KATA PENGANTAR
Penulis
P
ejabat KKP yang mempunyai tugas untuk
melakukan Pemeriksaan Sanitasi Kapal harus
menunjuk Tim Pemeriksa yang terdiri dari tenaga
Fungsional Sanitarian/Entomolog /Epidemiolog yang
terlatih dalam pemeriksaan sanitasi Kapal dan mampu
berbahasa Inggris lisan dan/atau tulisan.
Tim Pemeriksa yang ditunjuk harus
mempersiapkan peralatan teknis yang diperlukan dalam
pemeriksaan sanitasi Kapal, baik selama pemeriksaan
normal maupun pada saat investigasi penyebaran wabah,
sebagai berikut:
Tabel.1
Peralatan Teknis dan Fungsi Pemeriksaan Sanitasi
Kapal
NO Peralatan teknis Fungsi
1 Formulir pemeriksaan Daftar tilik kondisi snitasi
sanitasi kapal kapal
2 Pena, papan klip dan Alat tulis
alas catatan
Buku Saku Sanitasi Kapal Laut | 5
Untuk memfasilitasi
3 Kamus komunikasi antara
operator dan pemeriksa
kapal
4 Lampu sorot (idealnya Melihat objek dilokasi
tahan ledakan) pemeriksaan
5 Thermometer Untuk menghitung suhu
pemeriksa makanan makanan, thermometer
yang dikalibrasi infra red berguna untuk
(kontak atau infra menghindari kontak
merah) langsung
6 Verin indicator spray Untuk mengeluarkan
kecoa dari ruang tertutup
7 Kain warna putih Untuk menemukan
hewan kecil (misalnya
lalat)
8 Perekat bolak balik Untuk mendeteksi
serangga yang
merangkak
9 Segel dan stempel Untuk otentikasi
sertifikat
10 Untuk membuka
Obeng perangkat pemeriksaan
bila di perlukan
11 Alat pertolongan Untuk pertolongan
pertama pada pertama pada kecelakaan
kecelakaaan
12 Penggaris atau pipa Untuk mengukur ukuran
pengukur yang dapat celah udara, dimensi
diukur lainnya, dsb
13 Alat ukur laju alir Untuk menguji sistem
udara ventilasi
14 Lampu kilat Ultraviolet Untuk mendeteksi
(UV) kontaminasi oleh
Buku Saku Sanitasi Kapal Laut | 6
manusia dan hewan
pengerat
15 Alat penguji air yang
meliputi :
-pH meter Untuk memperkirakan
-termometer kontaminasi dalam siste
-Sensor konduktivitas Air Bersih di Kapal dan
-klorin tes untuk dapat mensurvei
-hardness testing kit langkah disinfeksi
-alat tes kekeruhan
-alat pengujian logam
berat
16 Alat pengambilan Untuk mengambil sampel
samoel air air dengan kualitas tinggi
(mikrobiologi) untuk dianalisis
17 Botol kaca steril Untuk wadah sampel
mengandung sodium mikrobiologis
tiosulfat
18 Pendeteksi kebersihan Untuk memeriiksa
alat makan dan masak pembersihan permukaan
yang sesuai (misalnya di
dapur)
19 Wadah sampel untuk : Untuk mengumpulkan
-sampel feces dan urin sampel dari sumber
-sampel darah kontaminasi yang
-sampel darah berbeda (misalnya air,
-alat usap (swab) makanan, mannusia,
-sampel makanan permukaan dan
peralatan)
20 Kamera (idealnya Untuk mengambil foto
digital) bukti
Pasal 12
(1) Pemeriksaan Sanitasi oleh petugas KKP dilaksanakan
dalam rangka pemberian Sertifikat Sanitasi Kapal atau
pengawasan kesehatan Kapal dalam rangka
kekarantinaan kesehatan.
(2) Pemeriksaan Sanitasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan pada seluruh ruang dan media
pada Kapal yang meliputi dapur, ruang rakit makanan,
gudang, palka, ruang tidur, air bersih, limbah cair,
tangki air ballast, sampah medik dan sampah padat,
air cadangan, kamar mesin, fasilitas medik, kolam
renang dan area lain yang diperiksa.
Pasal 13
(1) Pemeriksaan Sanitasi ditujukan untuk menilai kondisi
sanitasi Kapal terkait ada atau tidak adanya Faktor
Risiko Kesehatan Masyarakat.
Pasal 14
(1) Apabila dalam Pemeriksaan Sanitasi tidak ditemukan
adanya Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2), Kapal
dinyatakan bebas Tindakan Sanitasi dan dapat
diberikan Sertifikat Sanitasi Kapal dengan mengisi
bagian SSCEC dan mencoret bagian SSCC.
(2) Apabila dalam Pemeriksaan Sanitasi ditemukan
adanya Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2), Kapal
harus dilakukan Tindakan Sanitasi sesuai
rekomendasi.
(3) Terhadap Kapal yang telah dilakukan Tindakan
Sanitasi sesuai rekomendasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan Sertifikat Sanitasi Kapal
dengan mengisi bagian SSCC dan mencoret bagian
SSCEC.
Pasal 15
Pemeriksaan Sanitasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 dilaksanakan oleh petugas KKP yang
memiliki kompetensi.
Pasal 17
Nakhoda atau pemilik Kapal wajib melakukan
pemeliharaan kondisi sanitasi Kapal untuk menjamin
keabsahan Sertifikat Sanitasi Kapal.
Pasal 18
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
Pemeriksaan Sanitasi Kapal sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
2) Kapal barang
Kapal barang atau kapal kapal kargo adalah
segala jenis kapal yang membawa barang-barang dan
kargo dari suatu pelabuhan ke palabuhan lain. Ribuan
kapal jenis ini menyusuri laut dan samudera dunia
Buku Saku Sanitasi Kapal Laut | 34
setiap tahun memuat barang-barang perdagangan
internasional dan nasional. Kapal kargo pada
umumnya didesain khusus untuk tugas mengangkut
barang.
3) Kapal tanker
Kapal tanker adalah kapal dirancang untuk
mengangkut minyak atau produk turunannya. Jenis
utama kapal tanker termasuk mengangkut minyak,
LNG, LPG. Di antara berbagi jenis kapal tanker
menurut kapasitas: ULCC (Ultra large Crude Carrier)
berkapasitas 500.000 Ton. VLCC (Very Large Crude
Carrier) berkapasitas 300.000 Ton.
6) Kapal Perang
Kapal perang adalah kapal yang digunakan
untuk kepentingan militer atau angkatan bersenjata
umunya terbagi atas kapal induk, kapal kombatan,
kapal patroli, kapal selam, kapal angkut, dan kapal
pendukung lainnya.
Keterangan :
1) Cerobong
Cerobong merupakan saluran untuk
mengeluarkan asap mesin pada kapal.
2) Buritan
Buritan merupakan bagian belakang dari badan
kapal.dibagia buritan terdapat instrument pengendali
seperti rudder dan lain sebagainya. Buritan memiliki
beberapa bentuk antara lain buritan berbentuk
sendok, buritan berbentuk miring, dan buritan
berbentuk siku.
9) Anjungan
Anjungan adalah ruang komando kapal dimana
ditempatkan pada roda kemudi kapal dan peralatan
navigasi untuk menentukan posisi kapal dan
biasannya terdapat kamar nahkoda dan kamar radio.
Anjungan biasanya ditempatkan pada posisi yang
mempunyai jarak pandang yang baik ke segela arah.
B. Pelaksanaan Di Lapangan
1) Pengawas KKP menanyakan kepada pengawas
Penyelenggara tentang kelengkapan
administrasi.
2) Pengawas KKP dan pengawas Penyelenggara
memeriksa kelengkapan hapus tikus, seperti :
a. Tenaga : Jumlah penempel, 1 orang
dokter, dan 1 orang paramedis.
b. Peralatan : Gas jumlah yang cukup,
masker gas minimal 2 buah dan dalam
kondisi baik, canester sesuai dengan
jumlah masker dan dalam kondisi baik,
sarung tangan minimal 2 pasang dan
dalam kondisi tidak bocor dan telah dites
dengan cara ditiup, kunci pembuka, neple,
selang, gas detector, kertas/plastik
penutup dan lem/lakban, serta peralatan
lain sesuai kebutuhan.
Buku Saku Sanitasi Kapal Laut | 45
3) Pengawas penyelenggara memerintahkan
tenaga penempel untuk menutup seluruh
lubang ventilasi maupun lubang lain yang
berhubungan dengan udara luar.
4) Pengawas KKP dan pengawas penyelenggara
secara bersama-sama membuat strategi
pelepasan gas, mulai dari ruangan mana dan
dari mana keluar.
5) Pengawas KKP dan pengawas penyelenggara
menghitung volume kapal dan jumlah fumigan
yang akan digunakan.
6) Pengawas KKP, pengawas penyelenggara, dan
nahkoda/perwira jaga memeriksa seluruh
bagian kapal untuk memastikan :
a. Semua ruangan yang akan dihapus tikus
sudah terbuka.
b. Tidak ada manusia atau binatang
peliharaan lainnya termasuk ikan dalam
akuarium di kapal.
c. Sudah dilakukan penutupan palka-palka,
cerobong, pintupintu, jendela- jendela dan
lain-lain dengan cermat.
d. Bendera VE dan tanda bahaya lain seperti
spanduk, stiker sudah terpasang pada
tempat yang tepat sehingga mudah dilihat
orang.
e. Bila ada ruangan yang tidak dapat dibuka
harus ditutup rapat hingga tidak dapat
dimasuki gas.
Buku Saku Sanitasi Kapal Laut | 46
7) Fumigator meletakkan fumigan di tempat
yang tepat dan aman.
8) Nahkoda/perwira jaga menandatangani surat
pernyataan tidak ada orang di dalam kapal
dan kapal siap dihapus tikus dengan
menggunakan contoh Formulir 7 sebagaimana
terlampir.
9) Kapal di Black Out (mesin kapal dan generator
listrik dimatikan). 10. Hapus tikus
dilaksanakan dibawah pimpinan Pengawas
Penyelenggara
C. Penggasan
1. Pengawas KKP menanyakan kepada Pengawas
Penyelenggara tentang strategi pelaksanaan
hapus tikus.
2. Melakukan pemeriksaan ulang tentang :
a. Pasangan fumigator/operator.
b. Penggunaan alat pelindung diri (masker,
canester, sarung tangan, sepatu boot,
pakaian kerja).
c. Penggunaan athropin sulfat sebagai
antidot.
d. Kesiagaan saat melepas gas antara lain :
1) Stand by alat angkut air bila kapal
yang dihapus tikus jauh dari dermaga.
2) Stand by (siaga penuh) ambulan.
3) Bila hapus tikus dilakukan di dermaga,
petugas hapus tikus lain menjaga agar
tidak ada orang naik ke kapal dengan
Buku Saku Sanitasi Kapal Laut | 47
memperhatikan jarak kapal dan arah
angin.
4) Pengawas KKP memberi isyarat
kepada Pengawas Penyelenggara
bahwa hapus tikus bisa dilaksanakan,
bersama dengan itu pengawas KKP
turun dari kapal sehingga di atas kapal
yang tinggal hanya Pengawas
Penyelenggara dan
fumigator/operator.
5) Sebelum meningalkan kapal,
Pengawas KKP menentukan :
a) Waktu (jam, menit) dimulainya
pelepasan.
b) Waktu yang diperlukan untuk
pelepasan gas.
c) Menentukan waktu pelepasan gas
(time exposure) sekurang-
kurangnya 8-12 jam untuk CH3Br
(metil bromida).
d) Pengawas Penyelenggara dan
fumigator setelah melepaskan gas
harus turun dari kapal dan siaga di
sekitar kapal.
3. Pengawas KKP dan Pengawas Penyelenggara
melakukan pengawasan terhadap
kemungkinan adanya kebocoran gas, orang
naik ke kapal, dan barang keracunan gas.
D. Pembebasan Gas
1. Pengawas KKP menentukan jam pembebasan
gas.
2. Pengawas KKP mengamati pembebasan gas
oleh Pengawas Penyelenggara dengan melalui
tahapan:
a. Pengawas Penyelenggara dan fumigator /
operator dengan memakai masker /
canester membuka pintu utama,
cerobongcerobong dan semua lubang
ventilasi.
b. Pengawas Penyelenggara / fumigator
membiarkan keadaan kapal paling sedikit
selama 1 (satu) jam.
c. Pengawas Penyelenggara dan fumigator /
operator dengan memakai masker dan
canester kembali masuk ke kapal untuk
membuka bagian ventilasi lain yang tidak
dapat dibuka dari luar.
3. Bila ruangan mesin sudah aman dari gas,
Pengawas KKP dan Pengawas Penyelenggara
meminta perwira mesin dan stafnya dengan
E. Penilaian
Pengawas KKP dan Pengawas
Penyelenggara melakukan penilaian hasil hapus
tikus, sebagai berikut :
F. Pelaporan
Pengawas KKP membuat laporan kepada
Kepala KKP tentang pelaksanaan hapus tikus di
kapal meliputi: persiapan, pelaksanaan,
pembebasan gas, penilaian dan kesimpulan/saran
dengan menggunakan contoh Formulir 8
sebagaimana terlampir.
c. Persiapan di kapal.
1) Pengawas dan Penyelenggara
pelaksana hapus serangga menemui
nahkoda/perwira jaga untuk
mempersiapkan pelaksanaan hapus
serangga di kapal.
2) Pengawas Penyelenggara dan
pengawas menentukan tata cara
pelaksanaan hapus serangga.
3) Nahkoda/perwira jaga harus
memenuhi dan mematuhi ketentuan-
ketentuan dalam hapus serangga.
Buku Saku Sanitasi Kapal Laut | 55
4) Pengawas, Pengawas Penyelenggara,
dan nahkoda/perwira jaga bersama-
sama melakukan pemeriksaan
ruangan, keadaan kapal, posisi kapal,
arah angin, dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan hapus
serangga.
5) Pengawas dan Pengawas
Penyelenggara meminta nahkoda /
perwira jaga mengamankan barang-
barang dari bahaya tercemar pestisida
/ insekstisida.
6) Semua ABK diperintahkan
meninggalkan kapal kecuali nahkoda /
perwira jaga dan staf tertentu seperti
perwira mesin dan elektrisian, dan
lain-lain
7) Nahkoda / perwira jaga
menandatangani surat pernyataan
tentang kesiapan dihapus serangga.
8) Hapus serangga siap dilaksanakan
dibawah pimpinan Pengawas
Penyelenggara.
B
oarding kapal merupakan tindakan pengawasan
kedatangan kapal yang datang dari luar negeri
maupun dalam negeri sesuai dengan SOP
(Standar Operasional Prosedur) yang berlaku. Selain itu
diberlakukannya kebijakan boarding kapal untuk
mengetahui status penumpang kapal sehingga dapat
dibedakan antara penumpang dan pengantar.
Keterangan :
*Beri tanda (V) pada kolom sesuai dengan kondisi
Mengetahui,
Supervisor, Pemeriksa,
1.............................................
NIP.
( )
2..............................................
NIP.
Buku Saku Sanitasi Kapal Laut | 76
KESAN DAN PESAN
Kelompok 1
(Najwa Sihab)