MATA KULIAH
KELOMPOK 7 :
Ahmad Ridho Ismail
PO.71.4.221.14.1.003
Besse Indrayanti
PO.71.4.221.14.1.011
Henni Trisyowati
PO.71.4.221.14.1.018
Miranti Saputri
PO.71.4.221.14.1.027
Ramlah Pertiwi
PO.71.4.221.14.1.036
A. Dasar Teori
Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat makan
merupakan bagian sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas
makanan dan minuman. Alat makan yang tidak dicuci dengan bersih dapat
menyebabkan organisme atau bibit penyakit yang tertinggal akan
berkembang biak dan mencemari makanan yang akan diletakkan
diatasnya.
Angka kuman dan adanya bakteri coli pada permukaan makan
yang telah dicuci dapat diketahui dengan melakukan uji dengan cara usap
alat makan pada permukaan alat makan. Uji alat makan atau alat masak
perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan alat tersebut.
Sehingga melalui uji sanitasi alat tersebut, petugas inspeksi dari dinas
kesehatan dapat menetapkan apakah alat makan tersebut sudah layak
digunakan atau belum.
Semua alat makan mempunyai peluang bersentuhan dengan makanan
harus selalu dijaga dalam keadaan bersih dan tidak ada sisa makanan yang
tertinggal pada bagian-bagian alat makan tersebut. Apabila hal tersebut
dibiarkan, akan memberi kesempatan kuman yang tidak dikehendaki untuk
berkembang biak dan membusukkan makanan (Winarno,1993).
Menurut ketentuan Direktur Jendral PPM dan PLP, inspeksi atau
uji sanitasi alat makan atau alat masak perlu dilakukan pada tempat-tempat
pengolahan makanan dan sampel sebaiknya diambil dari lima jenis alat
makan atau alat masak yang ada, yaitu: sendok, gelas, piring, mangkok,
garpu, dll.
Dalam pelaksanaan uji sanitasi alat makan atau alat masak
hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1. Untuk cangkir atau gelas uji usap dilakukan pada permukaan luar
dan dalam bagian bibir yang terkena atau biasanya bersinggungan
langsung dengan konsumen.
2. Pada permukaan bagian luar dan dalam cekungan sendok atau
garpu.
3. Untuk piring, uji usap dilakukan pada permukaan dalam tempat
makan. Biasanya luas piring dibagi menjadi empat bagian dan
NaCL 0,09%
Pepton
Nutrient Agar
Aquadest
D. Prosedur Kerja
I. Teknik Pengambilan Sampel
Untuk mendapatkan angka yang dapat mewakili dari seluruh alat
yang diperiksa, maka perlu pemeriksaan dari sejumlah sampel yang
dapat mewakili keseluruhan.
mangkok sendok
Garpu
: permukaan bagian luar dan dalam alat
penusuk
Piring
diletakkan.
7. Cara melakukan usapan :
Pada cangkir dan gelas dengan usapan mengeliling bidang
permukaan
Pada sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan
tabung reaksi dengan kode 10-1 pipet lepas dan tidak boleh di tutup
Pipet 2 ml dari tabung 10-1 dan masukkan ke dalam pertidsh yang
berkode 10-1 dan 1 ml sisanya ke tabung 10-2 pipet lepas sebanyak
25 kali atau berkali-kali
56o c sebanyak 15 ml
Di goyang-goyang agar rata dan dibiarkan beku
Masukkan petridsh di dalam inkuator untuk di eramkan dan
petridish di balik dengan suhu 37o C selama 1 x 24 jam
Rumus ALT
E. HASIL
1. Piring
Diketahui :
- Control = 1
- 10-1 = 35
- 10-2 = 9
- Luas jendela = 25 cm2
Rumus ALT
2. Sendok
Diketahui :
- Control = 1
- 10-1 = 9
- 10-2 = 6
Rumus ALT
3. Gelas
Diketahui :
- Control = 1
- 10-1 = 23
- 10-2 = 6
Rumus ALT
= (23 - 1) x 10 + (6 - 1) x 100
2
= 360 koloni/cm2
F. ANALISA HASIL
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, telah diperoleh hasil
yaitu untuk alat makan piring terdapat 23 koloni/cm 2 , pada sendok
terdapat 290 koloni/ cm2 , dan pada gelas terdapat 360 koloni/ cm 2 . Dari
hasil tersebut dapat dianalisa bahwa hasil yang diperoleh (jumlah kuman)
tidak memenuhi syarat . Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1098/MENKES/PER/VI/2003 bahwa peralatan makan tidak boleh
mengandung bakteri atau tidak boleh melebihi 100 koloni/ cm 2 . maka
dapat diketahui bahwa hanya peralatan makan piring yang memenuhi
personal
hygiene
dengan
baik
sehingga
dapat
LAMPIRAN
Dokumentasi praktikum