Anda di halaman 1dari 12

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH DI INSTALASI GIZI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANJARBARU


TAHUN 2012

Rizkina Medina1, Lenie Marlinae2, Noor Muthmainah3


1
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
2
Bagian Kesehatan Lingkungan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
3
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Abstrak

Air bersih di rumah sakit adalah air yang digunakan untuk keperluan pasien sehari-hari
dengan kualitas yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Rumah
sakit perlu memperhatikan pengawasan kualitas air minum untuk mencegah penggunaan air
yang tidak bersih terhadap kesehatan yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Dampak
langsung berupa penyakit water borne diseases, water washed diseases, water based diseases
dan water related vectors, sedangkan dampak tidak langsung yaitu menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadap rumah sakit yang bermasalah dengan penyediaan air bersih. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kualitas bakteriologis air bersih di RSUD Banjarbaru dengan
menggunakan metode Most Probable Number (MPN) coliform ragam 5:1:1. Penelitian ini
mengunakan sampel 3 air kran di Instalasi Gizi RSUD Banjarbaru. Hasil penelitian kemudian
dianalisa secara deskriptif dan dibandingkan dengan PERMENKES RI No.
416/Menkes/Per/IX/1990. Hasil penelitian didapatkan nilai MPN coliform pada sampel
pertama 16/100 ml, sampel kedua 27/100 ml dan sampel ketiga 240/100 ml sehingga dapat
disimpulkan bahwa sumber air bersih tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan
PERMENKES RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990.

Kata-kata kunci: Kualitas Bakteriologis, Air Bersih, MPN Coliform

Abstract

Clean water in hospital is water that’s used for daily patient needs with a qualified health
care quality and can be drunk after it is cooked. Hospitals should consider monitoring the
quality of drinking water to prevent the use of unclean water to health that are directly or
indirectly. The direct impact of the disease in the form of water borne diseases, water washed
diseases, water based and water-related diseases vectors, whereas the indirect impact that
declining public confidence in the hospital who have problems with the water supply. This
study aims to determine the bacteriological quality of water in hospitals Banjarbaru using the
Most Probable Number (MPN) coliform method with 5:1:1 of variation. Three samples of the
tap water used of Nutrient Installation General Hospital Banjarbaru. Then the results was
analyzed descriptively and was compared with PERMENKES 416/Menkes/Per/IX/1990. The
data showed MPN coliform values in the first sample of 16/100 ml, the second sample 27/100
ml and a third sample 240/100 ml so that it can be concluded that the source of water supply
does not meet the health requirement in accordance with Decree PERMENKES.
416/Menkes/Per/IX/1990.

Keywords: Bacteriological Quality, Clean Water, MPN Coliform


PENDAHULUAN peruntukannya. Kondisi seperti inilah yang

Air bersih adalah air yang digunakan untuk dapat menimbulkan gangguan, kerusakan

keperluan sehari-hari yang kualitasnya dan bahaya bagi semua makhluk hidup

memenuhi syarat kesehatan dan dapat yang bergantung pada sumber daya air

diminum setelah dimasak. Menurut terutama bagi manusia. Oleh karena itu,

definisi tersebut, air bersih mempunyai kualitas air yang dikonsumsi menentukan

fungsi yang sangat vital bagi mahkluk derajat kesehatan masyarakat (4).

hidup khususnya manusia (1). Selain untuk Menurut Permenkes RI No.

dikonsumsi, air bersih juga dimanfaatkan 986/MENKES/PER/1992 bahwa jumlah

dalam melakukan aktivitas sehari-hari kebutuhan air bersih untuk fasilitas sanitasi

seperti mandi, mencuci, memasak dan lain- rumah sakit adalah 500 liter/tempat

lain. Namun, semakin bervariasinya tidur/hari. Jumlah ini harus terpenuhi

kegiatan yang dilakukan manusia sejalan sehingga kebutuhan air bersih rumah sakit

dengan meningkatnya perkembangan dapat mencukupi semua kegiatan medis

penduduk telah menimbulkan banyak dan nonmedis. Adapun jumlah kebutuhan

masalah pada sumber daya air (2). air yang dibutuhkan di rumah sakit

Masalah utama yang dihadapi oleh meliputi instalasi rawat inap, instalasi

sumber daya air yaitu tidak dapat rawat jalan, instalasi laboratorium, instalasi

terpenuhinya kebutuhan yang terus gizi, laundry, kamar jenazah, ruang operasi

meningkat dan kualitas air yang semakin dan lain-lain. Jadi penyediaan air bersih di

menurun (3). Hal ini dapat terjadi rumah sakit tergantung dari banyaknya

dikarenakan telah berubahnya tatanan air, pasien yang menggunakannya untuk

baik oleh kegiatan manusia maupun proses mandi, cuci dan kakus (MCK), serta untuk

alam, sampai ke tingkat tertentu atau sudah keperluan lainnya (5).

tidak berfungsi lagi sesuai dengan


Dampak penggunaan air yang tidak untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan

bersih di rumah sakit terhadap kesehatan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk

dapat bersifat langsung maupun tidak yang akan dilayani. Kebutuhan air bersih

langsung. Dampak langsung yang didapat masyarakat bervariasi, tergantung pada

berupa penyakit-penyakit yang berkaitan letak geografis, kebudayaan, tingkat

dengan air digolongkan menjadi 4 hal ekonomi, dan skala perkotaan tempat

meliputi water borne diseases, water tinggalnya (7).

washed diseases, water based diseases dan Hasil pemeriksaan air minum untuk

water related vectors, sedangkan dampak pasien, serta air bak mandi pasien di

tidak langsung yang didapat yaitu bangsal-bangsal perawatan di rumah sakit

menurunnya kepercayaan masyarakat di Indonesia menunjukkan Escherichia

terhadap rumah sakit yang bermasalah Coli merupakan salah satu pencemar

dengan penyediaan air bersih (6). utama. Beberapa jenis bakteri lain yang

Usaha yang dapat dilakukan agar ditemukan adalah Staphylococcus,

rumah sakit terhindar dari dampak tersebut Pseudomonas, Proteus, Klebsiella dan

yaitu dengan memenuhi syarat-syarat Jamur. Hal tersebut juga menunjukkan

menurut Permenkes RI No. bahwa sebesar 37,5% air yang disajikan

416/Menkes/Per/IX/1990 yang meliputi untuk pasien tidak memenuhi syarat (8).

kualitas dan kuantitas dari air bersih. Data pengukuran hasil pemeriksaan

Persyaratan kualitas air bersih yang harus bakteriologi air Most Probable Number

dipenuhi antara lain persyaratan fisik, (MPN) Coliform yang dilakukan pada

tanggal 05 sampai dengan 13 Desember


kimiawi, bakteriologis dan radioaktivitas,
2011 khusunya untuk di instalasi gizi
sedangkan persyaratan kuantitas ditinjau
RSUD Banjarbaru menunjukkkan MPN
dari banyaknya air baku yang tersedia
Coliform sebesar 58, sedangkan batas
yaitu air baku tersebut dapat digunakan
Coliform dalam 100 ml sampel air hanya
10 yang merupakan air perpipaan (9). Erlenmeyer, pipet 1 ml dan 10 ml, ose

Maka perlu dilakukan penelitian air bersih steril, autoclave, inkubator, aluminium
yang berasal dari Perusahaan Daerah Air foil.
Minum (PDAM) dan sumur bor di instalasi
2. Bahan penelitian
gizi RSUD Banjarbaru dengan cara
Bahan penelitian yang digunakan
menganalisis populasi bakteri Coliform di
pada penelitian ini adalah sampel air
air bersih dengan menggunakan metode
bersih yang bersumber dari PDAM Intan
MPN.
Banjarbaru dan sumur bor di Instalasi Gizi
METODE
RSUD Banjarbaru, media Lactose Broth
A. Rancangan Penelitian
single strength (LBSS), Lactose Broth
Penelitian ini merupakan penelitian
Double Strength (LBDS), BGLB dan
deskriptif yaitu menggambarkan Coliform
EMB.
air bersih dengan metode MPN di instalasi
C. Variabel Penelitian
gizi RSUD Banjarbaru dibandingkan
Variabel penggangu pada
dengan Permenkes RI No.
penelitian ini adalah:
416/Menkes/Per/IX/1990.
1. Kesterilan alat dan bahan
B. Alat dan Bahan Penelitian
Kesterilan alat dan bahan dapat
Alat dan bahan penelitian yang
mempengaruhi hasil penelitian, karena alat
digunakan dalam penelitian ini adalah
dan bahan dapat terkontaminasi oleh
sebagai berikut:
mikroorganisme lain dari luar hasil
1. Alat penelitian
penelitian. Hal ini dikendalikan dengan
Alat-alat yang digunakan pada
melapisi alat, bahan dan sampel penelitian
penelitian ini adalah botol 250 ml, lampu
dengan aluminium foil, serta melakukan
bunsen, korek api, termos es, sarung
sterilisasi basah dengan menggunakan
tangan, masker, tabung reaksi, dan raknya,
autoclave dan kering menggunakan oven
kapas steril, tabung durham, labu
pada semua tabung yang digunakan pada berbeda akan mempengaruhi kecepatan

pengambilan dan penyimpanan sampel. dan pertumbuhan bakteri. Hal ini

2. Cara pengambilan sampel dikendalikan dengan memasukkan tabung

Cara pengambilan sampel dapat berisi sampel penelitian ke dalam

mempengaruhi hasil pemeriksaan, hal ini inkubator dengan suhu 37ºC selama tahap

dikendalikan dengan cara pengambilan inkubasi.

sampel yang sesuai dengan prosedur 5. Waktu pemeriksaan

penelitian. Waktu pemeriksaan sampel yang

3. Media pembiakan melampaui batas akan menyebabkan

Media pembiakan yang berbeda pertumbuhan bakteri yang tidak

menyebabkan pertumbuhan bakteri juga dikehendaki. Hal ini dikendalikan melalui

bisa berbeda, hal ini dikendalikan dengan pemeriksaan sampel tidak lebih dari 48

menggunakan media yang sesuai dengan jam setelah sampel diambil.

pertumbuhan bakteri Coliform, yaitu


D. Definisi Operasional
media Lactose Broth (LB) dan media
1. Air bersih adalah air yang digunakan
BGLB.
untuk keperluan sehari-hari dan dapat
4. Suhu dan kelembaban dari
lingkungan dan penyimpanan diminum setelah dimasak yang

Suhu dan kelembaban lingkungan memenuhi syarat kesehatan yaitu fisik,

dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri kimia, bakteriologis dan radioaktif.

lain yang tidak diinginkan. Hal ini Kualitas bakteriologis air bersih dapat

dikendalikan dengan memasukkan tabung dikatakan baik jika memenuhi syarat

yang berisi sampel penelitian ke dalam bakterilogis dengan nilai MPN

termos es 4ºC selama perjalanan ke Coliform dalam setiap 100 ml sampel

laboratorium. Selain itu, pada pelaksanaan air bersih adalah 10, tidak sesuai jika

penelitian, suhu penyimpanan yang setiap 100 ml sampel air bersih


terdapat MPN Coliform sebanyak lebih 3/4 bagian botol tersebut. Pengambilan

dari 10. sampel air dilakukan pada kran air yang

2. Analisa bakteriologis adalah suatu biasanya digunakan untuk pembuatan air

proses yang dilakukan untuk minum pasien rawat inap. Sampel

mengetahui hasil MPN Coliform yang dimasukkan ke dalam termos es yang

dilakukan di Laboratorium dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi

Mikrobiologi, meliputi uji perkiraan Fakultas Kedokteran Banjarbaru untuk

(presumptive test), uji penegasan dilakukan pemeriksaan MPN Coliform

(confirmed test) dam uji pelengkap ragam 5:1:1.

(completed test). Uji perkiraan 2. Pengujian sampel

(presumtive test) dikatakan positif jika Proses pengujian sampel dilakukan

perkiraan terdapat gas dalam tabung dengan dua kali pengulangan untuk

durham dan pada uji penegasan mendapatkan validitas data yang sesuai.

(confirmed test) jika terjadi kekeruhan Pengujian sampel terdiri dari tiga tahap

dan membentuk gas, jika negatif maka yaitu:

sebaliknya. a. Test perkiraan (Presumpstive test).

E. Prosedur Penelitian Langkah pertama yang harus dilakukan

1. Pengambilan sampel adalah menyiapkan 7 tabung LB, terdiri

Sampel air bersih pada Instalasi dari 5 tabung berisi media LBDS dan 2

Gizi RSUD Banjarbaru diambil pada pagi tabung LBSS yang masing-masing

hari. Sebelum dilakukan pengambilan mempunyai volume 10 ml. Memasukkan

sampel ujung kran disterilisasi dengan sampel air sebanyak 10 ml ke dalam

nyala api bunsen. Air dibiarkan mengalir tabung yang berisi media LBDS dengan

terlebih dahulu, setelah itu sampel diambil menggunakan pipet 10 ml. Menggunakan

dengan menggunakan botol steril sebanyak pipet 1 ml memasukkan sampel air ke


dalam tabung LBSS ke-1 dan masukan 0,1 F. Teknik Pengumpulan dan
Pengolahan Data
ml sampel air ke dalam tabung LBSS ke-2.
Data MPN Coliform dari ketiga
Semua sampel dalam tabung dicampur dan
sampel yang diperoleh dicocokan dengan
0
diinkubasi dalam inkubator 37 C selama 2
indeks MPN Coliform ragam 5:1:1, untuk
x 24 jam. Selanjutnya dilihat tabung yang
menentukan adanya Coliform.
menunjukkan adanya kekeruhan gas.
G. Tempat dan Waktu Penelitian
b. Test penegasan (Confirmed test).
Penelitian ini akan dilakukan di
Hasil tes perkiraan yang menunjukkan
RSUD Banjarbaru dan pemeriksaan
kekeruhan dan gas pada tabung,
sampel dilakukan di Laboratorium
dipindahkan ke dalam 10 ml BGLB
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
masing-masing 1 ose. Kemudian
Universitas Lambung Mangkurat, pada
mengamati kembali semua sampel yang
bulan Juli 2012.
0
diinkubasi dalam inkubator 37 C selama

24 jam. Sampel dalam tabung yang HASIL DAN PEMBAHASAN

menunjukkan kekeruhan dan gas, Berdasarkan hasil uji Most

kemudian disesuaikan dengan tabel MPN Probable Number (MPN) Coliform dengan

Coliform 5:1:1. melalui tes perkiraan (presumtive test) dan


c. Tes pelengkap (Completed test). Pada
tes penegasan (confirm test) pada 3 sampel
tes pelengkap disterilkan ose sampai pijar
air dari 3 kran air di instalasi gizi RSUD
merah, diambil satu ose dari BGLB yang
Banjarbaru dengan dua kali pengulangan,
terdapat bakteri Coliform lalu ditanam
diperoleh nilai indeks MPN Coliform air
pada media EMB agar. Selanjutnya ose
seperti pada tabel berikut ini.
disterilkan kembali dan diinkubasi dalam

inkubator pada suhu 30ºC selama 2 x 24

jam.
Tabel 1. Hasil uji MPN coliform sumber maksimum MPN Coliform 10/100 ml
air bersih instalasi gizi RSUD
Banjarbaru sehingga sampel tersebut tidak memenuhi

Sampe Ulanga Jumlah Tabung (+) Gas Indek persyaratan kesehatan sebagai air bersih.
l n Tes Tes s
Perkiraan Penegasan MPN
1 1 0, 1 1 0, per Sampel kedua dan ketiga air kran di
0 m 1 0 m 1 100
m l ml m l ml ml
l l instalasi gizi RSUD Banjarbaru yaitu
1. 1 2 1 0 3 1 1 16
2 2 1 1 3 1 1 16
2. 1 4 0 0 4 1 1 27 masing-masing 27/100 ml dan 240/100 ml.
2 4 1 0 4 1 1 27
3. 1 5 1 1 5 1 1 240
2 5 1 1 5 1 1 240 Berdasarkan hasil uji MPN Coliform
Keterangan:
1 = sampel air PDAM menunjukkan bahwa sampel kran air kedua
2 = sampel air sumur bor
3 = sampel air sumur bor dan ketiga juga tidak sesuai dengan

kualitas standar air bersih menurut


Hasil uji MPN Coliform sampel air
Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990
bersih kran mempunyai nilai indeks MPN
yaitu nilai maksimum Coliform 10/100ml
masing-masing 16/100 ml, 27/100 ml, dan
sehingga sampel tersebut juga tidak
240/100 ml. Hal ini menunjukkan bahwa
memenuhi persyaratan kesehatan sebagai
sampel air bersih kran di instalasi gizi

RSUD Banjarbaru mempunyai indeks air bersih. Hasil tersebut kemungkinan

MPN Coliform lebih dari 10 dan belum berdampak pada kesehatan yang akan

memenuhi peryaratan kesehatan air bersih. menimbulkan penyakit diare, disentri,

Hasil uji MPN Coliform pada kolera dan penyakit gastrointestinal

sampel kran air pertama di instalasi gizi lainnya.

RSUD Banjarbaru yaitu 16/100 ml. Hasil penelitian serupa juga

Berdasarkan hasil uji MPN Coliform diatas dilakukan oleh Indriani pada tahun 2008

menunjukkan bahwa sampel kran air dengan hasil pemeriksaan sumber air

pertama tidak sesuai dengan kualitas minum di RSUD Banjarmasin yang

standar air bersih menurut Permenkes menunjukkan bahwa sampel air bersih

No.416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu nilai yang berasal dari PDAM mempunyai


indeks MPN Coliform lebih dari 10. Air rumah sakit, dan juga penampungan air

yang berasal dari PDAM ini digunakan (reservoar dan bak penampungan instalasi

untuk bahan makanan dan minuman untuk gizi) yang digunakan oleh pihak rumah

pasien rawat inap di rumah sakit tersebut sakit jarang dibersihkan sehingga

(10). Penelitian terhadap sumur bor juga menyebabkan terjadinya pertumbuhan

dilakukan oleh Triana pada tahun 2012 bakteri. Pembersihan seharusnya dilakukan

dengan hasil pemeriksaan bakteriologis air oleh pihak rumah sakit 2-3 kali dalam satu

bersih di RSUD dr. Fauziah Kabupaten tahun (12).

Bireuen Nanggroe Aceh Darussalam yang Oleh karena itu, perlu dilakukan

menunjukkan jumlah bakteri Coliform 13 upaya proses pengolahan air bersih yang

ini menunjukkan bahwa sampel air bersih efektif di rumah sakit dengan mencegah

tersebut mempunyai indeks MPN Coliform pencemaran air bersih oleh bakteri dengan

lebih dari 10, air yang berasal dari sumur melakukan pemanasan dengan suhu 1000

bor ini digunakan untuk mencuci bahan C, karena pada umumnya bakteri Coliform

makanan, membersihkan peralatan makan, mati pada suhu 600C selama 30 menit.

serta alat masak yang dilakukan tiga kali Proses pemanasan tersebut sebenarnya

sehari untuk pasien rawat inap di masing- lebih dari cukup untuk mematikan bakteri

masing rumah sakit tersebut (11). Colifom (13). Proses klorinasi secara

Terkontaminasinya air kran PDAM teratur juga dapat dilakukan sebagai salah

oleh bakteri coliform yang berasal dari satu cara kimiawi untuk pengolahan air

kurangnya kebersihan tandon stainless, bersih. Klorin digunakan sebagai

bak dan kran air tersebut padahal air yang desinfektan air sehingga dapat mencegah

berasal dari PDAM ini digunakan untuk penyebaran water-borne disease seperti

kegiatan masak-memasak bahan makanan diare, disentri, tifus dan penyakit lainnya.

dan minuman bagi pasien rawat inap di Setiap 24 jam sekali rumah sakit harus
melakukan pemeriksaan kualitas air untuk B. Saran

pengukuran sisa khlor bila menggunakan 1. Perlu dilakukan pengawasan kualitas

disinfektan kaporit (14), adanya upaya- air bersih khususnya di instalasi gizi

upaya ini diharapkan kualitas air bersih RSUD Banjarbaru setiap 6 bulan sekali

yang ada di instalasi gizi RSUD secara rutin untuk mengetahui kualitas

Banjarbaru dapat ditingkatkan dan bakteriologis air tersebut.

mencegah terjadinya penyakit diare, 2. Perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan

disentri, kolera dan penyakit tidak hanya pemeriksaan MPN

gastrointestinal lainnya. Coliform tetapi perlu dilakukan

pemeriksaan-pemeriksaan lain
PENUTUP
misalnya pemeriksaan secara kimiawi.
A. Simpulan
3. Perlu melakukan klorinasi secara rutin
1. Hasil pemeriksaan MPN coliform
dan berkala terhadap sumber air bersih
dengan ragam 5:1:1 pada ketiga sampel
RSUD Banjarbaru untuk membunuh
air bersih yang diambil dari tiga kran
bakteri-bakteri patogen dalam air
yang ada di instalasi gizi RSUD
bersih terutama Colifom dan agar air
Banjarbaru diperoleh indeks nilai MPN
tetap terjaga kualitasnya.
coliform masing-masing 16/100 ml,
4. Perlu melakukan pengawasan yang
27/100 ml dan 240/100 ml.
ketat dari pihak kesling rumah sakit
2. Kualitas bakteriologis air bersih di
terhadap proses pengolahan sampai
Instalasi Gizi RSUD Banjarbaru tidak
pendistibusian air bersih di RSUD
memenuhi standar kesehatan kualitas
Banjarbaru untuk menghindarkan
air bersih menurut Permenkes RI No.
terjadinya unsafe human act.
416/MENKES/PER/IX/1990.
DAFTAR PUSTAKA minimalisasi limbah cair. Tesis.

1. Faisal T. Pengaruh kualitas air sumur Semarang: Universitas Diponegoro,

dan perilaku pengguna terhadap 2005.

keluhan penyakit pada pesantren 6. Siregar N. Hubungan jarak distribusi

tradisional di Kota Langsa. Tesis. air bersih dengan jumlah Escherichia

Medan: Universitas Sumatera Utara, coli di rumah pelanggan Tirtanadi

2010. Sunggal di Kecamatan Medan Sunggal

2. Pratama S. Evaluasi debit air dan Tahun 2010. Skripsi. Medan:

diameter pipa distribusi air bersih di Universitas Sumatera Utara, 2010.

perumahan Kampung Nelayan Indah 7. Safii A. Evaluasi jaringan system

Belawan. Skripsi. Medan: Universitas penyediaan air bersih di PDAM Kota

Sumatera Utara, 2011. Lubuk Pakam. Skripsi. Medan:

3. R, Dwi. & Nur A N. Pemantauan dan Universitas Sumatera Utara, 2012.

pemeriksaan sampel air bersih air 8. Triadmodjo P. Tinjauan mikrobiologi

minum di PDAM Piru Kabupaten makanan, minuman dari air pada

Seram Bagian Barat Propinsi Maluku beberapa rumah sakit di Jakarta.

Tahun 2009. Jurnal BEST 2009; 3(1): Cermin Dunia Kedokteran 1993; 83:

11-15. 37-40.

4. Raini M, Ani I, Kurniati. Kualitas fisik 9. RSUD Banjarbaru. Profil Rumah Sakit

dan kimia air PAM di Jakarta, Bogor, Umum Daerah Banjarbaru. Banjarbaru:

Tanggerang, Bekasi Tahun 1999-2011. RSUD Banjarbaru, 2011.

Media Litbang Kesehatan 2004; 14(3): 10. Indriani H. Most Probable Number

14-19. (MPN) Coliform sumber air minum di

5. Subekti S. Pengelolaan air bersih rumah sakit umum daerah Ulin

rumah sakit sebagai upaya Banjarmasin pada bulan Januari 2008.


Skripsi. Banjarmasin: Universitas

Lambung Mangkurat Banjarbaru,

2008.

11. Triana D. Kualitas fisik, kimia (ph) dan

bakteriologis (bakteri coliform) air

bersih di rumah sakit umum daerah Dr.

Fauziah Kabupaten Bireuen Nanggroe

Aceh Darussalam. Skripsi. Universitas

Sumatera Utara, 2012.

12. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1204

Tahun 2004 tentang persyaratan

kesehatan lingkungan rumah sakit.

Jakarta: Menkes RI, 2004.

13. Badan Standardisasi Nasional. Standar

batas maksimum cemaran mikroba

dalam pangan. SNI 7388-2009.

14. Ismail M. Evektivitas proses chlorinasi

terhadap penurunan bakteri

Escherichia coli dan residu chlor pada

instalasi pengolahan air bersih RSU.

Dr. Saiful Anwar Malang. Skripsi.

Malang: Universitas Islam Negeri

Malang, 2009.

Anda mungkin juga menyukai