Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah melimpahkan
ilmu. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasul beserta keluarganya. Serta
kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah Kewarganegaraan yang telah
memberikan kepercayaan kepada kami dalam menyusun makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewarganegaraan di Poltekkes Kemenkes Bandung jurusan Kesehatan Lingkungan.
Makalah ini berjudul Implementasi Pancasila untuk Berkarya Bagi Sanitarian
Lulusan Kesehatan Lingkungan Program D-IV.

Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah


ini masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang di miliki
penulis terbatas ,cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam
menyusun makalah ini. Kami mohon maaf apabila ditemukannya kesalahan. Kami
penulis menerima kritik dan saran dari pembaca makalah.
Akhir kata ,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Sekian kata pengantar dari kami. Atas perhatiaannya
kami ucapkan banyak terima kasih.

Surabaya, 28 Oktober 2012

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang penyusunan mengangkat judul makalah dari Implementasi Pancasila
untuk Berkarya Bagi Sanitarian Lulusan Kesehatan Lingkungan Program D-IV
karena penyusun ingin membahas lebih rinci tentang nilai-nilai pancasila yang
diterapkan dalam peristiwa di masyarakat .Dalam makalah ini banyak sekali peristiwa
yang akan kita ketahui tentang makna yang terkandung dalam nilai-nilai pancasila.
B. Tujuan
Tujuan mengangkat judul makalah ini adalah karena penyusun ingin rekan-rekan
pembaca maupun penulis sendiri mengetahui bahwa dalam kehidupan sehari-sehari
kita sendiri telah belum mengerti tentang hal-hal tersebut. Tanpa hal itu disadari
dengan kata lain jika peristiwa yang terjadi di sekitar kita akan tetapi kita tidak
menghubungkan nya dengan nilai-nilai pancasila percumalah pamcasila sebagai dasar
Negara kita untuk keseharian nya.

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
2. Sebutkan aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam pengelolaan lingkungan hidup?
3. Bagaimana profesi kesehatan lingkungan dan prospek kerjanya?
4. Jelaskan kewajiban-kewajiban Sanitarian yang berhubungan dengan
Pancasila?
Landasan Teori

PENGERTIAN PANCASILA

1. Pancasila Sebagai Filsafat


Filsafat adalah merupakan bidang ilmu yang rumit, kompleks dan sulit dipahami
secara definitif. Selama manusia hidup sebenarnya tidak seorangpun menghindar dari
kegiatan berfilsafat. Secara etimologis istilah filsafat yang artinya cinta dan
sophos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom (Nasution
1973). Jadi secara harfiah istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara RI


Mempunyai sifat imperatife/memaksa artinya setiap warga negara Indonesia
harus tunduk/taat kepadanya. Siapa yang melanggar Pancasila sebagai dasar negara
ditidak menurut hukum, yaitu hukum yang berlaku di negara Indonesia.Dapat
disimpulkan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan pandangan
hidup bangsa, dalam pelaksanaan falsafah hidup bangsa,dalam pelaksanaan hidup
sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma kesusilaan, norma-norma
sopan santun, dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku.

NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DIDALAM PANCASILA


Pengertian Nilai ( Value ) : dapat dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu
itu berguna, benar atau tidak benar, indah atau nilai estetis, baik dan relegius.
Menurut Prof. Dr. Mr. Notonagoro nilai terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Nilai material : segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2. Nilai vital : segala sesuatu yang menyangkut aktivitas manusia
3. Nilai kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Aplikasi Nilai-Nilai Pancasila

Penjabaran, pengamalan atau aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek


pembangunan berwawasan lingkungan tidak bisa dipisahkan, sebab Pancasila , seperti
dijelaskan dalam Penjelasan Umum Undang- Undang No. 23 Tahun 1997 di atas,
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang memberikan keyakinan kepada rakyat
dan bangsa Indonesia, bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai jika didasarkan atas
keselarasan, keserasian dan keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan
manusia sebagai pribadi, dalam rangka mencapai kemajuan lahir dan kemajuan batin.
Antara manusia, masyarakat dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik,
yang harus selalu dibina dan dikembangkan agar dapat tetap dalam keselarasan,
keserasian dan keseimbangan yang dinamis (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 575).

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila ke V yang
harus diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan
hidup adalah sebagai berikut :

Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain :

1. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala
sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha
Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya;
2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua
perintah- NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua
potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari,
bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat
Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan
harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.

3. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengaplikasikan Sila ini dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya menyayangi binatang; menyayangi tumbuhtumbuhan
dan merawatnya; selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan
ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat kerusakan di
muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang selalu bertakwa dan
selalu berbuat baik.

Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikemanusiaan


yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara lain
sebagai berikut :

1. Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan
kewajiban asasinya;

2. Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam
sekitar dan terhadap Tuhan;

3. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta,
rasa, karsa dan keyakinan.

Penerapan, pengamalan / aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari dapat
diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh
lingkungan hidup yang baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan informasi
lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup;
hak setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang
sesuai dengan ketentuanketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya.

Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila
ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup
bisa tetap nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan
sekitar; mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya.

Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam
hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai
berikut :

1. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah


Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme);

2. Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan


kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam
pembinaan kesatuan bangsa;

3. Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).

Aplikasi atau pengamalan sila ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu
diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan
lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta
penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai
agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan
lingkungan (Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely Widjajati , 1992 : 156-158).
Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun mewarisi
nilai-nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
ketentuan-ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk
menebang pohon-pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang dilarang
memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan
masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya
ajaran-ajaran nenek leluhur ini ikut secara aktif melindungi kelestarian alam dan
kelestarian lingkungan di daerah itu.

Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilainilai kerakyatan. Dalam hal ini ada
beberapa hal yang harus dicermati, yakni:

1. Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat;

2. Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat;

3. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai


kedudukan, hak dan kewajiban yang sama;

4. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakilwakil


rakyat.

Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain:

1. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran


dan tanggung jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;

2. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran


akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;
3. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan
masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan
sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain:

1. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik,


ekonomi dan sosial budaya;

2. Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;

3. Keseimbangan antara hak dan kewajiban;

4. Menghormati hak milik orang lain;

5. Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual
bagi seluruh rakyat Indonesia;

6. Cinta akan kemajuan dan pembangunan.

Pengamalan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur


masalah lingkungan hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan MPR RI Nomor
IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang
mengatur aspekaspek pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya
alam.

Dalam ketetapan MPR ini hal itu diatur sebagai berikut (Penabur Ilmu, 1999 : 40) :

1. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar


bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi;
2. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan pengunaan dengan menerapkan
teknologi ramah lingkungan;

3. Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat kepada


pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif
dan pemeliharaan ling-kungan hidup, sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang
diatur dengan undangundang;

4. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran


rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseim-bangan lingkungan
hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya
masyarakat lokal serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan undang-
undang;

5. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan


keterbaruan dalam pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk
mencegah kerusakan yang tidak dapat balik. Adanya berbagai kegiatan yang
mengarah pada kerusakan lingkungan hidup hanya akan merugikan masyarakat luas,
sehingga akan menimbulkan keresahan dan berbagai konflik yang dapat memicu
ketidaksenangan masyarakat.

Profesi Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang komponen
lingkungan akibat adanya perubahan-perubahan yang terjadi dengan kelompok
individu atau masyarakat luas serta memperhatikan akibat yang ditimbulkan
hubungan interaktif tersebut dan mencari vektor serta upaya pencegahannya.
Lulusan pendidikan kesehatan lingkungan, mempunyai organisasi profesi
yang dihimpun ke dalam suatu wadah yang namanya Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia (HAKLI). Organisasi profesi kesehatan lingkungan ini pada
awalnya bernama Ikatan Kontroler Kesehatan Indonesia (IKKI) sesuai dengan nama
institusinya pada waktu itu yaitu Akademi Kontroler Kesehatan (1954).
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan,
menggolongkan lulusan pendidikan kesehatan lingkungan menjadi Sanitarian atau
tenaga kesehatan masyarakat, bersama dengan epidemiolog kesehatan, vektor
kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan dan administrator kesehatan.
Selanjutnya Pemerintah memberikan penghargaan kepada tenaga kesehatan
lingkungan dalam wujud jabatan fungsional Sanitarian (2004).
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan pada
Pasal 23 ayat (1) Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Ayat (2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang
dimiliki.
Dan ayat (3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah. Pada Pasal 24 ayat (1)
mengamanatkan Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus
memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan,
standar pelayanan, dan standar prosedur operasional. Selanjutnya pada ayat (2)
Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur oleh organisasi profesi.
Standar profesi sanitarian disusun dengan tujuan:
Tujuan Umum: Sebagai acuan bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam
berperan aktif dan terarah dan terpadu dalam pembangunan kesehatan nasional.
Tujuan Khusus: Sebagai pedoman bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam
melaksanakan pekerjaannya sebagai tenaga kesehatan dibidang kesehatan lingkungan
sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.

I. Prospek Kesehatan Lingkungan Di Indonesia


Adapun beberapa prospek kerja dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Kesehatan Lingkungan
Bagian Kesehatan Lingkungan dikhususkan untuk mendalami dan menganalisis
vektor lingkungan (fisik, biologis, kimia, vektor) yang berpengaruh pada derajat
kesehatan masyarakat.

LAPANGAN PEKERJAAN
1. Dinas Kesehatan (Propinsi maupun Kabupaten/Kota) baik di Pulau Jawa maupun
luar Jawa;
2. Puskesmas;
3. Dosen PTN (S-1 dan D-3 AKL);
4. Rumah Sakit; Barida (badan pemeriksa daerah);
5. Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang (P2B2);
6. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP); Balai Kesehatan Paru (BP4), Balai
Kesehatan Mata (BKM).
7. Rumah Sakit swasta; Dosen PTS/STIKES maupun D-3 Kesehatan Lingkungan;
8. Konsultan Air Bersih dan Sanitasi (WISLIC), Konsultan Persampahan;
9. Pengendali Vektor;
10. LSM Lingkungan.

Manajer lingkungan RS, Konsultan limbah, Konsultan Amdal kesmas, Manager


kesja dan kesling pd berbagai perusahaan : pertamina, PLN, Kontruksi, Tekstil,
Telkom, dll., Quality control supervisor pada perusahaan makanan dan minuman :
sosro, coca-cola, Aqua, catering dll, Sanitarian pada Hotel dan ectory, Manager
HACCP pada restaurant, Laboratorium kesmas, Puskesmas, Dinas kesehatan,
Bapedalda, Wiraswasta : catering, pest control, konsultan amdal, konsultan limbah
dll.
Pancasila sebagai Sumber Etika
Kewajiban sebagai Kode Etik Sanitarian
Apabila kita telah memilih Sanitrarian sebagai sebuah profesi, maka sebagai
seorang sanitarain dalam melaksanakan hak dan kewajibannya harus senantiasa
dilandasi oleh kode etik serta harus selalu menjujung tinggi ketentuan yang
dicanangkan oleh profesi. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya harus selalu
berpedoman pada standar kompetensi. Sedangkan standar kompetensi itu sendiri
harus senantiasa terus dilengkapi dengan perangkat-perangkat keprofesian yang lain.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 373/Menkes/SK/III/2007
Tanggal : 27 Maret 2007 Tentang Standar Profesi Sanitarian, berikut merupakan Kode
Etik Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia.

A. KEWAJIBAN UMUM

1. Seorang sanitarian harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan


profesi sanitasi dengan sebaik-baiknya.

2. Seorang sanitarian harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai


dengan standar profesi yang tertinggi.

3. Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi sanitasi, seorang sanitarian


tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi.

4. Seorang sanitarian harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat


memuji diri sendiri.

5. Seorang sanitarian senantiasa berhati-hati dalam menerapkan setiap penemuan


teknik atau cara baru yang belum teruji kehandalannya dan hal-hal yang dapat
menimbulkan keresahan masyarakat.
6. Seorang hanya memberi saran atau rekomendasi yang telah melalui suatu
proses analisis secara komprehensif.

7. Seorang sanitarian dalam menjalankan profesinya, harus memberikan


pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan
manusia, serta kelestarian lingkungan.

8. Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien atau
masyarakat dan teman seprofesinya, dan berupaya untuk mengingatkan teman
seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi,
atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam Menangani masalah klien
atau masyarakat.

9. Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien atau masyarakat, hak-


hak teman seprofesi, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan klien atau masyarakat.

10. Dalam melakukan pekerjaannya seorang sanitarian harus memperhatikan


kepentingan masyarakat dan memperhatikan seluruh aspek kesehatan lingkungan
secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun sosial, serta berusaha menjadi
pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.

11. Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang
kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

B. KEWAJIBAN SANITARIAN TERHADAP KLIEN / MASYARAKAT

1. Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala


ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien atau
masyarakat. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
penyelesaian masalah, maka ia wajib berkonsultasi, bekerjasama dan atau merujuk
pekerjaan tersebut kepada sanitarian lain yang mempunyai keahlian dalam
penyelesaian masalah tersebut.

2. Seorang sanitarian wajib melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab.

3. Seorang sanitarian wajib melakukan penyelesaian masalah sanitasi secara


tuntas dan keseluruhan.

4. Seorang sanitarian wajib memberikan informasi kepada kliennya atas


pelayanan yang diberikannya.

5. Seorang sanitarian wajib mendapatkan perlindungan atas praktek pemberian


pelayanan.

C. KEWAJIBAN SANITARIAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI

1. Seorang sanitarian memperlakukan teman seprofesinya sebagai bagian dari


penyelesaian masalah.

2. Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dari teman
seprofesi, kecuali dengan persetujuan, atau berdasarkan prosedur yang ada.

D. KEWAJIBAN SANITARIAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1. Seorang sanitarian harus memperhatikan dan mempraktekan hidup bersih dan


sehat supaya dapat bekerja dengan baik.

2. Seorang sanitarian harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi kesehatan lingkungan, kesehatan dan bidang-bidang lain
yang terkait.
Berikut ini adalah hubungannya dengan Pancasila, yaitu :

1. KETUHANAN
Warga negara yang baik adalah warga negara yang mengakui adanya TUHAN, dalam
profesi sanitarian contohnya dalam beribadah kepada TUHAN, maka diperlukan
jasmani yang sehat. Nah, agar jasmani kita senantiasa sehat maka diperlukan aktifitas
yang mendukung. Salah satu aktifitasnya, adalah mencegah penyakit seperti tugas
sanitarian.

2. KEMANUSIAAN
Jelas, setiap tenaga kesehatan perlu menanamkan jiwa KEMANUSIAAN dalam
profesinya. ketika seorang sanitarian bekerja di bidangnya KEMANUSIAAN menjadi
yang terpenting. Membantu manusia mencegah penyakit salah satu aktifitas
memanusiakan manusia. Agar semakin banyak terciptanya masyarakat yang SEHAT.

3. PERSATUAN
Kalo ngomongin PERSATUAN gak lepas dari 2 aspek yang namanya Nasionalisme
dan Patriotisme, cinta tanah air dan rela berkorban. Yang namanya Nasionalisme dan
Patriotisme deket sama bela negara. Meningkatkan derajat kesehatan juga merupakan
salah satu cara untuk membela negara, terlebih khususnya di bidang kesehatan agar
terbentuk masyarakat yang sehat, sejahtera dan produktif dalam melakukan kegiatan.
4. KERAKYATAN
1. Sebagai warga negara dan warga-masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan,
hak dan kewajiban yang sama contohnya dalam profesi sanitarian kita harus
memberikan penyuluhan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat tanpa
membedakan kasta, ras ataupun agama. Karena, semua orang berhak untuk
mendapatkan penyuluhan kesehatan tanpa adanya pembedaan.
2. Keputusan yang menyangkut kepentingan bersama terlabih dahulu diadakan
musyawarah,dan keputusan musyawarah diusahakan secara mufakat, diliputi oleh
semangat kekeluargaan. Contohnya, dalam profesi sanitarian ketika kita menemukan
masalah atau penyakit baru maka kita harus melakukan musyawarah bersama
dengan masyarakat mengenai hal tersebut, ataupun ketika ada masalah mengenai
kesehatan kita bicarakan bersama demi tercapainya suatu kesepakatan.

5. KEADILAN
Setiap jiwa berhak mendapat pelayanan kesehatan baik dalam pencegahan (preventif)
maupun pengobatan (kuratif), sehingga kita sebagai sanitarian tidak boleh membeda-
bedakan masyarakat yang menjadi lahan profesinya.

Kesimpulan

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan penting, yakni:
1. Perlunya memperhatikan masalah pengelolaan lingkungan hidup supaya
masyarakat dapat memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat

2. Setiap orang wajib memelihara kelestarian lingkungan hidup serta mencegah


dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

3. Nilai- nilai pancasila sangat perlu ditanamkan dalam jiwa seorang sanitarian
karena seorang pekerja sanitarian diharuskan mengerti bagaimana bersikap dan
berprilaku dengan benar terhadap masyarakat dalam dunia kerjanya.

B. Saran

1. Perlunya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeliharaan lingkungan


hidup dengan baik, sehingga tercipta lingkungan yang baik dan sehat.

2. Masyarakat harus mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan


sehari-hari, terutama dalam hal pemeliharaan lingkungan hidup.

3. Masyarakat harus memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila


yang merupakan pedoman hidup berbangsa dan bernegara
Daftar Pustaka

http://harrbiyyani.wordpress.com/2013/03/21/pancasila-sebagai-solusi-kerusakan-
lingkungan/

http://city-selatiga.blogspot.com/2012/05/tujuan-mempelajari-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai