Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah melimpahkan
ilmu. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasul beserta keluarganya. Serta
kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah Kewarganegaraan yang telah
memberikan kepercayaan kepada kami dalam menyusun makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewarganegaraan di Poltekkes Kemenkes Bandung jurusan Kesehatan Lingkungan.
Makalah ini berjudul Implementasi Pancasila untuk Berkarya Bagi Sanitarian
Lulusan Kesehatan Lingkungan Program D-IV.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang penyusunan mengangkat judul makalah dari Implementasi Pancasila
untuk Berkarya Bagi Sanitarian Lulusan Kesehatan Lingkungan Program D-IV
karena penyusun ingin membahas lebih rinci tentang nilai-nilai pancasila yang
diterapkan dalam peristiwa di masyarakat .Dalam makalah ini banyak sekali peristiwa
yang akan kita ketahui tentang makna yang terkandung dalam nilai-nilai pancasila.
B. Tujuan
Tujuan mengangkat judul makalah ini adalah karena penyusun ingin rekan-rekan
pembaca maupun penulis sendiri mengetahui bahwa dalam kehidupan sehari-sehari
kita sendiri telah belum mengerti tentang hal-hal tersebut. Tanpa hal itu disadari
dengan kata lain jika peristiwa yang terjadi di sekitar kita akan tetapi kita tidak
menghubungkan nya dengan nilai-nilai pancasila percumalah pamcasila sebagai dasar
Negara kita untuk keseharian nya.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
2. Sebutkan aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam pengelolaan lingkungan hidup?
3. Bagaimana profesi kesehatan lingkungan dan prospek kerjanya?
4. Jelaskan kewajiban-kewajiban Sanitarian yang berhubungan dengan
Pancasila?
Landasan Teori
PENGERTIAN PANCASILA
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila ke V yang
harus diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan
hidup adalah sebagai berikut :
Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain :
1. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala
sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha
Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya;
2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua
perintah- NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua
potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari,
bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat
Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan
harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
3. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengaplikasikan Sila ini dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya menyayangi binatang; menyayangi tumbuhtumbuhan
dan merawatnya; selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan
ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat kerusakan di
muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang selalu bertakwa dan
selalu berbuat baik.
1. Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan
kewajiban asasinya;
2. Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam
sekitar dan terhadap Tuhan;
3. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta,
rasa, karsa dan keyakinan.
Penerapan, pengamalan / aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari dapat
diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh
lingkungan hidup yang baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan informasi
lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup;
hak setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang
sesuai dengan ketentuanketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya.
Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila
ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup
bisa tetap nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan
sekitar; mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya.
Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam
hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai
berikut :
Aplikasi atau pengamalan sila ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu
diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan
lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta
penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai
agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan
lingkungan (Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely Widjajati , 1992 : 156-158).
Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun mewarisi
nilai-nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
ketentuan-ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk
menebang pohon-pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang dilarang
memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan
masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya
ajaran-ajaran nenek leluhur ini ikut secara aktif melindungi kelestarian alam dan
kelestarian lingkungan di daerah itu.
Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain:
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan
sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain:
5. Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual
bagi seluruh rakyat Indonesia;
Dalam ketetapan MPR ini hal itu diatur sebagai berikut (Penabur Ilmu, 1999 : 40) :
a. Kesehatan Lingkungan
Bagian Kesehatan Lingkungan dikhususkan untuk mendalami dan menganalisis
vektor lingkungan (fisik, biologis, kimia, vektor) yang berpengaruh pada derajat
kesehatan masyarakat.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Dinas Kesehatan (Propinsi maupun Kabupaten/Kota) baik di Pulau Jawa maupun
luar Jawa;
2. Puskesmas;
3. Dosen PTN (S-1 dan D-3 AKL);
4. Rumah Sakit; Barida (badan pemeriksa daerah);
5. Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang (P2B2);
6. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP); Balai Kesehatan Paru (BP4), Balai
Kesehatan Mata (BKM).
7. Rumah Sakit swasta; Dosen PTS/STIKES maupun D-3 Kesehatan Lingkungan;
8. Konsultan Air Bersih dan Sanitasi (WISLIC), Konsultan Persampahan;
9. Pengendali Vektor;
10. LSM Lingkungan.
A. KEWAJIBAN UMUM
8. Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien atau
masyarakat dan teman seprofesinya, dan berupaya untuk mengingatkan teman
seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi,
atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam Menangani masalah klien
atau masyarakat.
11. Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang
kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
2. Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dari teman
seprofesi, kecuali dengan persetujuan, atau berdasarkan prosedur yang ada.
1. KETUHANAN
Warga negara yang baik adalah warga negara yang mengakui adanya TUHAN, dalam
profesi sanitarian contohnya dalam beribadah kepada TUHAN, maka diperlukan
jasmani yang sehat. Nah, agar jasmani kita senantiasa sehat maka diperlukan aktifitas
yang mendukung. Salah satu aktifitasnya, adalah mencegah penyakit seperti tugas
sanitarian.
2. KEMANUSIAAN
Jelas, setiap tenaga kesehatan perlu menanamkan jiwa KEMANUSIAAN dalam
profesinya. ketika seorang sanitarian bekerja di bidangnya KEMANUSIAAN menjadi
yang terpenting. Membantu manusia mencegah penyakit salah satu aktifitas
memanusiakan manusia. Agar semakin banyak terciptanya masyarakat yang SEHAT.
3. PERSATUAN
Kalo ngomongin PERSATUAN gak lepas dari 2 aspek yang namanya Nasionalisme
dan Patriotisme, cinta tanah air dan rela berkorban. Yang namanya Nasionalisme dan
Patriotisme deket sama bela negara. Meningkatkan derajat kesehatan juga merupakan
salah satu cara untuk membela negara, terlebih khususnya di bidang kesehatan agar
terbentuk masyarakat yang sehat, sejahtera dan produktif dalam melakukan kegiatan.
4. KERAKYATAN
1. Sebagai warga negara dan warga-masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan,
hak dan kewajiban yang sama contohnya dalam profesi sanitarian kita harus
memberikan penyuluhan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat tanpa
membedakan kasta, ras ataupun agama. Karena, semua orang berhak untuk
mendapatkan penyuluhan kesehatan tanpa adanya pembedaan.
2. Keputusan yang menyangkut kepentingan bersama terlabih dahulu diadakan
musyawarah,dan keputusan musyawarah diusahakan secara mufakat, diliputi oleh
semangat kekeluargaan. Contohnya, dalam profesi sanitarian ketika kita menemukan
masalah atau penyakit baru maka kita harus melakukan musyawarah bersama
dengan masyarakat mengenai hal tersebut, ataupun ketika ada masalah mengenai
kesehatan kita bicarakan bersama demi tercapainya suatu kesepakatan.
5. KEADILAN
Setiap jiwa berhak mendapat pelayanan kesehatan baik dalam pencegahan (preventif)
maupun pengobatan (kuratif), sehingga kita sebagai sanitarian tidak boleh membeda-
bedakan masyarakat yang menjadi lahan profesinya.
Kesimpulan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan penting, yakni:
1. Perlunya memperhatikan masalah pengelolaan lingkungan hidup supaya
masyarakat dapat memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat
3. Nilai- nilai pancasila sangat perlu ditanamkan dalam jiwa seorang sanitarian
karena seorang pekerja sanitarian diharuskan mengerti bagaimana bersikap dan
berprilaku dengan benar terhadap masyarakat dalam dunia kerjanya.
B. Saran
http://harrbiyyani.wordpress.com/2013/03/21/pancasila-sebagai-solusi-kerusakan-
lingkungan/
http://city-selatiga.blogspot.com/2012/05/tujuan-mempelajari-pancasila.html