Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK

IDENTIFIKASI PARASETAMOL PADA SAMPEL URIN A

Dosen Pembimbing : Dra. Angki Purwanti, Apt., M.Si

Dra. Diah Lestari, MKM

Disusun Oleh :

DEFRI NIAMAYTAMI

P3.73.34.1.17.006

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK

Nama : Defri Niamaytami

NIM : P3.73.34.1.17.006

Kelompok : Kelompok A

Tanggal Praktikum : Senin, 18 Maret 2019

Judul Praktikum : Identifikasi Parasetamol Dalam Sampel Urin A

Tujuan : Untuk Mengetahui adanya kandungan Parasetamol dalam urin.

Dasar Teori :

Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer dan
digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan demam.
Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Ia aman dalam dosis
standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering
terjadi.

Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol
tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID.
Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu
gumpalan darah, ginjal atau duktus arteriosus pada janin.

Prinsip :

Paracetamol setelah diekstraksi dengan eter pada pH 3-4 (HCl 2N), bereaksi dengan NaNo2
dalam suasana H2SO4 membentuk senyawa berwarna ungu.

Reaksi :

Alat dan Bahan : Alat :

- Tabung Reaksi - Pipet Tetes


- Rak Tabung - Rotator
- Tabung Sentrifuge - Cawan Porselein
- Waterbath
Bahan :

- Sampel Urin B - Pereaksi Liebermann ( 1 gr


- Parasetamol NaNO2 dalam 10 ml H2SO4
- Aseton Pekat)
- Aquadest
Prosedur Kerja :

A. Kontrol Positif (+) :


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Masukkan sepucuk parasetamol dan 0,5 mL etanol 96%
3. Homogenkan dan ad aquadest hingga 2 mL
4. Tambahkan 2 mL eter
5. Lakukan ekstraksi dengan rotator selama 15 menit
6. Ambil ekstraksi eternya ke cawan penguap dan cawan diletakkan di waterbath
7. Tunggu hingga kering lalu teteskan 1- 2 tetes larutan liberman
8. Amati perubahan warna yang terjadi (warna violet)
B. Kontrol Negatif (-) :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Masukkan aquadest 2 mL
3. Tambahkan 2 mL eter
4. Lakukan ekstraksi dengan rotator selama 15 menit
5. Ambil ekstraksi eternya ke cawan penguap dan cawan diletakkan di waterbath
6. Tunggu hingga kering lalu teteskan 1- 2 tetes larutan liberman
7. Amati warna yang terbentuk (tidak berubah menjadi warna violet)
C. Sampel :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan 2 mL sampel urin A ke dalam tabung sentrifuge (pH urin 3-4) :
 Jika pH > 3-4, maka ditambahkan larutan 𝐻𝐶𝑙 2N lalu diukur pHnya.
 Jika pH < 3-4, maka ditambahkan 𝑁𝑎𝑂𝐻 lalu diukur pHnya.
3. Ditambahkan eter (perbandingan volume 1:1) sebanyak 2 mL.
4. Diekstraksi (dengan rotator) selama 15 menit.
5. Diambil fase eter menggunakan pipet tetes lalu dimasukkan ke dalam cawan
porselein.
6. Diulangi ekstrasi sebanyak 2 kali.
7. Dikeringkan fase eter tersebut menggunakan waterbath.
8. Ditambahkan 1 tetes pereaksi Liebermann ke dalam cawan porselein berisi residu.
9. Dihomogenkan dengan menggoyangkan cawan sebentar.
10. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi.
11. Dicatat hasil pemeriksaan.

Interpretasi Hasil :

 Hasil positif : larutan berwarna violet


 Hasil negatif : larutan berwarna kuning muda
Hasil Pengamatan :

Kontrol Positif (+) Kontrol Negatif (-) Sampel

Larutan berwarna violet Larutan berwarna kuning Larutan berwarna kuning


muda muda

Kesimpulan :

Dari praktikum yang telah dilakukan pada sampel urin B, didapatkan hasil positif
mengandung Parasetamol.

Mengetahui,

Pembimbing Pembimbing

Dra. Angki Purwanti, Apt, M.Si Dra. Diah Lestari, MKM

Praktikan

Defri Niamaytami

Anda mungkin juga menyukai