Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SANITASI TEMPAT – TEMPAT UMUM DAN PARIWISATA


TENTANG
“Persyaratan Lingkungan Fisik dan Fasilitas Lingkugan Restoran”

OLEH :
KELOMPOK 1
HARTAWI ABAS
IMELDA TUMULO
JENI SUMURI
MOH. FIRMAN
NUR’AIN EKA PUTRI HIOLA
RIA AZRINA DOKA
SRI ANGGRIYANI PUTRI ALIWU

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Atas


segala rahmat, karunia serta izinnya penyusunan makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang tersedia. Adapun laporan ini adalah “Persyaratan
Lingkungan Fisik dan Fasilitas Lingkugan Restoran”
Kami menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangannya, dikarenakan
kemampuan kami yang terbatas. Meskipun demikian, kami berharap mudah –
mudahan makalah ini ada manfaatnya khusunya bagi kami dan umumnya dosen.

Gorontalo, Januari 2021


Penyusun :

Kelompok 1
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Tujuan........................................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................


2.1 Sanitasi Tempat Umum............................................................................
2.2 Pengertian Restoran……………………………..
2.3 Ketentuan Umum Pendirian Restoran……………………………..
2.4 Sanitasi Restoran……………………………..
2.5 Persyaratan Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan Rumah makan dan
Restoran……………………………..

BAB 3 PENUTUP................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya higiene dan sanitasi rumah makan / Restoran merupakan kebutuhan
utama terhadap terwujudnya makanan dan minuman aman, oleh karena itu
keadaan higiene dan sanitasi rumah makan tidak memenuhi syarat akan
memperbesar kemungkinan pencemaran serta kerusakan makanan yang ada sejak
dimulai dari proses pengadaan bahan sampai pada penyajian makanan. Keadaan
higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan
faktor penjamin untuk tersedianya makanan aman, yang merupakan menjadi
tanggung jawab pemerintah bersama masyarakat, khususnya pengusaha rumah
makan.
Rumah makan merupakan tempat usaha komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum ditempat
usahanya. Rumah makan ini timbul dan berkembang sejalan dengan
berkembangnya masyarakat dalam melayani kebutuhan konsumen. Hal ini bila
tidak ditunjang dengan pengolahan makanan yang higienes dan kondisi sanitasi
yang baik maka akan menyebabkan gangguan kesehatan. Pengusaha rumah
makan di Indonesia sebagian besar masih belum mengerti betul perihal
persyaratan higiene sanitasi yang erat hubungannya dengan kesehatan. Pada
umumnya pengusaha rumah makan dalam menyelenggarakan usahanya hanya
mementingkan segi komersial saja dan kurang memperhatikan persyaratan
peraturan tentang kesehatan atau sanitasi tempat umum. Dalam pengawasan
permasalahan higiene sanitasi, diperlukan peraturan/kebijakan yang mengatur
tentang pendirian dan pengelolaan sanitasi tempat umum termasuk rumah makan.
Menurut Kepmenkes 1098/2003 tentang persyaratan Higiene Sanitasi rumah
makan dan restoran bahwa masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan
minuman yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang dikelola rumah
makan dan restoran agar tidak membahayakan kesehatan. Persyaratan fasilitas
sanitasi yang terdiri dari : air bersih, air limbah, toilet, tempat sampah, tempat
cuci tangan, tempat mencuci peralatan, tempat pencucian bahan makanan,
fasilitas penyimpanan pakaian (locker karyawan) dan peralatan pencegahan
masuknya serangga dan tikus
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui sanitasi tempat – tempat umum
2. Untuk mengetahui pengertian restoran
3. Untuk mengetahui ketentuan umum pendirian restoran
4. Untuk mengetahui sanitasi restoran
5. Untuk mengetahui Persyaratan Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan Rumah
makan dan Restoran
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sanitasi Tempat Umum

Tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan


penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya.
pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat Umum dilakukan
untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi
kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan gangguan
kesehatan lainnya.

Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi


lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara
komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit atau tempat
pelayanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat
meliputi hotel, Terminal angkutan umum pasar tradisional atau Swalayan
pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, pantai pijat,
Taman Hiburan gedung pertemuan, pondok pesantren tempat ibadah, objek wisata
dan lain-lain.

Menurut Depkes (2010) hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara


memelihara dan melindungi kebersihan individu subjeknya. misalnya mencuci
tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk kebersihan piring,
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan
secara keseluruhan. Sanitasi adalah  upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya menyediakan air
bersih untuk keperluan cuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi
sampah agar tidak dibuang sembarangan.

Perbedaan sanitasi dan hygiene adalah hygiene lebih mengarahkan


aktivitasnya pada manusia, sedangkan sanitasi lebih menitikberatkan pada faktor-
faktor lingkungan hidup manusia. Tujuan diadakannya usaha  sanitasi dan hygiene
adalah mencegah timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan
lainnya sebagai akibat dari adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup
manusia. 

2.2 Pengertian Restoran

Pengertian restoran atau rumah makan menurut Keputusan Menteri


Parawisata, Pos dan Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang
Peraturan usaha Rumah Makan, dalam peraturan ini yang dimaksud dengan
pengusaha Jasa Pangan adalah : “Suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan
makanan dan minuman yang dikelola secara komersial”. Sedangkan menurut
peraturan Menteri Kesehatan RI No.304/Menkes/Per/89 tentang persyaratan
rumah makan maka yang dimaksud rumah makan adalah satu jenis usaha jasa
pangan yang dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,
penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat
usahanya.

2.3 Ketentuan Umum Pendirian Restoran

Berdasarkan Peraturan Pemerintahan No. 24 tahun 1979, Rumah Makan


merupakan sektor usaha yang tercakup dalam bidang Kepariwisataan, dan
pembinaanya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I. Namun unutk
tercapainya kesatuan tata cara pengaturan dan pembinaan urusan rumah makan
tersebut, maka pemerintah mengeluarkan SK Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi No : KM 73/PW 105/MPPT-85 tentang Peraturan Urusan
Rumah Makan. Berdasarkan SK tersebut menunjukkan bahwa pembinaan dan
pengawasan ditetapkan oleh Gubernur sebagai Kepala Daerah Tingkat I.
Sehingga untuk mengusahakan sebuah Rumah Makan harus memiliki ijin lokasi
dan ijin usaha yang masing-masing ditetapkan oleh Gubernur sebagai Kepala
Daerah Tingkat I.

Sementara itu, menurut SK Direktorat Jenderal Pariwisata No.15/U/II/88


tentang Pelaksanaan Ketentuan dan Penggolongan Restoran menunjukkan bahwa
perijinan dalam bidang usaha restoran ini secara umum dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :

1. Ijin sementara usaha restoran

Ijin sementara usaha restoran adalah ijin yang bersifat sementara yang
berlaku sampai 3 tahun dan diberikan oleh Direktur Jenderal unutk
membangun restoran.

2. Dan ijin tetap usaha restoran

Ijin tetap usaha restoran adalah ijin tetap yang diberikan oleh Direktur
Jenderal untuk mengusahakan restoran.

Sedangkan untuk penyediaan jasa-jasa lainnya dilingkungan Restoran


yang tidak menjadi bagian dari ijin tetap usaha restoran, wajib
diselenggarakan atas dasar ijin usaha tersendiri sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan dan pengawasan
terhadap pembangunan dan pengusahaan restoran dilakukan oleh Direktur
Jenderal atau pejabat yang ditunjuk, demikian pula terhadap pemindahan
hak kepemilikan restoran atau perubahan nama dan atau lokasi juga wajib
dilaporkan secara tertulis.

2.4 Sanitasi Restoran

Sanitasi restoran di tekankan pada tiga hal pokok yaitu:

1. Mencegah segala kegiatan dalam rumah makan yang dapat menimbulkan


penyakit menular
2. Mencegah segala kegiatan dalam rumah makan yang dapat mengakibatkan
penyakit akibat kerja
3. Mencegah segala kegiatan dalam rumah makan yang dapat menimbulkan
kecelakaan.

Kegiatan-kegiatan dalam rumah makan yang dapat menimbulkan penyakit


menular antara lain adalah cara pencucian alat-alat makan atau minum yang
kurang bersih, cara penjamah makanan yang salah dan membiarkan para
penderita penyakit menular untuk bekerja sebagai penjamah makanan terutama
mereka yang merupakan carrier.

Beberapa persyaratan sanitasi rumah makanan:

1. Bagian luar rumah makan

a. Halaman harus dalam keadaan bersih, tidak banyak sampah berserakan.

b. Segala sesuatu yang ditimbun dalam halaman teratur.

1) Tidak memberikan kesempatan pada tikus dan serangga lain untuk


bersarang

2) Tidak menghalangi jalan

3) Tidak mengganggu pemandangan atau masuknya hawa dan cahaya

4) Tidak memungkinkan terjadinya kecelakaan pada tamu yang datang

c. Terletak jauh dari genangan air, debu dan tempat sampah.

2. Bagian dalam rumah tangga

a. Lantai

1. Dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat dan tidak meresap
air (lembab)
2. Tidak mudah rusak
b. Dinding

1. Dibuat dari bahan yang kuat dan kedap air

2. Tidak mudah rusak

c. Pintu dan jendela

1. Pintu dan jendela bagian luar harus diberi kawat kassa

2. Sebaiknya pintu menghubungkan bagian dalam rumah makan dengan


bagian luar semuanya harus dapat menutup sendiri

3. Dilarang ada pintu yang menghubugkan langsung ke WC/kamar


mandi dengan ruang makan

d. Pencahayaan

1) Ditempat-tempat dimana khususnya digunakan untuk kerja (masak


dan mempersiapkan alat-alat) harus diberi penerangan yang cukup
baik berupa cahaya matahari maupun cahaya buatan (lampu).

2) Pemasangan dalam ruang makan sebaiknya dibuat cahaya yang tidak


langsung sesuai dengan kehendak pengusaha dapat dipasang
dengan syarat seluruh ruangan harus mendapat cahaya merata

e. Ventilasi. Tujuan diadakan ventilasi adalah untuk menggerakan hawa


udara dalam ruangan (air movement) hingga suhu dalam ruangan
tersebut akan menyegarkan badan, dapat menghilangkan bau-bau yang
tidak enak dalam ruang makan dan menghindarkan kondensasi
(kelembaban) yang terlalu tinggi.

a. Atap. Tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus

b. Langit-langit. Permukaan rata, berwarna terang saat dibersihkan,


tidak terdapat lubang-lubang, dan tinggi langit-langit minimal 2,4.

3. Fasilitas sanitasi

a. Penyediaan air bersih

Air yang bersih dirumah makan diperuntukan bagi keperluan air


minum, pencucian bahan makanan, memasak dan untuk keperluan
lainnya, dengan demikian kebutuhan air dirumah makan mutlak
diperlukan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya

b. Toilet atau jamban

Kotoran manusia dipandang sebagai benda yang membahayakan


kesehatan, sebagai sumber penularan penyakit perut. Untuk mencegah
akibat-akibat buruk diperlukan kondisi persyaratan agar pembuangan
kotoran manusia memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum

2) Tdak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah

3) Tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus serta tidak menjadi tempat
berkembang biaknya berbagai bibit penyakit dan vektor

c. Air limbah

1) Sistim pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari


saluran kedap air, tidak merupakan sumber penularan

2) Saluran tertutup, septic tank dan roil

3) Sistim perpipaan pada bangunan bertingkat harus memenuhi


persyaratan menurut pedoman plumbing Indonesia

4) Saluran air limbah dari dapur harus dilengkapi perangkap lemak

d. Tempat sampah
1) Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah
berkarat, mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus
untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi yang cepat
membusuk.

2) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk


sampah yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan

3) Tersedia pada setiap tempat yang memproduksi sampah

4) Sampah harus dibuang dalam waktu 24x24 jam dari rumah makan
dan restoran

5) Disediakan tempat pengumpul sementara yang terlindungi dari


serangga, tikus atau hewan lain dan terletak ditempat yang mudah
dijangkau oleh kenderaan pengangkut sampah
2.5 Persyaratan Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan Rumah makan dan
Restoran
Persyaratan kesehatan rumah makan dan restoran dalam tulisan ini
mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran. Termasuk dalam persyaratan kesehatan rumah
makan/restoran antara lain  :

1. Persyaratan lokasi dan bangunan

a. Lokasi. Rumah makan/restoran terletak pada lokasi yang terhindar dari


pencemaran yang diakibatkan antara lain oleh debu, asap, serangga
dan tikus. Tidak berdekatan dengan sumber pencemar antara lain
tempat pembuangan sampah umum, WC umum dan pengolahan
limbah yang dapat diduga mencemari hasil produksi makanan.
b. Bangunan. Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, terpisah dengan tempat
tinggal. Pembangunan ruang minimal terdiri dari dapur, gudang, ruang
makan, toilet, ruang karyawan dan ruang administrasi. Setiap ruangan
mempunyai batas dinding serta ruangan satu dan lainnya dihubungkan
dengan pintu. Ruangan harus ditata sesuai dengan fungsinya, sehingga
memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus bahan makanan dan
makanan jadi, serta barang-barang lainnya yang dapat mencemari
terhadap makanan.
c. Konstruksi
1) Lantai. Lantai dibuat kedap air, rata, tidak licin dan mudah
dibersihkan. Pertemuan lantai dengan dinding tidak boleh
membuat sudut mati.
2) Dinding. Permukaan dinding sebelah dalam harus rata, mudah
dibersihkan. Konstruksi dinding tidak boleh dibuat rangkap,
permukaan dinding yang terkena percikan harus dibuat kedap air
atau dilapisi dengan bahan kedap air dan mudah dibersihkan
seperti porselin dan sejenisnya setinggi dua meter dari lantai.
3) Ventilasi. Ventilasi alam harus cukup menjamin peredaran udara
dengan baik, dapat menghilangkan uap, gas, asap, bau dan debu
dalam ruangan. Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam
tidak dapat memenuhi persyaratan.
4) Pencahayaan. Intesnsitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup
untuk melakukan pekerjaan pengolahan makanan secara efektif
dan kegiatan pembersihan ruang. Disetiap ruang kerja seperti
gudang, dapur, tempat cuci peralatan dan tempat pencuci tangan,
intensitas pencahayaan sedikitnya 10 foot candle.
Pencahayaan/penerangan harus tidak menyilaukan dan tersebar
merata sehingga sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan
yang nyata.
5) Atap. Tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus
dan serangga lainnya.
6) Langit-langit. Permukaan rata, bewarna terang serta mudah
dibersihkan. Tidak terdapat lubang-lubang, tinggi langit-langit dari
lantai sekurang-kurangnya 2,4 meter.
7) Pintu. Pintu dibuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan,
dapat ditutup dengan baik dan membuka ke arah luar. Setiap
bagian bawah pintu setinggi 36 cm dilapisi logam, jarak antara
pintu dan lantai tidak lebih dari 1 cm.
2. Persyaratan fasilitas sanitasi

1. Air bersih harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia yang berlaku. Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan
dan tersedia pada setiap tempat kegiatan.

2. Pembuangan air limbah. Sistem pembuangan air limbah harus baik,


saluran terbuat dari bahan kedap air, tidak merupakan sumber pencemar,
misalnya memakai saluran tertutup, septic tank dan riol. Saluran air limbah
dari dapur harus dilengkapi perangkap lemak.

3. Toilet. Toilet tidak berhubungan langsung dengan dapur, ruang


persiapan makanan, ruang tamu dan gudang makanan. Toilet untuk wanita
terpisah dengan toilet untuk pria, begitu juga toilet pengunjung terpisah
dengan toilet untuk tenaga kerja. Toilet dibersihkan dengan deterjen dan alat
pengering seperti kain pel, tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu
rokok dan sabun. Lantai dibuat kedap air, tidak licin mudah dibersihkan. Air
limbah dibuangkan ke septic tank, riol atau lubang peresapan yang tidak
mencemari air tanah. Saluran pembuangan terbuat dari bahan kedap air.
Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bak penampung dan
saluran pembuangan. Di dalam kamar mandi harus tersedia bak dan air
bersih dalam keadaan cukup dan peturasan harus dilengkapi dengan air yang
mengalir.

4. Tempat sampah. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak
mudah berkarat, mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus
untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi yang cepat membusuk.
Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah
yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan.

5. Disediakan juga tempat pengumpul sampah sementara yang terlindung


dari serangga dan hewan lain dan terletak di tempat yang mudah dijangkau
oleh kendaraan pengangkut sampah.

6. Tempat cuci tangan. Jumlah tempat cuci tangan untuk tamu


disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk. Tempat cuci tangan dilengkapi
dengan sabun/sabun cair dan alat pengering. Apabila tidak tersedia fasilitas
cuci tangan dapat disediakan : sapu tangan kertas yang mengandung
alkohol, lap basah dengan dan air hangat. Tersedia tempat cuci tangan
khusus untuk karyawan dengan kelengkapan seperti tempat cuci tangan
yang jumlahnya disesuaikan dengan banyaknya karyawan yaitu 1 sampai 10
orang, 1 buah; dengan penambahan 1 buah untuk setiap penambahan 10
orang atau kurang. Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa
sehingga mudah dicapai oleh tamu atau karyawan. Fasilitas cuci tangan
dilengkapi dengan air yang mengalir, bak penampungan yang
permukaannya halus, mudah dibersihkan dan limbahnnya dialirkan ke
saluran pembuangan yang tertutup.
7. Tempat mencuci peralatan terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak
berkarat dan mudah dibersihkan. Air untuk keperluan pencucian dilengkapi
dengan air panas dengan suhu 40°C – 80°C dan air dingin yang bertekanan
15 psi (1,2 kg/cm2). Tempat pencucian peralatan dihubungkan dengan
saluran pembuangan air limbah. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari tiga
bilik/bak pencuci yaitu untuk mengguyur, menyabun, dan membilas.

8. Tempat pencuci bahan makanan terbuat dari bahan yang kuat, aman,
tidak berkarat dan mudah dibersihkan, bahan makanan dicuci dengan air
mengalir atau air yang mengandung larutan kalium permangat 0,02%.
Tempat pencucian dihubungkan dengan saluran pembuangan air limbah.

9. Fasilitas penyimpanan pakaian (locker) karyawan terbuat dari bahan


yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat. Jumlah loker
disesuaikan dengan jumlah karyawan, dan ditempatkan di ruangan yang
terpisah dengan dapur dan gudang serta dibuat terpisah untuk pria dan
wanita

10. Peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus tempat


penyimpanan air bersih harus tertutup sehingga dapat menahan masuknya
tikus dan serangga termasuk juga nyamuk Aedes aegypti serta albopictus.
Setiap lubang pada bangunan harus dipasang alat yang dapat mencegah
masuknya serangga (kawat kasa berukuran 32 mata per inchi) dan tikus
(teralis dengan jarak 2 cm). Setiap persilangan pipa dan dinding harus rapat
sehingga tidak dapat dimasuki serangga.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di Indonesia, Rumah Makan seringkali disebut dengan Restoran namun
pada dasarnya kedua hal tersebut berbeda. Perbedaan yang paling mencolok
terdapat dalam pengertian yuridis Restoran dan Rumah Makan tidak melakukan
kegiatan pembuatan, hanya penyimpanan dan penyajian, kemudian dalam
penyediaan makanan dan minumannya, setiap hidangan di Rumah Makan pada
umumnya telah dipersiapkan sebelumnya sedangakan di Restoran harus diolah dan
dimasak terlebih dahulu sesuai dengan permintaan pembeli.
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1098/MENKES/SK/VII/200
hanya di atur mengenai sanksi dalam bentuk sanksi administrasi terhadap Rumah
Makan dan Restoran yang melakukan pelanggaran terhadap keputusan tersebut,
tertulis dalam pasal 13. Tuntutan atau permintaan ganti rugi dapat dilakukan
melalui pengadilan atau diluar pengadilan seperti yang di atur dalam pasal 45-48
UUPK.
Dalam pemberian sanksi hokum terhadap pelanggaran persyaratan hygiene
sanitasi Rumah Makan dan Restoran, tertulis dalam pasal 13 ayat (2) Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003, yaitu dapat dilakukan
sanksi administrasi berupa teguran lisan, teguran tertulis, sampai dengan
pencabutan sertifikat laik hygiene sanitasi Rumah Makan dan Restoran.
B. Saran
a. Sebaiknya Rumah Makan atau Restoran mempekerjakan karyawan dan
penjamah makanan yang telah memiliki sertifikat laik sehat.
b. Mencuci bahan makanan yang belum jadi dengan air bersih yang mengalir.
c. Peralatan makanan sebaiknya diganti secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, C, 2012, pengantar kesehatan lingkungan, EGC, Jakarta. Diakses pada 18


Januari 2021

Keputusan Menteri Parawisata, Pos dan Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85


tentang Peraturan usaha Rumah Makan. Diakses pada 19 Januari 2021

Peraturan Pemerintahan No. 24 tahun 1979, Rumah Makan. diakses pada 19 Januari 2021

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.304/Menkes/Per/89 tentang persyaratan rumah


makan. Diakses pada 19 Januari 2021

Depkes RI, 2010, modul kursus hygiene dan sanitasi makanan dan minuman, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Ditjen PPM & PLP,, Jakarta

KESMAS, 2014. syarat pemukiman sehat, http:// www. Indonesian- publichealth.com,


Diakses 19 Agustus 2017

Sasarwati L.A , Werdiningsih I, Purwanto. 2016. evaluasi kondisi sarana sanitasi yang
disediakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan tingkat kepuasan wisatawan
pantai Depok, Bantul, Yogyakarta tahun 2016. jurnal kesehatan lingkungan fisik
volume 8 nomor 2 tahun 2016.

Yunus, S. P, 2015, hubungan hygiene perorangan dan fasilitas sanitasi dengan


kontaminasi escherichia coli pada di rumah makan Padang Kota Manado dan Kota
Bitung, program pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado.

Anda mungkin juga menyukai