Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN-A


TENTANG
“PEMERIKSAAN MERKURI (Hg) PADA KOSMETIK”

OLEH :
KELOMPOK 4

ELSA MAHMUD
HARTAWI ABAS
JENI SUMURI
LILIS SAIDI
MARSELA SAYEDI
MOH.FIRMAN
SITTI WASILA DATUNSOLANG

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktikum Penyehatan Makanan dan Minuman-A Tentang “Pemeriksaan

Merkuri (Hg) Pada Kosmetik” ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen

Pembimbing dan Instruktur.

Mengetahui

Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Misrawatie Goi, S,KM., M.KM Juwita Suma, S.KM., M.Kes


Nip. 197810232006042007 Nip. 19810332010012018

Dosen Pembimbing 3

Dwina Ramadhani Pomalingo, M.Farm

INSTRUKTUR

Novalia Warow S.Tr, Kes

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,

karunia serta izinnya sehingga penulisan dan penyusunan laporan ini dapat

diselesaikan dengan sesuai waktu yang tersedia.

Adapun laporan ini adalah “Pemeriksaan Merkuri (Hg) Pada Kosmetik”.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya, dikarenakan

kemampuan kami yang terbatas. Meskipun demikian, kami berharap mudah-

mudahan laporan ini ada manfaatnya khususnya bagi kami dan umumnya dosen.

Gorontalo, 05 April 2021

Penyusun

Kelompok 4

iii
DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................ii

KATA PENGANTAR...................................................................................iii

DAFTAR ISI..................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1. Latar Belakang....................................................................................1

1.2. Tujuan.................................................................................................2

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.........................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3

2.1 Dasar Teori.......................................................................................3

BAB 3 KEGIATAN PRAKTIKUM............................................................10

3.1 Alat Bahan dan Reagen...................................................................10

3.2 Prosedur Kerja.................................................................................10

3.3 Hasil Praktikum...............................................................................11

BAB 4 PENUTUP.........................................................................................13

4.1 Keseimpulan....................................................................................13

4.2 Saran................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................14

DOKUMENTASI..........................................................................................15

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan

yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu dari bahan-

bahan alami yang terdapat disekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat manusia tidak

hanya dari bahan alami tetapi juga bahan sintetik untuk maksud meningkatkan

kecantikan.

Produk pemutih wajah saat ini ramai diperbincangkan, bukan hanya

produknya yang membanjiri pasaran, tetapi juga karena dampak dari pemakaian

produk tersebut. Konsumen harus berhati-hati dalam memilih kosmetik pemutih

wajah, karena tidak semua produk pemutih wajah yang beredar di masyarakat

aman untuk digunakan. Penelitian yang dilakukan YPKKI (Yayasan

Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia) pada bulan april tahun 2002

terhadap 27 produk pemutih wajah dan anti kerut yang beredar di pasaran,

ternyata kebanyakan dari produk tersebut masih dalam kategori obat. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)

dari 20 merek yang dijadikan sampel yang diteliti menunjukkan ada lima merk

kosmetik pemutih wajah yang telah terdaftar tetapi masih mengandung merkuri,

meskipun kadarnya kecil.

Berdasarkan PERMENKES RI No.445/MENKES/PER/V/1998 Indonesia

melarang penggunaan merkuri dalam sediaan kosmetik, namun penggunaan krim

1
yang mengandung merkuri ini masih terus digunakan. Merkuri termasuk logam

berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat ra

2
3

cun. Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal,

mulai dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-

bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta pemakaian dengan dosis tinggi

dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan

perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat

menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat

karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) pada manusia.

Berdasarkan uraian diatas tersebut dalam pemeriksaan merkuri (Hg) pada

kosmetik dapat berbahaya bagi tubuh.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

1. Untuk menambah wawasan dan kompetensi mahasiswa dalam

pemeriksaan merkuri (Hg) pada produk kosmetik.

2. Untuk mengetahui kandungan merkuri (Hg) pada produk kosmetik

1.3 WAKTU DAN PELAKSANAAN

Hari/ Tanggal : Sabtu, 27 Maret 2021

Waktu : 09:00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium terpadu dan kimia lingkungan


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DASAR TEORI

A.Kosmetika
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan digosokkan, dituangkan,

atau disemprotkan, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia

dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau

mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat.

Definisi tersebut jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat

yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan maupun pencegahan penyakit.

Obat bekerja lebih kuat dan dalam, sehingga dapat mempengaruhi struktur

dan faal tubuh (Wasitaatmadja,S.M,1997).

Ilmu yang mempelajari kosmetika disebut “kosmetokologi“, Yaitui lmu

yang berhubungan dengan pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan,

efek samping kosmetika. Dalam kosmetologi berperan berbagai disiplin ilmu

terkait yaitu : teknik kimia, farmakologi, farmasi, biokimia, mikrobiologi, ahli

kecantikan, dan dermatologi. Dalam disiplin ilmu dermatologi yang

menangani khusus peranan kosmetika disebut “dermatologikosmetik”

(cosmetic dermatology).

Namun ternyata tidak mudah membedakan antara kosmetika dan obat

yang pemakaiannya atipocal pada kulit semacam salep, krim, bedak, pasta

atau losion. Meskipun tidak begitu jelas diutarakan oleh pembuat dan

4
pengguna jasa kosmetika, kosmetika juga diharapkan untuk menghasilkan

suatu

5
6

perubahan baik dalam struktur maupun faal sel kulit, sekecil apapun.

Misalnya, perubahan susunan sel kulit yang tua kearah yang lebih muda, atau

perubahan produksi kelenjar keringat yang membentuk minyak kulit.

Kadang-kadang kosmetika dicampur dengan bahan-bahan yang berasal

dari obat tropical yang dapat mempengaruhi struktur dan faal sel kulit.

Bahan-bahan tersebut, misalnya anti jerawat (sulfur, resorsin), anti jasad renik

(heksaklorofen), anti pengeluaran keringat (aluminium klorida), plasenta, atau

hormon (estrogen). Bahan-bahan inilah yang kemudian dikenal sebagai

kosmedik atau kosmeto-medik (Wasitaatmadja,S.M,1997).

B. Kandungan Kosmetik
Kosmetika dapat berisihanya satu bahan yang menjadi dasar sekaligus

bahan aktif sebagai komponen rangkap tanpa stabilizer atau tambahan atau

warna sehingga menjadi kosmetika yang paling simple (Wurdiyanto,2007).

Pada pembuatan kosmetika, pencampuran bahan-bahan tersebut harus

memenuhi kaidah pembuatan kosmetika termasuk farmakologi, biokimia,

farmasi, kimia teknik dan lainnya (Wurdiyanto,2007).

Berlawanan dangan hal diatas kosmetika juga dapat dibuat dari seluruh

unsur isi kosmetika tersebut diatas, bahan dasar, bahan aktif, stabilisator,

pewangi dan pewarna, bahkan dari setiap unsur tersebut memiliki lebih dari

satu macam bahan, sehingga secara keseluruhan kosmetika tersebut diramu

sampai lebih dari 20 macam bahan (Wurdiyanto,2007).

Untuk bahan kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

melarang penggunaan merkuri meskipun dengan konsentrasi kecil. Beberapa


7

catatan diketahui bahwa kadar merkuri dalam jaringan sebesar 0,1-1 ppm

sudah dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh sedangkan menurut IPCS

(International Programme on Chemical Safety) paparan merkuri pada tubuh

manusia mencapai 200 s/d 500 (Wurdiyanto,2007).

C.Merkuri
Merkuri adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa, dan

mempunyai rapatan 13,534g ml¯¹ pada 25°C. Merkuri tak dipengaruhi asam

klorida atau asam sulfat encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan asam

nitrat. Asam nitrat yang dingin dan sedang pekatnya (8M), dengan merkuri

yang berlebihan menghasilkan ion merkuri (Vogel,1979).

Logam merkuri atau air raksa, mempunyai nama kimia hydragyrum yang

berarti perak cair. Logam merkuri dilambang kan dengan Hg. Pada table

periodik unsur kimia menempati urutan (NA) 80 dan mempunyai bobot atom

(BA 200,59). Merkuri telah dikenal manusia sejak mengenal peradaban.

Logam ini dihasilkan dari bijih sinabar, HgS, yang mengandung unsure

merkuri antara 0,1%,4%. (Palar, 2008).

Dalam keseharian, pemakaian bahan merkuri telah berkembang sangat

luas. Merkuri digunakan dalam bermacam-macam perindustrian, untuk

peralatan-peralatan elektris, digunakan untuk alat-alat ukur, dalam dunia

pertanian, bahan kosmetik dan keperluan lainnya. Demikian luasnya

pemakaian merkuri, mengakibatkan semakin mudah pula organisme

mengalami keracunan merkuri (Palar, 2008).


8

Merkuri merupakan elemen dari kerak bumi. Manusia tidak dapat

membuat atau memusnahkan merkuri. Merkuri murni adalah logam cair,

kadang-kadang disebut sebagai raksa yang mudah menguap. Secara

tradisional telah digunakan untuk membuat produk seperti termometer dan

beberapa bola lampu. Sumber utama merkuri (Hg) di atmosfer adalah

peguapan Hg dari tanah dan air, disamping itu pembakaran fosil terutama

batu bara. Kadar Hg diudara naik dapat disebabkan oleh pembuangan sampah

padat seperti termometer Hg, baterai, pemakaian cat yang mengandung Hg,

anti jamur dan pestisida serta pembakaran limbah minyak.

D.Sifat-sifat Merkuri
Secara umum merkuri memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. Berwujud cair pada suhu kamar (25°C) dengan titik beku paling

rendah sekitar -39°C

2. Masih berwujud cair pada suhu kamar 396°C. Pada temperature

396°C ini telah terjadi pemuaian secara menyeluruh.

3. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan

dengan logam-logam yang lain.

4. Tahan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan

merkuri sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya

listrik.

5. Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy

yang disebut juga dengan amalgam.


9

6. Merupakan unsure yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup,


baik itu dalam bentuk unsure tunggal (logam) atau pun dalam bentuk

persenyawaan (Palar, 2008).

E. Bentuk-bentuk Merkuri
Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu:

1. Merkuri elemental (Hg)

Terdapat dalam gelas thermometer, tensimeter air raksa, amalgam

gigi, alat elektrik, batu baterai dan cat. Juga digunakan sebagai

katalisator dalam produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk

produksi klorin dan sodium klorida.

2. Merkuri anorganik

Terdapat dalam bentuk Hg2+ (Merkuri) dan Hg+  (Merkurous),

misalnya :

a. Merkuri klorida (HgCl2) termasuk bentuk Hg anorganik yang

sangat toksik, kaustik, dan digunakan sebagai desinfektan.

b. Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan untuk teething

powder dan laksansia (calomel)

c. Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar.

3. Merkuri Organik

Terdapat dalam beberapa bentuk antara lain :

a. Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentuk

alkil rantai pendek dijumpai sebagai kontaminan logam


10

lingkungan. Misalnya memakan ikan yang tercemar zat tersebut,

dapat menyebabkan gangguan neurologis dan kongenital.

b. Merkuri dalam bentuk alkil dijumpai sebagai antiseptik dan

fungisida.

F. Toksisitas
Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf

yang sangat sensitive pada semua bentuk merkuri. Logam merkuri dan uap

merkuri logam lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain, sebab

merkuri dalam kedua bentuk tersebut lebih banyak mencapai otak. Pemaparan

kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam, garam, maupun metil

merkuri dapat merusak secara permanen otak, ginjal maupun janin.

Pengaruhnya pada fungsi otak dapat mengakibatkan tremor, pengurangan

pendengaran atau pengurangan daya ingat. Pemaparan dalam waktu singkat

pada kadar merkuri yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru,

muntah-muntah, peningkatan tekanan darah atau denyut jantung, kerusakan

kulit dan iritasi mata. Badan lingkungan di Amerika (EPA) menentukan

bahwa merkuri klorida dan metil merkuri adalah bahan karsinogenik.

G. Keracunan Merkuri

Peristiwa keracunan logam merkuri telah dikenal cukup lama dalam era

tahun 1960-an, tercatat beberapa peristiwa keracunan merkuri diseluruh

dunia. Keracunan yang disebabkan oleh merkuri ini, umumnya berawal dari

kebiasaan memakan makanan dari laut, tersebut sekalikan, udang dan tiram
11

yang telah terkontaminasi oleh merkuri. Awal peristiwa merkuri terhadap

biota laut adalah masuknya buangan industry yang mengandung merkuri

kedalam badan perairan teluk. (Palar,2008)

H. Penggunaan Dalam Bidang Industri

Berbagai produk yang mengandung merkuri, diantaranya adalah bola

lampu, penambal gigi, dan thermometer. Merkuri digunakan dalam kegiatan

penambangan emas, produksi gas klor dan soda kaustik, serta industry pulp,

kertas, dan baterai. Merkuri dengan klor, belerang, atau oksigen akan

membentuk garam yang digunakan dalam pembuatan krim pemutih dan krim

antiseptik (Wahyu.W.2008).

Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri klor-alkali,

dimana produksi klorin (Cl2) dan kaustik soda (NaOH) dengan cara

elektrolisis garam NaCl. Kedua bahan ini sangat banyak gunanya sehingga

diproduksi dalam jumlah tinggi setiap tahun. Fungsi merkuri dalam proses ini

adalah sebagai katoda dari sel elektrolisis (Wahyu.W.2008).


12
BAB 3

KEGIATAN PRAKTIKUM

3.1 ALAT BAHAN DAN REAGEN

A. Alat

1. Erlenmeyer

2. Gelas Ukur

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung

5. Batang pengaduk

6. Beaker gelas

7. Timbangan analitik

8. Hot plate

B. Bahan

1. Produk Kosmetik

C. Reagen

1. HCL Pekat

2. Aquades

3.2 PROSEDUR KERJA

1. Timbang sampel secukupnya

2. Masukkan kedalam tabung reaksi

3. Tambahkan aquades sebanyak 2 ml dan HCL pekat sebanyak 3 ml

4. Dan homogenkan

5. Masukkan kawat Cu yang salah satunya sudah di amplas

13
14

3.3 HASIL PRAKTIKUM

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan Sampel Pertama

Pada percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan merkuri

(Hg) yang terdapat pada produk kosmetik. Dari pemeriksaan diatas maka

diperoleh sampel pertama ujung kawat tembaga (Cu) terbentuk lapisan

perak mengkilap. Ini membuktikan bahwa produk kosmetik diatas

mengandung postitif merkuri.

Gambar 2. Hasil Pemeriksaan Sampel Kedua


15

Pada percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan merkuri

(Hg) yang terdapat pada produk kosmetik. Dari pemeriksaan diatas maka

diperoleh sampel kedua ujung kawat tembaga (Cu) terbentuk lapisan perak

mengkilap. Ini membuktikan bahwa produk kosmetik diatas mengandung

postitif merkuri.

Gambar 3. Hasil Pemeriksaan Sampel Ketiga

Pada percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan merkuri

(Hg) yang terdapat pada produk kosmetik. Dari pemeriksaan diatas maka

diperoleh sampel ketiga ujung kawat tembaga (Cu) terbentuk lapisan perak

mengkilap. Ini membuktikan bahwa produk kosmetik diatas mengandung

postitif merkuri.
16
BAB 4

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Merkuri (Hg) mulai dimanfaatkan dalam bidang kosmetik sebagai salah satu

zat pembuat sediaan kosmetik karena kemampuannya dalam menghambat

pembentukan melanin pada permukaan kulit. Merkuri mampu menjadikan kulit

putih mulus dalam waktu yang relatif singkat, akan tetapi zat ini memberikan efek

negative bagi kesehatan, karena dapat terakumulasi di bawah kulit.

Setelah dilakukan pemeriksaan pada 3 sampel, ternyata 3 sampel tersebut

positif mengandung merkuri (Hg).

4.2 SARAN

1. Bagi konsumen yang menggunakan krim pemutih hendaklah berhati-hati

dalam memilih krim pemutih yang beredar dipasar dan sebaiknya

menggunakan krim pemutih yang sudah terdaftar di departemen kesehatan.

2. Diharapkan kepada balai POM agar lebih meningkatkan pengawasan

terhadap penggunaan merkuri yang berbahaya dalam kosmetik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Palar.H,.2008. Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat. Cetakan kedua. PT


RINEKA CIPTA: Jakarta. Diakses pada 29 Maret 2021

Vogel,A.I,1979. Text Book Of Macro And Semimicro Qualitative Inorganic


Analysis, fifth edition. Longman Group Limited: London. Diakses
pada 29 Maret 2021

Wahyu,W,. 2008. Efek Toksiko Logam,edisi Pertama. ANDI: Yogyakarta.


Diakses pada 29 Maret 2021

Wasitaatmadja, M.S,. 1997 .Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. UI-Press: Jakarta.


Diakses pada 29 Maret 2021

Wurdiyanto,G,.2007.Merkuri Bahayanya Dan Pengukurannya, Buletin Alara,


Volume 9,Nomor 1 dan 2 : Jakarta. Diakses pada 29 Maret 2021

18
DOKUMENTASI

Gambar 1. Alat dan Bahan Gambar 2. Saat memasukkan sampel

Gambar 3. Sampel 1, 2 dan 3 Gambar 4. sampel yang sudah ditambahkan


HCL pekat

Gambar 5. Pengecekkan produk kosmetik

19

Anda mungkin juga menyukai