untuk mengukur
paparan radiasi UV terhadap pekerja yang diasumsikan sedang bekerja di
lingkungan terbuka yang menyebabkan pekerja terpapar sinar UV secara langsung.
Salah satu anggota kelompok praktikan diasumsikan sebagai pekerja yang sedang

13
bekerja lingkungan yang terpapar radiasi UV di lapangan parkir motor Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Alat UV meter yang di letakkan di
beberapa titik pengukuran yaitu di titik yang horizontal dengan penglihatan untuk
mewakili tubuh bagian atas, titik yang horizontal dengan sikut untuk mewakili
tubuh bagian tengah, dan titik yang horizontal dengan lutut untuk mewakili tubuh
bagian bawah. Masing-masing titik dilakukan pengukuran selama 10 detik. Setelah
10 detik, hasil yang muncul pada alat akan dicatat.
Hasil yang di dapat pada pengukuran radiasi panas selama 10 detik dengan
alat UV meter yaitu 03,06 mW/cm² pada titik pengukuran tubuh bagian atas, 03,13
mW/cm² pada titik pengukuran tubuh bagian tengah, dan 02,33 mW/cm² pada titik
pengukuran tubuh bagian bawah. Nilai sinar radiasi UV yang didapatkan akan
dibandingkan dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Nilai ambang
batas paparan sinar UV untuk rentang paparan 10 detik perhari yang telah
ditentukan di Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja adalah 0,3 mW/cm².
Perbandingan pada hasil pengukuran dan nilai ambang batas yang ditetapkan, dapat
disimpulkan bahwa nilai paparan sinar radiasi UV pada pekerja yang dihasilkan
dari kegiatan praktikum yang dilakukan di halaman parkir motor Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya melebihi NAB dan tidak layak
digunakan untuk melakukan kegiatan selama 10 detik karna dapat menyebabkan
beberapa gangguan kesehatan.
Terkena paparan radiasi sinar UV dengan angka radiasi yang telah melebihi
nilai ambang batas dan dalam rentang waktu yang lama yang diulang terus-menerus
setiap harinya tentunya akan menyebabkan masalah dan gangguan kesehatan bagi
tubuh. Dampak dari paparan radiasi sinar UV jika sudah parah dapat menyebabkan
timbulnya kanker kulit, yang akan membuat kesehatan menjadi menurun dan terjadi
komplikasi jika tidak ditanggulangi dengan cepat dan dengan benar. Selain itu,
gejala dari paparan radiasi sinar UV yang berlebihan dapat membuat wajah menjadi
keriput, mengalami pernuaan dini sebelum waktunya, munculnya bitnik-bintik
hitam atau flek di area wajah dan gangguan kesehatan lainnya (Isfardiyana et al.,
2014).

14
Dari ketiga jenis sinar ultraviolet yang sudah dibahas, masing – masing
memiliki ciri- ciri dan tingkat keparahan efek radiasi yang berbeda- beda. Namun
pada umumnya, sinar ultraviolet yang terpapar masuk ke bumi, baik itu sinar UV -
A, UV-B, maupun UV-C, dapat memberikan dampak seperti kemerahan pada kulit,
kulit terasa seperti terbakar, dapat menimbulkan eritema, menimbulkan penyakit
katarak, dapat memicu pertumbuhan sel kanker, radiasi sinar UV-A yang
menembus dermis dapat merusak sel kulit, kulit dapat kehilangan elastisitas, kerut
pada bagian kulit dan kanker kulit yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Sunburn
atau peradangan yang terjadi pada kulit akibat interaksi berlebihan terhadap sinar
UV, merupakan efek yang paling jelas terlihat dengan gejala berupa kemerahan
(eritema) pada kulit yang dapat disertai nyeri, rasa hangat maupun gatal (Li, 2014).
Maka dari itu perlu adanya pengendalian untuk mencegah terjadinya
gangguan kesehatan yang telah di sebutkan di atas. Sebagai bentuk pengendalian
radiasi sinar UV di lingkungan kerja pengukuran radiasi sinar UV disarankan
dilakukan secara berkala. Lingkungan kerja yang berisiko terpapar radiasi sinar UV
tinggi, perlu dilakukan upaya pengendalian lanjutan berupa eliminasi, subsitusi,
pengendalian teknik, pengendalian administrasi, dan penggunaan alat pelindung
diri (Isfardiyana et al., 2014).
Eliminasi dapat dilakukan dengan menghilangkan sumber radiasi, namun
bila itu tidak memungkinkan, maka dilakukan upaya subsitusi yakni mengganti
sumber radiasi tersebut dengan peralatan yang memiliki intensitas radiasi lebih
rendah. Pengendalian teknik dapat dilakukan dengan merancang tempat kerja
dengan memberikan peralatan atau bahan tambahan untuk mengisolasi atau
mengurangi intensitas sinar UV yang dikeluarkan ke lingkungan kerja dan
merancang tempat kerja dengan menggunakan peralatan proteksi radias. Di sisi
lain, pengendalian administrasi juga perlu dilakukan, misalnya dengan sistem
shifting, rolling tenaga kerja, atau membuat instruksi kerja aman bagi tenaga kerja
yang terpapar radiasi sinar UV. Menggunakan krim tabir surya secara rutin
membuat kulit terlindungi dari paparan sinar UV-A dan UV-B, gunakan selalu tabir
surya dengan SPF 30 setidaknya 15 menit sebelum beraktivitas di luar ruangan pada
siang hari. Agar lebih aman, pemakaian sunscreen atau tabir surya juga perlu
dilakukan meski anda sedang berada di dalam ruangan (Andi, 2016).

15
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum kami didapatkan bahwa :
1. Radiasi panas/matahari merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan
mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan
penerimaan radiasi matahari antar tempat di permukaan bumi akan
menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap
kondisi curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain.
Ada tiga macam cara radiasi matahari sampai ke bumi yaitu Radiasi
langsung (Beam/Direct Radiation) Radiasi hambur (Diffuse Radiation),
Radiasi total (Global Radiation)
2. Alat yang di gunakan dalam Uji Radiasi Panas ini adalah UV Meter 3.
Hasil yang di dapat pada pengukuran radiasi panas selama 1 menit
dengan alat UV meter yaitu 1,5 mW/cm ² pada titik pengukuran tubuh
bagian atas, 1,2 mW/cm² pada titik pengukuran tubuh bagian tengah,
dan 1,2 mW/cm² pada titik pengukuran tubuh bagian bawah.
3. Nilai ambang batas paparan sinar UV untuk rentang paparan 10 detik
perhari yang telah ditentukan di Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja adalah 0,3 mW/cm².
4. Perbandingan pada hasil pengukuran dan nilai ambang batas yang
ditetapkan, dapat disimpulkan bahwa nilai paparan sinar radiasi UV
padapekerja yang dihasilkan dari kegiatan praktikum yang dilakukan di
halaman parkir motor Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya melebihi NAB.
5. Sinar radisi UV yang melebihi nilai ambang batas dapat menyebabkan
berbagai macam gangguan kesehatan terutama pada kulit.
6. Pencegahan dan pengendalian sinar UV bias dilakukan melalui hirarki
pengendalian seperti memberikan peralatan atau bahan tambahan untuk
mengisolasi atau mengurangi intensitas sinar UV.

16
DAFTAR PUSTAKA
Andi. (2016). Perancangan Sistem Monitoring Intesitas Radiasi Matahari.
Hasibuan, E. (2015). Karya tulis ilmiah ini telah disetujui oleh Kepala
LaboratoriumTerpadu Kultur Sel dan Jaringan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui Oleh
Kepala LaboratoriumTerpadu Kultur Sel Dan Jaringan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 1–17.
Li, B. A. B. (2014). Bacillus sp., Staphylococcus sp., Streptococcus sp.,
Pneumococcus sp., Coliform,. 1–18.
Li, B. A. B., & Pustaka, T. (2015). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN
PUSTAKA 2.1. 1–64.
Isfardiyana, S. H., & Safitri, S. R. (2014). Pentingnya melindungi kulit dari sinar
ultraviolet dan cara melindungi kulit dengan sunblock buatan sendiri. Jurnal
Inovasi Dan Kewirausahaan, 3(2), 126–133.
https://journal.uii.ac.id/ajie/article/view/7819
Permenaker. (2018). Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5/2018 K3 Lingkungan
Kerja. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No 5 Tahun
2018, 5, 11. https://jdih.kemnaker.go.id/keselamatan-kerja.html
Quielle, I. (2015). Laporan UV/Penerangan. Www.Academia.Edu.Com.
https://www.academia.edu/19833047/Laporan_UV_Penerangan
Rahmawati. (2017). Penentuan Intensitas Radiasi Matahari Langsung Dengan
Menggunakan Formula Parameterisasi Iqbal Model B. 110265, 110493.
Rahmi Mulyani Agus, M. F. (2018). Hierarki Pengendalian Paparan Sinar
Ultraviolet di Tempat Kerja. Bbpk3makassar.Kemnaker.Go.Id. Retrieved
April 4, 2022, from https://bbpk3makassar.kemnaker.go.id/news-
paper/hierarki-pengendalian-paparan-sinar-ultraviolet-di-tempat-kerja
Saputri, A. D. (2017). Laporan Praktikum Pengukuran Sinar UV.
Www.Wordpress.Com.
https://arinadwisaputri.wordpress.com/2017/10/24/laporan-praktikum-
pengukuran-sinar-uv/

17
LAMPIRAN
Lampiran 1 Proses Pengukuran

Pengukuran pada tubuh bagian atas (Sejajar Mata)

Pengukuran pada tubuh bagian tengah (Sejajar Siku)

Pengukuran pada tubuh bagian bawah (Sejajar Lutut)

18

Anda mungkin juga menyukai