Dampak dari CO bagi manusia bervariasi, tergantung dari status kesehatan seseorang,
kelahiran premature, badan bayi dibawah normal, keracunan, dll. Keracunan gas CO dapat
menyebabkan kematian, ia masuk ke paru- paru lalu masuk kedalam molekul hemogoblin dalam
sel darah merah.
Sifat- sifat CO yang berasun pertama kali di investigasi secara seksama oleh fisiolog Perancis
Claude Bernard sekitar tahun 1846, dia meracuni beberapa anjing dengan gas tersebut, dan
mendapati darah anjing tersebut berwarna lebih merah di seluruh pembuluh darah.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karbon monoksida ?
2. Bagaimana prinsip kerja penetapan kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode
oksidasi CO dengan campuran CuO – MnO2 ?
3. Bagaimana cara mengukur dan mengetahui tingkat konsentrasi karbon monoksida di udara
ambien menggunakan metode oksidasi karbon monoksida dengan campuran CuO – MnO2
?
BAB II
2.1. Dasar Teori
Karbon dan oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida (CO)
sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang
tidak brbau, berasa, dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna tidak seperti
senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan
yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemogoblin.
Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan
bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekasi 60
juta ton per tahun, separuh dari jumlah ini berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran
batu bara dan minyak dari industry dan pembakaran sampah domestic.
Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan CO yang utaaama (sekirar 59,2%), maka
daerah- daerah yang berpenduduk padat dengan lalu lintas ramai memperlihatkan tingkat polutan
CO yang tinggi. Konsentrasi CO di udara perwaktu dalam satu hari dipengaruhi oleh kesibukan
atau aktivitas kendaraan bermotor yang ada, semakin ramai kendaraan bermotor yang ada, semakin
tinggi tingkat polusi CO di udara.
Alat
1. Labu erlenmayer
2. Pipet volume 50 ml dan 10ml
3. Pipet tetes
4. Buret 50 ml lengkap denga statip
5. Gelas kimia 100 ml
Bahan
1. Sampel (air pembuangan AC)
2. Barium Hidroksida (Ba(OH)2
3. Tembaga Oksida (CuO)
4. Mangan Oksida (Mno2)
5. Asam Oksalat (H2C2O4)
6. Indicator Phenol Phatalein (PP)
No Data Keterangan
1 Jenis Sampel Air buangan AC
2 Lokasi Pemeriksaan Laboratorium Sanitasi Lingkungan
POLTEKKES KEMENKES ACEH
3 Tanggal Pemeriksaan 11 November 2019
4 Waktu Pemeriksaan 14 : 00 WIB
5 Kelompok 2
6 Tempat Pengambilan Sampel Gedung Jurusan DIV Sanitasi Lingkungan
7 Tujuan Mengukur dan mengetahui tingkat konsentrasi
karbon monoksida di udara ambien
mebggunakan metode oksidasi ckarbon
monoksida dengan campuran CuO dam MnO4
3.2. Perhitungan
Diketahui :
Titrasi contoh : 7 ml
Titrasi blanko : 2,5 ml
N asam oksalat : 0,1 N
BM CO : 28
Volume contoh 105℃ : 10 ml
Ditanya :
Kadar CO (% CO) …?
Jawab :
ml ( contoh−blanko) 𝑥 𝑁 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑥 𝐵𝑀 𝐶𝑂
Kadar CO (% CO) = x 100%
volume contoh 105℃ x 1000
4,5 ml x 2,8
= %
100
= 0,126% CO
Jadi, penetapan kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode oksidasi (CO)
dengan CuO – MnO2 dalam sampel air pembuangan AC yang berada di jurusan sanitasi
lingkungan prodi DIV, POLTEKKES KEMENKES ACE, di dapatkan kadar karbon
monoksida yaitu 0,126% CO.
BAB IV
4.1 Pembahasan
Karbon monoksida mrupakan gas yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak mudah larut
dalam air, tidak menyebabkan iritas, beracun dan berbahaya. Karbon monoksida adalah zat
pencemar udara yang patut mendapat perhatian, 90% dari seluruh zat pencemar kendaraan bermotor
adalah berupa gas CO.
Dalam praktikum pengujian sampel kali ini, kami melakukan penetapan karbon monoksida
(CO) menggunakan metode oksidasi CO dengan campuran CuO – MnO2 . praktikum ini bertujuan
untuk mengukur dan mengetahui tingkat konsentrasi karbon monoksida dengan campuran kupri
oksida (CuO) dan mangan oksida (MnO2).
Praktikum ini dilakukan dengan metode yang terjadi dalam suasana panas dan membentuk
gas CO2 selanjutnya CO2 tersebut di absorbs dengan larutan Ba(OH)2 berlebih, kelebihan (Ba(OH)2
di titrasi dengan menggunakan asam oksalat menggunakan indicator phenol phatalein yang
bertindak sebagai larutan yang dapat merubah warna kontras.
Kendala yang didapatkan pada saat melakukan praktikum ini yaitu pada saat di lakukan
titrasi, asam oksalat yang keluar teralu banyak sehingga warna dan hasil titran yang seharusnya
menghasilkan warna kontras malah menjadi tifak kontras. Dan bahan yang diperlukan alam proses
praktikum ini tidak tersedia. Seperti larutan CuO – MnO2 yang di ganti dengan campuran CuSO4 –
KmnO4.
Jadi, penetapan kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode oksidasi (CO)
dengan campuran CuO- MnO2 yang diganti dengan larutan CuSO4 – KmnO4 dalam sampel air
pembuangan pada salah satu AC yang berada di jurusan Sanitasi Lingkunganprodi DIV
POLTEKKES KEMENKES ACEH, di dapatkan kadar karbonmonoksida yaitu 0,126% CO.