TAHAN ASAM
I. DASAR TEORI
Pewarnaan tahan asam yang akan mewarnai bakteri yang memiliki materi lilin
(wax) pada dinding sel, yang biasa ditemukan pada bakteri dari genus
Mycobacterium juga Nocardia. Pada pewarnaan tahan asam, pewarna carbolfuchsin
(berwarna merah) diaplikasikan pada preparat yang telah difiksasi dan dipanaskan
lebih lanjut untuk meningkatkan penetrasi dan retensi dari pewarna tersebut oleh sel.
Preparat diberikan asam-alkohol yang akan menghilangkan pewarna bakteri yang
tidak tahan asam. Bakteri tahan asam akan mempertahankan warna merah karena
carbolfuchsin lebih larut pada lipid dinding sel daripada alkohol. Suatu counterstain
berwarna biru (methylene) kemudian diberikan pada preparat sehingga bakteri yang
tidak tahan asam akan berwarna biru
Lensaobjektifpembesaran 1000X
Pada praktikum kali inidilakukanpengecetanBakteriTahanAsam (BTA) yang
menggunakantigajenis cat ZiehlNeelson (ZN) yaitucarbolfuchsin 0,3 % (ZN A),
asam alcohol 3 % (ZN B)dan methylene blue 3 % (ZN C). Sebelumdibuatpreparat,
objek glass difiksasi untuk menghilangkan lemak yang menempel pada permukaanya
dan untuk menghilangkan kontaminan lain yang ada pada objek glass. Preparat yang
dibuat tidak boleh terlalu tebal agar bakteri tidak bertumpuk-tumpuk sehingga proses
pengamatan bentuk sel bakteri menjadi lebih mudah, tetapi preparat yang dibuat juga
tidak boleh terlalu tipis. Pewarnaan BTA ini dilakukan dengan menggunakan
pewarnaan Ziehl Neelson yang menggunakan 3 jenis warna sebagai berikut :
1. Pewarnaan dengan CarbolFuchsin 3 %
Pewarnaan pertama ini, akan sulit menembus dinding dari bakteri tahan
asam, sehingga dilakukan pemanasan pada carbol fuchsin (ZN A) sebanyak 2 ml
didalam tabung reaksi untuk memuaikan dinding sel bakteri tersebut sehingga
warna carbolfuchsin ini mampu diserap oleh sel-sel bakteri. Pemanasan dilalukan
jangan sampai mendidih cukup sampai menguap agar sel-sel bakteri tersebut tidak
rusak.
2. Penambahan larutan asam alcohol 0,3 %
Penambahan alcohol berfungsi untuk membilas atau melunturkan zat warna
(decolorization) pada sel bakteri (mikroorganisme) di preparat .Saat sel-sel bakteri
sudah mampu menyerap warna carbolfuchsin maka dinding sel tersebut akan
kembali tertutup dalam pada suhu semula, sehingga sebelum dilakukan
penambahan asam alcohol (ZN B) ditunggu sampai 10 menit. Saat penambahan
asam alcohol ini, maka bakteri yang bukan BTA (Bakteri Tahan Asam) akan
dilunturkan kembali warna carbolfuchsin tersebut karena tidak mampu mengikat
kuat seperti halnya bakteri BTA.
3. Pemberian zat warna Methylene Blue
Terakhir dilakukan penambahan Methylene blue. Methylene Blue
merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini berfungsi untuk
mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan
dengan asam alkohol.
Zatwarna methylene blue masuk kedalam sel bakteri non BTA yang
permeabilitas dinding selnya membesar akibat lapisan lipid padabakteri non BTA
terekstraksi oleh asam alkohol, sehingga menyebabkan sel bakteri non BTA
tersebut menjadi berwarna biru. Pada bakteri BTA dinding selnya sudah
terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori pori mengkerut, daya rembes
dinding sel dan membrane menurun sehingga zat warna methylene blue tidak
dapat masuk sehingga sel bakteri BTA berwarna merah. Namun Dalam percobaan
ini, pada hasil pengamatan mikroskop didapatkan dominan merah keunguan,
bakteri non BTA lebih dominan (lebih banyak) dibandingkan BTA, hal ini
dikarenakan ada beberapa human error yang dilakukan praktikan dalam
pengambilan satu koloni mycobacterium dan pada saat pembilasan yang kurang
baik perlakukannya, serta pemberianasam alcohol (ZN B) yang berlebih kemudian
menyebabkan overdekolorization sehinggasel BTA hampir sama dengan Non
BTA yang menyebabkan sulit membedakannya.
IIIKESIMPULAN