Anda di halaman 1dari 96

TUGAS 3 (INDIVIDU)

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Urinalisa dan Cairan Tubuh

Program Studi Diploma III Kesehatan bidang Analis Kesehatan

Dosen Pengampu : Fitriani Kahar, S.ST, M.Kes

DISUSUN OLEH
D III TLM REGULER A TINGKAT 2
SEMESTER 3

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2020
NAMA: ALMAS SATRIA H
NIM : P1337434119001
KELAS: DIII TLM REG A

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH


Sumber Video 1 : https://youtu.be/Pm2V9rwOlF0
Resume Video 1 : Berdasarkan video yang saya amati, pada pemeriksaan urin
sudah sesuai SOP dari mulai pra analitik sampai pasca analitik
dan di jelaskan dengan terperinci.
Sumber Video 2 : https://youtu.be/mts1B2JBVMY
Resume Video 2 : Berdasarkan video yang saya amati, pada pemeriksaanya
tidak di jelaskanya reagen yang digunakan beserta pra analitik
dan pasca analitiknya, hanya analitiknya saja yang di jelaskan.
Kesimpulan : Berdasarkan video yang saya amati, video satu lebih jelas dan
terperinci di bandingkan video dua.
NAMA : OKTARINA AYU RAKHMAWATI
NIM : P1337434119003
PRODI : DIII TLM REG A TK.2
TUGAS URINALISA dan CAIRAN TUBUH
SUMBER 1 : https://youtu.be/h2HOBrMR2Gc
RESUME VIDIO 1
Dudalam video ini membhas tentang persiapan dan pemeriksaan sedimen
urin. Dimana, dalam pemeriksaan sedimen urin itu terdapat beberapa tes yang
dilakukan yaitu mikroskopis, makroskopis, dan kimiawi.
Tes urinalisis bertujuan untuk menegakkan diagnosis pada organ yang
bermasalah pada tubuh manusia. Untuk persiapan sampel harus meminta ijin kepada
pasien untuk berkemih didalam wadah / pot yang elah dipersiapkan. Standar pot yang
digunakan harus bersih, kering, bermulut lebar dan transparan. Setelah sampel
didpatkan maka sampel harus di beri label yang berisi Nama, Umur, Tanggal
Pengambilan, Alamat, dan Pengawet yang digunakan. Setelah itu sampel didiamkan
kurang lebih 24 jam, jika akan dilakukan penundaan, maka harus ditempatkan pada
pendingin.
Sampel urin yang diambil adalah sampel urin sewaktu pagi hari kerena,
tingkat kepekatan lebih tinggi. Alat yang digunakan asalah tabung centrifuge,
centrifuge, pipet tetes, corong, objek glass + dek glass, mikroskop.
Untuk pemeriksaan makroskopis yang diuji adalah bau(amoniak) , pH (4,8-
7,5) , berat jenis (<1,003), dan warna (kuning jernih). Sedangkan pemeriksaan
mikroskopis yaitu dengan mengambil 5-15 ml sampel ke tabung centrifuge lalu
dimasukkan ke centrifugr dengan kecepatan 2000 Rpm selama 5 menit. Buang
lapisan supernata dan ambil suspense menggunakan pipiet, teteskan pada objek glass
lalu tutup dengan deg glass. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x dan
40x. perbesaran 10x terlihat Kristal sedangkan 40x leukosit/eritrosit.

SUMBER 2 : https://youtu.be/8IaW9nvIPFI
RESUME VIDIO 2
Didalam video ini terdapat perbedaan / perbandingan sedimen urin native dan
staining edukasi bagi ATLM diindonesia. Sampel urin dalam kondisi keruh kuning
tua (gelap) dicentrifugasi dan supernata nya di buang. Sedimen dipipet dengan
mikropipet sebanyak 1 tetes, buat sediaan native disebelah kiri lalu ditutup dengan
deg glass. Sementara di sebelahnya teteskan 1 tetes sediaan yang sudah di beri warna
dengan pewarna sedi uristain dan ditutup dengan deg glass. Amati dengan mikroskop
dengan perbesaran 10x dan 40x dan hasilnya yang tidak diberi warna kurang jelas dan
yang diberi warna sel epitel lebih jelas.

KESIMPULAN
Kedua video tersebut dapat disimpulkan bersisi tentang bagaimana
pemeriksaan sedimen urin, baik dengan pewarnaan ataupun tidak. Pemeriksaan
sedimen ini dibagi menjadi pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, dan kimiawi
yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis organ yang bermasalah pada tubuh
manusia.
Nama : Fika Fitriana
NIM : P1337434119005
Kelas : DIII TLM Reg.A smt.3
TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH
Sumber 1
(Kel.2) https://youtu.be/t23brmlxKPA
Resume
Pemeriksaan sedimen urin pada video ini sudah benar. Laboran sudah menggunakan
APD lengkap sesuai SOP namun masker tidak menutupi mulut dan hidung. Pada
video ini sudah cukup jelas karena selain dipraktikkan ada tulisan/keterangan saat
praktikum dilaksanakan.
Sumber 2
(Kel.7) https://youtu.be/rFTZ_KVS0Fk
Resume
Pemeriksaan sedimen urin pada video ini sudah benar. Laboran sudah menggunakan
APD sesuai namun tidak ditampilkan seluruhnya. Pada video ini sudah jelas karena
dalam pelaksanaanya dipraktikkan langsung, diberi keterangan/tulisan langkah
kerjanya dan juga dijelaskan mengenai penggunaan alat sentrifuge yang benar.

Kesimpulan
Kedua video tersebut sudah benar. Langkah langkah yang dilakukan sudah sesuai
dengan prosedur lengkap. Terdapat perbedaan pada keduanya yaitu video pertama
menggunakan pewarna stain haemer malbin, sedangkan video kedua tidak
menggunakan pewarna. Pada video kedua dilakukan sentrifugasi dua kali dengan
kecepatan 1000rpm dan 3000rpm untuk mengetahui pengaruh sentrifugasi pada
sedimen urin.
NAMA : MELYANA DAMAYANTI
NIM : P133743419006
PRODI : DIII TLM REG A / TINGKAT 2

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

RANGKUMAN DAN KESIMPULAN VIDEO PEMERIKSAAN SEDIMEN


URINE

Dosen Pengampu : Fitriani Kahar, S.ST, M.Kes

A. VIDEO 1 (KELOMPOK 8)
1. Sumber video : https://youtu.be/h2HOBrMR2Gc
2. Resume video :
Pada video dengan judul “Persiapan dan Pemeriksaan Sedimen Urine
(Rezal, 4518 111 046)” menurut saya video ini sudah cukup baik, namun
ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan SOP, hal tersebut diantaranya
adalah :
a. Laboran yang bertugas memeriksa sedimen urine tersebut memegang
wadah urine yang sudah berisi urine tanpa menggunakan handscoon
atau sarung tangan lateks. Tentu saja hal tersebut sangat beresiko bagi
laboran untuk terpapar zat infeksius dan tidak sesuai dengan SOP.
b. Laboran tidak menggunakan masker untuk melindungi dari percikan
urine. Hal tersebut tentu saja tidak sesuai dengan SOP saat bekerja di
laboratorium. Dan memungkinkan seorang laboran dapat terkena
percikan urine.

B. Video 2 (Kelompok 3)
1. Sumber video : https://youtu.be/8laW9nvIPFI
2. Resume video :
Pada video dengan judul “Perbandingan Sedimen Urine Native dan
Staining bagi ATLM Indonesia” maka menurut saya video ini sudah
cukup bagus. Namun ada beberapa hal yang harus lebih diperhatikan lagi
agar dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja yaitu :
a. Pada video ini tidak diperlihatkan bagaimana tahap awal persiapan
sampel urine, alat dan bahan, serta proses centrifugasi pada sampel
urine. Seharusnya di perlihatkan agar penonton video dapat
mengetahui prosedur lebih jelas mengenai pemeriksaan sedimen urine.
b. Saat laboran menuang zat warna sedi uri stain kedalam tabung reaksi
yang berisi sedimen urine, laboran tersebut melakukannya tepat di atas
sediaan tanpa zat warna. Hal tersebut dapat menyebabkan kecelakaan
kerja seperti tumpahnya zat warna di atas sediaan yang sudah jadi dan
tanpa zat warna, dan ini tidak sesuai SOP. Sebaiknya menuangkan zat
warna di tempat yang aman dan tidak menimbulkan resiko.

C. Kesimpulan
Dari video 1 dan video 2 mengenai pemeriksaan sedimen urine, dapat
diketahui bahwa kedua video tersebut memiliki beberapa bagian yang tidak
sesuai dengan SOP bekerja di laboratorium. Seperti tidak menggunakan APD
untuk melindungi diri dan juga hal yang dapat menimbulkan resiko yang
dapat memberikan dampak pada diri sendiri dan pada pasien yang berkaitan
dengan hasil pemeriksaan laboratorium. Terlepas dari kesalahan yang ada,
kedua video tersebut telah menjelaskan materi dengan baik terkait dengan
hasil pemeriksaan dan interpretasi hasil pada pemeriksaan sedimen urine.
NAMA : NOVITA ANDRIANI
NIM / KELAS : P1337434119007 / REG A
SEMESTER : 3

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH : KOMENTAR TENTANG


VIDEO PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN

Dosen Pengampu : Fitriani Kahar S.ST.,M.Kes.

A. Sumber Video 1 dari Kelompok 1 :


https://youtu.be/dT-6WOST3Mc
B. Komentar Video 1 dari Kelompok 1 :
Menurut saya video dari kelompok 1 tentang pemeriksaan sedimen urin sudah
sesuai SOP ( Standar Operasional ) pemeriksaan sedimen urin yang benar.
Sampel urin yang digunakan sudah sesuai yaitu urin segar yang pekat dan
didapat dari urin pagi dengan meliliki berat jenis 1,023. Pada video tersebut
tidak digunakan pewarna urin Stain Haemer Molbin. Namun, itu tidak
menjadi masalah karena ada 2 metode yang sering digunakan untuk
pemeriksaan sedimen urin yaitu, dengan menggunakan pewarna Stain Haemer
Molbin dan tidak menggunakan pewarna sama sekali. Menurut saya video
tersebut sudah lengkap dan cocok digunakan untuk proses belajar secara
online ini.
C. Sumber Video 2 dari Kelompok 6 :
https://www.youtube.com/watch?v=nre-qiooyag
D. Komentar Video 2 dari Kelompok 6 :
Menurut saya video dari kelompok 6 tentang pemeriksaan sedimen urin belum
sesuai SOP ( Standar Operasional ) pemeriksaan sedimen urin yang benar,
karena tidak dijelaskan di video sampel urin yang digunakan urin apa dan
pada saat proses centrifugasi, mesin centrifuge belum selesai berputar namun
tutup sentrifuge sudah dibuka hal ini tentu sangat berbahaya untuk keslamatan
kerja di laboratorium.
E. Kesimpulan :
Setelah melihat kedua video tersebut dapat di simpulkan bahwa video 1 dari
kelompok 1 lah yang sesuai standar operasional dan sudah memenuhi standar
keslamatan kerja di laboratorium. Sedangkan untuk video 2 dari kelompok 6
tidak sesuai standar operasional karena belum memenuhi standar keslamatan
kerja di laboratorium karena pada saat men centrifugasi sampel urin, mesin
centrifuge belum selesai berputar namun tutup centrifuge sudah dibuka.
Nama : Dyah Ayu Riswanti

NIM : P1337434119008

Semester/ Kelas : 3/ DIII TLM Reg A

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

SUMBER 1 : https://www.youtube.com/watch?v=nre-qiooyag

RESUME VIDEO 1 : (kelompok 6)

Dalam video ini perbedaanya ada di pemberian pewarna untuk membantu


memperjelas mikroskopis sedimen urine. Dalam buku modul poltekkes analis
kesehatan tidak perlu ditambahkan pewarna. Tetapi, menurut saya tidak akan
mengubah kondisi pasien yang sebenarnya. Hanya saja ada bahan tambahan pewarna
sternheimer – malbin atau shih yung. Zat warna sternheimer – malbin cenderung
bewarna ungu kebiruan dan shih yung cenderung bewarna ungu kemerahan. Berikut
resume video tersebut

1. Alat dan Bahan :


- Sentrifuge
- Urine 10 – 15 ml dalam tabung sentrifuge
- Mikroskop
- Slide mikroskop
- Cover glass
- Zat warna sternheimer – malbin atau shih yung
- Pipet tetes
2. Cara Kerja
- Isi 2/3 bagian tabung diisi urine
- Tambahkan penyeimbang (diisi aquades), volume dan jenis tabung harus
sama .
- Lalu sentrifuge dengan kecepata 2000 rpm selama 5 menit
- Setelah sentrifugasi selesai, buanglah supernatan sampai habis cairannya
- Tetesi dengan pewarna urine 1 tetes, lewat dinding tabung
- Kocok hingga tercampur merata
- Teteskan sedimen tadi di objek glass menggunakan pipet tetes
- Tutup dengan cover glass
- Amati dibawah mikroskop
3. Hasil
Sekilas terlihat : Epitel squamous,Epitel transisional, Oval fat bodies, Epitel
squamous superfisialis

SUMBER 2 : https://www.youtube.com/watch?v=dT-
6WOST3Mc&feature=youtu.be

RESUME VIDEO 2 : (kelompok 1)

Dalam video ini sudah sesuai dengan modul poltekkes analis kesehatan. Menurut
saya video ini sangat baik untuk digunakan pembelajaran praktikum sedimen urin.
Berikut resume video tersebut

Pemeriksaan mikroskopis urine dapat menentukan unsur sedimen organik dan


anorganik dalam urine secara mikroskopis, urine yang dipakai sebaiknya urine pekat,
dengan berat jenis > 1,023. urine yang pekat lebih mudah didapat bila memakai urine
pagi. Urine juga harus segar karena sel dan silinder akan lisis dalam waktu 2 jam
setelah pengumpulan urine.

1. Alat dan Bahan :


- Sentrifuge
- Urine 10 – 15 ml dalam tabung sentrifuge
- Mikroskop
- Slide mikroskop
- Cover glass
- Pipet tetes
2. Cara Kerja
- Urine dalam botol dikocok agar sedimen merata.
- Urine yang telah dihomogenkan itu dimasukkan ke dalam tabung
sentrifuge sebanyak 10 – 15 ml
- Sentrifuge selama 5 menit pada 1500 – 2000 rpm
- Bagian atas urine dituang sampai tinggal 0,5 – 1 ml, kocok kembali
sedimen menggunakan pipet tetes urine
- Sedimen diteteskan pada kaca objek dan tutup dengan kaca penutup.
- Lihat dibawah mikroskop.
- Kondensor mikroskop diturunkan dan diafragma dikecilkan kemudian
periksalah sedimen itu dengan lensa objektif kecil (10x), lapang
penglihatan tampak bisa ikut lapangan penglihatan kecil (10x)
- Pada pemeriksaan LPK kita mengamati apakah terdapat silinder, epitel,
bakteri, jamur, dan benda – benda lain pada sampel urine tersebut
- Sedimen kemudian diperiksa dengan lensa objektif besar (40x), lapangan
penglihatan yang tampak besar disebut LPB. Pada pemeriksaan LPB kita
mengamati dan menghitung jumlah leukosit, eritrosit, protozoa, kristal dan
benda- benda lain.
- Catat dan laporkan unsur – unsur yang ditemukan pada lembar hasil
pemeriksaan.
3. Hasil
- Sel sel yang ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis sedimen urine :
eritrosit, leukosit, epitel skuamusa, epitel transisional, epitel tubulus renal,
ocal fat bodies
- Jenis kristal yang dapat ditemukan dalam sedimen urine : amorf urat,
asam urat, kalsium oksalat, amorf fosfat, tripel fosfat, amonium biurat,
cystine, leusine, tyrosine, kolesterol, bilirubin, sulfonamid, zat warna
radiografik
- Jenis epitel yang ditemukan dala sedimen urine : silinder hialin, silinder
eritrosit, silinder leukosit, silinder granular, silinder epitel, silinder lemak,
silinder lilin
- Benda lain yang ditemukan : bakteri, jamur, trichomonas vaginalis,
spermatozoa, mukus, lemak, artefak dan kontaminan

KESIMPULAN : dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan mikroskopis


sedimen urin yang sesui dengan SOP modul poltekkes adalah video yang ke dua.
Perbedaan video pertama dan kedua terletak pada pemberian zat warna yang
bertujuan untuk memudahkan melihat sedimen yang terkandung dalam urine. Video
kedua tidak menggunakan zat warna, dan video pertama menggunakan zat warna
sternheimer – malbin atau shih yung untuk melihat sedimen urin. Cara kerjanya,
volume serta pengoperasian sentrifuge juga sama.
NAMA : Safira Prinasti
NIM : P1337434119009
DIII TLM Reg A/ Smt 3
TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH
Pemeriksaan Sedimen Urin
Dosen pengampu: Fitriani Kahar, S. ST.,M.Kes

SOP :
1. Homogenkan urin secara pelan-pelan dan sempurna.
2. Masukkan urin kedalam tabung centrifuge kurang lebih ¾ penuh.
3. Pusinglah dengan centrifuge selama 5 menit pada 1500-2000 rpm.
4. Tuang supernatannya dengan dengan menuang isi tabung secara cepat dan
tanpa bergetar dengan endapan posisi dibawah.
5. Kocoklah tabung untuk mensuspensikan sedimen.
6. Taruhlah 2 tetes sedimen terpisah ke atas sebuah objek glass dan tuttplah
dengan deck glass.
7. Periksalah sedimen itu dengan objektif kecil (10 X) sebagai LPK.
8. Periksalah sedimen itu dengan objektif besar (40 X) sebagai LPB.

SUMBER 1 : https://youtu.be/nre-qiooyag
RESUME 1 :
Vidio 1 ini secara keseluruhan sudah hampir sesuai dengan SOP. Penggunaan
alat pelindung diri sudah sesuai dengan SOP. Namun adapula kesalahan kerja yang
tidak sesuai SOP. Pada persiapan bahan tidak dijelaskan urin yang digunakan untuk
praktikum urin apa, sehingga jika video ini dijadikan dasar untuk praktikum menjadi
kurang jelas. Berdasarkan SOP cara kerja ketika menuangkan supernatan pada
tabung sentrifuse yang terisi urin setelah disentrifuse, dibuang secara cepat dan tanpa
getaran namun pada video, setelah dibuang secara cepat tabung yang berisi sedimen
diketuk-ketukkan sebanyak 3 kali. Hal ini menunjukkan adanya getaran. Selain itu,
kesalahan juga terjadi ketika menggunakan mikroskop handscoon tidak dilepas,
berdasarkan SOP ketika menggunakan mikroskop handscoon dilepas. Menurut saya
kesalahan tersebut yang membuat video 1 ini tidak sesuai SOP namun secara
keseluruhan video ini cukup jelas dan mudah dimengerti bagi penonton karena
praktikum ini gambarannya jelas dari awal cara kerja dan interpretasi hasilnya yang
langsung diperoleh dari langkah kerja tadi, karena disbanding dengan video ke 2,
dalam video 2 interpretasi hasilnya berupa gambar dari internet bukan hasil yang
diperoleh dari pengamatan mikroskop ketika praktik tersebut.

SUMBER 2 : https://youtu.be/xEnq0xir-1I
RESUME 2:
Secara pre analitik persiapan bahan dan pemakaian APD sudah sesuai SOP.
Namun pada tahap analitik ada beberapa cara kerja pada SOP yang tidak dialkukan
dalam video ini. Pertama, pada SOP sebelum dimasukkan kedalam sentrifuse urin
harus dihomogenkan terlebih dahulu namun dalam video ini tidak diperlihatkan
ataupun dijelaskan jika urin sebelumnya harus dihomogenkan terlebih dahulu. Kedua,
pada SOP kecepatan untuk proses sentrifugasi dilakukan selama 5 menit dengan
kecepatan 1500-2000 rpm, namun pada video ini dilakukan selama 10 menit dengan
kecepatan 1000 rpm. Ketiga, pada SOP setelah endapan atau sedimen didapat
seharusnya tabung dikocok terlebih dahulu untuk mensuspensikan sedimen, namun
pada video ini tidak dilakukan pengocokan sedimen langsung diambil diletakkan di
atas objek glas. Ketidak sesuaian dengan SOP pada cara kerja video ini selanjutnya
yaitu, pada saat menggunakan mikroskop handscoon tetap dipakai seharusnya pada
saat menggunakan mikroskop handscoon tidak boleh dipakai. Selain itu perbesaran
mikroskop yang digunakan untuk mengamati sedimen tidak dijelaskan. Secara
keseluruhan video ini sebenarnya lightingnya jelas dan sistematis lengkap dengan
penjelasan prinsip, tujuan praktikum namun sayangnya interpretasi hasilnya tidak
didapatkan langsung dari praktikum tersebut tetapi mengambil dari hasil di internet.
Kekurangan dari video ini yaitu hal- hal di atas yang tidak sesuai dengan SOP da
nada beberapa hal yang kurang dijelaskan sehingga jika untuk dasar praktikum
kurang detail untuk memudahkan penonton mengikuti praktikum dengan benar sesuai
SOP. Jika dibandingkan dengan video 1 menurut saya untuk cara kerja lebih jelas
pada video 1 walaupun pada video 1 pemandangannya kurang tertata rapi sehingga
kesannya monoton, namun pada video kedua ini ketidak sesuaian dengan SOP lebih
banyak dibandingkan video 1.
Nama : Farahdila Zulva Maulana

NIM : P1337434119010

Kelas : DIII TLM Reg A

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN

A. Sumber 1: https://youtu.be/xEnq0xir-1I
 Resume Video 1
Video ini membahas pemeriksaan sedimen urin menggunakan preparat
langsung. Dimulai dari dasar teori yang singkat, tujuan, prinsip, alat dan
bahan, prosedur, hasil serta interpretasi hasil. Kualitas video yang disajikan
juga bagus, jernih dan jelas sehingga penonton dapat menangkap informasi
dengan baik. Pemeriksaan yang dilakukan pun sudah sesuai SOP. Praktikan
memakai jas lab dan sarung tangan. Langkah-langkah dalam pemeriksaan
dijelaskan dengan singkat dan jelas, tidak bertele-tele serta terdapat gambar
atau hasil yang diambil dari berbagai referensi. Akan tetapi, pada langkah-
langkah, praktikan tidak menyertakan homogenisasi urin sebelum urin
tersebut disentrifus. Kelemahan lainnya ada pada backsound musik yang
digunakan. Volume backsound terlalu keras sehingga suara praktikan kurang
terdengar.

B. Sumber 2: https://youtu.be/nre-qiooyag
 Resume Video 2
Di video ke-2 ini, pemeriksaan sedimen urin dilakukan dengan pewarnaan
Stain Haemer Malbin. Video dimulai dari persiapan mikroskopis yang
memuat hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan
sedimen urin secara singkat serta alat dan bahan yang diperlukan. Setelah itu,
langkah-langkah pemeriksaan sedimen urin dimana praktikan memakai sarung
tangan dan jas lab. Akan tetapi, ada kesalahan selama proses analitik
berlangsung, yakni membuka tutup sentrifus ketika alat belum berhenti
sempurna. Meskipun alat sudah berputar dengan pelan hal tersebut tetap
berbahaya dan tidak tepat untuk dilakukan karena dapat membahayakan
praktikan dan juga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Praktikan juga
mengetuk tabung 1-3 kali ketika membuang supernatan. Hal ini dikhawatirkan
akan membuat sedimen ikut terbuang. Kemudian, ketika mengambil sedimen
yang sudah dicampur pewarna, alangkah baiknya menggunakan pipet tetes
yang lebih panjang untuk mempermudah praktikan. Untuk hasil dari
pemeriksaan sedimen urin, video ini memperlihatkan hasil asli/nyata dari
sampel urin yang digunakan. Diperlihatkan juga atlas sedimen urin secara
singkat. Tetapi, video ini tidak menyajikan tabel interpretasi hasil
pemeriksaan sedimen urin.

C. Simpulan
Kedua video tersebut sudah cukup bagus dalam memperlihatkan langkah-
langkah pemeriksaan sedimen urin. Video pertama menggunakan cara
preparat langsung dan video kedua menggunakan pewarnaan stain haemer
malbin. Cara preparat langsung dilakukan dengan meneteskan sedimen urin
ke objek glass untuk langsung diamati di bawah mikroskop. Pewarnaan
sedimen urin dilakukan dengan mencampurkan sedimen dan pewarna stain
haemer malbin. Setelah itu diambil satu tetes dari campuran tersebut untuk
diamati di bawah mikroskop. Masing-masing praktikan juga memakai jas lab
dan sarung tangan selama proses pemeriksaan.
Kedua video mempunyai kekurangannya masing-masing. Pada video pertama,
tidak disertakan homogenisasi urin dalam prosedur pemeriksaan. Kemudian
dalam video kedua, praktikan membuka tutup sentrifus sebelum alat berhenti
sempurna, mengetuk tabung ketika membuang supernatan, dan tidak
menyertakan interpretasi hasil.
Nama : Anggita Gayatri Saragih
NIM : P1337434119011
Kelas : DIII TLM REG A Tk II

Pemeriksaan Sedimen Urin

 SOP Pemeriksaan Sedimen Urine :


 Homogenkan urine secara perlahan-lahan dan sempurna.
 Masukkan urine ke dalam tabung centrifuge kuranglebih ¾ penuh.
 Pusinglah dengan centrifuge selama 5 menit pada 1500-2000 rpm.
 Tuang supernatannya dengan menuangkan isi tabung secara cepat dan
tanpa bergetar dengan endapan posisi dibagian bawah.
 Kocoklah tabung untuk mensuspensikan sedimen.
 Taruhlah 2 tetes sedimen terpisah ke atas sebuah obyek glass dan
tutuplah dengan dect glass.
 Periksalah sedimen itu dengan objektif kecil (10x) sebagai LPK
 Periksalah sedimen itu dengan objektif besar (40x) sebagai LPB

Sumber Video I : https://youtu.be/Pm2V9rwOlF0 ( KELOMPOK 4)

Resume Video I :

Pada video ini menjelaskan pemeriksaan sedimen Urine dengan begitu rinci
serta terdapat cara pembuatan pewarna stain Haemer Malbin. Prosedur yang
dilakukan juga sudah cukup mengikuti SOP yang berlaku, mulai dari persiapan alat
dan bahan hingga perlakuan terhadap specimen sampel urine. Namun, terdapat
beberapa perbedaan SOP dalam video tersebut yaitu :
a. Pada video dijelaskan bahwa sampel urine yang dimasukan ke dalam tabung
centrifuge sebanyak 10-15 ml. Namun, sesuai SOP urin seharusnya
dimasukkan kedalam tabung centrifuge sebanyak kuranglebih ¾ penuh.
b. Pada video dijelaskan setelah sampel selesai di centrifuge dan dipisahkan dari
supernatannya, sampel ditambakan pewarna stain Haemer Malbin sebanyak 1
tetes lalu dihomogenkan. Namun, pada SOP tidak dijelaskan pemberian
pewarna stain Haemer Malbin di sedimen urin yang terbentuk.
c. Pada video dijelaskan memipetkan 1 tetes cairan sedimen pada object glass
dan ditutup dengan dect glass. Namun, pada SOP dijelaskan bahwa memipet 2
tetes sedimen terpisah ke atas sebuah obyek glass dan tutuplah dengan dect
glass.

Sumber Video II : https://youtu.be/mts1B2JBVMY (KELOMPOK 9)

Resume Video II :

Pada video ini menjelaskan pemeriksaan sedimen Urine dengan rinci serta
terdapat gambaran hasil pengamatan sedimen dibawah mikroskop dengan lensa
obyektif perbesaran 40x sebagai LPB. Selain itu, pada video ini dijelaskan cara
mengidentifikasi karakter sedimen urine menggunakan atlas sedimen. Prosedur yang
dilakukan juga sudah cukup mengikuti SOP yang berlaku, mulai dari persiapan alat
dan bahan hingga perlakuan terhadap specimen sampel urine. Namun, terdapat
beberapa perbedaan SOP dalam video tersebut yaitu :

a. Pada video ini tidak dijelaskan berapa kecepatan centrifuge yang


digunakan. Padahal sesuai SOP kecepatan centrifugal yaitu 1500-2000
Rpm.
b. Pada video ini dijelaskan saat memisahkan supernatant dan sedimen,
dilakukan ketukan-ketukan pada dinding tabung agar tetes terakhir
supernatant keluar hingga tersisa sedimen. Namun, sesuai SOP pemisahan
supernatan dilakukan secara cepat dan tanpa getaran.
c. Pada video dijelaskan setelah sampel selesai di centrifuge dan dipisahkan
dari supernatannya, sampel ditambakan pewarna stain Haemer Malbin
sebanyak 1 tetes lalu dihomogenkan. Namun, pada SOP tidak dijelaskan
pemberian pewarna stain Haemer Malbin di sedimen urin yang terbentuk

Kesimpulan :

Pemeriksaan mikroskopis sedimen urin bertujuan untuk mengamati ada atau


tidaknya sel epitel, bakteri, Kristal, yeast, eritrosit, dan leukosit serta jenis silinder
( granuler kasar atau halus). Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan cara
memisahkan supernatant dan sedimen menggunakan centrifuge selama 5 menit
dengan kecepatan 1500-2000 rpm. Sedimen yang akan diamati bisa langsung dibuat
preparat tanpa harus menggunakan pewarnaan stain Haemer Malbin ataupun bisa
menggunakan pewarnaan stain Haemer Malbin sebanyak 1 tetes lalu dihomogenkan
bersama sedimen. Pengamatan sedimen dapat dilakukan dibawah mikroskop dengan
objektif kecil (10x) sebagai LPK, dan obyektif besar (40x) sebagai LPK.
N
a
m
a
:
Q
o
ni
ta
N
u
r
A
in
i
N
I
M
:
P
1
3
3
7
4
3
4
1
1
9
0
1
2
Kelas : Reg A/smt 3
Matakuliah : Urinalisa dan Cairan Tubuh

Resume 1
Sumber : https://youtu.be/Pm2V9rwOlF0

Teknik Pembuatan
Sedimen Urine
Staining

● Persiapan Mikroskopis adalah pastikan urine telah dilakukan


homogenisasi, urine telah diperiksa makroskopis dan kimiawi urine
alat-alat yang diperlukan :
a. centrifuge
b. urine jumlah 10-15 ml dalam tabung (bila urine sedikit yg
didaptkan (diatas3ml) diperbolehkan seperti pada penderita
Oliguria dan Anuria dimana pasien tidak banyak berkemih)
c. Mikroskop
d. Objek gelas (harus bebas lemak/swap dengan alkohol)
e. Cover gelas
f. Zat warna Sternheimer-Malbin (ungu kebiruan) atau Shih Yung
(ungu kemerahan)
g. Pipet Tetes
● Homogenisasi menggunakan Centrifuge
1. urine yg telah homogen dimasukkan ke dalam tabung sekitar ⅔ dari
tabung
2. siapkan penyeimbang untuk proses cemtrifugasi (bisa aquades)
3. masukkan tabung urine dan tabung penyeimbang ke dalam centrifuge
4. nyalahkan centrifuge dengan kecepatan tinggi (dlm video tdk
disebutkan) selama 5 menit
5. setelah selesai buang urine sehingga menyisakan keruhan pertanda
sedimen
6. tetesi dengan pewarna sebanyak 1 tetes, kocok kuat-kuat
7. ambil urine yg telah diwarna dengan menggunakan pipet tetes
8. kemudian teteskan pada objek gelas, lalu tutup dengan cover gelas
● Amati dengan mikroskop dengan perbesaran 40x, akan ditemukan
sel-sel bewarna agak kemerah-merahan dengan background pink
tipis. kemudian kita bisa mengamati sedimen-sedimen yang ada,
bandingkan dengan referensi yang ada

Resume 2
Sumber : https://youtu.be/xEnq0xir-1I
Pemeriksaan Sedimen Urine
a. Definisi Sedimen Urin
Sedimen Urine adalah unsur yang tidak larut di dalam urine yang berasal dari
darah. Ada dua jenis unsur yaitu
1. Unsur organik : epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan,
sperma dll. yang berasal dari organ atau jaringan tubuh
2. Unsur Anorganik : Urat amorf dan kristal

b. Tujuan
untuk menemukan adanya unsur-unsur dalam urine secara mikroskopis
c. Prinsip
Urine mengandung elemen sisa hasil metabolisme didalam tubuh. elemen
tersebut dikeluarkan bersama urine secara normal tetapi ada juga dikeluarkan
karena keadaan tertentu. Urine tersebut akan di centrifuge sehingga urine dan
sedimen akan terpisah, lalu sedimen tersebut yang akan diamati menggunakan
mikroskop

d. Alat dan Bahan


1. tabung reaksi,
2. objek gelas,
3. centrifuge,
4. mikroskop,
5. cover gelas, dan
6. urin

e. Langka Pembuatan Sedimen dan Pengamatan


1. urine yg telah homogen dimasukkan ke dalam tabung sekitar ⅔ dari tabung
2. siapkan penyeimbang untuk proses cemtrifugasi (bisa aquades)
3. masukkan tabung urine dan tabung penyeimbang ke dalam centrifuge
4. nyalahkan centrifuge dengan kecepatan tinggi (dlm video tdk disebutkan)
selama 5 menit
5. setelah selesai buang urine sehingga menyisakan keruhan pertanda sedimen
6. kemudian teteskan pada objek gelas, lalu tutup dengan cover gelas
7. Amati dengan mikroskop
NAMA : I KOMANG ADE HIMAWAN
NIM : P1337434119013
PRODI : DIII ATLM REG A
Tugas Urinalisa dan Cairan Tubuh
Sumber 1 kelompok 6 : https://www.youtube.com/watch?v=nre-qiooyag
Resume video 1 : menggunakan apd lengkap menggunakan pewarna sternheimer malbin atau
shih yung sesuai dengan SOP tetapi tidak dijelaskan urin yang digunakan.
Sumber 2 kelompok 1 : https://youtu.be/dT-6WOST3Mc
Resume video 2 : menggunakan apd lengkap pemeriksaan sedimen urin sudah sesuai SOP dan
sampel urin yang digunakan yaitu urin segar yang didapatkan dari urin pagi dengan memiliki
berat jenis 1,023. Tidak menggunakan pewarnaan. Divideo juga diperlihatkan gambar sedimen
urine.
NAMA : SUBKHAN ABDURROHIM
NIM : P1337434119014
KELAS : DIII Analis Kesehatan Reguler A

RESUME
Video kelompok 1

Berdasarkan video yang saya lihat diyoutube tentang pemeriksaan sedimen urin. Pada video
tersebut dari prosedur pemeriksaan sudah sesuai SOP yang ada, baik dari kelengkapan APD nya
juga sudah lengkap. Hasil dari pemeriksaan urin dapat terlihat saat dilihat dibawah mikroskop
dan dijelaskan dengan detail serta dicatat dengan rapi agar mudah dibaca, oleh karena itu video
tersebut secara garis besar sudah memenuhi SOP yang ada dan langkah-langkah pemeriksaan
juga sudah benar.

Video kelompok 6

Berdasarkan video yang telah saya lihat dari kelompok 6 tentang pemeriksaan sedimen urin. SOP
nya itu sendiri sudah sesuai, baik dari prosedur pemeriksaan dan kelengkapan APD nya sudah
benar dan lengkap. Penjelasan dari laboran juga sangat jelas dan runtut serta hasil dari
pemeriksaan diperlihatkan dan dicatat dengan baik sehingga penonton dapat paham mengenai
pemeriksaan sedimen urin, sehingga video tersebut sudah bagus dan layak dijadikan referensi
dalam mengetahui tentang pemeriksaan sedimen urin.

Kesimpulan
Dari kedua video pemeriksaan sedimen urin tersebut sudah sesuai SOP meliputi prosedur
pemeriksaan, kelengkapan APD, dan hasil yang representatif serta dari animasi penjelasan
juga sudah bagus sehingga mendukung kejelasan materi tentang pemeriksaan sedimen
urin yang disampaikan
Link video :
• Link video pemeriksaan sedimen urin kelompok 1
https://youtu.be/dT-6WOST3Mc
• Link video pemeriksaan sedimen urin kelompok 6
https://www.youtube.com/watch?v=nre-qiooyag
Nama : Anis Isnaini Solikhah
NIM : P1337434119015
Prodi : DIII TLM Reg A
TUGAS RESUME
URINALISA DAN CAIRAN TUBUH
Dosen Pengampu Fitriani Kahar, S.ST, M. Kes
SUMBER 1 :
Kelompok 3 : https://youtu.be/8IaW9nvIPFI
RESUME VIDEO 1 :
Video ini dimulai langsung setelah sampel dilakukan centrifugasi, video
membandingakan pemeriksaan sedimen dengan pewarnaan (staining) dan tanpa pewarnaan
(native). Dapat dirasakan perbedaan saat melihat dengan pewarnaan (staining) lebih jelas dan
lebih enak dipandang. Pewarnaan sel sel epitel terwarnai dengan berwarna merah muda
keunguan sedangkan yang tidak diwarnai berwarna transparan bening dengan sitoplasma putih.
Pada sampel ini menunjukkan banyak sel epitel squamous menunjukkan adanya infeksi saluran
kemih
Divideo ini lebih menjelaskan unsur organik yang ada dalam sampel mulai dari bentuk,
bagaimana unsur tersebut merespon perwarna yang dipakai dan ditutup dengan memberikan
saran untuk menggunakan pewarnaan sedimen untuk mempermudah pemeriksaan.

SUMBER 2 :
Kelompok 8 : https://youtu.be/h2HOBrMR2Gc
RESUME VIDEO 2 :
Video ini dimulai dari memberikan pengantar tentang pemeriksaan sedimen urine,
menjelaskan prosedur pemeriksaan dengan lengkap, menjelaskan alat dan bahan yang digunakan,
menjelaskan dan mempraktekkan tentang pemeriksaan makroskopik, lalu menjelaskan dan
mempraktekkan pemeriksaan mikroskopik secara runtut sesuai SOP dan menjelaskan bagaimana
kondisi normal urine manusia. Intepretasi hasil yang disampaikan adalah pada perbesaran 10x
tidak terdapat epitel, torax, dan hialid sedangkan pada perbesaran 40x terdapat 8 leukosit yang
mendakan pasien menderita ISK.
Namun video ini tidak memberikan contoh gambaran hasil pemeriksaan urine secara
mikroskopik dibawah mikroskop sehingga tidak bisa mengetahui bentuk pemeriksaan urine
dibawah mikroskop.
KESIMPULAN :
Kesimpulan resume yang diperoleh dari video 1 yakni video tersebut tidak menjelaskan
dengan baik SOP pemeriksaan sedimen urine secara runtut hanya fokus pada hasil gambaran
dibawah mikroskop antara pemeriksaan yang diberi warna dan tidak diberi warna. Sedangkan
dari video 2 menjelaskan sesuai SOP dengan baik dan runtut mulai dari persiapan sampai dengan
intepretasi hasil, namun tidak menunjukkan hasil pemeriksaan sedimen urine yang dilakukan
dibawah mikroskop sehingga kurang ada bayangan bagaimana sedimen urine apabila diperiksa
dibawah mikroskop.
NAMA : ISTIQOMAH ASMAWATI SHAFIYAH

NIM : P1337434119016

KELAS : DIII TLM REG A TK 2

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

SUMBER 1 : https://youtu.be/Pm2V9rwOlF0

RESUME VIDEO 1 :

Dari pengamatan saya tentang video tersebut “Teknik pembuatan sedimen urine staining bagi
ATLM” telah sesuai sop tetapi sayangnya tidak dijelaskan dalam bentuk video praktek hanya
berupa foto sehingga beberapa bagian-bagian dari teknik tersebut membuat sebagian penonton
tidak terlalu paham seperti tabung diseimbangkan dengan tabung lain yang berisi aquadest dan
air,cara melakukan sentrifugasi,membuang supernatan

SUMBER 2 : https://youtu.be/mts1B2JBVMY

RESUME VIDEO 2 :

Dari pengamatan saya tentang video tersebut “Urynalisis Sediment” ditemukan beberapa
perlakuan yang tidak sesuai sop K3 yaitu pada saat menunggu pemusingan dicentrifuge sambil
dibuka penutupnya sehingga kemungkinan bahaya cipratan bahan infeksius urin ,pada saat
membuang supernatan tidak langsung membilas wastafel

KESIMPULAN : Dari pengamatan saya dari 2 video tersebut dapat disimpulkan bahwa video 2
lebih sesuai sop dan mudah dipahami dibandingkan video 1

REFERENSI : Modul praktikum Urinalisa dan Cairan Tubuh Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Semarang (hal 35)
Nama: Silviana Julianti
NIM: P1337434119017
Kelas: DIII TLM Reg A tingkat 2

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

Sumber 1: https://www.youtube.com/watch?v=nre-qiooyag
Resume video 1:
Video 1 menjelaskan mengenai pemeriksaan sedimen urin. Video tersebut sudah sesuai
SOP. Dalam video tersebut berisi penjelasan mengenai persiapan pemeriksaan, alat dan bahan,
cara kerja dan hasilnya. Pemeriksaan sedimen yang terdapat dalam video tersebut menggunakan
pewarna Stain Haemer Malbin sehingga hasil pengamatan mikroskopnya dengan lapang pandang
berwarna keunguan atau pink kemerah-merahan. Namun video 1 ini visualisasi pencahayaannya
kurang terang, videonya tampak sedikit gelap sehingga kurang nyaman saat ditonton.

Sumber 2: https://youtu.be/dT-6WOST3Mc
Resume video 2:
Video 2 menjelasakan mengenai pemeriksaan sedimen urin. Video tersebut sudah sesuai
SOP. Dalam video tersebut berisi penjelasan pemeriksaan mikroskopis urin, prosedur kerja, hasil
pemeriksaan dan gambaran benda-benda yang dapat di temukan dalam sedimen urin. Dalam
video tersebut pemeriksaan tidak menggunaakan pewarna. Video 2 ini penjelasannya sangat
jelas, mudah dipahami, visualisasi juga terang dan di sertai dengan tulisan sehingga
memudahkan penonton dalam menyimak video.

Kesimpulan:
Video 1 dan 2 sudah sesuai SOP. Terdapat perbedaan dalam kedua video tersebut yaitu
video 1 pemeriksaan sedimennya menggunakan pewarna sedangkan video 2 tidak.
Nama : HASTO YUWONO
NIM : P1337434119018
Prodi : D III TLM Reg A Tk 2
TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH
VIDEO KELOMPOK 7 : https://youtu.be/rFTZ_KVS0Fk
Mengenai pembuatan sedimen urin dengan kecepatan sentrifugasi yang berbeda-beda
RESUME :
Langkah pertama ialah menyiapkan alat dan bahan seperti: tabung sentrifuge, rak tabung reaksi,
centrifuge, mikroskop, dan urin pagi hari.
Langkah selanjutnya ialah langkah kerja meliputi: memasukkan urine ke dalam 2 tabung vakum
dengan volume yang sama sebagai pembanding, lalu memasukkan secara berhadapan agar
seimbang. Tabung pertama selama 10 menit kecepatan 1000 rpm. Setelah berhenti selama 10
menit ukur sedimen dengan penggaris dan hati-hati supaya sedimen tidak tercampur. Lalu amati
warna dan pisahkan dari urin asli. Lalu pada tabung kedua dengan sentrifugasi 3000 rpm selama
10 menit. Lalu lakukan identifikasi warna dan tinggi sedimentasi layaknya tebung pertama juga
membuang urin asli. Lalu dilakukan pemeriksaan mikroskopis menggunakan mikroskop.
Percobaan ini pada intinya mengamati pengaruh perbedaan sentrifugasi terhadap pemeriksaan
mikroskopis. Pemeriksaan mikroskopis dimana satu tetes sedimen diletakkan pada objek glass.
Diamati dengan mikroskop pada perbesaran 10 lalu 40 kali.
Kesimpulannya pada tabung pertama terdapat Ca oksalat berjumlah 3 pada satu lapang pandang.
Pada tabung kedua terdapat Ca oksalat bergerombol pada satu lapang pandang.

VIDEO KELOMPOK 2: https://youtu.be/t23brmlxKPA


Mengenai pemeriksaan urin lengkap
RESUME :
 Pemeriksaan volume urin: Persiapan gelas ukur lalu dituang urin dan diukur jumlahnya
pada skala lalu hitung hasilnya
 Pemeriksaan bau urin : Isi tabung reaksi dengan urin lalu bau dengan mengipas-ngipas
tangan dan mulut.
 Keasaman urin: Letakkan kertas indikator pada gelas arloji. Lalu teteskan sedikit urin.
Baca Ph dengan warna standar sesuai kertas indikator.

Kesimpulannya beberapa contoh dari pemeriksaan makroskopis urin adalah: pemeriksaan


volume urin, pemeriksaan bau urin dan keasaman urin.
Nama : RINDA DINI OCTAVIONA
NIM : P1337434119019
Prodi : D III TLM Reg A Tk 2

TUGAS 3
URINALISA DAN CAIRAN TUBUH
RESUME VIDEO PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN
Sumber 1 : https://youtu.be/xEnq0xir-1l
Resume video : Dalam video tersebut dijelaskan secara jelas tentang pemeriksaan sedimen
urine, SOP yang diterapkan juga sudah sesuai standar yang ditetapkan. Dalam
video ini tidak menggunakan pewarna sehingga sedimen urine langsung
dilakukanpengamatan menggunakan mikroskop.
Sumber 2 : https://youtu.be/nre-qiooyag
Resume video : Dalam video dijelaskan dengan jelas tentang pemeriksaan sedimen urine,
SOP yang diterapkan juga sesuai dengan standar yang diterapkan. Dalam video
ini juga diberikan beberapa tips pada saat praktikum. Dalam video ini
menggunakan dua pewarnaan yaitu Stainheimer-Malbin yang dimana lebih kearah
keunguan pada unsur sedimen sedangkan Shih Yung lebih kearah ungu
kemerahan. Perbedaannya terdapat pada kristal violet dan fuchsin yang
terkandung pada pewarna.

Kesimpulan :
Dari kedua video diatas, penjelasan tentang pemeriksaan sedimen urine sudah sangat
jelas. Perbedaan antara keduanya yaitu pada video pertama, sampel sedimen urine yang sudah
dibuang supernatannya langsung dilakukan pemeriksaan secara mikrskopis sedangkan pada
video ke dua sebelum dilakukan pengamatan secara mikroskopis, sampel sedimen yang sudah
dibuang supernatannya diberi sedikit pewarna Shih Yung yang kemudian dikocok dengan kuat.
Setelah itu campuran sedimen dengan pewarna tadi baru dilakukan pemeriksaan. Perbedaan juga
terdapat pada saat pengamatan yang dimana jika menggunakan pewarna, background sampel
memiliki warna yang dikeluarkan oleh pewarna Shih Yung yaitu sedikit kemerahan sedangkan
pada video yang tidak diberi pewarna akan memperlihatkan warna kuning (sesuai warna urin).
Nama : Kintania Rizkikha Adristi

NIM : P1337434119020

PRODI : DIII TLM Reguler A tingkat II

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

SUMBER 1 : https://youtu.be/8IaW9nvIPFI

RESUME VIDEO 1 :

Menurut saya penggunaan mikroskop dalam video ini sudah sesuai SOP. Penjelasannya jelas
namun tidak ada teks (subtitle) sehingga orang dengan kekurangan (tunarungu) kurang bisa
menikmati/memahami video ini. Dalam video ini dijelaskan mulai dari pewarnaan sedimen
urine, pembuatan preparat, dan pemeriksaannya, semuanya diperlihatkan dengan jelas pada
video. Jika dibandingkan dengan video kedua, video ini memperlihatkan lapang pandang
mikroskop dan dijelaskan unsur-unsur apa saja yang ada di dalam sedimen urine. Untuk suara
(audio) jelas. Namun efek video yang seperti bara api atau salju itu menurut saya agak
mengganggu karena hampir sama bentuknya dengan yang ada dalam sedimen urine. Selain itu
tidak ditunjukkan misal mana yang leukosit (hanya diberitahu yang bentuknya bulat). Selain itu
tidak dijelaskan indikasi dari penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan sedimen urine tersebut.

SUMBER 2 : https://youtu.be/h2HOBrMR2Gc

RESUME VIDEO 2 :

Menurut saya penggunaan mikroskop dalam video ini sudah sesuai dengan SOP. Dalam video ini
dijelaskan secara rinci dari persiapan sampel, kriteria sampel yang baik, wadah sampel yang
baik, alat dan bahan yang digunakan, serta langkah-langkah dalam pemeriksaan sedimen urine.
Untuk audio atau suaranya sudah jelas. Namun tidak ada teks (subtitle) sehingga orang dengan
kekurangan (tunarungu) kurang bisa memahami video ini. Untuk kualitas video ini kurang bagus
jika dibandingkan dengan video 1. Kurang terlihat langkah langkah nya. Tidak diperlihatkan
lapang pandang mikroskopnya. Selain itu tidak dijelaskan indikasi dari penyakit berdasarkan
hasil pemeriksaan sedimen urine tersebut.

KESIMPULAN :

Kesimpulannya menurut saya, untuk langkah langkah pemeriksaan sedimen urine, video 2 lebih
jelas dibandingkan video 1 walaupun tidak diperlihatkan lapang pandang dari mikroskopnya.
Karena dalam video 2 dijelaskan secara rinci dari awal persiapan sampel hingga pemeriksaan
dengan mikroskop. Sedangkan di video 1 urine sudah berbentuk sedimen. Selain itu pada video 2
juga dijelaskan kriteria sampel yang baik, wadah sampel yang baik, dan alat bahan yang
digunakan dalam pemeriksaan sedimen urine.
Nama : Millenia Almira Pamuliana
NIM : P1337434119021
Kelas : D3 TLM Reg. A Tk. 2 (Kel. 10)

RESUME
Video Kel. 5 :
Teknik pembuatan sedimen urine. Urine harus sudah di homogenkan. Alat yang
dibutuhkan yaitu sentrifuge, urine, mikroskop, cover glass, zat warna shihyung, pipet tetes,
mikroskop slide.
Caranya :
1. Urine dihomogenkan dan diisi 2/3 tabung
2. Tambahkan penyeimbang
3. Kemudian urine di sentrifuge dengan kecepatan 2000rpm selama 5 menit
4. Setelah selesai tetesi dengan pewarna urine 1 tetes, homogenkan
5. Ambil sedimen urine tersebut dengan pipet, letakkan ke objek glass
6. Kemudian amati menggunakan mikroskop

Video Kel. 10 :
Pemeriksaan sedimen urine. Sedimen urine adalah unsur yang tidak larut dalamurine
yang berasal dari darah, ginjal, dan saluran kemih. Alat dan bahan yang digunakan yaitu tabung
reaksi, rak tabung, sentrifuge, mikroskop, objek glass, sampel urine, cover glass.
Caranya :
1. Tuang urine ke dalam 2/3 tabung reaksi
2. Kemudian sentrifuge dengan kecepatan 1000 rpm selama 10 menit
3. Setelah selesai ambil tabung dan diamkan, dan amati endapan di dasar tabung
4. Buang supernatan dengan tepat
5. Ambil 1 tetes sedimen dan letakkan di objek glass
6. Kemudian amati menggunakan mikroskop

KESIMPULAN
Dari 2 video pemeriksaan sedimen urine terdapat 2 perbedaan pada saat sentrifuge urine
yaitu mengenai kecepatan dan lama waktunya serta pada video kelompok 5 menggunakan
pewarna sedangkan video dari kelompok 10 tidak menggunakan pewarna Namun secara
keseluruhan hampir sama cara pembuatannya.
Sarah Harisatul Adawiyah
P1337434119022
DIII TLM Reg. A Tk. II

RESUME URINALISA DAN CAIRAN TUBUH


SUMBER 1 : https://youtu.be/nre-qiooyag (kelompok 6)
RESUME VIDEO 1 :
Urinalisa mikroskopis atau pemeriksaan sedimen urin bertujuan untuk melihat adanya
sel-sel, kristal-kristal, dan sebagainya di dalam urin dan dilakukan dengan bantuan alat
mikroskop. Pemeriksaan ini sebelumnya harus melewati proses pemusingan pada kecepatan
tertentu dan waktu tertentu sehingga elemen-elemen tersebut terpisah dari supernatan karena
yang akan diamati adalah sedimen urin.
Pada video jika dilihat dari segi videografi, terlihat cukup baik karena dilengkapi dengan
slide powerpoint dan video praktik yang diiringi penjelasan tentunya dengan bahasa yang sangat
mudah dipahami. Sebelum diperlihatkan video praktik, pembicara menjelaskan bahwa sebelum
dilakukan pemeriksaan sedimen, urin dihomogenisasi setelah diperiksa secara makroskopis dan
kimia urin. Selain itu, pembicara menjabarkan alat dan bahan yang dijelaskan secara rinci
dengan tulisan yang jelas (tidak terlalu kecil jika dibandingkan dengan video kedua) dalam slide
powerpoint.
Alat-alat yang disebutkan adalah sentrifus, sampel urin sejumlah 10-15 ml/ jika ada
kesulitan pengambilan air kencing seperti penderita oliguria atau anuria paling tidak
menggunakan urin sejumlah lebih dari 3 ml, mikroskop, slide yang bebas lemak (dengan cara
dibersihkan dengan alkohol/dilewatkan diatas spirtus), cover glass, zat pewarna Sternheimer-
Malbin/Shih Yung, pipet tetes (jika diperlukan).
Dalam video dijabarkan mengenai pemeriksaan mikroskopis yang dijelaskan secara
bertahap dimulai dari persiapan mikroskopis yang terdiri dari mengisi urin sampai 2/3 bagian
tabung sentrifus, menambahkan penyeimbang yang bisa berupa air/aquadest, kedua tabung di
sentrifus dengan kecepatan 2000 rpm/5 menit (catatan : pewarna Sternheimer-Malbin
menghasilkan warna keunguan pada unsur sedimen sementara pewarna Shin Yung menghasilkan
warna ungu kemerahan), membuang supernatan secara keseluruhan untuk mendapat sedimen
dengan cara menumpahkan sampai habis ke wastafel, sedimen di dalam tabung diteteskan
pewarna sebanyak satu tetes kemudian dihomogenkan, mengambil sedimen tersebut dengan
pipet tetes, meneteskan di atas objek glass, menutupnya dengan cover glass, kemudian diperiksa
menggunakan mikroskop.
SOP pada video
Hasil pengamatan yang didapatkan adalah terdapat sel epitel di dalam sedimen salah
satunya disebutkan sel epitel bernama sequamous. Sel tersebut sudah berwarna ungu kemerahan
karena diberi pewarna Shih Yung. Perbesaran yang dipakai adalah 10x. Pembicara menyebutkan
bahwa penggunaan pewarna tidak memengaruhi hasil dan untuk belajar lebih mengenai partikel
mikroskopis yang ada pada urin, pembicara menyarankan tersedianya atlas sedimen untuk
mempermudah pembacaan jenis partikel yang ada pada pemeriksaan sedimen.

SUMBER 2 : https://youtu.be/dT-6WOST3Mc (kelompok 1)


RESUME VIDEO 2 :
Pemeriksaan mikroskopis urin dapat menentukan unsur sedimen organik dan anorganik
dalam urin. Urin yang dipakai sebaiknya adalah urin pekat yang dikumpulkan pada pagi hari atau
biasa disebut urin pagi saat setelah bangun tidur dengan berat jenis lebih dari 1,023. Urin harus
diperiksa secara segar karena sel-sel akan lisis setelah 2 jam.
Videografi tampak menarik karena memadukan slide powerpoint yang dibuat secara
modern dan disajikan animasi yang tidak membosankan sehingga penonton tertarik. Langkah
kerja yang disajikan pun mudah diikuti karena penjelasan yang runtut dan terkesan tidak tergesa-
gesa. Alat-alat yang disebutkan sama persis dengan video pertama, hanya saja pada langkah
kerja ini, praktikan tidak menggunakan pewarna dan langsung diteteskan di atas slide lalu
diamati dengan mikroskop.
Hasil pengamatan tidak ditunjukkan secara langsung, melainkan secara keseluruhan
video ini dibuat hanya untuk menyajikan prosedur, bukan menyajikan hasil. Pada akhir video
diperlihatkan referensi gambar sel-sel yang mungkin akan terlihat pada sedimen yang diamati
dengan mikroskop.

KESIMPULAN :
Dari kedua video dapat disimpulkan bahwa video pertama pemeriksaan menggunakan
pewarna Sternheimer-Malbin/Shih Yung karena merupakan pemeriksaan urine staining (metode
warna) yang juga masuk ke dalam pemeriksaan mikroskopis urin. Pada video kedua tidak
menggunakan pewarna namun pada dasarnya penggunaan pewarna atau tidak pada pemeriksaan
sedimen tidak menimbulkan permasalahan yang berarti. Salah satu kelebihan menggunakan
pewarna adalah mempermudah pengamatan pada mikroskop.
Video pertama dan kedua akan dibandingkan dengan SOP urinalisa mikroskopis yang akan
dijabarkan sebagai berikut:
1. Mencuci tangan
2. Menggunakan APD lengkap seperti jas lab, handscoon, masker dan mempersiapkan alat
dan bahan
3. Menghomogenkan urin ke dalam tabung centrifuge kurang lebih ¾ penuh
4. Memusingkan dengan centrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm
5. Tuang supernatan dengan menuangkan isi tabung secara cepat dan tanpa bergetar dengan
endapan posisi di bawah
6. Mengocok tabung untuk mensuspensikan sedimen
7. Menaruh 2 tetes sedimen terpisah ke atas objek glass dan menutup dengan dect glass
8. Periksa sedimen dengan objektif kecil (10x) sebagai LPK
9. Periksa dengan lensa objektif besar (40x) sebagai LPB
10. Membersihkan alat dan bahan dan melepas APD dengan benar

Video 1 Video 2
1 Seorang praktikan sudah memakai jas Praktikan terlihat memakai APD lengkap
laboratorium dan handscoon dengan benar yang terdiri dari handscoon, jas lab, dan
tetapi praktikan tidak memperlihatkan masker
dirinya apakah memakai masker atau tidak
2 Tidak menggunakan 2 tetes sedimen Tidak menggunakan 2 tetes sedimen
terpisah di atas objek dan tidak terpisah di atas objek dan tidak menerapkan
menerapkan LPK dan LPB LPK dan LPB
3 Tidak memperlihatkan tata cara mencuci Tidak memperlihatkan tata cara mencuci
tangan sebelum praktek dan kebersihan tangan sebelum praktek dan kebersihan
setelah praktek setelah praktek
Secara keseluruhan, video 1 dan video 2 dalam memraktekkan sudah sesuai dengan SOP,
hanya saja tidak dilengkapi dengan kegiatan pra analitik dan pasca analitik.
NAMA: Mega Sri Wulandari

NIM: P1337434119023

DIII Analis Kesehatan

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

SUMBER 1 : https://youtu.be/mts1B2JBVMY

RESUME VIDEO 1 :

Menurut saya dalam video tersebut penjelasannya sudah bagus namun susah untuk
dipahami dikarenakan volume berbicaranya kurang jelas, tidak dijelaskan fungsi masing-masing
alat dan bahan yang digunakan, belum memenuhi SOP seperti tidak dijelaskan bagaimana tabung
yang setelah digunakan untuk specimen urin, cara membersihkannya cara mensterikannya, dan
tidak menjelaskan cara penggunakan centrifuge.
SUMBER 2 : https://youtu.be/Pm2V9rwOlF0
RESUME VIDEO 2 :
Menurut saya video tersebut penjalasannya sudah bagus, bisa dipahami, videonya
menarik sehingga menambah semangat belajar untuk memahami pemeriksaan specimen urin,
dijelaskan juga fungsi alat dan bahannya, sudah sesuai SOP.
KESIMPULAN:
Dari kedua video tersebut sudah memenuhi SOP sangat mudah dipahami, sehingga
mahasiswa mudah untuk mempelajarinya, bisa memahami fungsi alat dan bahan yang di
gunakan praktikum, bisa memahami cara pembuatan sedimen urine.
NAMA : MONIFFA DWI NUR AZIZAH
NIM : P1337434119024
KELAS : DIII TLM REGULER A

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH


PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Dosen Pengampu : Fitriani Kahar, S.ST , M.Kes

SUMBER 1 : https://youtu.be/rFTZ_KVS0FK
RESUME VIDEO 1 :
Dari video yang saya lihat, menurut saya video sudah menunjukan cara pemeriksaan sedimen
urine dengan baik dan setiap langkah kerjanya telah dijelaskan dengan jelas. Serta penggunaan
APD sudah lengkap. Namun, masih ada beberapa langkah kerja yang tidak sesuai dengan SOP,
diantaranya yaitu :
1. Pada awal langkah kerja, urin tidak dihomogenkan terlebih dahulu. Seharusnya sebelum
menuangkan urin kedalam tabung centrifuge urin dihomogenkan terlebih dahulu.
2. Setelah membuang supernatan, tidak dilakukan pengocokan tabung untuk
mensuspensikan sedimen. Seharusnya, setelah supernatan dibuang dilakukan pengocokan
tabung.
Untuk langkah kerja yang lainnya sudah dilakukan dengan benar.

SUMBER 2 : https://youtu.be/t23brmlxKPA
RESUME VIDEO 2 :
Menurut saya video sudah baik, teknik yang dilakukan dalam pemeriksaan sedimen urine sudah
benar. Serta penggunaan APD sudah sesuai SOP. Namun, hanya ada satu langkah kerja yang
tidak sesuai dengan SOP yaitu :
1. Pada awal proses kerja urin tidak dihomogenkan. Seharusnya sebelum dimasukkan
kedalam tabung centrifuge urin dihomogenkan terlebih dahulu.
Untuk langkah kerja yang lainnya sudah dilakukan dengan benar.
KESIMPULAN :
Dari 2 video yang sudah saya lihat, cara kerja untuk pemeriksaan sedimen urine sudah
ditunjukkan dengan baik dan penggunaan APD sudah sesuai dengan SOP. Hanya ada sedikit
kekurangan dalam pengerjaannya yang tidak sesuai dengan SOP. Dapat disimpulkan kesalahan
yang banyak terjadi adalah urin tidak dihomogenkan sebelum dimasukkan kedalam tabung
centrifuge. Seharusnya urin harus dihomogenkan terlebih dahulu. Selain itu, kesalahan ada pada
video pertama, yaitu tidak dilakukan pengocokan tabung setelah supernatan dibuang untuk
mensuspensi sedimen. Dari kedua video, menurut saya video 2 lebih baik, karena lebih sesuai
dengan SOP yang ada. Selain itu, pada video 2 dilakukan Pewarnaan Stain Haemer Malbin pada
sedimen urin, sehingga akan memperjelas unsur organik/anorganik saat dilihat pada mikroskop.
Dan penggunaan perbesaran mikroskop sudah benar, yaitu dari perbesaran 10x untuk LPK dan
40x untuk LPB. Agar mendapatkan hasil yang baik maka langkah kerja harus dilakukan sesuai
dengan SOP.
ZAIDATU AZKA UMMA FADILA

P1337434119025

DIII TLM REG A / Tk. II

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

Dosen Pengampu : Fitriani Kahar, S.ST., M.Kes

A. SOP PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SEDIMEN URIN


Berdasarkan “Modul Urinalisa & Cairan Tubuh Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Semarang”
 Bahan
7-8 ml urine segar/ urine dengan pengawet formalin
 Reagen
Preparat langsung atau dengan pewarnaan Stain Haemer Malbin
 Alat
Centrifuge, tabung centrifuge, pipet tetes, objek glass, dect glass, mikroskop,
botol penampung urine
 Prosedur
1. Homogenkan urine secara pelan-pelan dan sempurna
3
2. Masukkan urine ke dalam tabung centrifuge ± penuh
4
3. Pusinglah dengan centrifuge selama 5 menit pada 1500 – 2000 rpm
4. Tuang supernatannya dengan menuangkan isi tabung secara cepat dan tanpa
bergetar dengan endapan posisi di bagian bawah
5. Kocoklah tabung untuk mensuspensikan sedimen
6. Taruhlah 2 tetes sedimen terpisah ke atas sebuah objek glass dan tutuplah dect
glass
7. Periksalah sedimen dengan objektif kecil (10x) sebagai LPK
8. Periksalah kemudian dengan objektif besar (40x) sebagai LPB
B. VIDEO
SUMBER 1 : Pemeriksaan Urinalisa | Keterampilan Klinis | FK Unand
(https://www.youtube.com/watch?v=dT-6WOST3Mc&t=1215s)
RESUME VIDEO 1 :
Menurut saya, video sudah sesuai dengan SOP
Di video disebutkan urine yang baik diperiksa yaitu urine pekat atau urine pagi
Pada video ini tidak dijelaskan secara rinci persiapan apa saja yang dibutuhkan sebelum
melakukan prosedur kerja
Pada prosedur kerja sudah sesuai dengan modul, seperti
Sebelum di centrifuge urine dihomogenkan terlebih dahulu. Baru dicentrifuge dengan
kecepatan 1500-2000 rpm dalam waktu 5 menit. Selain itu, divideo dijelaskan seberapa
banyak urine yang dimasukkan ke dalam tabung yaitu sebanyak 15 ml.
Setelah dicentrifuge buang bagian atas dan sisakan supernatannya. Setelah itu supernatant
ditetekan ke kaca objek sebanyak satu tetes dan ditutup dengan cover glass
Divedeo dijelaskan cara penggunaan mikroskop dengan jelas
Kualitas video yang dipakai sangat baik sehingga penonton tertarik. Selain itu
penjelasannya cukup jelas.

SUMBER 2 : KD 4.1 Video praktek pembuatan Sedimen Urine


(https://www.youtube.com/watch?v=nre-qiooyag&t=7s)
RESUME VIDEO 2 :
Menurut saya, video ini sudah cukup komplit. Seperti disertakan apa saja persiapan yang
diperlukan.
Seperti : Sentrifuge, urine 10-15 ml dalam tabung sentrifuge, mikroskop, objek glass
clear, cover glass, zat warna shih yung, dan pipet tetes
Pada praktik nya menurut saya sudah sesuai dengan SOP dan dijelaskan secara rinci.
Pada video sebelum dicentrifuge urine diseimbangkan dengan menambahan aquadest dan
baru dicentrifuge, kecepatan dan waktu centrifuge sesuai dengan SOP
Sesudah dicentrifuge dan diperoleh supernatant, ditambahkan dan dihomogenkan dengan
zat pewarna shih yung.
Setelah itu, baru sedimen diteteskan ke objek glass dan ditutup dengan cover glass
Setelah itu, baru dilakukan pemeriksaan dengan menggunkan mikroskop dengan
perbesaran 10x dan 40x
Pada video ini menurut saya penjelasan sangat jelas dan mudah dipahami. Hanya saja
kualitas video kurang baik.

KESIMPULAN :

Pada kedua video tersebut prosedur sudah sesuai SOP. Terdapat beberapa perbedaan, seperti

1. Di video ke 2 tidak disebutkan urine apa yang baik digunakan


2. Pada video ke 2 urine ditambahkan penyeimbang (aquadest)
3. Pada video ke 2 memakai zat pewarna untuk mempermudah pemeriksaan
NAMA :ELA PUTRI

NIM :P1337434119026

KELAS :DIII TLM REG A

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

Sumber 1: https://www.youtube.com/watch?v=h2HOBrMR2Gc&feature=youtu.be (kelompok 8)

Resume video 1:

Pada video dijelaskan langkah-langkah pemeriksaan sedimen urin dari pra-analitik, analitik,
hingga pasca-analitik. Pada pra-analitik dijelaskan alat-alat yang digunakan, urine yang
digunakan untuk pemeriksaan, proses sentrifugasi, dan pembuatan preparat sedimen urin. Pada
bagian analitik dijelaskan langkah pemeriksaan sedimen urin pada mikroskop tanpa ditambahkan
pewarna. Sedimen urin diperiksa pada perbesaran 10x untuk melihat komposisi sedimen secara
umum dan pada perbesaran 40x untuk melihat lebih jelas struktur yang kecil seperti leukosit dan
eritrosit. Pada bagian pasca-analitik pembacaan hasil yang dilihat pada mikroskop. Tapi, pada
video tidak diperlihatkan gambar yang tampak pada mikroskop. Dari keseluruhan langkah-
langkah pemeriksaan sedimen urin yang ditampilkan pada video sudah sesuai dengan prosedur
pemeriksaan sedimen urin.

Sumber 2 : https://www.youtube.com/watch?v=8IaW9nvIPFI&feature=youtu.be (kelompok 3)

Resume video 2 :

Pada video tidak ditampilkan proses sentrifugasi urin seperti yang ditampilkan video 1. Selain
itu, juga tidak disebutkan alat apa saja yang dibutuhkan dlam pemeriksaan sedimen urin. Pada
bagian analitik yaitu pemeriksaan pada mikroskop sudah sesuai dengan prosedur pemeriksaan
sedimen urin. Pada video 1 tidak diberikan atau ditambahkan pewarna pada saat akan memeriksa
pada mikroskop. Pada video 2 pada saat pemeriksaan diberikan pewarna pada sedimen urin dan
ada juga yang tidak diberikan pewarna pada sedimen urin untuk melihat perbedaan keduanya.
Pada video 2 ditampilkan hasil pengamatan sedimen urin pada mikroskop. Secara keseluruhan
pemeriksaan sedimen urin pada video 2 sudah sesuai dengan prosedur pemeriksaan sedimen
urin.
Kesimpulan :

Dari kedua video tersebut dalam langkah-langkah pemeriksaan sedimen urin sudah sesuai
dengan prosedur pemeriksaan sedimen urin yaitu dari proses sentrifugasi, pembuatan preparat
sedimen urin, pewarnaan (jika ingin melakukan pewarnaan), memeriksa pada mikroskop dengan
perbesaran 10x dan 40x, serta pembacaan hasil pengamatan. Masing-masing video memiliki
kelebihan dan kekurangan tersendiri. Seperti kelebihan pada video 1 dijelaskan secara jelas
langkah-langkah pemeriksaan sedimen urin dari pra-analitik, analitik, dan pasca-analitik secara
urut dan jelas, sedangkan video 2 tidak dijelaskan pada bagian pra-analitik. Kelebihan pada
video 2 yaitu digunakannya pewarnaan saat memeriksa sedimen urin pada mikroskop sehingga
tampak lebih jelas sedime urin dan partikel apa saja yang terdapat dalam sedimen tersebut, selain
itu juga ditunjukkan hasil gambar pengamatan di bawah mikroskop, sedangkan pada video 1
tidak ditampilkan gambar hasil pengamatan.
Nama : Laras Prastika

NIM : P1337434119027

Kelas : DIII TLM Reg. A Semester 3

Tugas Urinalisa dan Cairan Tubuh

Sumber 1 : https://youtu.be/mts1B2JBVMY ( Kelompok 9 )

Resume 1: Secara keseluruhan prosedur pemeriksaan sedimen urin sudah sesuai dengan SOP
namun ada beberapa perbedaan diantaranya dalam cara kerja video tersebut tidak disebutkan
kecepatan centrifuge yang digunakan, sedimen yang diteteskan pada objek glass sebanyak 1
tetes, dan pada saat pembuangan supernatan dilakukan di wastafel dengan tidak disertai aliran air
hal ini berkaitan dengan K3 laboratorium yang tidak sesuai dengan SOP

Sumber 2 : https://youtu.be/Pm2V9rwOlF0 ( Kelompok 4 )

Resume 2 : Secara keseluruhan prosedur pemeriksaan sedimen urin sudah sesuai dengan SOP
namun ada beberapa perbedaan diantaranya sedimen yang diteteskan pada objek glass sebanyak
1 tetes serta pada saat pembuangan supernatan dilakukan pembuangan di wastafel dengan tidak
disertai aliran air hal ini berkaitan dengan K3 laboratorium yang tidak sesuai dengan SOP

Kesimpulan : Pada kedua video tersebut sudah sesuai dengan SOP pemeriksaan mikroskopik
sedimen urin. Pemeriksaan ini menggunakan pewarna Streinheimer Malbin atau Shih Yung dan
Spesimen urin disentrifugasi selama 5 menit pada kecepatan 2000 rpm yang menghasilkan
sedimen urin yang kemudian diamati menggunakan mikroskop perbesaran 10 dan 40 kali
Nama : Trias Figa Febriani
NIM : P1337434119028
Kelas : DIII TLM Reg A

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH


SUMBER 1 : https://youtu.be/t23brmlxKPA (kelompok 2)
RESUME VIDEO 1 : Pemeriksaan mikroskopik urin pada video ini sudah sesuai dengan SOP
yang saya lihat di modul. Divideo ditunjukkan prosedur mulai dari memasukkan urin ke dalam
tabung centrifuge ¾ penuh, melakukan centrifuge 5 menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm,
mewarnai urin dengan pewarna Stain Haemer Malbin sampai melakukan pengamatan di
mikroskop. Namun, pada video tidak ditunjukkan bagaimana hasilnya sehingga apabila hanya
melihat video ini saja saya masih belum mengetahui bagaimana hasil urin yang diamati ini.
SUMBER 2 : https://youtu.be/rFTZ_KVS0Fk (Kelompok 7)
RESUME VIDEO 2 : Setelah melihat video ini saya semakin paham bagaimana prosedur dan
juga hasil pemeriksaan mikroskopik urin. Pada video ini dijelaskan mulai dari alat yang
digunakan yaitu : tabung centrifuge, rak tabung, centrifuge, mikroskop dan pemeriksaan
mikroskopik pada video ini menggunakan urin pagi hari. Prosedur yang ditayangkan sudah
sesuai SOP, mulai dari memasukkan urin sampai melakukan pengamatan pada mikroskop dan
juga hasil pengamatannya.
KESIMPULAN : Perbedaan video sumber 1 dengan video sumber 2 adalah video pertama
hanya melakukan centrifugasi dengan kecepatan antara 1500-2000 rpm selama 5 menit
sedangkan video kedua memperlakukan urin dengan 2 keadaan yaitu tabung pertama dengan
kecepatan 1000 rpm selama 10 menit dan tabung kedua dengan kecepatan 3000 rpm selama 10
menit. Selain itu, video pertama menggunakan urin sewaktu sedangkan video kedua
menggunakan urin pagi hari dan juga video pertama menggunakan pewarna stain Haemer
Malbin sedangkan video kedua tidak diberi pewarna. Keduanya sama-sama sesuai SOP yang
saya baca dari modul.
Nama : Herlenna Kusuma Wardhani

NIM : P1337434119029

Prodi : D III TLM Reg A Tk 2

Rangkumaan dan Simpulan Video Pemeriksaan Sedimen Urine

Sumber 1 : https://youtu.be/nre-qiooyag

Resume : Resume ini dibuat dari video praktik teknik pembuatan sedimen urine staining. Di awal
video dijelaskan mengenai persiapan mikroskopis yang akan dilakukan sehingga
menambah pengetahuan penyimak. Selanjutnya dilanjutkan praktik pembuatan
sedimen tersebut. Menurut saya dalam video tersebut memiliki sedikit kekurangan
yaitu pada audionya dikarenakan suara tidak terdengar jelas. Namun, terbantu dengan
adanya keterangan tambahan pada video yang membantu penyimak memahami praktik
yang dilakukan. Diakhir video juga ditunjukkan contoh atlas sedimen yang dimiliki
laboratoirum yang digunakan praktikkan yang tentunya bermanfaat bagi ATLM.

Sumber 2: https://youtu.be/xEnq0xir-1I

Resume : Resume ini dibuat dari video pemeriksaan sedimen urine (mikroskopik) di channel
“Nursani Suhaela”. Diawal video dijelaskan teori mengenai sedimen urine,tujuan
pemeriksaan,prinsip,alat dan bahan, hingga tutorial pemeriksaan yang dilakukan.
Audio dari prktikkan sangat jelas dan mudah dimengerti oleh penyimak. Diakhir video
juga ditunjukkan nilai normal dan interpretasi hasil dari pemeriksaan sedimen urine
tersebut. Dengan melihat video tersebut penyimak sanagt memahami prosedur
pemeriksaan sedimen urine mikroskopis.

Simpulan : Dari dua video yang telah dilihat dapat disimpulkan penyimak dapat mempunyai
gambaran mengenai pemeriksaan sedimen urine mikroskopis walaupun belum melakukan secara
langsung. Video ini sangat bermanfat bagi semua orang yang melihatnya. Kedua video sudah
sangat lengkap dan akan lebih sempurna jika kedua materi dari video tersebut mampu disatukan
dan dapat menambah pengetahuan.
Nama : Diva Afifah Nurul Zahroh

NIM : P1337434119030

Prodi : D III TLM Reg A Tk 2

PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN (MAKROSKOPIS)

A. Tujuan
Untuk menemukan unsur-unsur organic dan anorganik dalam urin secara mikroskopis.

B. Prinsip
Urin mengandung elemen-elemen sisa metabolisme dalam tubuh, elemen tersebut dapat
dikeluarkan dalam kondisi normal maupun dalam kondisi tertentu. Elemen tersubut dapat
dipisahkan dengan cara sentrifugasi sehingga akan mengendap dan endapanya dapat
diliht dibawah mikroskop.

C. Perbanding

Pembanding Vidio kelompok 10 Vidio kelompk 5


https://youto.be/xEnq0xir- https://youto.be/nre-qiooyag
1l

Alat 1. Tabung Reaksi / Tabung Sentrifuge


2. Centrifuge
3. Objekglass dan Coverglass
4. Rak tabung Reaksi
5. Mikroskop
6. Pipet tetes

Bahan 1. Sampel Urin (paling baik


urin pagi)
Sampel Urin (paling baik urin
2. Zat warna Sternheimer-
pagi)
Malbin atau Shin Yung.

Prosedur 1. Menuangkan urin pada 1. Menyiapkan sampel


beberapa tabung urin (Homogenisasi,
sentifuge dengan Pemeriksaan
volume yang sama. makroskopis,
2. Meletakan tabung yang Pemeriksaan multiskip
telah berisi urin pada Urin).
sentrifuge secara 2. Menuangkan urin
berhadapan, serta atur kedalam tabung reaksi
kecepatan sebesar 1000 sebanyak 2/3 bagian
rpm selama 10 menit tabung dan membuat
sehingga memunculkan penyeimbang dengan
endapan. menggunakan cairan lain
3. Mengambil tabung (aquadest).
senrifuge dengan hati- 3. Menyentrifuge urin
hati setelah sentrifuge dengan kecepatan 2000
berhenti. rpm selama 5 menit
4. Membuang supernatant dengan harapan sedimen
pada wastafle. dapat mengendap semua.
5. Mengambil sisa yang 4. Menyiapkan mikroskop
berupa endapan selama pemutaran
menggunakan pipet sentrifuge.
tetes, dan letakkan pada 5. Mengambil tabung reaksi
objekglass sebanyak 1 dengan hati-hati setelah
tetes. sentrifuge benar-benar
6. Menutup objekglass berhenti.
dengan coverglass. 6. Membuang supernatant
7. Mengamati di bawah dengan menuangkannya
Mikroskop. ke wastefle hingga
habis, dengan
mengetukkan tabung
sebanyak 1-3 kali.
7. Memeberi pewarna
pada sedimen hingga
merata.
8. Mengambil tetesan
menggunakan pipet tetes
yang panjang.
9. Meletakan 1 tetes urin
yang sudah diwarnai
pada objekglass
kemudian tutup dengan
hati-hati menggunakan
coverglass.
10. Periksa menggunakan
mikroskop perbesaran
10x dan 40x.
11. Mengatur pencahayaan
menggunakan
diafragma.
D. Hasil

nb : dengan pewarnaan

E. Pembahasan

Gambar dari mikroskop di bandingkan dengan gambar diatas sehingga dapat diketahui
adanya keadaan yang abnormal dari elemen-elemen dalam tubuh.
NAMA : DEWI ATIIQOH NINGRUM
NIM :P1337434119031

SUMBER 1 : https://youtu.be/8IaW9nvIPFI
RESUME VIDEO 1 :
Judul :Perbandingan sedimen urine native dan staining edukasi
Sediaan native dibuat dengan cara mensentrifugasi urine ,kemudian mengambil sedimen urine
dengan mikropipet dan meneteskan diatas objek glass sebelah kiri lalu menutup dengan cover
glass .Sediaan staining dibuat dengan cara ,sisa sedimen urine ditetesi zat sedi uristain satu tetes
kemudian dikocok agar zat warna tercampur merata lalu meneteskan sedimen disebelah kanan
objek glass dan kemudian di tutup dengan cover glass. Jadi pada objek glass terdapat dua sediaan
urine kemudian amati dibawah mikroskop, terdapat perbedaan pada pembesaran 10 x yaitu pada
stain sel sel epitel terwarnai dengan warna merah keunguan atau pink keunguan sedangkan yang
native sedimennya hanya berupa garis garis membrane selnya, pembesaran 40x di native hanya
terlihat bayangan biasa saja sedangkan di stain terlihat sel sel epitel,bakteri, leukosit,eritrosit
namun pada native terlihat tidak terlalu jelas masing masing unsur sedimenya sedangkan di
staining epitel epitel tampak jelas ,struktur sitoplasma ,leukosit dan bakteri terlihat.

SUMBER 2 : http://youtu.be/h2HOBrMR2Gc
RESUME VIDEO 2 :
Judul :Pemeriksaan Sedimen Urine
Alat yang digunakan : tabung centrifuge,alat centrifuge, corong ,pipet pasteor,objek glass, cover
glass,mikroskop.
Centrifuge urine ,buang supernatan dan sisakan 1 ml dan campur dengan endapanya dengan cara
menyentilkan agar tercampur ,mengambil dengan pipet dan meneteskanya di atas objek glass dan
menutup dengan objek glass ,amati dibawah mikroskop. Pada pembesaran 10 x untuk melihat
kristal,epitel, dll sedangkan pada pembesaran 40 x untuk menilai ertrosit dan leukosit, untuk
normal kurang dari lima eritrosit dan leukosit perlapangan pandang .
KESIMPULAN : Dalam pemeriksaan sedimen urine bertujuan untuk mendeteksi adanya
kelainan dalam urine seperti terlalu banyak leukosit atau eritrosit atau yang lainya.Pemeriksaan
sedimen urine dilakukan dengan mencentrifuge urine dan mengambil sedimen teteskan diatas
objek glass dan amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x kemudian 40x untuk
menemukan kelainan pada urine.
Nama : Destiya Amalia Safitri
NIM : P1337434119032
Kelas : D III Teknologi Laboratorium Medis Regular A Tingkat 2

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH


Sumber 1 : https://www.youtube.com/watch?v=t23brmlxKPA&feature=youtu.be
(video kelompok 2)
Resume video 1 : Pada video 1 terdapat pemeriksaan urine secara lengkap mulai dari
pemeriksaan secara Makroskopis maupun Mikroskopis. Adapun Pemeriksaan Makroskopisnya
sebelumnya yaitu menyiapkan alat dan bahan yang antara lain; tabung reaksi, pot wadah urine,
gelas ukur, pipet tetes, dan urine pagi hari. Kemudian dilanjutkan dengan cara kerjanya.
Pemeriksaan Makroskopis yang dilakukan antara lain: Volume urine, warna dan kejernihan
urine, bau urine, keasaman urine, buih/busa urine, dan berat jenis urine.
Selanjutnya ada Pemeriksaan secara Mikroskopis yaitu dengan menggunakan pewarna Stain
Haemer Malbin untuk mewarnai sedimen urine guna memperjelas unsur organik atau anorganis
saat dilihat atau dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop. Pengamatan pada mikroskop
tersebut menggunakan perbesaran 40x (LPB) untuk melihat eritrosit dan leukosit, sedangkan
dengan perbesaran 10x (LPK) untuk silinder, epitel, dan unsur anorganik. Kemudian pencatatan
hasil.
Selanjutnya ada Pemeriksaan Kimia Urine (Protein Urine) dengan beberapa metode antara
lain; Metode Asam sulfosalisyl 20% yang memerlukan pemanasan dengan menunjukkan hasil,
jika (+) albumin, globulin = tetap keruh saat dipanasi dan setelah dingin.
(+) protein bence jones = keruh hilang saat dipanasi dan muncul saat dingin.
Yang kedua yaitu Metode Asam asetat 6% dan mengamatannya dengan melihat kekeruhan.
Penilaiannya dilakukan secara semi kuantitatif.
Selanjutnya ada Kimia Urine (Reduksi Urine) dengan beberapa metode antara lain; Metode
Benedict dan Metode Fehling A dan Fehling B
Selanjutnya ada Kimia Urine (Indikasi Calsium) dengan Metode Sulkowitch yang
membutuhkan reagen Sulkowitch sebanyak 3 ml untuk urine sebanyak 3 ml dengan melakukan
pembacaan hasil secara semi kuantitatif dengan melihat kekeruhan yang ada.
Selanjutnya Kimia Urine Indikasi yang antara lain yaitu:
1. Percobaan Heller yang membutuhkan HNO3 pekat dan percobaan ini menunjukkan hasil
yaitu terbentuk 2 lapisan dan ada cincin yang terbentuk.
2. Protein Bence Jones yang membutuhkan reagen Asam asetat 10% kemudian dipanaskan,
selanjutnya melakukan penyaringan sampai filtrat jernih, kemudian didiamkan pada suhu
50 derajat celcius dan terakhir amati endapan filtrat yang terjadi.
Selanjutnya ada Pemeriksaan Kuantitatif Esbach, yaitu intinya melakukan penyimpanan urine
yang sudah dicampur dengan reagen esbach selama 24 jam kemudian pembacaan hasil
ditunjukkan dengan tinggi endapan yang menunjukkan jumlah protein gram/liter.
Selanjutnya Kimia Urine (Bilirubin Urine) Tes Harison yang membutuhkan reagen BaCl 10%
dan reagen fauchet. Pengamatan hasil yaitu terjadi perubahan warna apabila (+) warna hijau
makin lama makin jelas.
Selanjutnya Kimia Urine (Urobilin Urine) Tes Schlesinger dengan menggunakan sampel
sebanyak 3 ml filtrat dari pemeriksaan bilirubinn dan membutuhkan tetesan lugol 1-2 tetes.
Terakhir amati adanya florecenci hijau terang menandakan (+).
Selanjutnya Kimia Urine (Urobilinogen Urine) Tes Erlich dengan tambahan reagen erlinch 10-
12 tetes dan pembacaan hasil jika (+) terbentuk warna merah.
Selanjutnya Kimia Urine (Tes Benda Keton) metode Rothera dengan tambahan reagen rothera
dan tetesan 1-2 ml NH4OH pekat dengan pengamatan hasil jika (+) terdapat adanya cincin ungu
kemerahan.
Kimia Urine Tes Gerhardt dengan reagen FeCl 10% dan pengamatan hasil jika (+) terbentuk
warna merah.
Kimia Urine Tes Darah Samar Bensidine Basa dengan membutuhkan setetes Bensidine basa, 4
ml asam asetat glasial, dan 2 ml H2O2 dan melakukan pengamatan hasil dalam waktu 5 menit
jika (+) terjadi perubahan warna.
Sumber 2 : https://www.youtube.com/watch?v=rFTZ_KVS0Fk&feature=youtu.be
(video pembanding/ kelompok 7)
Resume Video 2 : Pada video 2 hanya terdapat pemeriksaan urine secara Mikroskopis.
Yang sebelumnya menyiapkan alat dan bahan antara lain; tabung centrifuge, rak tabung,
centrifuge, mikroskop, dan urine pagi hari.
Kemudian masuk ke cara kerja. Pada video ini dilakukan perbandingan sentrifugasi dengan
tabung 1 = perputaran dengan kecepatan 1000 rpm dalam 10 menit, sedangkan tabung 2 =
perputaran dengan kecepatan 3000 rpm dalam 5 menit dengan tujuan untuk mengetahui
perbedaan pengaruh kecepatan centrifuge dengan hasil sedimennya.
Selanjutnya melakukan pengamatan dengan mikroskop dengan perbrsaran 10x dilanjut 40x.
Hasilnya:
Tabung 1= ditemukan Ca oksalat sejumlah 3 dengan panjang sedimen 0,9 cm.
Tabung 2= ditemukan Ca oksalat secara bergerombol dengan panjang sedimen 0,6 cm
Kesimpulan : Dari kedua video diatas dapat disimpulkan bahwa pada video 1 terdapat
pemeriksaan secara Makroskopis dan Mikroskopis. Sedangkan, pada video 2 hanya dilakukan
Pemeriksaan Mikroskopis (sedimen urine) dengan melakukan perbandingan kecepatan saat
sentrifugasi ternyata menunjukkan perbedaan pada hasil akhirnya.
Nama : Rezky Arya Prasetyoko
NIM : P1337434119033
Prodi : D III TLM Reg A Tk 2

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH


Sumber 1 = https://youtu.be/8IaW9nvIPFI
Resum Vidio 1 = Sedimen urin native memiliki kelemahan karena elemennya tidak jelas
strukturnya,oleh sebab itu lebih baik dengan bantuan zat warna sternhaimermalbin atau Shin
yang untuk mempertegas sedimen organik
Tanpa pewarnaan. Menggunakan pewarnaan shin

SUMBER 2 :
Kelompok 8 : https://youtu.be/h2HOBrMR2Gc
RESUME VIDEO 2 :
Video ini dimulai dari memberikan pengantar tentang pemeriksaan sedimen urine,
menjelaskan prosedur pemeriksaan dengan lengkap, menjelaskan alat dan bahan yang digunakan,
menjelaskan dan mempraktekkan tentang pemeriksaan makroskopik, lalu menjelaskan dan
mempraktekkan pemeriksaan mikroskopik secara runtut sesuai SOP dan menjelaskan bagaimana
kondisi normal urine manusia. Intepretasi hasil yang disampaikan adalah pada perbesaran 10x
tidak terdapat epitel, torax, dan hialid sedangkan pada perbesaran 40x terdapat 8 leukosit yang
mendakan pasien menderita ISK.
Namun video ini tidak memberikan contoh gambaran hasil pemeriksaan urine secara
mikroskopik dibawah mikroskop sehingga tidak bisa mengetahui bentuk pemeriksaan urine
dibawah mikroskop.
KESIMPULAN :

Kesimpulan resume yang diperoleh dari video 1 yakni video tersebut tidak menjelaskan
dengan baik SOP pemeriksaan sedimen urine secara runtut hanya fokus pada hasil gambaran
dibawah mikroskop antara pemeriksaan yang diberi warna dan tidak diberi warna. Sedangkan
dari video 2 menjelaskan sesuai SOP dengan baik dan runtut mulai dari persiapan sampai dengan
intepretasi hasil, namun tidak menunjukkan hasil pemeriksaan sedimen urine yang dilakukan
dibawah mikroskop sehingga kurang ada bayangan bagaimana sedimen urine apabila diperiksa
dibawah mikroskop
NAMA: FARASTA AGUNA DEWANGGA
NIM : P1337434119034
KELAS : D3 TLM REG A
PRAKTIKUM URINALISA PEMERIKSAN SEDIMEN PADA URINE
A. Sumber Video 1
https://youtu.be/nre-qiooyag
B. Resume Video 1
Menurut saya dalam video tersebut dalam prosedurnya sudah sesuai dengan SOP yang di
tentukan ,serta dalam pelaksananya sesuai dengan K3 yang berlaku di laboratorium. Serta
interpretasi hasil sangat jela

C. Sumber Video 2
https://youtu.be/xEnq0xir-1I
D. Resume Video 2
Menurut saya dalam video tersebut dalam prosedurnya sudah sesuai dengan SOP yang di
tentukan, serta pelaksanaannya sesuai dengan K3 yang berlaku di laboratorium. Namun
hasil pengamatan yang dilakukan tidak di perlihatkan hanya contoh saja serta penjabaran
interpretasi hasil kurang lengkap
E. Kesimpulan
Sedimen urine adalah unsur yang tidak larut di dalam urine yang berasal dar
darah, ginjal, dan saluran kemih. Tujuan dari pemeriksaan sedimen urine sendiri adalah
untuk menemukan adanya unsur-unsur organik dan anorganik dalam urine secara
mikroskopis.
Prinsip dari pemeriksaan sedimen urine ini sendiri adalah urin mengandung
elemen-elemen sisa hasil metabolisme didalam tubuh, elmen tersebut dapat dipisahkan
dari urine dengan jalan sentrifuge. Elemen akan mengendap dan endapan dilihat dibawah
mikroskop.
Terdapat perbedaan dalam prosedur dari kedua video tersebut yaitu pada proses
pewarnaanya. Pada video pertama digunakan pewarna shih hyung untuk memperjelas
elemen yang akan di amati namun pada video kedua tidak terdapat proses pewarnaan
namun masih bisa diamati elemen tetapi tidak sejelas pada video pertama
TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH
Dosen Pengampu : Fitriani Kahar, S.ST., M.KES.

oleh:
Jazilatun Ni’mah (P1337434119035)
DIII TLM Reg A Semester 3

Sumber 1 : https://youtu.be/t23brmlxKPA (Kelompok 2)


Resume Video 1 :
Berdasarkan video pada sumber di atas, pada prosedur pertama tidak ditampilkan ketika
menghomogenkan urin. Langsung menuju prosedur mencentrifuge urin. Kemudian setelah
menuangkan supernatan, langsung mewarnai sedimen urin baru mengocok tabung untuk
mensuspensikan sedimen. Secara keseluruhan, video tersebut sudah memenuhi SOP yang ada
walaupun ada prosedur yang terlewat tetapi tidak memengaruhi hasil akhir.
Sumber 2 : https://youtu.be/rFTZ_KVS0Fk ( Kelompok 7)
Resume Video 2 :
Berdasarkan video pada sumber di atas, dilakukan prosedur centrifugasi dengan
kecepatan yang berbeda-beda yaitu 1000rpm dan 3000rpm selama 10 menit. Tujuannya adalah
melihat perbedaan tinggi sedimen dan warna sedimen yang dihasilkan serta melihat perbedaan
sedimen di mikroskop. Sedimen yang sudah tercentrifugasi diukur menggunakan penggaris dan
diamati warnanya. Perbedaan yang dihasilkan pada kecepatan centrifuge yang berbeda terletak
pada ca-oksalat. Pada kecepatan 1000rpm, ditemukan 3 ca-oksalat dalam 1 lapang pandang,
sedangkan pada kecepatan 3000rpm ditemukan ca-oksalat yang begerombol. Secara keseluruhan,
prosedur dalam video ini tidak sesuai SOP karena kecepatan yang digunakan tidak tepat dan
memang tujuan dari video ini adalah membedakan sedimen urin berdasarkan kecepatan
centrifugasi yang berbeda-beda.
Kesimpulan :
Berdarkan kedua video di atas, terdapat perbedaan yang sangat jelas yaitu pada video
pertama, sedimen urin diberi pewarna Stain Haemer Malbin sedangkan pada video kedua tidak.
Kemudian pada video kedua, kecepatan centrifugasi menggunakan 2 kecepatan yang berbeda,
sedangkan pada video pertama tidak. Kesimpulan akhir, video pertama sudah sesuai SOP,
sedangkan video kedua belum sesuai SOP.
Nama : Dea Sephiany
NIM : P1337434119036
Kelas : DIII TLM Reguler A

Sumber 1 : https://youtu.be/Pm2V9rwOlF0
Resume Video 1 : Teknik Pembuatan Sedimen Urine Staining.
Dalam video tersebut dijelaskan persiapan mikroskopis yaitu urin sudah dihomogenisasi dan
telah diperiksa makroskopis. Urin dihomogenkan dan dituangkan kedalam tabung kemudian
disentrifugasi sesuai dengan sop. Pembuangan supernatan dijelaskan dengan baik. Kemudian
dijelaskan bagaimana cara meneteskan pewarna sternheimer malbin pada sedimen urin. Pada
video tersebut dijelaskan cara meneteskan sedimen pada objek glass dan menyiapkan sedimen.
Melakukan pemeriksaan menggunakan mikroskop sesuai dengan sop. Serta terdapat penilaian
perkiraan sedimen urin. Video tersebut juga terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan pada
pemeriksan sedimen urin.

Sember 2 : https://youtu.be/mts1B2JBVMY
Resume Video 2 : Urinalysis Sediment
Urin yang dihomogenkan sesuai dengan sop. Setelah homogen memasukkan urin kedalam
tabung dan diseimbangkan dengan air untuk proses sentrifugasi. Kemudian melakulan
sentrifugasi sekitar 5 menit dan setelah disentrifuse dijelaskan bagaimana cara membuang
supernatan. Menyiapkan sedimen untuk diamati dengan mikroskop diatas objek glass

Kesimpulan dari kedua video :


Dari kedua video diatas terdapat banyak kesamaan dalam pembuatan sedimen urin. Dari
menyiapkan urin hingga mengamati diatas miskroskop. Keduanya pemeriksaan urin
menggunakan streinheimer malbin atau shin yung dan spesimen disentrifugasi selama 5 menit
pada kecepatan 2000 rpm dan diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 10 dan 40 kali.
Namun pada kedua video pembuangan supernatan tidak sesuai sop karena tidak disertai dengan
menyalakan air pada wastafel.
Nama : Nur Laya Liya Mubarokah
Kelas : DIII TLM Reg A
NIM : P1337434119037

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH


SUMBER 1 : https://youtu.be/Pm2V9rwOlF0
RESUME VIDEO 1 : Berdasarkan Video tersebut pemeriksaannya sudah sesuai SOP dari
mulai tahap pra analitik sampai pasca analitik dan dijelaskan secara rinci
SUMBER 2 : https://youtu.be/mts1B2JBVMY
RESUME VIDEO 2 : Berdasarkan Video tersebut sudah sesuai SOP dalam mengerjakan
sampel , namun untuk nama reagen yang dipakai tidak disebutkan , pre
analitik dan post analitik tidak dijelaskan
KESIMPULAN : Berdasarkan kedua video tersebut video dari sumber pertama lebih rinci
dan pengerjaanya lebih baik dari pada video 2
Nama : Alma Mayra Cahyaningrum

NIM : P1337434119038

DIII TLM Reg A Semester 3

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

Sumber 1 : https://youtu.be/dT-6WOST3Mc

Resume video 1 : Dari video tersebut dijelaskan tentang pemeriksaan sedimen urine secara
rinci, untuk cara kerjanya sudah sesuai SOP, dan dijelaskan dengan rinci sel-sel, kristal, epitel,
dan benda lainnya yang dapat ditemukan di dalam sedimen urine.

Sumber 2 : https://www.youtube.com/watch?v=nre-qiooyag

Resume video 2 : Dari video tersebut untuk pemeriksaan sedimen urine sudah sesuai SOP
dan ada penambahan pewarna untuk sedimen, kemudian dijelaskan juga sedimen yang
ditemukan apa saja.

Simpulan : Setelah menyimak kedua video tersebut, untuk pemeriksaan sedimen


urine sudah sesuai dengan SOP semua.
Nama : Dwi Nur Indahsari
NIM : P1337434119039
Prodi/Kelas : D III Analis Kesehatan/Reguler A
Semester : III
Mata Kuliah : Urinalisa dan Cairan Tubuh

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

Sumber 1 : https://youtu.be/rFTZ_KVS0Fk

Resume 1 :

Pemeriksaan sedimen urine adalah pemeriksaan yang membutuhkan alat centrifuge serta
mikroskop sehingga disebut juga dengan pemeriksaan mikroskopik. Centrifuge berfungsi
sebagai alat pemutar sampel dengan kecepatan tinggi agar partikel yang lebih berat berkumpul
ke dasar tabung centrifuge sehingga didapatkan sedimen atau endapan dari sampel.
Dalam melakukan pemeriksaan sedimen urine hal yang harus dilakukan pertama yaitu
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Alat:
1. Tabung centrifuge
2. Rak tabung
3. Centrifuge
4. Pipet tetes
5. Objek glass dan cover glass
6. Mikroskop
Bahan:
1. Urine pagi hari
Cara kerja:
1. Masukkan urine ke dalam 2 tabung centrifuge dengan volume yang sama karena pada
saat dilakukan sentrigugasi akan dijadikan pembanding saat pemutaran centrifuge
tersebut. Jika volume urine pada tabung centrifuge tidak sama, maka centrifuge akan
berbunyi dan menyebabkan alat centrifuge tersebut rusak
2. Kemudian masukkan tabung centrifuge yang telah berisi urine ke dalam centrifuge
dengan berhadapan agar pada saat dilakukan sentrifugasi menjadi seimbang dan tidak
menyebabkan alat menjadi rusak
3. Pada tabung 1 diatur kecepatan centrifuge dengan 1000 rpm dan dalam waktu 10 menit
4. Menunggu proses sentrifugasi
5. Setelah 10 menit atau centrifuge berhenti, diambil tabung centrifuge secara hati-hati
agar sedimen tidak tercampur lagi dengan supernatan
6. Mengidentifikasi warna sedimen urine dan mengukur tinggi sedimen menggunakan
penggaris
7. Lalu membuang supernatan dengan cepat sehingga menyisakan endapan atausedimen
urine saja untuk dilakukan pengamatan secara mikroskopis
8. Lalu centrifuge tabung kedua dengan kecepatan 3000 rpm dan dalam waktu 10 menit.
Hal ini digunakan untuk membedakan pengaruh kecepatan sentrifugasi pada sedimen
urine dengan kecepatan 1000 rpm dan 3000 rpm selama 10 menit
9. Setelah 10 menit atau centrifuge berhenti, diambil tabung centrifuge secara hati-hati,
lalu membandingkan tinggi sedimen urin pada 1000 rpm dan 3000 rpm serta warna
sedimen yang dihasilkan pada kedua tabung tersebut
10. Lalu membuang supernatan dengan cepat sehingga hanya menyisakan endapan atau
sedimen urine
11. Melakukan pengamatan secara mikroskopis
12. Mengambil 1 tetes sedimen urine lalu letakkan di atas objek glass
13. Tutup dengan menggunakan cover glass
14. Mengidentifikasi sedimen urine menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x dan
dilanjutkan dengan perbesaran 40x
15. Mengamati sediaan tersebut
Hasil:
Pengamatan mikroskopis pada tabung 1 (1000 rpm) selama 10 menit ditemukan Ca Oksalat
berjumlah 3 pada satu lapang pandang, kemudian pada pengamatan mikroskopis tabung ke 2
(3000 rpm) selama 10 menit ditemukan Ca Oksalat bergerombol pada satu lapang pandang.
Ketinggian sedimen pada tabung 1 (1000 rpm) yaitu 0,9 cm, sedangkan ketinggian sedimen
pada tabung ke 2 (3000 rpm) yaitu 0,6 cm.
Sumber 2 : https://youtu.be/t23brmlxKPA
Resume 2 :

Pemeriksaan urine sangatlah beragam, dapat dilakukan secara makroskopik, mikroskopik,


maupun kimiawi. Pemeriksaan mikroskopik disebut juga dengan pemeriksaan sedimen urine
di mana urine dilakukan sentrifugasi sehingga mendapatkan sedimen urine lalu dilakukan
pengamatan secara mikroskopik. Cara kerja dalam pemeriksaan sedimen urine yaitu:
1. Masukkan urine ke dalam tabung centrifuge ¾ penuh
2. Pusinglah centrifuge 5 menit pada 1500-2000 rpm
3. Tuang supernatan dengan membalikkan tabung secara cepat dan tanpa bergetar
sehingga hanya menyisakan sedimen urine saja
4. Warnai sedimen urine dengan pewarna stain haemer malbin untuk memperjelas unsur
organik/anorganik saat dilihat pada mikroskop
5. Kocok tabung untuk mensuspensikan sedimen
6. Mengambil sedimen sebanyak satu atau dua tetes menggunakan pipet tetes lalu
meletakkannya di atas objek glass dan menutupnya dengan deck glass
7. Amati di bawah mikroskop dengan berbesaran 40x (LPB) untuk eritrosit dan leukosit,
10x (LPK) untuk silinder, epitel, dan unsur anorganik
8. Mencatat hasil pengamatan
Kesimpulan :

Pemeriksaan sedimen urine disebut juga dengan pemeriksaan mikroskopik. Pemeriksaan ini
menggunakan bantuan alat centrifuge untuk dilakukan proses sentrifugasi agar mendapatkan
endapan atau sedimen urine lalu juga mikroskop untuk mengamati secara mikroskopik.

Dari kedua sumber video di atas dapat diketahui jika pengamatan mikroskopik sedimen urine
dapat dilakukan dengan menggunakan pewarna dan dapat juga dengan tanpa menggunakan
bantuan pewarna. Pewarna yang digunakan yaitu pewarna stain haemer malbin, hal ini
digunakan untuk memperjelas unsur organik/anorganik saat dilihat pada mikroskop.
Nama : Martasya Faiza Putri A. W.

NIM : P1337434119040

DIII TLM Reg. A tk. 2

TUGAS REVIEW VIDEO PEMERIKSAAN SEDIMENT URINE

Sumber 1 : https://youtu.be/nre-qiooyag

Resume : Berdasarkan video pada sumber diatas sudah dijelaskan secara rinci
mulai dari pra analitik, analitik dan post analitik pemeriksaan sediment urine. Pengambilan video
sedikit bergoyang akan tetapi penjelasan yang diberikan mudah dipahami. Menurut saya
prosedur pemeriksaan juga sudah sesuai dengan SOP dan tidak terdapat kesalahan.

Sumber 2 : https://youtu.be/xEnq0xir-1l

Resume : Berdasarkan video pada sumber diatas penjelasan tentang pemeriksaan


sediment urine diberikan secara lengkap diawal. Alat - alat yang digunakan juga dijelaskan
secara rinci. Prosedur pemeriksaan juga sudah sesuai dengan SOP. Secara keseluruhan tidak
terdapat kesalahan pada video.
Nama : Dhira Setya Wardhani
NIM : P1337434119041
Kelas : Regular A
Prodi : D3 Teknologi Laboratorium Medis

Tugas Praktikum Urinalisa dan Cairan Tubuh


Pemeriksaan Sedimen Urin

Sumber 1 : https://youtu.be/mts1B2JBVMY
Resume 1:
Di dalam video tersebut untuk beberapa prosedur sudah sesuai dengan SOP namun ada juga
beberapa perbedaan dalam cara kerja video tersebut diantaranya yaitu tidak disebutkan kecepatan
centrifuge yang digunakan, sedimen yang diteteskan pada objek glass sebanyak 1 tetes, dan pada
saat pembuangan supernatan dilakukan pembuangan di wastafel dengan tidak disertai aliran air
hal ini berkaitan dengan K3 laboratorium yang tidak sesuai dengan SOP.

Sumber 2 : https://youtu.be/Pm2V9rwOlF0
Resume 2 :
Di dalam video tersebut untuk beberapa prosedur sudah sesuai dengan SOP namun ada juga
beberapa perbedaan dalam cara kerja video tersebut diantaranya yaitu sedimen yang diteteskan
pada objek glass sebanyak 1 tetes serta pada saat pembuangan supernatan dilakukan
pembuangan di wastafel dengan tidak disertai aliran air hal ini berkaitan dengan K3 laboratorium
yang tidak sesuai dengan SOP.

Kesimpulan :
Pada kedua video tersebut dapat dikatakan sesuai dengan SOP pemeriksaan mikroskopik
sedimen urin. Pemeriksaan urin menggunakan pewarna Streinheimer Malbin atau Shih Yung dan
Spesimen urin disentrifugasi selama 5 menit pada kecepatan 2000 rpm yang menghasilkan
sedimen urin yang kemudian diamati menggunakan mikroskop perbesaran 10 dan 40 kali.
Namun ada beberapa perbedaan dalam cara kerja kedua video tersebut sesuai yang sudah
disebutkan di atas.
Nama : Aldona Citra Rizki Andini

DIII TLM REG A

P1337434119042

Video 1 :

Pembuatan Sediaan Urine dengan Kecepatan Centrifugasi yang Berbeda – beda (kelompok 7)

Resume :

Alat :

1. Tabung Centrifuge
2. Rak tabung
3. Centrifuge
4. Mikroskop

Bahan :

1. Urine pagi hari

Cara kerja :

1. Masukkan urine ke dalam 2 tabung vakum


2. Samakan volume urine
3. Masukkan ke dalam centrifuge saling berhadapan
4. Sesuaikan tabung centrifuge dengan tabung yang lainnya secara berhadapan

Pada tabung 1 : diatur kecepatan dengan 1000 rpm dengan waktu selama 10 menit

5. Dilihat endapan dari urine tersebut


6. Kemudian edapan diukur dengan penggaris
7. Supernatan dibuang dengan sedikit cepat sampai yang tersisa hanya endapan urine
8. Lanjutkan centrifuge dengan tabung ke 2

Tabung 2 : kececepatan centrifuge 3000 rpm selama 10 menit


9. Setelah 10 menit tabung diambil secara berhati – hati
10. Diukur hasil endapan dengan penggaris
11. Dibuang supernata dan sisakan endapan saja
12. Diambil 1 tetes sedimen urine
13. Letakkan pada obyek glass
14. Diperiksa menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x

Hasil :

Pada tabung 1 : menghasilkan ca oxalat berjumlah 3 pada satu lapang pandang

Pada tabung 2 : ditemukan ca oxalat bergerombol pada satu lapang pandang

Pada tabung 1 : ketinggian sedimen 0.9 cm warna sedimen kuning keruh

Pada tabung 2 : ketinggian sedimen 0.6 cm dan warna sedimen kuning keruh

Video 2 :

Pemeriksaan urine lengkap full

a. Jumlah Protein secara Esbach


 Cara Kerja :
1. Isi tabung esbach dengan urin 24 jam sampai tanda “U”
2. Tambahkan reagen esbach sampai tanda “R”
3. Tutup prop dan kocok bolak-balik beberapa kali
4. Simpan urin yang sudah ditambahkan reagen esbach tadi selama 24 jam
5. Kemudian baca hasilnya yaitu tingginya endapan menunjukkan jumlah protein dalam
gram/liter
 Interpretasi hasil :
Sampel urine 24 jam yang telah didiamkan pada tabung Esbach, dapat diukur tinggi
endapannya. Misal “t g/L”. Kemudian volume urin dicatat “A L/24” jam, kemudian
dilakukan perhitungan Protein Loss dengan rumus
Rumus = A L/24 jam × t g/L
Maka, Protein loss = At g/24 jam
Kemudian melakukan interpretasi pada hasil data yang diperoleh

Hasil Gambaran Konsentrasi


Negatif Jernih
+1 Kekeruhan minimal, huruf 0,01 – 0,05 g/dL
cetak masih terbaca
+2 Kekeruhan nyata terlihat, 0,05 – 0,2 g/dL
dengan butir halus, garis
tebal masih terlihat
+3 Terlihat gumpalan yang 0,2 – 0,5 g/dL
nyata
+4 Terlihat gumpalan besar >0,5 g/dL

b. Tes Protein Urin Secara Semikuantitatif Menggunakan Reagen Asam Asetat dan
Sulfosalisilat
 ASAM SULFOSALISILAT
 Cara kerja
1. Isi tabung reaksi dengan 2ml urin
2. Tambahkan 8 tetes larutan asam sulfosalicyl 20%
3. Kocok larutan
4. Panasi diataa bunsen sampai mendidih dan biarkan dingin kembali
5. Amati hasilnya
 Interprestasi hasil :
(+) albumin, globulin = tetap keruh saat dipanasi dan setelah dingin
(+) protein bance jones = keruh hilang saat pemanasan muncul saat dingin
 ASAM ASETAT
 Cara kerja
1. Masukkan urin 2-3ml penuh ke tabung reaksi
2. Panasi bagian lapisan atas urin
3. Teteskan 3-5 tetes larutan asam asetat 6 %
4. Kocok dan panaskan kembali
5. Amati hasilnya dengan melihat kekeruhan
 Interprestasi hasil :

(-) Penilaian secara semikuantitatif

c. Glukosa Menggunakan Reagen Benedict Secara Kuali dan Kuanti

 Secara Kualitatif / Semi kuantitatif

 Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

- Sampel urine (bisa menggunakan urine sewaktu atau urine puasa)

- Reagen Benedict

- Tabung reaksi dan rak tabung reaksi

- Gelas ukur

- Penjepit tabung

- Pipet tetes

- Bunsen dan korek api

2. Masukkan 5 ml reagen benedict ke dalam tabung menggunakan gelas ukur

3. Teteskan sebanyak 8 tetes urine ke dalam tabung menggunakan pipet tetes

4. Homogenkan larutan urine dengan benedict

5. Panaskan tabung langsung di atas nyala api Bunsen selama 3 menit sambil tetap
dikocok/digoyangkan

6. Setelah selesai, dinginkan larutan dan baca hasil setelah larutan dingin

 Interpretasi hasil
 (-) = tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh.
 (+) = hijau kekuning-kuningan dan keruh (sesuai dengan 0,5 – 1 % glukosa)
 ( ++ ) = kuning keruh (1 – 1,5 glukosa)
 ( +++ ) = jingga / warna lumpur keruh (2 – 3 % glukosa)
 ( ++++ ) = merah keruh (73,5 % glukosa)

 Secara Kuantitatif

 Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Pipet 5 ml reagen benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi

3. Tambahkan 1-2 gram Na2CO3 dan 2 buah batu didih ke dalam tabung reaksi

4. Panaskan di atas bunsen sambil digoyang – goyangkan sampai mendidih

5. Teteskan urine dengan menggunakan pipet 1 ml, sewaktu meneteskan urine cairan
tidak boleh berhenti mendidih

6. Saat wana biru mulai menghilang pemberian urin harus lambat, 30 detik antara
tiap tetes

7. Titrasi berakhir pada saat warna biru tidak terlihat lagi

 Hitung kadar glukosa urine.


Rumus = 2 x faktor pengenceran
Volume titrasi urin (ml)
Pengenceran urine didasarkan pada hasil uji kualitatif, bila urine hasil kualitatif:
- Hijau pengenceran 1:2
- kuning pengenceran 1:5
- merah pengenceran 1 : 10

d. Pemeriksaan Urobilinogen Urin Metode Erlich


 Cara Kerja
1. Masukkan 5 ml urin dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 – 12 tetes reagen erlich
3. Campur dan tunggu hingga 5 menit
 Intepretasi Hasil
Positif (+) : terbentuk warna merah

e. Pemeriksaan Urobilin

 Metode : Schlesinger

 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan

2. Mengambil 3ml filtrat dari pemeriksaan bilirubin

3. Menambahkan 3ml reagen Schlesinger

4. Menyaring larutan dengan kertas saring

5. Mengambil filtras, kemudian tetesi dengan lugol sebanyak 1-2 tetes

6. Amati perubahan warna yang terjadi.

 Intepretasi Hasil

Positif (+) : adanya fiorecenci warna hijau terang yang terbentuk

f. Pemeriksaan Bilirubin Urine


 Digunakan untuk mengetahui kondisi hepar dan salurannya.
 Dasar Teori : Bilirubin merupakan hasil pemecahan hemoglobin akhir pada sistem reti
koloendotelial. Sejumlah kecil bilirubin jika terdeteksi di urine sangat penting sebagai dia
gnosis awal dari ikterik yang disebabkan oleh ikterik karena obstruksi saluran empedu da
n ikterik karena gangguan hepar.
 Metode : Horison
 Prinsip : Bilirubin dalam urin akan dipekatkan di atas kertas saring dengan jalan m
empresipitatkan fosfat yang ada menggunakan larutan BaCl 10%, bilirubin yang terkump
ul akan dioksidasi menjadi biliverdin oleh reagen fouchet membentuk biliverdin berwarna
hijau.
 Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Masukkan dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml.
3. Masukkan larutan BaCl2 10% sebanyak 5 ml, homogenkan.
4. Pindahkan urine ke dalam tabung reaksi lain menggunakan corong dengan kertas sarin
g.
5. Kertas saring yang terdapat presipitat diambil dari corong, dibuka dan dibiarkan sampa
i agak kering.
6. Reagen fouchet diteteskan diatas kertas saring sebanyak 2 - 3 tetes.
7. Amati perubahan warna yang terjadi.
(-) : Tidak terjadi warna hijau pada kertas saring (Harga Normal)
(+) : Terjadi warna hijau pada kertas saring.
 Faktor Intervensi
Hasil (+) palsu dapat disebabkan oleh penggunaan rifampisin,chlorpromazin dan asam m
efenamat.
Hasil (-) palsu disebabkan karena spesimen dibiarkan terlalu lama dan terpapar cahaya.

g. Pemeriksaan Benda Keton


 Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memasukkan 3 ml urine ke dalam tabung reaksi
3. Menambahkan amonium sulfat ke tabung reaksi, lalu dikocok, warna urine akan
berubah menjadi keruh
4. Menambahkan 2 tetes sodium nitroprusside ke tabung reaksi, lalu homogenkan
5. Menambahkan 1 ml larutan amonia ke tabung reaksi melalui dinding tabung reaksi
secara perlahan
6. Amati perubahan yang terjadi

 Interpretasi Hasil
Hasil positif (+) = terbentuk cincin ungu

 Link youtube : https://youtu.be/fe_KGUeTH60

h. Pemeriksaan Jumlah Kalsium


 Metode : Sulkowitch

 Cara Kerja
1. Masukkan 3 ml urine ke dalam 2 tabung reaksi (uji dan kontrol).
2. Tambahkan 3 ml reagen sulkowitch pada tabung uji, tunggu selama 2-3 menit.
3. Baca hasil secara semikuantitatif, dengan membandingkan tabung hasil uji dengan
tabung kontrol.
 Interpretasi Hasil
Negatif (-) Tidak terjadi kekeruhan
Positif 1 (+1) Terjadi kekeruhan halus
Positif 2 (+2) Terjadi kekeruhan sedang
Positif 3 (+3) Kekeruhan agak berat yang timbul dalam waktu kurang dari 20 detik
Positif 4 (+4) Kekeruhan berat yang terjadi seketika
 Metode : Fotometrik (O Cresolphthalein Complexon)
 Cara Kerja
1. Memasukkan reagen warna masing-masing sebanyak 1000 µl ke dalam 3 tabung
(sampel, blanko, standar)
2. Menambahkan sampel urine sebanyak 20 µl ke dalam tabung sampel
3. Menambahkan larutan standar sebanyak 20 µl ke dalam tabung standar
4. Menambahkan aquabidest sebanyak 20 µl ke dalam tabung blanko
5. Menginkubasi masing-masing tabung pada suhu 37°C selama 5-10 menit
6. Membaca absorban sampel dan standar dengan panjang gelombang 578 nm, factor
10, program C/St dibaca absorban sampel dan standar terhadap blanko dengan
photometer.
 Interpretasi Hasil/Nilai Normal
Pria : < 300 mg/24 jam
Wanita : < 250 mg/24 jam

i. Pemeriksaan Jumlah Klorida

 Metode : Fantus
 Prinsip : Titrasi AgNO3 dengan ion kromat sebagai indikator sampai terbentuk
warna coklat merah yang menetap, dimana jumlah tetesan AgNO3 sebanding dengan
jumlah gram NaCl2 per liter.

 Cara Kerja :

1. Masukkan 10 tetes urine kedalam tabung reaksi menggunakan pipet tetes.

2. Cucilah pipet tersebut dengan aquadest.

3. Dengan pipet yang sama, tambahkan 1 tetes indikator K2CrO4 20%

4. Cucilah pipet tersebut dengan aquadest.

5. Dengan pipet tersebut, tambahkan tetes demi tetes larutan reagen AgNO3 2,9%
sampai terbentuk warna coklat merah yang meenetap.

6. Hitung kadar klorida dalam urine dengan cara :

Jumlah tetesan AgNO3 2,9% = jumlah garam NaCl / liter urine

Hasil tersebut dibagi dengan 58,5 dan dikali 1000, sehingga merupakan kadar klorida
dalam meq per liter urine (milliequivalen per liter urine)

Rumus : Jumlah tetessan AgNO3 22,9% / 58,5 x 1000 = ... meq/l

 Harga Normal : 110 - 250 meq/liter


Rahmadia Ganissa Ardiningrum
P1337434119043
DIII TLM REG A / Semester III

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

VIDEO 1 : https://youtu.be/8IaW9nvIPFI
Perbandingan Sedimen Urine Native dan Staining Edukasi bagi ATLM Indonesia

RESUME VIDEO 1 :

Alat :
1. Rak tabung
2. Tabung reaksi
3. Object glass
4. Mikroskop
5. Deg glass
Bahan :
1. Specimen urine pasien
2. Pewarna sedi uri stain (Sternheimer Malbain)

Cara Kerja :
1. Menyiapkan semua alat dann bahan diatas meja praktikum
2. Melakukan sentrifugasi pada specimen urine ambil sedimennya saja dan bagian
supernatant dibuang
3. Untuk membuat sediaan native (tanpa pewarnaan), mengambil sedimen menggunakan
mikropipet, teteskan pada sebelah kiri objek glass kemudian tutup dengan deg glass
4. Untuk membuat sediaan dengan zat pewarna, menuangkan 1 tetes sedi uri stain (zat
pewarna) pada sisa sedimen urine yang ada di dalam tabung reaksi.
5. Kocok dengan kuat agar pewarna dan sedimen tercampur merata
6. Memipet sedimen dengan mikropipet, teteskan pada sebelah kanan objek glass kemudian
tutup dengan deg glass
7. Amati dengan mikroskop lensa objektif perbesaran 10x dan 40x.

Hasil :
a. Perbesaran 10x
-Pada sediaan staining tampak sel-sel epitel yang berwarna pink keunguan karena
diberi zat pewarna.
- Pada sediaan native sedimen hanya terlihat transparan/bening dengan sitoplasma
berwarna putih.
b. Perbesaran 40x
- Pada sediaan native, terlihat ada epitel skuamosa, epitel transisional, bakteri, leukosit,
dan eritrosit. Namun secara morfologi tidak terlihat dengan jelas karena transparan.
- Pada sediaan staining, epitel transisional terlihat jelas karena inti selnya menyerap zat
pewarnanya sehingga berwarna pink keunguan, struktur sitoplasma juga terlihat,
leukosit dan eritrosit juga menyerap zat pewarna, dan banyak epitel skuamosa pada
specimen urine ini. juga terdapat bakteri namun tidak menyerap zat pewarna karena
masih hidup, jika bakteri mati maka dapat menyerap zat pewarna.
- Ditemukan banyak epitel skuamusa yang menandakan bahwa specimen pasien
tersebut mengidapp ISK (Infeksi Saluran Kemih).

VIDEO 2 : https://youtu.be/h2HOBrMR2Gc
Persiapan dan Pemeriksaan Sedimen Urin ( Rezal, 4518 111 046 )

RESUME VIDEO 2 :
Alat :
1. Wadah specimen urine
2. Sentrifuge
3. Tabung sentrifuge
4. Pipet Pasteur
5. Objek glass
6. Deg glass
7. Mikroskop
8. Corong

Bahan :
1. Specimen urine sewaktu

Cara Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menggunakan APD lengkap
3. Melakukan pemeriksaan pH terlebih dahulu dengan kertas pH yang dicelupkan ke dalam
sampel urine, pemeriksaan bau urine, pemeriksaan volume urine, pemeriksaan berat jenis
urine, dan pemeriksaan warna urine
4. Menuangkan 5-15 ml sampel pada tabung sentrifuge menggunakan corong, lalu
memasukkan tabung ke alat sentrifuge, putar dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit
5. Setelah selesai, hasil sentrifugasi dapat terlihat supernatant pada lapisan atas dan endapan
pada lapisan bawah, kemudian bagian supernatant dibuang dan sisakan sekitar 1 ml
endpannya
6. Mengambil endapan mengunakan pipet Pasteur kemudian teteskan pada objek glass,
tutup dengan deg glass.
7. Menempatkan preparat pada meja mikroskop kemudian amati.

Hasil :
- Pada perbesaran 10x, tidak terdapat epitel, torak dan hialin
- Pada perbesaran 40x, terdapat 8 leukosit yang menandakan pasien tersebut kemungkinan
mengidap ISK (Infeksi Saluran Kemih).

KESIMPULAN :
Berdasarkan resume 2 video diatas, keduanya memiliki sampel sedimen urine pasien yang
positif mengidap ISK (Infeksi Saluran Kemih) karena banyak ditemukan epitel skuamosa dan
leukosit did dalam urine. ISK adalah kondisi ketika organ yang termasuk dalam sistem kemih,
yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra, mengalami infeksi. Umumnya, ISK terjadi pada
kandung kemih dan uretra.
Nama : Siti Nur Kharisa
NIM : P1337434119044
Kelas : DIII TLM REG A/ Tk. II

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH


Dosen Pengampu: Fitriani Kahar, S.ST., M.Kes

A. SOP PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SEDIMEN URIN


Berdasarkan “Modul Urinalisa & Cairan Tubuh Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Semarang”
 Bahan
7-8 ml urine segar/ urine dengan pengawet formalin
 Reagen
Preparat langsung atau dengan pewarnaan Stain Haemer Malbin
 Alat
Centrifuge, tabung centrifuge, pipet tetes, objek glass, dect glass, mikroskop,
botol penampung urine
 Prosedur
1. Homogenkan urine secara pelan-pelan dan sempurna
3
2. Masukkan urine ke dalam tabung centrifuge ± penuh
4
3. Pusinglah dengan centrifuge selama 5 menit pada 1500 – 2000 rpm
4. Tuang supernatannya dengan menuangkan isi tabung secara cepat dan tanpa
bergetar dengan endapan posisi di bagian bawah
5. Kocoklah tabung untuk mensuspensikan sedimen
6. Taruhlah 2 tetes sedimen terpisah ke atas sebuah objek glass dan tutuplah dect
glass
7. Periksalah sedimen dengan objektif kecil (10x) sebagai LPK
8. Periksalah kemudian dengan objektif besar (40x) sebagai LPB
B. VIDEO 1
 SUMBER VIDEO 1 : https://youtu.be/dT-6WOST3Mc
 RESUME VIDEO 1 :
Menurut saya pemeriksaan mikroskopis sedimen urine pada video 1 sudah sesuai
dengan SOP yang ditentukan di dalam modul.
Berdasarkan video 1 jenis urine yang digunakan sudah benar, yaitu urine pekat /
urine yang masih segar.
Jenis reagen yang digunakan dalam video tersebut yaitu preparat langsung tanpa
menggunakan pewarnaan dan sudah sesuai dengan SOP.
Alat yang digunakan sudah sesuai dengan ketentuan SOP di dalam modul yaitu
botol penampung urine, centrifuge, tabung centrifuge, pipet tetes urine, objek
glass, dect glass, dan mikroskop.
Prosedur yang dilakukan juga sudah sudah runtut dan sesuai dengan SOP yang
disebutkan di dalam modul, mulai dari menghomogenkan urine, centrifuge urine,
hingga urine diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x.
Penjelasan dalam video tersebut juga sangat jelas dan detail, kualitas video dan
audio juga sangat baik, sehingga video sangat mudah untuk diterima dan
dipahami oleh para penontonnya.
C. VIDEO 2
 SUMBER VIDEO 2 : https://www.youtube.com/watch?v=nre-qiooyag
 RESUME VIDEO 2 :
Menurut saya pemeriksaan mikroskopis sedimen urine pada video 2 juga sudah
sesuai dengan SOP yang ditentukan di dalam modul.
Berdasarkan video 2 jenis urine yang digunakan tidak disebutkan, dan hanya
menjelaskan jumlah volume urine yang digunakan
Jenis reagen yang digunakan pada video 2 sudah sesuai dengan SOP yaitu
menggunakan stain hammer malbin. Pada video tersebut juga melakukan
pewarnaan menggunakan shih yung.
Alat yang digunakan sudah sesuai dengan ketentuan SOP di dalam modul yaitu
botol penampung urine, centrifuge, tabung centrifuge, pipet tetes urine,
microscope slide, cover glass, dan mikroskop.
Prosedur yang dilakukan juga sudah sudah runtut dan sesuai dengan SOP yang
disebutkan di dalam modul, mulai dari menghomogenkan urine, centrifuge urine,
pewarnaan urine, hingga pemeriksaan mikroskopis urine di bawah mikroskop
dengan perbesaran 10x dan 40x.
Penjelasan dalam video 2 juga sangat sederhana dan mudah untuk dipahami,
hanya saja pengambilan video 2 kualitasnya kurang baik dan sering bergerak .
D. KESIMPULAN
Dari kedua video pemeriksaan mikroskopis sedimen urine di atas prosedurnya sudah
sesuai dengan standar operasional yang disebutkan di dalam modul praktikum polkesmar.
Hanya terdapat beberapa perbedaan dalam pemeriksaan, misalnya banyaknya volume
urine yang digunakan, dan jenis pewarna yang digunakan dalam pemeriksaan.
Nama : Meyriska Frisna Putri
NIM : P1337434119045
Kelas : DIII TLM Reg A Tk 2

Tugas Urinalisa dan Cairan Tubuh

Sumber 1 : https://youtu.be/nre-qiooyag
Resume Video 1 : Pada video pertama, praktikan belum sesuai SOP karena tidak
menggunakan APD lengkap, yaitu tanpa masker. Penjelasannya sudah
jelas dan rinci. Kemudian pada akhir video diperlihatkan bagaimana
gambaran sedimen urin.
Sumber 2 : https://youtu.be/dT-6WOST3Mc
Resume Video 2 : Pada video kedua, praktikan sudah sesuai SOP, sudah menggunaka APD
dengan lengkap. Di dalam video juga tidak hanya menjelaskan tentang
pemeriksaan sedimen urin tetapi juga ada pemeriksaan urin yang lain.
Dalam menjelaskan langkah-langkah juga sudah jelas. Di akhir video
disertakan gambar hasil pengamatan sedimen urin, kristal apa saja yang
dapat ditemukan dalam sedimen urin.
Kesimpulan : Kedua video menjelaskan pemeriksaan sedimen urin dengan baik dan
jelas. Menyertakan hasil pengamatan sedimen urin.
NAMA : DZAKIYYATUL MUFIDAH
NIM : P1137434119046
KELAS : DIII TLM REGA

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH


SUMBER 1 : https://youtu.be/xEnq0xir-1I
RESUME VIDEO 1 : Pemeriksaan sedimen urin dalam video ini menggunkan metode preparat
langsung, tidak menggunakan pewarna Stain Haemer Malbin. Video yang telah ditampilkan
telah sesuai dengan standar operasional kerja namun dalam video tersebut tidak ditampilkan hasil
pengamatan praktikan secara langsung. Dalam video hanya ditampilkan berbagai warna dan
bentuk sedimen urine dengan gambar seprti dalam kamus sedimen urin saja. Namun dalam video
ditampilkan penjelasan mengenai interpretasi hasil pemeriksaan sedimen urin.
SUMBER 2 : https://youtu.be/nre-qiooyag
RESUME VIDEO 2 : Pemeriksaan sedimen urin dalam video ini menggunakan metode
pewarnaan Stain Haemer Malbin. Video ini telah sesuai dengan standar operasional kerja,
praktikan menjelaskan cara melakukan pemeriksaaan dengan baik dan jelas. Praktikan
memperlihatkan hasil pemeriksaan sedimen urin yang ada dimikroskop secara langsung. Namun
dalam video ini tidak dijelaskan interpretasi hasil melainkan hanya memperlihatkan kamus
sedimen urin yang ada di dinding.
KESIMPULAN : Dari kedua video diatas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan sedimen
urin dapat dilakukan dengan dengan metode preparat langsung maupun dengan pewarnaan Stain
Haemer Malbin, pemeriksaan sedimen urin pada kedua video juga telah sesuai dengan SOP yang
berlaku.
Nama : Shafira Eka Fanny.Sy
Kelas : DIII TLM reg.A tingkat 2 smt.3
NIM : P1337434119047
URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

Sumber: https://youtu.be/t23brmlxKPA
Resume:
Berdasarkan video dari sumber yang tercantum tentang pemeriksaan sedimen urine sudah sesuai
dengan sop. Mulai dari pemakaian apd oleh laboran, pra analitik, analitik dan post analitik di
lakukan sesuai dengan standar sop yang berlaku. Pemeriksaan di lakukan dengan cukup baik
sehingga dalam video tersebut dapat dengan mudah di pahami.
Sumber: https://youtu.be/rFTZ_KVS0Fk
Resume:
Kebanyakan video pemeriksaan sedimen urine sudah sesuai dengan sop yang berlaku dan
berdasarkan video dari sumber yang tercantum sudah sesuai dengan sop. Mulai dari pemakaian
apd oleh laboran, pra analitik, analitik dan post analitik di lakukan sesuai dengan standar sop
yang berlaku. Pemeriksaan di lakukan dengan cukup baik sehingga dalam video tersebut dapat
dengan mudah di pahami.
Kesimpulan:
Berdasarkan kedua video tersebut, keduanya sudah memenuhi standar sop yang berlaku ulai dari
pemakaian apd oleh laboran, pra analitik, analitik dan post analitik. Pemeriksaan pada kedua
video juga sudah cukup baik sehingga dapat dengan muda di pahami oleh penonton
NAMA:NUR AISYAH PUTRI
NIM: P1337434119048
PRODI: D3 TLM REGULER A TINGKAT 2

Sumber video 1: https://youtu.be/8IaW9nvIPFI


Resume Video 1:
Menjelaskan perbedaan pemeriksaan sedimen urin secara native dan staining . Pemeriksaan
native menghasilkan sel epitel transparan, sitoplasma putih, hanya terlihat indeks bias tiap sel
sedangkan pemeriksaan staining tampak semua sel epitel terwarnai seperti sel pitel transisional,
epitel squamuss, bakteri, leukosit, dan eritrosit. Mulai dari alat dan bahan sampai interpretasi
hasi yang terdapat pada video ini sudah sesuai dengan SOP. Pada video tersebut, laboran juga
menjelaskan dengan baik objek yang diamati seperti apa saja yang terdapat di dalam sampel dan
cirinya. Video tersebut bagus,informatif, dan sangat efektif untuk laboran yang baru pemula.

Sumber video 1: https://youtu.be/h2HOBrMR2Gc -


Resume Video 2:
Menjelaskan pemeriksaan urin secara makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis
yaitu harus memeriksa PH,volume, Berat jenis, warna dan bau, sedangkn pada pemeriksaan
sedimen urin secara mikroskopis yaitu memeriksa eritrosit, leukosit, dan epitel lain dalam urin.
Semua langkah-langkah pemeriksaan pada video 2 ini sudah sesuai SOP, mulai dari persiapan
alat bahan hingga interpretasi hasil. Namun, kualitas video kurang bagus seperti gambar kurang
jernih. Laboran juga kurang handal dalam melakukan praktikum, tetapi informasi yang
disampaikan masih dapat diterima.
Kesimpulan: Kedua video di atas sudah sesuai dengan SOP, informatif, dan mudah diterima.
NAMA: NIDA SABILA
NIM: P1337434119049
D III TLM Tkt 2 Reg A
Kelompok 8

Sumber video 1: https://youtu.be/h2HOBrMR2Gc -


Video 1
Pada video 1 memeriksa urin secara makroskopis dan mikroskopis, yang harus di periksa pada
pemeriksaan makroskopis yaitu PH,volume, Berat jenis, warna dan bau lalu pada pemeriksaan
sedimen urin secara mikroskopis yaitu memeriksa eritrosit, leukosit, dan epitel lain dalam urin.
Semua langkah-langkah pemeriksaan pada video 1 sudah sesuai SOP yang ada dari awal
pengambilan sampel lalu melakukan pemeriksaan dan hasil semua sudah sesuai dengan SOP.
Kekurangan dari video tersebut yaitu gambar kurang begitu jernih dan si pembicara sedikit
gerogi jadi ada beberapa salah pengucapan ,Tetapi video tersebut tetap bagus dan mudah di
mengerti.
Sumber video 2: https://youtu.be/8IaW9nvIPFI
Video 2
Pada video 2 yaitu memeriksa sedimen urin secara native dan staining lalu membandingkannya.
pada pemeriksaan native menghasilkan sel epitel transparan, sitoplasma putih, hanya terlihat
indeks bias tiap sel dan pemeriksaan staining atau dengan pewarna menghasilkan tampak semua
sel epitel yang terwarnai dan tampak epitel transisional, epitel sqamus, bakteri, leukosit, dan
eritrosit. Semua langkah langkah yang terdapat pada video 2 sudah sesuai dengan SOP yang
seharusnya di lakukan. Pada video tersebut cara penyampaian yang mudah di mengerti dan di
pahami dan video juga terdapat gambar lapang pandang pada mikroskop. Video tersebut
bagus,informatif , dan sesuai dengan SOP.
Kesimpulan: kedua video di atas semuanya bagus,informatif, dan langkah-langkah yang di
lakukan sesuai dengan SOP.
NAMA : AISHA NURUL AINI
NIM : P1337434119050
KELAS : D3 TLM REG A
PRAKTIKUM URINALISA PEMERIKSAN SEDIMEN PADA URINE
A. Sumber Video 1
https://youtu.be/xEnq0xir-1I

B. Resume Video 1

Menurut saya dalam video tersebut dalam prosedurnya sudah sangat terperinci
dan bisa tau bagaimana cara penggunaan alat yang digunakan dalam peeriksaan
mikroskopis urine sudah sesuai dengan SOP yang di tentukan, serta pelaksanaannya
sesuai dengan K3 yang berlaku di laboratorium. Namun hasil pengamatan yang dilakukan
tidak di perlihatkan hanya contoh saja serta penjabaran interpretasi hasil kurang lengkap.

C. Sumber Video 2
https://youtu.be/nre-qiooyag

D. Resume Video 2

Menurut saya dalam video tersebut dalam prosedurnya sudah sangat terperinci
dan bisa tau bagaimana cara penggunaan alat yang digunakan dalam peeriksaan
mikroskopis urine dan prosedurnya sudah sesuai dengan SOP yang di tentukan ,serta
dalam pelaksananya sesuai dengan K3 yang berlaku di laboratorium. Serta interpretasi
hasil sangat jelas.

E. Kesimpulan
Perbedaan video sumber 1 dengan video sumber 2 adalah dalam prosedur dari
kedua video tersebut yaitu pada proses pewarnaanya. Pada video pertama digunakan
pewarna shih hyung untuk memperjelas elemen yang akan di amati namun pada video
kedua tidak terdapat proses pewarnaan namun masih bisa diamati elemen tetapi tidak
sejelas pada video pertama . tetapi dalam kedua video sama-sama sesuai SOP dan
pelaksaan nya juga sesuai dengan K3 yang diajarkan.
NAMA : ANASTIA DEVINAVITA
NIM : P1337434119051
DIII TLM Reg.A Tk.2

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

SUMBER 1 : https://youtu.be/Pm2V9rwOlF0 (Judul : KD 4.1.2 Teknik Pembuatan


Sedimen Urine Staining bagi ATLM)

RESUME VIDEO 1 :

Untuk video 1, penjelasannya sangat runtut mulai dari pra-analitik, analitik, dan pasca
analitik. Pemaparan mengenai alat dan bahan juga sangat komplit. Penjelasan mengenai masing-
masing alat juga sangan jelas, sebagai contoh : penggunaan cover glass sesuai dengan
ukurannya, kelebihan dan kekurangan penggunaan cover glass ukuran kecil maupun besar juga
dijelaskan. Praktikan melakukan praktikum yang sesuai SOP, penjelasan praktikan disertai
dengan tulisan juga sehingga memudahkan penonton untuk memahami. Di setiap langkah juga
disertai beberapa penjelasan yang lebih rinci dan sangat memudahkan penonton untuk lebih
memahami. Bahkan di akhir video disertai hasil dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan praktikum pemeriksaan sedimen urin.

Kekurangan dari video 1 hanya pada penjelasannya, praktikan tidak melakukan praktik
secara langsung tetapi menjelaskan dengan gambar/slide saja. Secara keseluruhan di video 1 ini
sudah sangat tepat untuk dijadikan referensi pembelajaran mahasiswa/calon ATLM.

SUMBER 2 : https://youtu.be/mts1B2JBVMY (Judul : Urinalysis Sediment)

RESUME VIDEO 2 :

Untuk Video ke-2, penjelasan mengenai langkah-langkahnya sudah sesuai dengan SOP,
Praktikan menggunakan APD yang lengkap, dan bekerja juga sesuai dengan SOP. Penjelasan
dari praktikan singkat, padat dan sangat jelas. Namun ada sedikit yang mengganggu saya saat
menonton video tersebut, yaitu di bagian pemaparan alat-alatnya yang ada di sela-sela
praktikum, sehingga saya merasa hal itu kurang tepat karena praktikan sampai lupa menjelaskan
berapa kecepatan pemusingan centrifugenya, hanya menjelaskan mengenai waktunya saja.
Alangkah baiknya jika pemaparan alat dan bahan ada di awal videonya, kemudian langkah-
langkahnya, dan terakhir pemaparan hasilnya supaya tidak mengganggu konsentrasi.

KESIMPULAN :

Dari kedua video tersebut langkah kerjanya sudah sesuai dengan SOP Pemeriksaan
Sedimen Urin, keduanya menjelaskan dengan perlahan dan mudah dipahami. Di setiap langkah
ada penjelasannya yang memudahkan penonton untuk memahami langkah praktikum sedimen
urin tersebut. Tetapi menurut saya, dari kedua video tersebut memiliki kekurangan masing-
masing.

Di Video pertama, kekurangan ada pada penjelasannya yang tidak menggunakan praktik
langsung, hanya dengan gambar dan keterangan tulisan saja. Walaupun hanya dengan begitu
sudah bisa dipahami, namun alangkah baiknya jika praktikan juga melakukan praktikumnya
secara langsung.

Di Video kedua, kekurangan ada pada penjelasannya yg kurang urut. Menurut saya,
sebaiknya penjelasan alat dan bahan ada di awal video, bukan dijelaskan saat langkahnya akan
dilakukan. Lebih bagus lagi jika di awal video sudah dipaparkan alat dan bahannya, tetapi di tiap
langkahnya juga diberikan penjelasan secara rinci.

Secara keseluruhan, dari kedua video tersebut sudah bisa dijadikan sumber referensi
pembelajaran. Namun menurut saya pribadi, saya lebih memilih Video pertama untuk dijadikan
referensi pembelajaran karena lebih urut, runtut, lengkap, dan mudah dipahami dibandingkan
dengan video ke-2
Nama : Anisa Yulia Putri
Kelas : D3 TLM Reler A tk. 2
NIM :P1337434119052
TUGAS URINANALISA DAN CAIRAN TUBUH
SUMBER 1 : https://youtu.be/Pm2V9rwOlF0
RESUME VIDEO 1 :
Berdasarkan sumber vodeo 1 yang sudah ditonton, dijelaskan dengan jelas mengenai
pemeriksaan sedimen urine dan sudah memenuhi SOP pemeriksaan sedimen urin. SOP
Pemeriksaan urine disitu juga dijelaskan seperti sebelum urine dituang ditabung untuk di
sentrifuge harus dikocok atau dihomogenkan, proses sentrifugasi yang terlalu cepat dan terlalu
lama maka akan menyebabkan tidak semua sedimen mengendap, sebelum diperiksa supernatant
harus dibuang dan sampel urine yang digunakan tidak diambil dari pasien wanita yang sedang
haid maupun dari pasien perdarahan berat saluran kemih karena dapat mempengaruhi penafsiran
hasil yang sebenarnya. Sehingga video ini sudah menerapkan SOP pemeriksaan yang
sebenarnya.
SUMBER 2 : https://youtu.be/mts1B2JBVMY
RESUME VIDEO 2 :
Berdasarkan sumber vodeo 2 yang sudah ditonton, dijelaskan dengan jelas mengenai
pemeriksaan sedimen urine dan sudah memenuhi SOP pemeriksaan sedimen urin. Dari
penghomogenna sebelum dituang kedalam tabung reaksi,memperhatikan kecepatan dan lamanya
waktu saat disentrifuge, sebelum diperiksa supernatant harus dibuang, dan sampel urine yang
digunakan tidak diambil dari pasien wanita yang sedang haid maupun dari pasien perdarahan
berat saluran kemih karena dapat mempengaruhi penafsiran hasil yang sebenarnya. Namun
dalam pemeriksaan sedimen urine dalam video ini ditambahkan pewarna tetapi tidak mengurangi
SOP nya.
KESIMPULAN :
Prosedur Urinanalisa Mikroskopis
A. Tujuan : untuk mengetahui kualitas urin secara mikroskopik
B. Prinsip :
Untuk melihat adanya sel-sel, Kristal-kristal dan sebagainya dalam urin maka dilakukan
pemeriksaan dibawah mikroskop. Hal ini dikerjakan dengan melakukan pemusingan pada
kecepatan tertentu dan waktu tertentu sehingga elemen-elemen tersebut terpisah dari
supernatannya.
C. Alat dan bahan :
Alat
- Sentrifuge
- Tabung sentrifuge
- Pipet tetes
- Obyek glass
- Dest glass
- Mikroskop
- Botol penampung urin

Bahan
- Sampel urin
- Pewarna stain haemer malbin ( bila perlu )
D. Prosedur :
- Homogenkan urin secara pelan-pelan dan sempurna.
- Masukkan urin kedalam tabung sentrifuge.
- Pusinglah dengan sentrifuge selama 5 menit pada 1500-2000 rpm.
- Tuang supernatannya dengan menuangkan isi tabung secara cepat dan tanpa bergetar
dengan endapan posisi dibagian bawah.
- Kocoklah tabung untuk mensuspensi sdimen.
- Taruhlah 2 tetes sedimen terpisah keatas sebuah obyk glass dan tutuplah dengan dect
glass.
- Periksalah sedimen itu dengan objektif keil (10x) sebagai LPK.
- Periksalah kemudian dengan objektif besar (40x) sebagai LPB.
E. Cara Melaporkan Hasil

Dilaporkan Normal + ++ +++ ++++


Eritrosit/ LPB 0-3 4-8 8-30 Lebih dari Penuh
30
Leukosit / LPB 0-4 5-20 20-50 Lebih dari Penuh
50
Silinder / 0-1 1-5 5-10 10-30 Lebih dari
kristal/LPK 30
Keterangan:
Khusus untuk Kristal Ca-oxallate : + masih dinyatakan normal; ++ dan +++ sudah
dinyatakan abnormal.
NAMA :RAKHA ARIQ PRATAMA

NIM :P1337434119053

TUGAS URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

SUMBER 1 :https://youtu.be/t23brmlxKPA

RESUME VIDEO 1 :Menurut saya video prosedur pemeriksaan sedimen urine ini sudah sesuai
dengan SOP yang baik dan benar. Pemberian zat pewarna, (pada video ini
menggunakan pewarna Stain Heamer Malbin) boleh dilakukan untuk
memperjelas hasil pengamatan di bawah mikroskop.

SUMBER 2 :https://youtu.be/rFTZ_KVS0Fk

RESUME VIDEO 2 :Menurut saya prosedur pemeriksaan sedimen urine pada video ini sudah
sesuai dengan prosedur pemeriksaan. video ini lebih menekankan pada
perbedaan hasil pengamatan sedimen urin dengan percepatan centrifuge
yang berbeda-beda. penjelasan dari video ini cukup lengkap dari
prosesnya hingga perbedaan hasil pengamatannya.

KESIMPULAN :Prosedur pemeriksaan sedimen urin pada kedua video tersebut sudah
sesuai dengan SOP yang benar. Keduanya sama-sama mudah dipahami,
namun hanya saja ada beberapa prosedur yang berbeda tetapi tidak
mempengaruhi hasil pemeriksaannya.

Anda mungkin juga menyukai