KULIT
Ditujukan untuk memnuhi salah satu tugas mata kuliah
Sanitasi Permukiman
Disusun oleh:
Aprilia Veronica
Dinda Astrini
Indah Permatasari
Lutfhy Muharam
Yunanda Rezki Shola
I. PENYAKIT KULIT
Salah satu bagian tubuh yang cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit adalah kulit. Kulit merupakan pembungkus yang
elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit.
Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit antara lain penyakit
kulit.
Faktor- faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan
bertambah suburnya jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik dan faktor ekonomi yang kurang memadai.
Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit kulit adalah kebersihan perorangan yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan
rambut dan kulit kepala, kebersihan kuku, intensitas mandi dan lain- lain.
Penyakit kulit adalah peradangan kulit yang menimbulkan reaksi peradangan yang terasa gatal, panas dan berwarna merah.
Penyakit kulit terjadi pada orang-orang yang kulitnya terlalu peka, kadang-kadang menunjukkan sedikit gejala dan kadang-kadang
dalam kondisi yang parah.
Penyakit kulit juga merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respons terhadap faktor endogen berupa alergi atau
eksogen berasal dari bakteri dan jamur. Gambarannya polimorfi, dalam artian berbagai macam bentuk, dari bentol-bentol, bercakbercak merah, basah, keropeng kering, penebalan kulit disertai lipatan kulit yang semakin jelas, serta gejala utama adalah gatal.
Dermatitis termasuk penyakit kulit yang menyebalkan, karena kekambuhannya, serta penyebabnya yang sukar untuk dicari dan
ditentukan. Sifat dermatitis adalah residif, dalam artian bisa kambuh-kambuhan, tergantung dari jenisnya dan faktor pencetusnya, maka
kekambuhan bisa dihindari. Sebagai contoh Dermatitis Numularis yang memiliki bentuk seperti koin-koin (uang logam) yang basah
dan gatal.
I.1 Penyebab penyakit kulit
Menurut Fregert (1988), jumlah (orang) agen yang menjadi penyebab penyakit kulit sangat banyak antara lain :
a. Agen-agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi cuaca, panas, radiasi dan serat-serat mineral.
Agen-agen fisik menyebabkan trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit. Kebanyakan iritan kulit langsung
merusak kulit dengan jalan :
b.
Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam-garam logam.
Sensitizer berupa logam dan garam-garamnya, senyawa-senyawa yang berasal dari anilin, derivat nitro aromatik, resin,
bahan-bahan kimia karet, obat-obatan, antibiotik,kosmetik, tanam-tanaman, dan lain-lain.
Agen-agen aknegenik berupa nafialen dan bifenil klor, minyak mineral, dll.
Photosensitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amni benzoat, hidrokarbon aromatik klor, pewarna akridin, dll.
c. Agen-agen biologis, seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produk-produknya. Jenis agen biologis ini umumnya
merupakan zat pemicu terjadinya penyakit kulit.
berkeringat. Pada kulit hitam atau coklat umumnya berwarna putih sedang pada kulit putih atau terang cenderung
berwarna coklat atau kemerahan.
Gangguan kulit karena infeksi bakteri pada kulit yang paling sering adalah dermatofitosis (kurap). Dermatofitosis
(kurap) yang terdiri atas tinea kapitis menyerang kulit kepala, tinea korporis pada permukaan kulit, tinea kruris pada
lipatan kulit, tinea pedis pada sela jari kaki (athlete's foot), tinea manus pada kulit telapak tangan, tinea imbrikata berupa
sisik pada kulit di daerah tertentu, dan Tinea Ungium (pada kuku).
Umumnya berbentuk sisik kemerahan pada kulit atau sisik putih. Pada kuku, terjadi peradangan di sekitar kuku, dan
bisa menyebabkan bentuk kuku tak rata permukaannya, berwarna kusam, atau membiru. Keluhan yang dialami penderita
tinea kapitis, tinea korporis, tinea imbrikata, tinea pedis dan tinea kruris adalah rasa gatal.
d. Penyakit kulit alergi adalah dermatitis kontak toksik, dermatitis kontak alergik, dermatitis okupasional, dermatitis atopic,
dermatitis stasis, dermatitis numularis, dermatitis solaris, pompliks, eritema nodosum dan lain-lain.
Predisposisi
Pekerjaan
Menderita penyakit kronik atau tumor ganas. Kebersihan perorangan yang kurang baik
Gangguan hormonal
Sumber penularan bisa dari tanah (geophilic), hewan (zoophilic), atau manusia (antrophilic).
Eksim terbagi menjadi dua, yaitu eksim kering dan eksim basah. Pada eksim basah, juga akan terasa panas dan
dingin yang berlebihan pada kulit. Eksim disebabkan karena alergi terhadap rangsangan zat kimia tertentu seperti yang
terdapat dalam detergen, sabun, obat-obatan dan kosmetik, kepekaan terhadap jenis makanan tertentu seperti udang, ikan
laut, telur, daging ayam, alkohol, vetsin dll. Penyakit ini sering terjadi berulang-ulang atau kambuh.
b. Kudis (skabies)
Kudis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit tungau yang gatal yaitu Sarcoptes scabiei var harmonis. Kulit
yang terjangkit kuds lebih banyak terjadi di daerah kumuh dan tidak menjaga kebersihan tubuh. Gejala : timbul gatal
hebat di malam hari, terlebih di sela-sela jari tangan, dibawah ketiak, aerole (sekeliling puting payudara), permukaan
depan pergelangan, alat kelamin, pinggang dan lain-lain. Kudis gampang menular keorang lain baik dengan langsung
ataupun tidak langsung (handuk dan baju). Pencegahan : kudis seringkali terjadi di tempat yang buruk, jadi memelihara
kebersihan tubuh adalah sesuatu yang harus bila ingin terhindar dari penyakit kulit.
c. Kurap
Penyebab penyakit kurap : jamur. Gejala : kulit jadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab, berair,
dan merasa gatal. Setelah itu timbul bercak keputihan . Pencegahan : menjaga kebersihan kulit terlebih di area tengkuk,
leher, dan kulit kepala. Kurap timbul karena kurang menjaga kebersihan kulit. Bagian tubuh yang biasanya terserang
kurap yaitu tengkuk, leher, dan kulit kepala. Kurap dapat dicegah dengan cara mencuci tangan yang sempurna, menjaga
kebersihan tubuh dan menghindari kontak dengan penderita.
d. Bisul (furunkel)
Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri stafilokokus aureus pada kulit lewat folikel rambut, kelenjar minyak,
kelenjar keringat yang sesudaah itu menyebabkan infeksi lokal. Faktor yang menambah risiko terkena bisul diantaranya
kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat pori dan pemakaian bahan
kimia.
e. Cacar air
Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella-zozter yang sering terjadi pada anak-anak. Ditandai
dengan bintik-bintik pada seluruh tubuh berwarna kemerahan dan isi dari benjolan tersebut adalah cairan.
f.
Ketombe (seboroid)
Penyebab penyakit ini diduga erat kaitannya dengan kegiatan kelenjar sebasea dikulit. Seboroid yang terjadi pada
kulit kepala kerap di sebut juga dengan nama ketombe. Gejala : merah, bersisik, berminyak, bau.
g. Lepra
Lepra merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah mycobacterium leprae yang bersifat
intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas,
kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat.
Gejala : umumnya gejala awalnya kulit tampak mengkerut apalagi bila penyakit tersebut telah akut kumannya
perlahan-lahan akan mengonsumsi kulit dan daging, bila sudah terkena penyakit kulit tipe ini segera berobat ke dokter.
h. Jerawat (acne)
Jerawat sebagai salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri yang tumbuh di kulit dan menghubungkan
pori-pori dengan kelenjar minyak di bawah kulit. Jerawat merupakan penyakit dari folikel sebasea yaitu folikel yang
mempunyai glandula sebasea yang banyak dan tidak mempunyai bulu.
i.
Campak (Rubella)
Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Biasanya menyerang anak-anak. Gejala awal
capak adalah demam, ilek, bersin, badan terasa lesu, sakit kepala, nafsu makan menurun drastis dan radang mata. Setelah
beberaa hari dari gejala tersebut timbul ruam merah yang gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa bagian tubuh.
j.
I.
II.
Perilaku
Perilaku manusia merupakan salah satu faktor yang banyak memegang peranan dalam menentukan derajat kesehatan
suatu masyarakat. Bahkan faktor perilaku memberikan kontribusi terbesar dalam menentukan status kesehatan individu
maupun masyarakat. Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar
organisme, namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karkteristik atau faktor- aktor lain dari orang yang
bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda.
Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap timulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku
ini dapat di bedakan menjadi dua, yakni:
a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya
tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya.
Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Komponen perilaku menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2007) dibagi menjadi tiga komponen, yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Faktor yang berpengaruh terhadap
pengetahuan seseorang menurut Nasution (1999) dalam Notoatmodjo (2007) antara lain yaitu:
a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
seseorang tersebut akan makin mudah menerima dan memahami setiap informasi yang masuk dari luar.
b. Informasi
Seseorang yang mempunyai banyak informasi dapat memberikan peningkatan terhadap tingkat pengetahuan
seseorang tersebut. Informasi dapat diperoleh melalui media masa seperti majalah, koran, berita televisi dan salah
satunya juga dapat diperoleh dari penyuluhan atau pendidikan kesehatan.
c. Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini dikarenakan informasi yang baru
akan disaring sesuai dengan budaya dan agama yang dianut.
d. Pengalaman
Pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yang berkaitan dengan umur
dan pendidikan individu. Hal ini mengandung maksud bahwa semakin bertambahnya umur dan pendidikan yang
tinggi, maka pengalaman seseorang akan jauh lebih luas.
e. Sosial Ekonomi
Dalam mendapatkan informasi yang memerlukan biaya (missal sekolah), tingkat sosial ekonomi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi
seseorang, maka orang tersebut akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi.
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Manifestasi dari sikap itu tidak bisa langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam
kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social.
3. Praktik atau tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu
perbuatan nyata di perlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain.
III.
mempertinggi derajat kesehatan manusia baik perseorangan maupun masyarakat sehingga berbagai faktor lingkungan yang
tidak menguntungkan tersebut tidak sampai menimbulkan gangguan kesehatan.
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum, sehingga
terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan dari waktu ke
waktu semakin berkembang, dengan perkataan lain bahwa teknologi dibidang kesehatan lingkungan menjadi bervariasi, dari
yang sederhana sampai pada yang mutakhir.
Sanitasi lingkungan adalah sebagai usaha pengendalian dari semua faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin
menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup
manusia.
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi atau mungkin yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Jadi lebih mengutamakan usaha
pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan, sehingga munculnya penyakit dapat dihindari. Dengan kata lain, jika
menyebutkan usaha sanitasi termasuk pula menurunkan jumlah (orang) bibit penyakit yang terdapat dalam bahan-bahan pada
lingkungan fisik manusia sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan manusia dapat terpelihara dengan sempurna. Bila
dikaji lebih dalam pengertian higiene dan sanitasi ini mempunyai perbedaan, yaitu higiene lebih mengarah pada kebersihan
individu, sedangkan sanitasi lebih mengarah pada kebersihan faktor-faktor lingkungannya, diantaranya adalah:
1. Penyediaan air bersih
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah
satu media dari berbagai macam penularan.
Air bersih juga merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan masyarakat. Berbagai keperluan
seperti mandi, mencuci kakus dan wudhu membutuhkan air yang memenuhi syarat dari segi kualitas dan mencukupi dari
segi kuantitas. Untuk itu penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan dari segi :
a. Kualitas : Tersedia air bersih yang memenuhi syarat kesehatan (fisik, kimia dan bakteriologis).
b. Kuantitas : Tersedia air bersih minimal 60 liter/hari.
c. Kontinuitas : Air minum dan air bersih tersedia pada setiap kegiatan yang membutuhkan secara berkesinambungan.
2. Suhu dan kelembaban
Bila bahaya di lingkungan kerja tidak di antisipasi dengan baik akan terjadi beban tambahan bagi pekerja.
Lingkungan kerja terdapat beberapa potensial bahaya yang perlu diperhatikan seperti kelembaban udara dan suhu udara.
Kelembaban udara dan suhu udara yang tidak stabil dapat mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak. Kelembaban
rendah menyebabkan pengeringan pada epidermis.
Semua bahan penyebab dermatitis kontak iritan seperti basa kuat dan asam kuat, sabun, detergen dan bahan kimia
organik lainnya jika diperberat dengan turunnya kelembaban dan naiknya suhu lingkungan kerja dapat mempermudah
terjadinya dermatitis kontak iritan bila berkontak dengan kulit. Bila kelembaban udara turun dan suhu lingkungan naik
dapat menyebabkan kekeringan pada kulit sehingga memudahkan bahan kimia untuk mengiritasi kulit dan kulit menjadi
lebih mudah terkena dermatitis. Berdasarkan pada rekomendasi NIOSH (1999) tentang kriteria untuk nyaman, suhu
udara di dalam ruangan yang dapat diterima adalah berkisar antara 20-24 oC untuk musim dingin dan 23-28 oC untuk
musim panas dengan kelembaban 35-65 oC. Sebagai bahan pertimbangan, dimana Indonesia merupakan daerah tropis
yang mempunyai suhu yang lebih panas dan kelembaban yang lebih tinggi rekomendasi NIOSH (1999) perlu dikoreksi
apabila diterapkan di daerah tropis. Maka berdasarkan penelitian untuk ruangan ber-AC dianjurkan suhu antara 24-26 oC
atau perbedaan antara suhu di dalam dan diluar ruangan tidak lebih dari 5 oC (NIOSH, 1999).
3. Paparan sinar matahari
Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja atau mengamati benda
yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman. Sumber cahaya berasal dari pencahayaan buatan seperti
lampu pijar dan lampu pelepasan listrik dan pencahayaan alami yang bersumber dari matahari. Sinar matahari adalah
suatu pajanan penting bagi orang yang bekerja di lingkungan terbuka atau di luar gedung. Paparan sinar matahari yang
baik adalah sinar matahari pagi hari, sebelum pukul 09.00. pada jam tersebut, matahari akan memberikan sinar yang
bermanfaat bagi tubuh, pancarannya mampu mensintesis menjadi vitamin D dan untuk kesehatan tulang serta
pembentukan kalsium. Sinar matahari juga bermanfaat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi tekanan jantung.
Selain itu, dapat pula meningkatkan metabolism tubuh.
4. Hygiene perorangan
Hygiene perorangan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama pada masa-masa perkembangan.
Dengan kesehatan pribadi yang buruk pada masa tersebut akan dapat mengganggu perkembangan kualitas sumber daya
manusia.
Untuk menjaga kesehatan pribadi atau perorangan tentu saja tidak terlepas dari kebiasaan-kebiasaan sehat yang
dilakukan setiap hari. Usaha kesehatan pribadi (personal hygiene) adalah upaya seseorang untuk memelihara dan
mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Usaha-usaha tersebut antara lain adalah :
a. Memelihara kebersihan
Yang termasuk memelihara kebersihan adalah memelihara kebersihan badan (mandi sekurang-kurangnya dua
kali sehari, membersihkan tubuh dengan menggunakan air bersih. Mandi dengan menggunakan sabun, menggosok
gigi secara teratur dan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan, sesudah buang air besar dan buang air
kecil, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan makanan, setelah batuk/bersin) memelihara, kebersihan
pakaian (selalu dicuci dan diseterika), memelihara kebersihan rumah dan lingkungannya (selalu disapu, membuang
sampah, buang air besar dan air limbah pada tempatnya).
b. Makan makanan yang sehat
Makanan harus selalu dijaga kebersihannya, bebas dari bibit penyakit, cukup kuantitas dan kualitasnya.
c. Cara hidup yang teratur
Makan, tidur, bekerja dan beristirahat secara teratur termasuk rekreasi dan menikmati hiburan pada waktunya.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit perlu mendapatkan vaksinasi, olah raga secara teratur untuk
menjaga agar badan selalu bugar.
e. Menghindari terjadinya penyakit
Agar selalu sehat, hindari kontak dengan sumber penularan penyakit baik yang berasal dari penderita maupun
dari sumber lainnya, menghindari pergaulan yang tidak baik, selalu berpikir dan berbuat baik.
f.
Pemeriksaan kesehatan
Untuk menjaga badan agar selalu sehat, perlu dilakukan pemeriksaan secara periodik, walaupun merasa sehat
dan segera memeriksakan diri apabila merasa sakit.
FORM I-A
FORMULIR KUNJUNGAN SANITASI PERMUKIMAN
No
.
Usia (Tahun)
Penyakit
Terakhir Menderita
FORM 1-B
FORMULIR KUNJUNGAN SANITASI PERMUKIMAN
Data Umum
Responden
FORM 2
LEMBAR OBSERVASI FAKTOR KESEHATAN LINGKUNGAN PENYEBAB PENYAKIT KULIT
No.
1.
Indikator
Komponen
Kualitas Fisik Udara
a. Kelembaban 40-60%
b. Suhu 18-300C
c. Terdapat paparan sinar matahari langsung
yang masuk ke dalam rumah
d. Pencahayaan alami dan buatan menyebar
10
2.
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
FORM 3
LEMBAR OBSERVASI FAKTOR PENYEBAB MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN PENYAKIT KULIT
No.
1.
Indikator
Komponen
Perilaku
a. Mengganti pakaian setiap hari
10
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
1I.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u. Jarak sumber air > 10 m dari sumber
pencemar
III.Pengetahuan
Pilihlah jawaban yang menurut saudara paling benar!
A. Penyakit Scabies
1. Apakah anda pernah mendengar apa itu penyakit scabies?
a. Pernah, lanjut ke pertanyaan no.2
b. Tidak pernah
a. Tidak perlu dikarantina/dipisahkan, hanya perlu dilakukan pengobatan secara teratur dan tidak
tidak tukar menukar peralatan pribadi dengan penderita
b. Perlu dikarantina/dipisahkan
c. Tidak tahu
9. Upaya apa yang perlu dilakukan untuk memutuskan mata rantai penyakit scabies?
a. Disinfeksi serentak pada pakaian, sprei, dan pengobatan serentak
b. Menjaga jarak dengan orang lain bila menderita scabies
c. Tidak tahu
10.Bagaimana cara menghindari penyakit scabies?
a. Mandi minimal 2 kali sehari, tidak menukar peralatan Mandi dan menjaga kontak langsung dengan
penderita scabies
b. Mandi kurang dari 2 kali sehari dengan menggunakan sabun dan menjaga kontak langsung dengan
penderita scabies
c. Tidak tahu
11.Apakah ada kaitannya antara kejadian scabies dengan kebersihan lingkungan?
a. Ada
b. Tidak ada
c. Tidak tahu
B. Penyakit Kusta/Lepra
1. Apakah anda pernah mendengar apa itu penyakit kusta?
a. Pernah, lanjut ke pertanyaan no.2
b. Tidak pernah
2. Jika pernah apa penyebab penyakit kusta?
a. Adanya bakteri Mycobacterium lerae
b. Adanya tungau Sarcoptes scabiei
b. Perlu dikarantina/dipisahkan
c. Tidak tahu
9. Bagaimana cara menghindari penyakit kusta?
a. Mandi minimal 2 kali sehari, tidak menukar peralatan Mandi dan menjaga kontak langsung dengan
penderita kusta
b. Mandi kurang dari 2 kali sehari dengan menggunakan sabun dan menjaga kontak langsung dengan
penderita kusta
c. Tidak tahu
10.Apakah ada kaitannya antara kejadian kusta dengan kebersihan lingkungan?
a. Ada
b. Tidak ada
c. Tidak tahu
C. Penyakit Panu
1. Apakah anda pernah mendengar apa itu penyakit panu?
a. Pernah, lanjut ke pertanyaan no.2
b. Tidak pernah
2. Jika pernah apa penyebab penyakit kusta?
a. Adanya infeksi jamur Malasezia furfur
b. Adanya bakteri Mycobacterium lerae
c. Adanya tungau Sarcoptes scabiei
3. Apa saja tanda-tanda penyakit panu?
a. Bercak halus yang berwarna putih sampai coklat hitam dan terasa gatal
b. Gatal pada malam hari dan terasa panas
D. Penyakit Kurap
1. Apakah anda pernah mendengar apa itu penyakit kurap?
a. Pernah, lanjut ke pertanyaan no.2
b. Tidak pernah
2. Jika pernah apa penyebab penyakit kurap?
a. Adanya infeksi jamur
b. Adanya bakteri Mycobacterium lerae
c. Adanya tungau Sarcoptes scabiei
3. Apa saja tanda-tanda penyakit kurap?
4.
5.
6.
7.
8.
a. Kulit menjadi tebal, timbul lingkaran-lingkaran, bersisik, berair dan terasa gatal
b. Bercak halus yang berwarna putih sampai coklat hitam dan terasa gatal
c. Gatal pada malam hari dan terasa panas
Bagaimana cara penularan penyakit kurap?
a. Kontak langsung dengan kulit dan kontak tidak langsung (melalui pakaian, handuk, sprei dan
peralatan lain yang digunakan oleh penderita)
b. Hanya melalui kontak langsung dengan kulit
c. Hanya melalui pakaian dan tempat tidur saja
Siapa saja yang dapat menderita penyakit kurap?
a. Semua golongan umur, namun lebih sering pada remaja
b. Pada golongan remaja saja
c. Hanya pada golongan umur tertentu saja
Apakah penyakit kurap dapat ditularkan dengan saling menukar pakaian dengan penderita kurap?
a. Ya, dapat menularkan penyakit
b. Hanya dapat menular ika daya tahan tubuh tidak kuat
c. Tidak menularkan penyakit
Apakah penderita penyakit kurap sebaiknya dikarantina/dipisahkan?
a. Tidak perlu dikarantina/dipisahkan, hanya perlu dilakukan pengobatan secara teratur dan tidak
tidak tukar menukar peralatan pribadi dengan penderita
b. Perlu dikarantina/dipisahkan
c. Tidak tahu
Bagaimana cara menghindari penyakit kurap?
a. Mandi minimal 2 kali sehari, tidak menukar peralatan Mandi dan menjaga kontak langsung dengan
penderita panu
b. Mandi kurang dari 2 kali sehari dengan menggunakan sabun dan menjaga kontak langsung dengan
penderita panu
c. Tidak tahu
9. Apakah ada kaitannya antara kejadian kurap dengan kebersihan lingkungan?
a. Ada
b. Tidak ada
c. Tidak tahu
10.
Menggunakan baju yang sama terus menerus selama berhari-hari dan tidak dicuci merupakan
salah satu factor penyakit kurap?
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
11.Sehabis melakukan aktifitas yang mengeluarkan banyak keringat sebaiknya langsung Mandi?
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
Perilaku
k
l
m
Total
n
4
5
6
7
8
9
10
Total
Table Tabulasi Data Fasilitas dan Pemeliharaan
Responde
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
Total
t
a
a
bb
cc
Penyakit scabies
1
Tot
al
Penyakit kusta/lepra
9
1
0
1
1
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
Respon
den
Penyakit panu
1
Tot
al
Penyakit kurap
8
1
0
1
1
1
0
1
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total