Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK

IDENTIFIKASI ASETOSAL PADA SAMPEL URIN A

Dosen Pembimbing : Dra. Angki Purwanti, Apt., M.Si

Dra. Diah Lestari, MKM

Disusun Oleh :

DEFRI NIAMAYTAMI

P3.73.34.1.17.006

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK

Nama : Defri Niamaytami

NIM : P3.73.34.1.17.006

Kelompok : Kelompok A

Tanggal Praktikum : Senin, 25 Maret 2019

Judul Praktikum : Identifikasi Asetosal Dalam Sampel Urin A

Tujuan : Untuk Mengetahui adanya kandungan Asetosal dalam urin.

Dasar Teori :

Asam asetilsalisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisilat asetat dan yang
paling terkenal adalah aspirin (brandname product dari Bayer). Serbuk asam asetilsalisilat
dari tidak berwarna atau kristal putih atau serbuk atau granul kristal yang berwarna putih.
Asam asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi terdegradasi perlahan jika terkena uap air
menjadi asam asetat dan asam salisilat. Nilai titik lebur dari asam asetilsalisilat adalah 135oC.
Asam asetilsalisilat larut dalam air (1:300), etanol (1:5), kloroform (1:17) dan eter (1:10-15),
larut dalam larutan asetat dan sitrat dan dengan adanya senyawa yang terdekomposisi, asam
asetilsalisilat larut dalam larutan hidroksida dan karbonat.

Asetosal (asam salisilat atau aspirin) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat
yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik
(terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan
digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung dan
gangguan sistem pembuluh darah.

Keberadaan asam asetilsalisilat dapat dideteksi secara kualitatif melalui tes warna
setelah mengalami reaksi hidrolisis terlebih dahulu, antara lain dengan menggunakan
pereaksi McNally akan memberikan warna merah, dan dengan besi(III) akan memberikan
warna ungu-biru.

Metabolit utama asam asetilsalisilat dalam tubuh adalah asam salisilat setelah melalui
proses eliminasi-hidrolisis. Dikarenakan reaksi hidrolisisnya yang cepat, hanya sedikit saja
asam asetilsalisilat yang diekskresikan tidak berubah dalam urin dan secara esensinya,
seluruh asam asetilsalisilat tereliminasi menjadi asam salisilat dalam urin dan beberapa
metabolit lainnya.

Prinsip :

Asetosal setelah diekstraksi dengan eter pada pH 3-4 (HCl 2N), bereaksi dengan CuSO4
dalam suasana asam (Asam asetat 10%) dengan katalisator panas, membentuk larutan
berwarna merah.
Alat dan Bahan : Alat :

- Tabung Reaksi - Pipet Tetes


- Rak Tabung - Rotator
- Tabung Sentrifuge - Cawan Porselein
- Waterbath - Beaker glass
- Kertas pH
- Spatel
- Bulb
- Pipet Ukur

Bahan :

- Sampel Urin A - NaNO3


- Asetosal - Eter
- Aseton - pH Universal
- Aquadest - HCl 2N
- CUSO4 dalam
HAc 10%
Prosedur Kerja :

A. Kontrol Positif (+) :


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan sepucuk asetosal + etanol 90% sebanyak 0,5 mL
3. Tambahkan aquadest 1,5 mL, dan aseton 3 tetes
4. Tambahkan 3-4 tetes pereaksi (CUSO4 0,5% dalam HAc 10%) serta tambahkan
sepucuk NaNO2 (bubuk)
5. Panaskan dalam waterbath 10-15 menit
6. Larutan akan mengalami perubahan warna menjadi merah
B. Kontrol Negatif (-) :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan 2 mL aquadest
3. Tambahkan aseton 3 tetes
4. Tambahkan 3-4 tetes pereaksi (CUSO4 0,5% dalam HAc 10%) serta tambahkan
sepucuk NaNO2 (bubuk)
5. Panaskan dalam waterbath 10-15 menit
6. Laruta tidak mengalami perubahan warna (kuning kehijauan)

C. Sampel :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan 2 mL sampel urin A ke dalam tabung sentrifuge (pH urin 3-4) :
 Jika pH > 3-4, maka ditambahkan larutan 𝐻𝐶𝑙 2N lalu diukur pHnya.
 Jika pH < 3-4, maka ditambahkan 𝑁𝑎𝑂𝐻 lalu diukur pHnya.
3. Ditambahkan eter (perbandingan volume 1:1) sebanyak 2 mL.
4. Diekstraksi (dengan rotator) selama 15 menit.
5. Diambil fase eter menggunakan pipet tetes lalu dimasukkan ke dalam cawan.
6. Ditambahkan eter (perbandingan volume 1:1) sebanyak 2 mL.
7. Diekstraksi (dengan rotator) selama 15 menit.
8. Diambil fase eter menggunakan pipet tetes lalu dimasukkan ke dalam cawan.
9. Dikeringkan fase eter tersebut menggunakan waterbath.
10. Ditambahkan 2-3 tetes larutan Aseton ke dalam cawan berisi residu.
11. Ditambahkan 1-2 mL aquadest.
12. Ditambahkan 2-3 tetes larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 dalam HAc 10%.
13. Ditambahkan sedikit atau beberapa butir 𝑁𝑎𝑁𝑂2 .
14. Dipanaskan menggunakan waterbath selama beberapa menit:
15. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi :
 Hasil positif : larutan berwarna Merah Cerry
 Hasil negatif : larutan berwarna Hijau Apel.
16. Dicatat hasil pemeriksaan.

Hasil Pengamatan

Kontrol Positif (+) Kontrol Negatif (-) Sampel

Larutan Berwarna Merah Larutan Berwarna Hijau Larutan Berwarna Merah


Cerry Apel Cerry

Kesimpulan :

Dari praktikum yang telah dilakukan pada sampel urin A, didapatkan hasil positif
mengandung Asetosal.
Mengetahui,

Pembimbing Pembimbing

Dra. Angki Purwanti, Apt, M.Si Dra. Diah Lestari, MKM

Praktikan

Defri Niamaytami

Anda mungkin juga menyukai