DISUSUN OLEH :
Afrillia Rahmi
(P07233318 609)
TINGKAT :
3A SANITASI
INSTRUKTUR :
Ulfa Hanum, S.KM
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Penyehatan Pemukiman
Tentang “ Sarana Sanitasi di Permukiman “ ini dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana dan waktu yang ditentukan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui sarana sanitasi yang ada di pemukiman tempat tinggal
masing masing.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permukiman
2.2 Sanitasi
Sanitasi adalah bagian dari ilmu kesehatan lingkungan yang meliputi cara
dan usaha individu atau masyarakat untuk mengontrol dan mengendalikan
lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta dapat
mengancam kelangsungan hidup manusia (Budiman, 2012).
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa, sehingga
munculnya penyakit dapat dihindari. Sanitasi berusaha untuk mengendalikan
2
faktor-faktor lingkungan juga mencegah timbulnya suatu penyakit dan
penularannya yang disebabkan oleh faktor lingkungan tersebut, sehingga
derajat kesehatan masyarakat dapat optimal (Depkes RI,2002).
Mandi Cuci Kakus adalah salah satu sarana fasilitas umum yang
digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci,
dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang dinilai berpenduduk cukup
padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah (Pengembangan Prasarana
Perdesaan (P2D), 2002).
3
kakus pribadi, sehingga memiliki kebiasaan yang dianggap kurang sehat
dalam melakukan kebutuhan mandi, cuci dan buang airnya.
1. Kamar Mandi
Meliputi lantai luasnya minimal 1,2 m2 (1,0 m x 1,2 m) dan dibuat
tidak licin dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang
lebih 1%. Pintu, ukuran: lebar 0,6 - 0,8 m dan tinggi minimal 1,8 m, untuk
pengguna kursi roda (defabel) digunakan lebar pintu yang sesuai dengan
lebar kursi roda. Bak mandi / bak penampung air untuk mandi dilengkapi
gayung. Bilik harus diberi atap dan plafond yang bebas dari material asbes
(Anonimus, 2008).
4
mencemari lingkungan, terutama dalam mencemari tanah dan sumber air
Soeparman dan Suparmin, 2002 dalam (Handayani, 2011).
3. Jamban
a. Pengertian Jamban
Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang
dipergunakan untuk membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga,
lazimnya disebut kakus. Penyediaan sarana pembuangan kotoran
manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dari usaha sanitasi
yang cukup penting peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan
penularan penyakit saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan
lingkungan, maka pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat
mencemari lingkungan, terutama dalam mencemari tanah dan sumber
air Soeparman dan Suparmin, 2002 dalam (Handayani, 2011).
5
kimia seperti caustic soda dan sebagai pembersihnya dipakai kertas
(toilet paper). Ada dua macam jamban kimia, yakni :
a. Tipe lemari (commode type) Pada tipe ini terbagi lagi menjadi
ruang-ruang kecil, seperti pada lemari.
b. Tipe tangki (tank type) Pada tipe ini tidak terdapat pembagian
ruangan atau dengan kata lain hanya terdiri dari satu ruang.
4) Jamban dengan “angsa trine” adalah jamban dimana leher lubang
closet berbentuk lengkungan; dengan demikian akan selalu terisi air
yang penting untuk mencegah bau serta masuknya binatang-
binatang kecil. Jamban model ini biasanya dilengkapi dengan
lubang atau sumur penampung dan lubang atau sumur rembesan
yang disebut septic tank. Jamban model ini adalah yang terbaik,
yang dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.
b. Syarat-Syarat Jamban
Menurut Depkes RI, 2004 jamban keluarga sehat adalah jamban
yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung
berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih.
2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijangkau serangga maupun tikus
3) Mudah dibersihkan dan aman penggunanya
4) Cukup penerangan
5) Lantai kedap air
6) Ventilasi cukup baik
7) Tersedia air dan tersedia alat pembersih
8) Dilengkapi dinding dan atap penutup
6
tanah basah dan lembab. Cacing dapat bertahan pada tanah yang
lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan pada tanah yang
kering dapat bertahan selam 1 bulan.
7
4) Kedalaman tangki septik (h) + (free board/tinggi jagaan/ruang kosong)=
1,5m + 0,3m = 1,8. Panjang : Lebar = 1 : 2 (disesuaikan dengan kondisi)
6. Fasilitas Pelengkap
1. Penyaluran air bekas Air bekas cuci dan mandi bisa dibuang langsung ke
saluran drainase namun jika tidak terdapat saluran drainase yang relatif dekat
maka air bekas dialirkan ke tangki septik atau dibuat peresapan tersendiri.
2. Penyediaan Tenaga Listrik Listrik untuk penggerak pompa air dan
penerangan harus diadakan tersendiri bukan tergabung dengan sambungan
milik pihak lain untuk menghindarkan kerancuan perhitungan biayanya
(tergantung kondisi dan didiskusikan dengan warga). Listrik harus berasal
dari sumber PLN dan dari golongan tarif sosial agar tidak membebani
8
pengguna yang rata rata kurang mampu dengan biaya yang dianggap terlalu
tinggi (Handayani, 2011)
1. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi kel dengan konstruksi
yang aman dari kecelakaan
2. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit
3. Memiliki sarana jln lingk dengan ketentuan konstruksi jln tidak menganggu
kes, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyadang
cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan
tidak menyilaukan mata
4. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan
5. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan
6. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah RT harus memenuhi syarat
kesehatan
7. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dll
8. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
9. Tempat pengelolaan makanan harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
makanan yg dapat menimbulkan keracunan
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
I KOMPONEN RUMAH 31
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 62
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman 1
bambu/ilalang)
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata 2
atau batu yang tidak diplester/papan yang tidak
kedap air
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang 3 93
diplester) papan kedap air
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan 1
tanah/plesteran yang retak dan berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 62
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1 31
5 Jendela ruang a. Tidak ada 0 0
keluarga
b. Ada 1
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi < 10% dari luas lantai 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2 62
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1
dapur
c. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai 2 62
dapur ( asap keluar dengan sempurna) atau ada
exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk 0
membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 1
membaca dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat 2 62
dipergunakan untuk membaca dengan normal
II SARANA SANITASI 25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PA b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi 1
H). syarat kesh
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 2
kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 3 75
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat 4
kesehatan
2 Jamban (saran a. Tidak ada. 0
pembua-
ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan 1
ke sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke 2
10
sungai atau kolam
d. Ada, b;;ukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 100
3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di 0
Air Limbah (SPAL) halaman
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak 1
sumber air (jarak dengan sumber air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 50
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air 3
(jarak dengan sumber air > 10 m)
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) 4
untuk diolah lebih lanjut
4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0
Sampah/Tempat b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
Sampah
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3 75
III PERILAKU 44
PENGHUNI
1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0
Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2 88
2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0 0
Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2
3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0
dan halaman b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2 88
4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 88
5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0
pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 88
TOTAL HASIL PENILAIAN 1086
KETERANGAN :
Hail Penilaian = Nilai X Bobot
KRITERIA :
1) Rumah Sehat = 1068 - 1200
2) Rumah Tidak Sehat = < 1068
11
3.2 Pembahasan
Dari hasil survey yang saya lakukan dirumah saya serta menggunakan
penilaian rumah sehat menggunakan form rumah sehat didapatkan hasil bobot
akhir dengan nilai 1086 yang menunjukan bahwa rumah saya termasuk rumah
sehat dan layak huni dari segi komponen rumah, sarana sanitasi, dan perilaku
penghuni rumah.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Masyarakat di harapkan untuk memiliki dan mengoptimalkan sarana
sanitasi di permukiman sehingga dapat memenuhi syarat kesehatan rumah layak
huni. Selain sarana sanitasi juga penting mengoptimalkan penunjang lainnya
seperti komponen fisik rumah dan perilaku penghuni yang bersih dan sehat.
Sarana sanitasi yang baik sangat menunjang terciptanya pemukiman dan rumah
yang sehat, dengan tercipta nya rumah sehat akan membuat penghuni rumah
juga tetap sehat dan nyaman untuk tinggal di rumah tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
KESMAS. (2014, Maret 13). Syarat Permukiman Sehat. Retrieved from Indonesian-
publichealth: http://www.indonesian-publichealth.com
iii