Kelas : B
Nama Kelompok :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
I. Nomor Percobaan : II (Dua)
II.Nama Percobaan : ANALISA DERAJAT KEASAMAN (pH),
CONDUCTIVITY, SALINITAS DAN ZAT PADAT TERLARUT
(TDS) DALAM AIR
III. Tujuan Percobaan :
1. Mampu menggunakan pH meter untuk analisis sampel
2. Mengetahui suhu, sanitasi dan derajat keasaman (pH) berbagai
larutan
3. Mengetahui dan dapat menghitung jumlah zat padat yang terlarut
dalam air
4. Mengetahui Daya Hantar Listrik yang dimiliki berbagai larutan
IV. Dasar Teori :
Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan
setelah udara, tiga perempat dari bagian tubuh kita terdiri dari air dan tidak
seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa meminum air. Selain itu
air juga dipergunakan antara lain untuk keperluan minum, mandi, masak,
mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat dan pembawa bahan buangan
industri. Volume rata-rata air yang dibutuhkan oleh setiap individu untuk semua
kegiatan sehari-hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air
ini bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, serta
kebiasaan masyarakat (Chandra, 2007).
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi
kehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat
berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan
utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi factor penentu dalam
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Sumber daya air dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan, antara lain kepentingan rumah tangga, industri, perikanan,
pertanian, dan sarana angkutan air. Sesuai kebutuhan akan air dan kemajuan
tekhnologi air permukaan dapat dimanfaatkan lebih luas lagi untuk baku mutu
sumber air minum dan air industri (Sumantri, 2010).
Peraturan pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air
menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air
menurut peruntukannya adalah sebagai berikut :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung, tanpa penggolongan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.
Jika kita tinjau dari segi kualias, air bersih yang digunakan harus
memenuhi syarat secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Menurut Sutrisno dan
Suciastuti (2002), persyaratan secar fisik meliputi air harus jernih, tidak berwarna,
tidak berasa, tidak berbau, temperatur normal, dan tidak mengandung zat padatan
(dinyatakan dengan uji TS,TDS,TSS). Persyaratan secara kimia meliputi derajat
keasaman, kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD,COD,
TOC), mineral atau logam, nitrien atau hara, kesadahan dan sebagainya (Chandra,
2007).
Salah satu pengukuran yang dapat dilakukan untuk menegtahui baku mutu
air adalah melalui pengukuran kandungan zat padatan TSS, dan TDS. Berikut
penjelasan dari TS, TSS, dan TDS.
Total Solid (TS), merupakan semua bahan yang terdapat didalam air.
Contoh air setelah dipanaskan pada suhu 103°-105°C selama tidak kurang dari 1
jam. Bahan ini tertinggal sebagai residu melalui proses evaporasi. Total solid pada
air terdiri dari total padatan terlarut (total dissolved solids) dan total zat padat
tersuspensi (total suspended solids) (Achmad, 2004).
Uji TSS (Total suspended Solid) merupakan suatu cara untuk
menguji kadar total padatan terlarut dalam suatu bahan makanan. Bahan
makanan yang dicuci terlalu lama akan menyebabkan hilangnya
kandungan gizi dalam jumlah banyak, selainitu pemanasan yang terlalu lama
juga dapat menyebabkan hilangnya kandungan gizi dalam bahan makanan
tersebut. Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau
solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut atau solven (Ana, 2014).
Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai total Dissolved solid
(TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di
dalam air. Sebagai contoh adalah air permukaan apabila diamati setelah turun
hujan akan mengakibatkan air sungai maupun kolam kelihatan keruh yang
disebabkan oleh larutnya partikel tersuspensi di dalam air, sedangkan pada musim
kemarau, air kelihatan berwarna hijau karena adanya ganggang di dalam air.
Konsentrasi kelarutan zat padat ini dalam keadaan normal sangat rendah, sehingga
tidak kelihatan oleh mata telanjang (Suharto, 2011).
Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah jumlah berat dalam
mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan
dengan membran berukuran 0,45 mikron. Materi yang tersuspensi mempunyai
dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke
dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan
pertumbuhan bagi organisme produsen. Suspended solid (material tersuspensi)
dapat dibagi menjadi zat padat dan koloid (Sujinto, 2003).
Zat padat di dalam air juga merupakan indikasi ketidaknormalan air, yaitu
terjadi penyimpangan air dari keadaan yang sebenarnya. Penyimpangan keadaan
air ini paling banyak disebabkan oleh kegiatan manusia seperti buangan berupa
limbah industri, kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan lain-lain.
Dengan demikian kesadaran manusia terhadap lingkungan dapat mengurangi
kelarutan zat padat di dalam air (Ana, 2014).
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan
yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya.
Tahap pengukuran dalam metode gravimetri adalah penimbangan. Analitnya
secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun
pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya
untuk memisahkan analit dari pengganggu-pengganggunya (Misnani, 2010).
Perhitungan :
𝑎−𝑏 𝑥 1000
mg/1 Zat Tersuspensi (TSS) =
𝑐
Ana, Merliana. 2004. Analisis TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total
Disolved Solid). Semarang : Universitas Diponogoro.
Elisa, Margareth. 2009. Analisa Kadar Total Suspended Solid (TSS), Amoniak
(NH3), Sianida (CN) Dan Sulfida (S2-) Pada Limbah Cair Bapedaldasu.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20925/4/Chapter%2009.
pdf. . Online diakses pada tanggal 10 Oktober 2018
Suharto. 2011. Limbah Kimia Dalam Pencemaran Udara dan Air. ANDI :
Yogyakarta. 518 hlm.