Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN UDARA

“Pengambilan Sampel Udara secara Fisika”

Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Imam Khambali, MPPM.
Rachmaniyah, SKM, M.Kes
Deddy Adam, S.ST

Disusun Oleh
D3-3A Kelompok A
Adinda Febiola (P27833118002)
Guntur Pratama Surbakti (P27833118005)
Yeti Kurniatiningsih (P27833118006)
Siti yunita Rohmania (P27833118012)
Milanti Nadia Fitri (P27833118015)
Asslamma Suci Wulandari (P27833118018)
Sisi Alifinna Aldrianti (P27833118019)
Ahlun Najaa Nazzun P. P. (P27833118021)
Mertantio Galih Lucky S (P27833118023)
Farida Dwi Risma Ningrum (P27833118024)
Winda Putri Wibisono (P27833118025)
Vega Alvio Niken (P27833118027)
Violita Elvira (P27833118028)
Khofiah Indina Zulfa (P27833118033)
Sarah Nurizha Aqila (P27833118034)
Afni Nur Fadhillah (P27833118036)
Ratih Mustika Nur’aini (P27833118039)
Amartha Dewati Narulita (P27833118040)
Alifvino Voliandhi (P27833117022)

KELOMPOK A / KELAS D3 - 3A
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan mata kuliah Penyehatan
Udara“Pengambilan Sampel Udara secara Fisika“.

Dalam penulisan laporan ini, telah banyak mendapat bantuan dan dorongan dari pihak
dalam penyelesaian laporan ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada :

1. Dosen pengajar mata kuliah Penyehatan Udara.


2. Teman-teman yang mendukung penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulisan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan baik dari materi maupun
teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Surabaya, 13 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
DASAR TEORI...........................................................................................................................................2
A. Pengertian Pencemaran Udara.........................................................................................................2
B. Sumber Pencemaran Udara..............................................................................................................2
C. Jenis-Jenis Pencemaran Udara.........................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................................5
METODELOGI...........................................................................................................................................5
A. Lokasi dan Waktu Praktikum...........................................................................................................5
B. Alat dan Bahan................................................................................................................................5
BAB IV.......................................................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................................8
A. Hasil................................................................................................................................................8
B. Pembahasan.....................................................................................................................................8
BAB V.......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perwujudan kualitas udara yang bersih dan sehat khususnya di luar ruangan, merupakan
bagian pokok di bidang kesehatan.Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam
kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya
dukungan bagimakhluk hidup untuk hidup secara optimal.
Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Akan
tetapi, karena seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti oleh beragamnya aktifitas
manusia, kualitas udara cenderung mengalami penurunan. Beragam aktifitas manusia seperti
kegiatan industri, transportasidan kegiatan lainnya memiliki peranan yang signifikan dalam
mendorongnyaterjadi pencemaran udara.
Kualitas udara di luar ruangan juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang, karena
dimana orang tersebut berada setiap harinya jugamerupakan penggambaran dari kualitas
lingkungannya. Suhu, kelembapan,kebisingan, kecepatan angin, debu dan beberapa parameter
kimia (SOx, NOx, dll) merupakan parameter kualitas udara di luar ruangan.
Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
menjelaskan beberapa pengertian yang berkaitan dengan kegiatan pemantauan kualitas udara,
diantaranya adalah mengenai batas – batas ambien maksimal yang berada di udara. Batas
maksimal yang telah ditentukan adalah batas dimana suatu polutan akan berdampak negatif bagi
lingkungan, sehingga suatu kota akan dapat dikatakan tercemar oleh suatu senyawa polutan
apabila telah melewati batas tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat prosedur dan teknik pengambilan sampel udara
2. Bagaimana cara mengoperasikan alat untuk pengambilan sampel udara secara fisika
3. Bagaimana cara melakukan pengambilan sampel udara dngan teknik yang benar
C. Tujuan
1. Mengetahui prosedur dan teknik pengambilan sampel udara
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat pengambilan sampel udara secara fisika
3. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel udara dengan teknik yang benar

1
BAB II

DASAR TEORI

A. Pengertian Pencemaran Udara


Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain kedalam lingkungan, atau berubahnya tatanan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan kurang atau tidak bisa berfungsi sesuai peruntukannya. Udara merupakan campuran
beberapa macam gas yang bandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara,
tekanan udara dan lingkungan sekitarnya (Wisnu Arya, 1995;28). Pencemaran udara adalah
masukknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien
oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ketingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya

B. Sumber Pencemaran Udara


Menurut Harssema dalam Mulia (2005), pencemaran udara diawali oleh adanya emisi.
Emisi merupakan jumlah polutan atau pencemar yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu.
Emisi dapat disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia. Emisi akibat proses alam
disebut biogenic emissions, contohnya yaitu dekomposisi bahan organic oleh bakteri pengurai
yang menghasilkan gas metan (CH4). Emisi yang disebabkan kegiatan manusia disebut
anthropogenic emissions. Contoh anthropogenic emissions yaitu hasil pembakaran bahan bakar
fosil, pemakaian zat kimia yang disemprotkan ke udara, dan sebagainya.
Nugroho (2005) menyebutkan sumber pencemaran udara dengan istilah faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal terjadi secara alamiah. Sedangkan faktor eksternal
merupakan pencemaran udara yang diakibatkan ulah manusia.

Sumber pencemaran udara dapat pula dibagi atas:

1. Sumber bergerak, seperti: kendaraan bermotor


2. Sumber tidak bergerak, seperti:
a. Sumber titik, contoh: cerobong asap
b. Sumber area, contoh: pembakaran terbuka di wilayah pemukiman (Soemirat,
2002)

2
C. Jenis-Jenis Pencemaran Udara
Ada beberapa jenis pencemaran udara, yaitu (Sunu, 2001):

1. Berdasarkan bentuk

a. Gas, adalah uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair karena dipanaskan atau
menguap sendiri. Contohnya: CO2, CO, SOx, NOx.
b. Partikel, adalah suatu bentuk pencemaran udara yang berasal dari zarah zarah kecil yang
terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan, maupun padatan dan cairan secara
bersama-sama. Contohnya: debu, asap, kabut, dan lain-lain.

2. Berdasarkan tempat

a. Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) yang disebut juga udara tidak bebas
seperti di rumah, pabrik, bioskop, sekolah, rumah sakit, dan bangunan lainnya. Biasanya
zat pencemarnya adalah asap rokok, asap yang terjadi di dapur tradisional ketika
memasak, dan lain-lain.
b. Pencemaran udara luar ruang (outdoor air pollution) yang disebut juga udara bebas
seperti asap asap dari industri maupun kendaraan bermotor.

3. Berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan

a. Irritansia, adalah zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi jaringan tubuh, seperti
SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida.
b. Aspeksia, adalah keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas
Karbon Dioksida. Gas penyebab tersebut seperti CO, H2S, NH3, dan CH4.
c. Anestesia, adalah zat yang mempunyai efek membius dan biasanya merupakan
pencemaran udara dalam ruang. Contohnya; Formaldehide dan Alkohol.
d. Toksis, adalah zat pencemar yang menyebabkan keracunan. Zat penyebabnya seperti
Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida.

4. Berdasarkan susunan kimia

a. Anorganik, adalah zat pencemar yang tidak mengandung karbon seperti asbestos,
ammonia, asam sulfat, dan lain-lain.

3
b. Organik, adalah zat pencemar yang mengandung karbon seperti pestisida, herbisida,
beberapa jenis alkohol, dan lain-lain.

5. Berdasarkan asalnya

a. Primer, adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke udara yang
menyebabkan konsentrasinya meningkat dan membahayakan. Contohnya: CO2, yang
meningkat diatas konsentrasi normal.
b. Skunder, adalah senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil reaksi anatara zat
polutan primer dengan komponen alamiah. Contohnya: Peroxy Acetil Nitrat (PAN).

4
BAB III

METODELOGI

A. Lokasi dan Waktu Praktikum


Hari dan tanggal : Senin, 30 Juli 2019
Waktu : 11.44 WIB
Lokasi : Lapangan Prodi D-III Kesehatan Lingkungan Surabaya

B. Alat dan Bahan


a. Alat :
1. High Volume Dust Sampler
2. Desikator
3. Rol kabel
4. Stopwatch
5. Timbangan analitik
6. Pinset
b. Bahan :
1. Alat tulis
2. Kertas saring

Pengukuran Pencahayaan
Alat :
1. Lux Meter
2. Stop watch
Langkah Kerja:
1. Siapkan alat yang digunakan
2. Lux meter diatur sampai angka nol (0)
3. Tutup cell dari lux meter hingga mencapai angka 0
4. Hadapkan cell tegak lurus ke arah cell yang telah ditentukan
5. Biarkan cell terpapar cahaya selama 5 menit
6. Lakukan pemcaan setiap 5 detik

5
Pengukuran Kecepatan Angin
Alat :
1. Anemometer
2. Stop watch
Langkah Kerja:
1. Tentukan arah angin
2. Arahkan anemometer searah dengan arah angin
3. Anemometer diangkat setinggi tangan
4. Nyalakan anemometer
5. Baca dan catat kecepatan angin yang dihasilkan
6. Paparkan anemometer selama 15 menit
Pengambilan sampel debu
Alat :
1. 1 set HVDS (High Volume Dust Sampler)
2. Rol kabel
3. Desikator
4. Stop watch
5. Timbangan Analitik
6. Pinset
Bahan :
1. Siapkan kertas filter
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Mengambil kertas filter
c. Masukkan kertas filter ke dalam desikator selama 30 menit untuk mendapatkan berat
kertas yang sesungguhnya
d. Timbang kertas filter pada timbangan analitik
e. Catat berat awal kertas filter
f. Masukkan kertas filter e dalam plastik dengan menggunakan pinset
g. Kertas filter siap digunakan
2. Pengankapan debu di udara dengan menggunakan HVDS
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menempatkan HVDS dengan etentuan sebagai berikut :
1) Tidak diperbolehan di bawah pohon yang rindang
2) Jarak penempatan HVDS harus 2x tinggi bangunan
c. Memasang memasang steker pada stop kontak (Apabila stop kontak jauh dapat
dibantu dengan pemasangan roll) dan alat akan menyala dengan sendirinya
d. Memanaskan mesin alat selama 10 menit

6
e. Mematikan alat dengan memutus aliran listrik dengan cara mencabut steker pada stop
kontak
f. Membuka tutup HVDS
g. Membuka serup pengunci filter pada alat HVDS
h. Memasang kertas filter pada HVDS dan mengunci kembali serup pada alat dengan
cara memutar serup dengan kencang
i. Memasang memasang steker pada stop kontak (Apabila stop kontak jauh dapat
dibantu dengan pemasangan roll) dan alat akan menyala dengan sendirinya
j. Mengatur flow dengan range 1,1-1,7
k. Cara mengatur flow meter
1) Memutar skrup pengatur flow dengan menggunakan obeng kecil ke arah
jarum jam atau sebaiknya pada kotak pengaturan yang terdapat pada badan
alat HVS
2) Pengaturan sesuai dengan 1,1-1,7
l. Melihat pergerakan air raksa pada alat HVDS, apabila air raksa melebihi skala 1,1-1,7
serup diputar searah jarum jam
m. Melakukan pengukuran selama 30 menit
n. Setelah
o. Memasukkan kertas amplop ke dalam desikator dan diamkan selama 45 menit

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Hasil Praktikum Pemeriksaan Secara Fisik
a. Tabel Hasil Praktikum Hight Volume Dust Sampler (HVDS)
Pengukuran partikel debu Suhu kering
15 menit pertama 660 cc
15 menit kedua 540 cc
Rata-rata 600 cc

b. Hasil Praktikum Pengukuran Kecepatan Angin 02, 46 m/s


c. Tabel Hasil Praktikum Pengukuran Suhu Kering dan Suhu Basah
Pengukuran
Suhu kering Suhu basah
psikrometer
5 menit pertama 35ºC 25ºC
5 menit kedua 36ºC 29ºC
5 menit ketiga 32ºC 36ºC
Rata-rata 35ºC 30ºC

d. Hasil Praktikum Pengukuran Kebisingan 77,2 dB


B. Pembahasan
 Pembahasan Pemeriksaan Udara Secara Fisika
a. Pembahasan High Volume Dust Sampler (HVDS) Pada praktikum yang telah kami lakukan
sampel debu di depan gerbang jurusan kesehatan lingkungan poltekkes kemenkes surabaya
yaitu 575 cc hal ini dipengaruhi oleh adanya pembangunan gedung lantai 4 yang sedang
berlangsung pada lokasi sampling, hal ini yang menyebabkan kadar debu 575 cc.

b. Pembahasan Pengukuran Kecepatan Angin Kecepatan angin pada lokasi sampling yaitu
02,46 m/s hal ini dipengaruhi oleh pergantian udara jenuh dengan uap air dan udara yang lebih
kering bergantung pada kecepatan angin. Jika air menguap ke atmosfer, maka lapisan atas
antara permukaan tanah dan udara menjadi jenuh oleh penguapan air sehingga proses
penguapan akan terhenti. Agar proses dapat berjalan terus, maka lapisan jenuh harus diganti

8
dengan udara kering. Pergantian tersebut hanya mungkin jika ada angin yang menggeser uap
air.

c. Pembahasan Pengukuran Suhu Kering dan Suhu Basah Suhu kering pada lokasi sampling
yaitu 350C, sedangkan suhu basah 300C hal ini dapat dipengaruhi oleh suhu panas yang
meningkat sehingga kadar air di udara menjadi berkurang.

d. Pembahasan Pengukuran Kebisingan Kebisingan pada lokasi sampling adalah 77,2 dB.
Angka ini menunjukan bahwa Nilai Ambang Batas yang ditentukan oleh SK Menteri
Lingkungan Hidup No.48/MENLH/XI/1996 yaitu batas maximum kebisingan pada lingkungan
outdoor yaitu sebesar 55 dB. Kebisingan ini dipengaruhi oleh kegiatan pekerja dan kendaraan
yang berlalu lantas saat pemeriksaan kebisingan.

9
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan mengelilingi bumi. Udara
terdiri dari 78% nitrogen, 21,94% oksigen, 0,93% argon, 0,032% karbondioksida, dan
gas-gas mulia lain yang terdapat pada atmosfer.
2. Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer yang
berada di wilayah yuridis Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi
kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.
3. Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki “.Untuk mengetahui
intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound level meter. Untuk mengukur
nilai ambang pendengaran digunakan Audiometer.

B. Saran
Ozon sangatlah tidak baik untuk kesehatan kita maka dari itu kita harus mengetahui apa
arti dan pentingnya udara yang telah tercemar oleh parameter ozon bagi makhluk hidup.
Kita harus mengetahui

10
DAFTAR PUSTAKA

“Pencemaran Lingkungan” oleh Arrum Dian Widyawati Universitas Negeri Semarang. Diakses
pada jumat 13 september 2019

“Pengukuran partikel Matter Dengan High Volume Sampler” oleh I Kadek Ananta Kusuma Edi
Poltekkes Denpasar. Diakses pada jumat 13 September 2019

UU No. 04 Tahun 1982 tentang Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup

PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian pencemaran Udara

11

Anda mungkin juga menyukai