Anda di halaman 1dari 9

46 ISSN 0216 - 3128 M. Yazid, dkk.

SELEKSI BAKTERI PEREDUKSI KROM DI DALAM LIMBAH


CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN
METODE OZONISASI
M. Yazid, Aris Bastianudin dan Widdi Usada
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Yogyakarta.

ABSTRAK
SELEKSI BAKTERI PEREDUKSI KROM DI DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
MENGGUNAKAN METODE OZONISASI. Telah dilakukan seleksi bakteri pereduksi krom di dalam limbah
cair industri penyamakan kulit menggunakan metode ozonisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
isolat bakteri darilimbah yang mengandung krom, sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai agen
bioremediasi krom dalam rangka penyempurnaan sistem pengolahan limbah industri penyamakan kulit.
Seleksi bakteri di dalam limbah dilakukan dengan metode ozonisasi dengan variasi waktu 0 sampai dengan
210 menit dengan interval waktu 15 menit. Isolasi bakteri dilakukan dengan cara ditumbuhlan dalam media
o
BHI selama 24 jam pada suhu 37 C. Selanjutnya diinokulasi dengan metode streak plate pada media TBX,
MC, EA, CTM dan BP. Karakterisasi bakteri dilakukan dengan melihat morfologi koloni, morfologi sel dan
karakter biokimia. Sedangkan identifikasi isolat bakteri dengan metode matching profile. Dari hasil
penelitian diperoleh 5 isolat bakteri BCR1, BCR2, BCR3, BCR4 dan BCR5 dengan karakter fenotipik yang
berbeda-beda. Dari ke lima isolat tersebut dapat diseleksi isolat BCR2 yang resisten ozon sampai dengan
waktu ozonisasi 180 menit, yang diidentifikasi sebagai anggota genus Bacillus. Hasil pengujian menujukkan
bahwa isolat bakteri tersebut mampu menurunkan kadar krom di dalam limbah industri penyamakan kulit
dengan efisiensi sebesar 71,03 %.

ABSTRACT
SELECTION OF THE CHROM REDUCTION BACTERIA IN THE WASTE OF TANNING LEATHER
INDUSTRIES BY OZONIZATION METHOD. Selection of the chrom reduction bacteria in the waste of
tanning leather industries by ozonization method has been done. The objetives of this research was to obtain
isolate bacteria from the waste with chrom contain, so that expected can be used for chrom bioremediation
agentfor arrange to improved the waste treatment for tanning leather industries. Selection of bacteria in the
waste was carried out by ozonization method with time variation 0 to 210 minutes by time interval 15
o
minutes. Isolation bacteria was carried out was grown on the BHI media for 24 hours at 37 C temperature.
So be inoculated by streak plate method on the TBX, MC, EA, CTM and BP media. Characterization of
bacteria was done by saw the colonie morphology, sel morphology and biochemical characterization. So,
identification of isolate bacteria by matching profile method. The result of this research can be obtained 5
isolate bacteria BCR1, BCR2, BCR3, BCR4 dan BCR5 with the different phenotypic character. From the five
isolate can be selected resistance ozon isolate until 180 minutes time ozonisation were BCR 2, were
identified belong to the genus of Bacillus. The examination results showed that the isolate bacteria be able to
reduction of the chrom concentration in the waste of tanning leather industries by 71.03 %. Efficiency.

PENDAHULUAN dalam bentuk padat, cair maupun gas.


Karakteristik limbah cair yang ditimbulkan dari
T eknologi penyamakan kulit pada umumnya
dimaksudkan untuk melakukan pengolahan kulit
jenis industri ini pada umumnya berwarna keruh
dan berbau tidak sedap, karena umumnya masih
mentah menjadi kulit web blue (kulit samak) yang terkandung sisa-sisa daging serta darah, bubur
siap untuk digunakan untuk berbagai kepentingan. kapur, bulu halus, protein terlarut, sisa garam,
Pada industri penyamakan kulit di Yogyakarta asam, sisa cat dan zat samak krom.
menggunakan bahan penyamak formalin dan krom.
Logam krom yang merupakan komponen utama dari Krom merupakan salah satu bahan
bahan pewarna dan pelapis dalam proses pencemar logam berat yang berbahaya bagi
penyamakan kulit. Penggunaan bahan-bahan kimia kelestarian lingkungan. Salah satu spesiesnya
termasuk bahan penyamak tersebut, kemungkinan
besar akan berpotensi menimbulkan pencemaran adalah krom (VI) yang mempunyai kelarutan dan
lingkungan yang berasal dari pelepasan limbah toksisitas tinggi, sehingga keberadaan krom dalam
industri tersebut baik limbah tidak boleh melebihi nilai ambang batas
yang diperkenankan berdasarkan peraturan

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
M. Yazid, dkk.. ISSN 0216 - 3128 47

perundang-undangan yang berlaku.. Sifat kelarutan Sel memiliki mekanisme bioakumulasi,


dan toksisitas dari logam inilah yang menentukan penyerapan selektif dan penyimpanan berbagai
tingkat bahayanya logam ini sebagai pencemar di molekul besar untuk nutrisi dan mineral esensial,
lingkungan. (1,2) namun dalam waktu yang sama pula mengabsorbsi
substansi-substansi berbahaya. Racun yang
Keberadaan logam berat dalam suatu
berbentuk cair yang berasal dari lingkungan dapat
lingkungan tertentu dapat menurunkan populasi
terakumulasi di dalam sel sampai mencapai tingkat
mikroba baik dalam jumlah maupun keaneka-
ragaman spesiesnya. Namun demikian, sering yang membahayakan bagi sel maupun jaringan
dijumpai jenis mikroba tertentu yang resisten atau melalui proses bioakumulasi.ini, karena.
toleran terhadap kondisi tersebut. Sifat resisten bioakumulasi merupakan proses pengambilan
atau toleran mikroba tersebut ditunjukkan dengan kation logam secara aktif (mengunakan enegi).
dimilikinya kemampuan tumbuh mikroba dalam Pengikatan logam pada proses ini menggunakan
berbagai konsentrasi logam berat pada skala sistem transpor aktif kation dan ikatan
laboatoium maupun di habitat aslinya. . Sifat permukaan.(7)
tersebut berupa kemampuan mikroba untuk Teknologi ozonisasi merupakan salah satu
bertahan terhadap efek toksik logam berat melalui alternatif dalam teknologi pengolahan limbah cair
mekanisme detoksifikasi sebagai respon terhadap industri penyamakan kulit. Sebagai oksidator, ozon
eksistensi jenis logam tertentu yang dapat akan menguraikan senyawa-senyawa organik
dikenali.(3) Sifat resisten terhadap kromat telah dalam limbah, seperti benzena, atrazin dan dioksin.
ditemukan pada spesies Pseudomonas, Selain itu dapat dimanfaatkan untuk membunuh
Alcaligenes, Salmonella, Streptococcus, bakteri (sterilization), menghilangkan warna
Aeromonas dan Enterobacter .(4) (decoloration), menghilangkan bau (deodoration)
dan menguraikan senyawa organik (degradation)
Bioremediasi pada prinsipnya merupakan
secara tidak langsung.
proses biodegradasi yang disengaja untuk
mengeliminasi pencemar lingkungan dari tempat Isolasi bakteri dari limbah industri
dimana pencemar tersebut terlepas. Proses ini penyamakan kulit yang mengandung krom
beberapa memiliki kelebihan antara lain dimaksudkan untuk mencari isolat bakteri tertentu
penggunaan biomassa yang relatif murah dan yang telah beradaptasi di lingkungan tersebut,
dapat didaur ulang, kapasitasnya yang tinggi dalam karena telah hidup di lingkungan tersebut dalam
pengikatan logam serta selektif dalam pengikatan waktu yang cukup lama. Sedangkan penggunaan
logam kontaminan. Bioremediasi logam berat metode ozonisasi dimaksudkan untuk mengurangi
dalam limbah industri oleh mikroba dapat jenis bakteri yang ada di dalam limbah tersebut,
dilakukan karena beberapa mikroba memiliki sehingga jenis bakteri yang tersisa / terseleksi
mekanisme detoksifikasi logam berat. Mekanisme diharapkan akan mampu melakukan pertumbuhan
detoksifikasi yang dapat dilakukan oleh bakteri lebih cepat, karena tidak terjadi kompetisi dengan
antara lain biosorpsi, bioakumulasi, reduksi, jenis yang lain serta mampu beradaptasi dengan
solubilisasi (terasosiasi dengan oksida sulfida atau kondisi fisiko- kimia dari limbah tersebut.(8)
ferrous iron), presipitasi dan metilasi. Cara Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan genus
potensial untuk detoksifikasi kromium adalah bakteri pereduksi krom, yang mempunyai
dengan biosorpsi, reduksi secara enzimatik dan konstante kecepatan pertumbuhan yang tinggi dan
reduksi abiotik yang bergabung dengan reduksi telah beradaptasi dengan lingkungan yang
sulfat. (5,6) mengandung krom, sehingga diharapkan
digunakan sebagai agen bioremediasi krom di
Biosorpsi merupakan penghilangan metal
lingkungan.
atau jenis metaloid, senyawaan dan partikulat,
radionuklida, senyawa organometaloid dari larutan
melalui interaksi secara fisikawi dan kimiawi TATA KERJA
dengan material biologi. Biosorpsi juga merupakan
akibat dari pembentukan kompleks metal organik Bahan yang digunakan
yang didukung dengan adanya dinding sel
mikroba, kapsul atau polimer ekstra seluler yang 1. Limbah cair pabrik penyamakan kulit pada bak
disintesis dan dikeluarkan oleh organisme tersebut. equalisasi
Hal ini disebabkan kation logam yang bermuatan 2. Media Brain Heart Infusion (BHI)
positip berikatan secara elektrostatik dengan gugus 3. Media Tryptone Bile X-Clucuronide (TBX)
fungsional yang bermuatan negatif pada dinding, 4. Media Endo Agar Base (EA)
kapsul atau polimer.(3,5) 5. Media Mac Concey Agar (MC)
6. Media Blood Agar Plate (BP)

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
48 ISSN 0216 - 3128 M. Yazid, dkk.

7. Media Cetrimide Agar (CTM) katalase, fermentasi karbohidrat, produksi hidrogen


8. Aquades steril sulfit, indol dan motilitas bakteri, sitrat,
9. Kapas steril fermentasi dextrose, karboksilasi lisin, hidrolisa
10. Kassa steril ornithine, hidrolisa esculine, reduksi nitrat,
11. Alkohol 70 % amilase, lipase dan lechitinase. (9,10,11)
12. Alat yan digunakan Identifikasi Isolat Bakteri Pereduksi Krom
13. Ozonizer 1.6243x10-3 mg/detik
Resisten Ozon
14. Incubator shaker merek “Eyela”
15. Autoklaf “All American” Identifikasi isolat bakteri pereduksi krom
16. Inkubator “Kelvitron” resisten ozon dilakukan dengan cara
17. Colony counter membandingkan kesamaan profil (metode profile
18. pH meter matching) berdasarkan genus acuan Streptococcus
19. Mikroskop binoculer atau Bacillus atau Pseudomonas atau Escherichia
20. Cawan petri atau Klebsiella sesuai dengan media isolat tersebut
21. Jarum ose tumbuh. Genus acuan tersebut ditelusuri melalui
22. Mikro pipet Bergey’s manual of determinative Bacteriology.
23. Peralatan Gelas Laboratorium
Profile matching tidak hanya dilakukan
pada morfologi koloni, namun juga dilakukan pada
karakteristik morfologi sel dan biokimia bakteri.
Cara kerja
Tujuannya adalah untuk memastikan kedudukan
Isolasi dan Seleksi Bakteri Pereduksi Krom taksonomi bakteri tersebut sehingga akan
dengan Metode Ozonisasi. mempermudah dalam aplikasinya lebih lanjut.
Isolasi bakteri dilakukan dalam 2 tahap.
Tahap pertama sebelum perlakuan ozonisasi. Hasil
isolasi pada tahap ini merupakan isolat bakteri HASIL DAN PEMBAHASAN
pereduksi krom. Sedangkan tahap ke dua isolasi
setelah perlakuan ozonisasi 15 hingga 210 menit
dengan interval 15 menit. Tahap tersebut Penentuan sifat fisiko-kimia dari limbah.
merupakan seleksi terhadap bakteri pereduksi Penentuan sifat fisika dan kimia limbah
krom resisten ozon. Isolasi bakteri dalam limbah ditentukan dari kadar Cr, pH, BOD dan DO limbah
diawali dengan teknik pengkayaan (metode cair dari bak equalisasi pada Instalasi Pengolahan
enrichment) yaitu dengan menginokulasikan dalam
Air Limbah industri penyamakan kulit. Penentuan
media BHI selama 24 jam pada temperatur 37oC parameter tersebut digunakan untuk mengetahui
hingga timbul kekeruhan pada media. Selanjutnya kondisi awal limbah. Adapun data hasil
diinokulasikan dengan metode streak plate pada pengukuran beberapa parameter tersebut disajikan
media TBX, MC, EA, CTM dan BP. TBX sebagai
pada Tabel 1.
media selektif koloni escherichia dan BP sebagai
media diferensial streptococcus dan bacillus.(9). Tabel 1. Hasil Karakterisasi Limbah Cair Proses
CTM sebagai media selektif koloni pseudomonas. Penyamakan Kulit
MC dan EA sebagai media diferensial Escherichia No Karakter Hasil analisis
dan Klebsiella. (10) Hasil penanaman diinkubasi 1. Kadar Cr 184,6 ppm
selama 24 jam pada temperatur 37oC dan diamati 2. pH 9,0
pertumbuhan bakteri pada masing-masing media. 3. BOD 7508,6 mg/L
Karakterisasi Fenotipik Isolat Bakteri 4. DO 0,2 mg/L
Pereduksi Krom Resisten Ozon
Karakterisasi isolat bakteri pereduksi krom Dari Tabel 1. dapat diketahui bahwa limbah
resisten ozon dari limbah cair proses penyamakan cair industri penyamakan kulit pada bak equalisasi
kulit dilakukan dengan mengamati morfologi mengandung pencemar logam krom yang kadarnya
koloni, morfologi sel dan karakter biokimia. dinilai masih berada diatas ambang batas yang
Pengamatan morfologi koloni dilakukan dengan ditentukan, yaitu 0,60 ppm menurut KEP
cara menginokulasikan bakteri pada nutrient agar 51/MENLH/10/1995. Diduga dalam limbah
miring, nutrient agar plate dan nutrient cair. tersebut terdapat kelompok bakteri yang toleran
Morfologi sel dengan cara mengamati sifat gram dan resisten terhadap logam krom sehingga
dan kapsul dengan teknik pewarnaan. Sedangkan mampu mereduksi logam krom. Resisen kromat
karakter biokimia dengan cara uji oksidase, (CrO42-) telah ditemukan pada genus Alcaligenes,

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
M. Yazid, dkk.. ISSN 0216 - 3128 49

Salmonella, Streptococcus, Aeromonas, universal bagi semua jenis bakteri, karena


Enterobacter, Klebsiella dan Staphylococcus. mengandung pepton dan sumber karbohidrat
Demikian juga dengan anggota genus Bacillus, sebagai sumber nutrisi untuk isolasi dan
Corynebacterium, Escherichia, Mikromococcus, pemeliharaan bakteri. Dilakukan teknik
Pseudomonas dan Vibrio.(4,6) pengkayaan karena dimungkinkan jumlah maupun
jenis bakteri dalam limbah sangat kecil. Hal ini
Isolasi dan seleksi bakteri pereduksi krom disebabkan dalam limbah cair proses penyamakan
resisten ozon dalam limbah cair kulit banyak terdapat sisa-sisa bahan organik
maupun pencemar logam krom dalam jumlah
Isolasi bakteri dalam sampel limbah cair besar dan bersifat toksik bagi bakteri. Selanjutnya
industri penyamakan kulit, dilakukan 2 tahap dan masing-masing sampel pada tiap perlakuan dalam
diawali dengan pengkayaan bakteri dalam media media BHI diinokulasi pada media TBX, MC, EA,
BHI. Prosesnya ditunjukkan dalam Gambar 1. CTM dan BP.
Media ini merupakan media pengkayaan, bersifat

Kontrol
BCR1 pada media BP

Isolat Murni Kontrol


BCR2 pada media BP

Isolat Murni Kontrol


BCR3 pada media CTM

Isolat Murni Kontrol Isolat Murni Kontrol


Media EA Media TBX
BCR4 pada media EA dan TBX

Kontrol Isolat Murni Kontrol


Media EA Media MC
BCR5 pada media EA dan MC

Gambar 2. Pertumbuhan Isolat pada masing-masing media

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
50 ISSN 0216 - 3128 M. Yazid, dkk.

Tahap pertama isolasi, sebagai tahap seleksi bahwa isolat BCR2 relatif resisten terhadap ozon
terhadap bakteri pereduksi krom. Diperoleh 5 dibandingkan dengan isolat-isolat lainnya.
isolat bakteri pereduksi krom, yaitu BCR1, BCR2,
Tabel 4. menunjukkan bahwa masing-
BCR3, BCR4 dan BCR5. Hasil pertumbuhan isolat
masing isolat bakteri dapat tumbuh dalam media
pada masing -masing media disajikan pada Tabel 2
yang tertentu. BCR1 hanya dapat tumbuh pada
dan Gambar 2
media BP, BCR2 yang resisten ozon pada media
Tabel 2. Hasil pertumbuhan isolat pada masing- BP, BCR3 pada media CTM, BCR4 pada media
masing media. TBX dan EA, BCR5 pada media EA dan MC.
N MEDIA ISOLAT Tabel 3. Pengaruh ozonisasi terhadap
0 pertumbuhan isolat
Waktu
1. TBX BCR4 N0 Ozonisasi BCR1 BCR2 BCR3 BCR4 BCR5
2. EA BCR4 dan BCR5 (Menit)
3. MC BCR5 1. 0 + + + + +
4. BP BCR1 dan BCR2 2. 15 - + - + +
3. 30 + + + + -
5. CTM BCR3 4. 45 + + + - -
5. 60 - + + - -
6. 75 - + + - -
Tahap isolasi kedua merupakan seleksi 7. 90 - + - - -
terhadap bakteri pereduksi krom yang resisten 8. 105 - + + - -
ozon. Pengaruh ozonisasi terhadap pertumbuhan 9. 120 - + - - -
isolat bakteri disajikan pada Tabel 3 10. 135 - + - - -
11. 150 - + - - -
Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa isolat 12. 165 - + - - -
bakteri BCR1, BCR4 dan BCR5 tidak dapat tumbuh 13. 180 - + - - -
14. 195 - - - - -
setelah diberikan perlakuan ozonisasi selama 60
15. 210 - - - - -
menit. BCR3 masih terdapat pertumbuhan koloni dan Keterangan :
pada saat ozonisasi 120 menit mulai tidak terjadi -4
Debit Ozonizer : 16,243x10 mg/detik
pertumbuhan. Sedangkan BCR2 masih terjadi
+ : Terdapat pertumbuhan koloni
pertumbuhan sampai ozonisasi 180 menit. Dengan
- : Tidak terdapat pertumbuhan koloni
demikian dapat dikatakan

Tabel 4. Hasil pertumbuhan isolat dalam medianya masing-masing


Waktu MEDIA
N0 Ozonisasi TBX EA MC BP CTM
(Menit)
1. 0 BCR4 BCR4 dan BCR5 BCR2 dan BCR1 BCR3
BCR5
2. 15 BCR4 - BCR5 BCR2 -
3. 30 BCR4 - - BCR2 dan BCR1 BCR3
4. 45 - - - BCR2 dan BCR1 BCR3
5. 60 - - - BCR2 BCR3
6. 75 - - - BCR2 BCR3
7. 90 - - - BCR2 -
8. 105 - - - BCR2 BCR3
9. 120 - - - BCR2 -
10. 135 - - - BCR2 -
11. 150 - - - BCR2 -
12. 165 - - - BCR2 -
13. 180 - - - BCR2 -
14. 195 - - - - -
15. 210 - - - - -
Keterangan :
+ : Terdapat pertumbuhan koloni
- : Tidak terdapat pertumbuhan koloni

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
M. Yazid, dkk.. ISSN 0216 - 3128 51

Fermentasi glukosa +
Karakterisasi fenotipik Isolat bakteri
Fermentasi -
pereduksi krom resisten ozon Laktosa
Karakterisasi fenotipik isolat bakteri Fermentasi -
pereduksi krom resisten ozon dari limbah cair Manitol
proses penyamakan kulit dilakukan pada isolat Fermentasi +
BCR2, dengan melihat morfologi koloni, Maltosa
morfologi sel dan karakter biokimia. Hasil Fermentasi -
pengamatan disajikan pada Tabel 5.: Sukrosa
Produksi sulfur -
Identifikasi isolat bakteri pereduksi krom Produksi indol -
resisten ozon Motilitas -
Penggunaan sitrat -
Identifikasi isolat bakteri pereduksi krom
Dekarboksilasi -
resisten ozon dilakukan untuk mengetahui nama
Lisin
genusnya. BCR2 mampu tumbuh pada media BP
agar yang merupakan media diferensial Hidrolisa Ornithine -
Streptococus dan Bacillus (9). Hidrolisa Esculine -

Tabel 5. Karakter Fenotipik bakteri pereduksi Identifikasi dilakukan dengan metode


krom profile matching berdasarkan genus acuan yang
ditelususri melalui Bergey’s Manual of
N0 PENGAMATAN BCR2 Determinative Bacteriology. Hal ini bertujuan
A. Morfologi Koloni untuk memastikan apakah BCR2 merupakan genus
Pada Agar Plate : Streptococus atau Bacillus. Hasil profile matching
Ukuran besar BCR2 disajikan pada Tabel 6 dan Tabel 7. Bentuk
Pigmen Putih berlendir selnya pada Gambar 4.
kehijauan Tabel 6. Hasil identifikasi BCR2 dengan genus
Bentuk koloni Irreguler
Strptococcus
spreading
Tepi koloni undulate HASIL IDENTIFIKASI
NO KARAKTER
Elevasi umbonate GENUS BCR1
ISASI STREPTO
COCCUS
Pada NA Miring : 1. Bentuk Kokus Batang
Kemelimpahan abundant berspora
Pigmen Putih susu 2. Susunan sel Rantai Tunggal
Bentuk rhizoid 3. Reaksi gram Positif Positif
Karakteristik Optis opaque 4. Kapsul Ada Ada
5. Spora Tidak ada Ada
Pada Nutrien Cair : 6. Fermentasi + +
Surface ring glukosa
7. Reaksi - -
Subsurface granular
oksidase
Sedimen flaky
Kemelimpahan moderate
Tabel 7. Hasil identifikasi BCR2 dengan genus
B. Morfologi Sel Bacillus
Bentuk Batang berspora NO KARAKTE HASIL IDENTIFIKASI
Susunan Sel tunggal RISASI GENUS BCR2
Reaksi gram positif BACILLUS
Kapsul Tidak ada 1. Bentuk Batang Batang
berspora berspora
Spora ada
2. Susunan sel Tunggal atau Tunggal
berpasangan
C. Karakter 3. Reaksi gram Positif Positif
Biokimiawi 4. Katalase + +
Oksidase - 5. Produksi indol - -
Katalase + 6. Produksi nitrat + +
Reduksi Nitrat + 7. Reduksi nitrat + +

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
52 ISSN 0216 - 3128 M. Yazid, dkk.

Berdasarkan hasil identifikasi pada Tabel 6 Pada Gambar 4. terlihat bahwa fase
dan Tabel 7, profil karakter fenotipik BCR2 eksponensial BCR2 terjadi pada jam ke-2 hingga
cenderung sama dengan profil genus acuan jam ke8 yang ditandai dengan kenaikan O.D
Bacillus. Dengan demikina BCR2 merupakan inokulum. Hal ini menunjukkan bahwa pada
genus Bacillus. rentang jam tersebut terjadi pertumbuhan aktif
bakteri dan produksi berbagai enzim yang berguna
Penentuan kurva perumbuhan isolat bakteri untuk reduksi krom secara enzimatik. Menurut
resisten ozon. Alexander (1999), salah satu cara potensial untuk
detoksifikasi krom adalah reduksi enzimatik.
Penentuan kurva pertumbuhan dilakukan Dengan demikian diharapkan selama pertumbuhan
pada isolat BCR2 sebagai bakteri pereduksi krom sel meningkat terjadi pula reduksi krom yang
resisten ozon . Hasil pengukuran O.D. inokulum efektif.
selama 48 jam dengan interval waktu 2 jam
membentuk kurva pertumbuhan sebagai berikut : Perhitungan jumlah sel bakteri dan
kecepatan pertumbuhan
2.5
Perhitungan jumlah sel bakteri dilakukan
2
selama fase eksponensial. Hal ini bertujuan untuk
O.D. Inokulum

1.5 mengetahui perubahan jumlah sel pada fase


1
tersebut. Selain itu dipelajari juga juga pengaruh
waktu inkubasi terhadap parameter pertumbuhan,
0.5
yang terdiri dari jumlah generasi, konstanta
0 kecepatan rerata pertumbuhan (n), kecepatan
0 10 20 30 40 50 60
Waktu Inkubasi, jam
pertumbuhan (µ) dan waktu generasi (g). Hasil
pengukuran disajikan pada Tabel 8 dan Gambar 5.
Gambar 5. Kurva pertumbuhan Isolat BCR2

Tabel 8. Pengaruh waktu inkubasi terhadan parameter pertumbuhan bakteri.


No Waktu Parameter Pertumbuhan
Inkubasi jumlah sel/ml
(jam) x103 n k µ g
1. 0 25880 - - - -
2. 2 66240 1.3559 0.6878 0.470 1.475
3. 4 58960 1.1879 0.5940 0.412 1.684
4. 6 135960 2.3930 1.1970 0.829 0.836
5. 8 154960 2.5820 1.2910 0.895 0.775
Keterangan :
n : Jumlah Generasi (Generasi)
k : Konstanta Kecepatan Rerata Pertumbuhan
µ : Kecepatan Pertumbuhan (Jumlah Generasi/Jam)
g : Waktu Generasi (jam)

3
Tabel 8 dan Gambar 6. menunjukkan bahwa
2.5 waktu inkubasi optimal isolat BCR2 adalah 8 jam,
2 dengan jumlah generasi 2,5820, konstanta
1.5 kecepatan rerata pertumbuhan (n) 1,2910,
1
kecepatan pertumbuhan (µ) 0,895/jam dan waktu
0.5

0
generasi (g) 0,775 jam.
0 2 4 6 8 10
Waktu Inkubasi, jam Pengujian Kemampuan Isolat Bakteri dalam
Jumlah generasi, n Konstanta Kec. Pertumbuhan, k Penurunan Kadar Krom di dalam Limbah
Kec. Pertumbuhan, u Waktu generasi, g
Limbah industri penyamakan kulit yang
Gambar 6. Pengaruh waktu inkubasi terhadap mempunyai kadar krom awal sebesar 4,59 ppm
diberi perlakuan dengan isolat BCR2 dan telah
parameter pertumbuhan bakteri.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
M. Yazid, dkk.. ISSN 0216 - 3128 53

diozonisasi selama 190 menit dan masing- masing bakteri BCR2. Hasil analisis kadar krom dan
ditambahkan krom dengan variasi 0, 20, 40 dan 60 efisiensi penurunannya disajikan pada Tabel 9 dan
ppm. Peran isolat BCR2 diharapkan dapat optimal dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa
karena tidak adanya kompetisi dengan bakteri penurunan kadar krom tertinggi oleh isolat bakteri
lainnya. Analisis kadar krom dilakukan pada jam Bacillus sebesar 71,03 % dalam waktu inkubasi 8
ke 0, 2, 4, 6 dan 8 karena periode waktu tersebut jam.
merupakan fase eksponensial dari pertumbuhan

Tabel 9. Rerata kadar krom akhir dan efisiensi penurunannya

Waktu Penambahan kadar krom (ppm)


inkubasi 0 20 40 60
(jam) KKLT Ep (%) KKLT Ep (%) KKLT Ep (%) KKLT Ep (%)
(ppm) (ppm) (ppm) (ppm)
0 4,51 - 25,74 - 48,53 - 73,89 -
2 4,35 3,69 24,38 5,26 31,92 34,22 50,46 31,71
4 4,36 3,40 23,63 8,17 19,02 60,80 32,28 56,31
6 4,42 2,07 20,47 20,45 15,32 68,44 30.32 58,96
8 4,35 3,69 20.30 21,14 14,64 69,83 21,41 71,03
KETERANGAN :
KKLT : Kondisi krom limbah pada tahap
pengujian Ep : Efisiensi penurunan kadar khrom
Encyclopedia of Microbiology. Volume 2. D-L
KESIMPULAN Academic Press Inc, USA. (1992)
1. Didapatkan 5 isolat bakteri (BCR1, BCR2, 4. MISRA, T.K.,, “ Heavy metals, Bacterial
BCR3, BCR4 dan BCR5) dengan karakter resistances”. Encyclopedia of Microbiology,
fenotipik yang berbeda. Volume 2 D-L USA: American Society For
Microbiology. (1992)
2. Didapatkan satu isolat bakteri (BCR2) yang
resisten ozon sampai dengan waktu qzonisasi 5. MCELDOWNEY, S., DAVID, J.H., &
180 menit dengan karakter fenotipik berbentuk STEPHEN, W., Pollution: Ecology and
batang, berspora ukuran besar, bereaksi gram Biotreatment. First Ed. Longman Scientific
positif dan diduga merupakan anggota genus Singapore Publisher Ltd. Singapore.(1993).
Bacillus. 6. ALEXANDER, M., , “Biodegradation and
3. Penurunan kadar krom tertinggi oleh isolat bioremediation”, Second Edition., Academic
bakteri Bacillus sebesar 71,03 % dalam waktu Press USA (1999)
inkubasi 8 jam. 7. CUNNINGHAM, W.P. and CUNNINGHAM,
M.A., , “Princple of Environmental Science
Inguiry and applications. The McGraw-Hill Co
DAFTAR PUSTAKA Inc. New York. (2004)

1. PRAYITNO,., “Teknologi penyamakan kulit 8. ISYUNIARTO dkk.,., “Degradasi Fenol dalam


ramah lingkungan” Laporan diseminasi Limbah Pengolah Minyak Bumi Dengan
teknologi pengendalian pencemaran industri Ozon”. Prosiding Pertemuan dan Presentasi
penyamakan kulit di DIY. Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan
DP/BPPIP/BBKL/010/97. 5-15 Agustus 1996. Teknologi Nuklir. ISSN 0216-3128. 12 Juli
Yogyakarta. (1996) 2005. PTAPB BATAN Yogyakarta (2005)

2. NAHADI,, “ Biotransformasi Kromium oleh 9. BRIDSON, E.Y., “The Oxoid Manual”. 8th
Bakteri Escherichia Coli” Prosiding Seminar Edition. Oxoid Limited England. (1998)
Nasional Kimia VIII. ISSN : 1410-8313. 7 10. SOEMARNO,., “Isolasi dan Identifikasi
eptember 2000. Jurusan Kimia FMIPA UGM, Bakteri Klinik”, Akademi Analis Kesehatan
Yogyakarta. (2000.) Yogyakarta, Depkes RI, Yogyakarta. (2000)
3. GADD, G.M.., “Heavy Metal Pollutants: 11. BENSON, H.J.,, “Microbiological Aplicationns
Environmental and Biotechnological Aspect”. Laboratory Manual in General Microbiology”.,

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
54 ISSN 0216 - 3128 M. Yazid, dkk.

Seventh Edition. The McGraw-Hill Co Inc. − Cr valensi 3 dalam larutan mempunyai bentuk
New York. (1998) kation sedangkan valensi 6 berbentuk anion.
12. M. YAZID & ARIS BASTIANUDIN.,”Isolasi Proses pengolahan limbah krom dengan bakteri
dan Identifikasi Bakteri Pengikat Stronsium akan efektif untuk Cr valensi 3 karena terjadi
dalam Limbah Radioaktif Cair Aktivitas flokulasi dan presipitasi Cr dalam massa bakteri,
Rendah”,Prosiding Temu Ilmiah Jaringan bagaimana dengan percobaan saudara.
Kerjasama Kimia Indonesia, Yayasan Media
M. Yazid
Kimia Utama. (2006)
• Ozon merupakan oksidator kuat sehingga
TANYA JAWAB dapat digunakan untuk sterilisasi karena
bersifat mematikan bakteri
• Dalam penelitian ini tidak dilakukan spesiesi
Zainus Salimin krom tetapi yang dihitung adalah konsentrasi
− Ozonasi adalah proses oksidasi, bakteri aerob krom total.
dapat tumbuh bila di aerasi (dioksidasi),
bagaimana korelasinya terhadap pengisolasian
bakteri tersebut?

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

Anda mungkin juga menyukai