Anda di halaman 1dari 57

PANDUAN

PRAKTIKUM

URINALISA
DAN CAIRAN
TUBUH

Program Studi Diploma Tiga Analis Kesehatan


Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains Teknologi
Universitas Borneo Lestari
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha penyayang serta
dengan rahmat dan karunia-Nya, penyususn dapat menyelasaikan buku PANDUAN PRAKTIKUM
URINALISA DAN CAIRAN TUBUH sebagai pegangan bagi mahasiswa semester III Program Studi
Diploma Tiga Analis Kesehatan.
Pembuatan buku ini sangatlah berguna karena banyak mengurangi kegiatan untuk
menulis selama praktikum, sehingga mahasiswa mempunyai lebih banyak waktu untuk
melakukan percobaan, analisa serta pengamatan. Dengan demikian perlu suatu panduan yang
sifatnya praktis dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
Ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas Borneo Lestari yang telah memberikan
dorongan dan fasilitasnya, juga pada rekan-rekan yang telah membantu sehingga terselesainya
buku ini.
Namun penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, karena itu
sangatlah mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan buku ini dikemudian hari

Tim Penyusun

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 1


TATA TERTIB PRAKTIKUM

 Mahasiswa harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, dan tidak diperbolehkan
meninggalkan ruangan sebelum waktu yang telah ditetapkan.
 Mahasiswa diwajibkan membawa kotak perlengkapan praktek yang berisi korek api, kain
lap, korokan besar dan kecil, sabun cair, tissue lensa, pensil berwarna, buku panduan
praktikum Kimia Klinik I serta alat tulis lainnya yang diperlukan.
 Mahasiswa diwajibkan untuk memakai seragam sesuai ketentuan akademik dan jas
laboratorium yang bersih dan rapi selama praktikum.
 Selama praktikum dilarang makan, minum, merokok dan ramai di dalam laboratorium.
 Bila mahasiswa berhalangan hadir, harus ada pemberitahuan secara tertulis kepada
pembimbing sebelum praktikum dimulai, dan wajib mengajukan peraktek susulan dengan
cara menghubungi koordinator/pembimbing terlebih dahulu serta wajib mematuhi peraturan
Akademi yang berlaku untuk keperluan praktikum susulan.
 Setelah selesai praktikum setiap kelompok diwajibkan membersihkan meja praktiknya dan
mengembalikan alat ke dalam lemari masing-masing sekaligus mengecek dan mengontrol
semua alat-alat yang ada didalam lemari kelompok masing-masing sekaligus mengecek
dan mengontrol semua alat-alat yang ada di dalam lemari kelompok masing-masing serta
bertanggung jawab terhadap kondisi alat tersebut, apabila ada kerusakan, pecah atau
hilang diwajibkan untuk mengganti dengan jangka waktu 1 minggu.

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 2


PRAKTIKUM KIMIA KLINIK I
URINALISA

Urine adalah bahan buangan tubuh yang berupa cairan dan dikeluarkan melalui system
urogenital. Di dalam urine terdiri dari 95 % air, 2 urea dan 3 % bahan-bahan organik dan
anorganik yang lain. Produksi urine selama 24 jam kurang lebih 1500 ml namun volume ini
dapat berubah tergantung dari intake ke dalam tubuh serta factor-faktor yang lainnya. Dengan
demikian untuk dapat membantu menentukan status kesehatan seseorang salah satunya dapat
dilakukan pemeriksaan urine yang disebut dengan urinalisa.
Berdasarkan kepentingan klinisnya, urinalisa dibagi menjadi :
A. Urinalisa rutin yang terdiri dari :
 Pemeriksaan makroskopis ( volume, warna, bau, buih, kekeruhan, BJ dan PH )
 Pemeriksaan Mikroskopis ( LPK dan LPB )
 Pemeriksaan Kimiawi
B. Urinalisa indikasi, antara lain :
 Urobilin
 Urobilinogen
 Bilirubin
 Benda keton
 Darah samar
 Protein kuantitatif (Esbach)

1. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
Sampel
a. Jenis : Urine segar, sangat dianjurkan urine pagi pertama yang
telah terkonsentrasi selama 8 jam di kandung kemih.

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 3


Untuk pemeriksaan kimia urine dapat dipakai urine
sewaktu, tapi lebih dianjurkan urine pagi.
b. Waktu pengambilan : Sebaiknya pagi hari, dan urine yang ditampung adalah
midstream urine. Jika pasien tidak dapat berkemih, dan
tidak dianjurkan untuk minum.
c. Stabilitas : Spesimen harus segar ( kerjakan kurang dari 2 jam
setelah penampungan ). Jika tidak segera dikerjakan,
simpan pada suhu 2-8 ˚C stabil selama 8 jam dengan
penyimpanan ditempat gelap.
Prosedur Kerja
a. Pengukuran volume urine :
 Sediakan beaker glass atau gelas ukur, sampel urine dikocok sampai homogen
 Pindahkan semua urin ke dalam gelas ukur, amati volumenya
 Masukkan kembali ke dalam pot urine
b. Warna
- Tuang sampel dalam tabung reaksi yang bersih sebanyak ¾ tabung
- Nilai warna urine dibawah penerangan yang baik dan melewati wadah sampel
dengan latar belakang putih.
- Laporkan warna yang dilihat
c. Kejernihan
- Campur dengan baik sampel urine
- Tuang dalam tabungreaksi yang bersih
- Pegang tabung reaksi didepan sumber sinar (lampu)
- Semua sampel dinilai terhadap bahan cetakan, contoh : kertas koran / bahan bacaan
- Nilai kejernihan dari sampel tersebut
 Jernih : Tidak kelihatan adanya partikel-partikel

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 4


 Agak keruh : Kelihatan beberapa partikel dimana tulisan pada kertas
koran tidak berubah atau tidak mengabur ketika dilihat
didepan tabung sampel
 Keruh : Kertas koran dapat dilihat dari depan tabung sampel, tetapi
hurufnya berubah atau kabur.
 Sangat keruh : Kertas koran tidak dapat dilihat dari depan tabung sampel
d. Berat Jenis ( Refraktometer )
- Bersihkan permukaan prisma dan penutup dari alat dan keringkan.
- Teteskan 1 tetes urine dengan pipet tetes, pada bagian dari alat yang ada
lensanya
- Tutup penutupnya dengan benar. Cairan akan menyebar ke seluruh bagian
prisma dari alat.
- Arahkan alat pada cahaya, lihat pada lensa mata alat, dan BJ dibaca pada angka
yang ditunjukkan oleh garis pemisah antara bagian terang dan gelap, tulis hasil
- Cuci permukaan kaca dan tutup dari alat dengan air dan keringkan
e. pH urine
- Celupkan strip pH universal ke dalam tabung reaksi dan tunggu beberapa saat,
strip ph diangkat dan dianginkan beberapa saat.
- Baca pH dengan membandingkan dengan warna strip pH dengan warna standar
yang terdapat pada strip pH universal.

2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Metode : Manual
Tujuan : Untuk mengetahui unsur-unsur sedimen Urin baik yang organik maupun
anorganik
Prosedur Kerja
- Sentrifuse urin 3 – 5 ml dengan kecepatan 1500 rpm selama 5 menit

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 5


- Tuang/teteskan sedimen hasil sentrifuse ke atas objek glass kemudian tutup dengan
kaca penutup
- Liat sediaan sedimen dengan mikroskop pada LPK maupun LPB
- Catat hasil pengamatan pada lembar hasil.

- Unsur-unsur sedimen antara lain :


Unsur organik Unsur anorganik
Leukosit…/LPB * Normal
Eritrosit…/LPB a. Kristal dalam sususnan asam
Epitel…/LPK (asam urat, calcium oxalate)
Silinder Epitel…/LPK b. Kristal dalam sususnan basa
Silinder Hyalin…/LPK (tripel fosfat, calcium fosfat, calcium
Silinder granula kasar…/LPK carbonat)
Silinder garnula halus…/LPK * Abnormal
Silinder Leukosit…/LPK - Kristal Cystin
Silinder Eritrosit…/LPK - Amorf
Silinder Lemak…/LPK - Parasit/Bakteri

- Pelaporan hasil dan nilai normal


No Unsur yang ditemukan Nilai Normal
1 Eritrosit 0-2 / LPB
2 Leukosit 0-5 / LPB
3 Sillinder Negatif, kec sel hyaline 0-2 / LPK
4 Epitel < 10 / LPK
5 Bakteri Negatif

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 6


Kristal Abnormal :
Cholesterol, cystine,tyrosine,
sulfonamide, bilirubin
6
Normal :
Ca.Oxalat, Triple fosfat, asam urat,
amonium biurat, amorf urat
Lain-lain Catatan
- Spermatozoa (+) Sedikit : ada beberapa
7 - Benang mukosa (++) cukup : mudah dilihat
- Sel ragi dan hypha (+++) banyak : menyolok
- Trichomonas

3. PEMERIKSAAN KIMIAWI
Pemeriksaan reduksi urin/Glukosa urin
a. Metode : Benedict
b. Tujuan : Untuk mengetahui adanya Glukosa dalam urin
c. Prinsip : Dalam suasana alkali kuat dengan pemanasn gula-gula akan
mereduksi ion cupri menjadi cupro yaitu CuOH yang berwarna
merah tergantung dari jumlah teduktor yang terdapat dakam
urin.
Reagen benedict terdiri dari :
- CuSO4.5H2O 17,3 gram
- Na carbonat anhidrat 100 gram
- Na citrate 173 gram
d. Prosedur Kerja :

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 7


- Siapkan tabung reaksi panjang yang besih dan kering, isi dengan 2,5 cc Benedict
tambahkan kedalamnya 3-4 tetes sampel urin, campur sampai bener-bener
homogeny.
- Panaskandengn waterbth suhu 100oC selama 2 menit atau dengan lampu
sepirtus, angkat dan dinginkan sebentarsampai hangat-hangat kukudan
selanjutnya baca hasil perubahan warnanya.
Simbol Warna Nilai (gr/dl)
Kontrol
Tetap biru jernih -
Negatif
Negatif Biru jernih atau sedikit kehijauan 0 – 0,1
(+) Hijau Kekuningan endapan kuning 0,5 – 1
(++) Kuning Kehijauan endapan kuning 1 – 1,5
(+++) Kuning kemerahan endapan merah 1,5 – 2,5
(++++) Merah bata endapan merah 2,5 – 4

Pemeriksaan Protein / Albumin urin


a. Metode : Bang ( As. Asetat 6 % )
b. Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein / albumin dalam urin
c. Prinsip : Dalamsuasana asam dan dengan pemanasan protein akan
terjadi denaturasi dengan terbentuk kekeruhan sampai
endapan.
Reagent Bang ( As. Asetat 6 % ) terdiri dari :
- Na Asetat 11,8 gram
- As asetat glacial 5,85 ml
d. Prosedur kerja :
- Sentrifuse 3 – 5 ml sampel urin dengan kecepatan 1500 rpm selama 5 menit.
- Pisahkan antara supernatant dengan sedimen dengan baik dan hati-hati, supernatant
dipakai untuk pemeriksaan sedangkan sedimen dapat digunakan untuk keperluan
pemeriksaan mikroskopis urin.
- Masukkan 2,5 ml supernatant kedalam tabung reaksi panjang, tambahkan
kedalamnya 3 – 5 tetes reagen bang, campur sehomogen mungkin.

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 8


- Panaskan dengan waterbath suhu 1000C selama 2 menit atau dengan lampu spirtus,
angkat dan dinginkan sebentar sampai hangat-hangat kuku dan selanjutnaya baca
hasil terhadap kekeruhan yang terbentuk.
e. Hasil dan interpretasi Nilai Normal
Simbol Warna Nilai (mg%)
Kontrol Negatif Tetap jernih -
Negatif Tetap jernih < 10
Ada kekeruhan dengan latarbelakang
(+) 10 – 50
tulisan masih terbaca
Kekeruhan jelas dengan latar belakang
(++) 50 – 200
tulisan tidak terbaca
(+++) Kekeruhan berkeping-keping 200 – 500
(++++) Endapan menggumpal > 500

Pemeriksaan Urobilin

a. Metode : Schlesinger

b. Tujuan : Untuk mengetahui adanya urobilin dalam urin

c. Prinsip : Urobilin deengan reagen Schlesinger akan terbentuk Flourecensi hijau


d. Reagensia :
- Schlesinger (Zinc asetat 10 gram dalam 100 ml Alkohiol 98%)
- Larutan Lugol
- 12 (yodium) 1 gram
- KI (kalium iodide) 2 gram
- Aquades 300 ml
e.Prosedur Kerja
- Masukkan urin 5 cc kedalam tabung reaksi dan tambahkan 2 tetes lugol, kocok
sehomogen mungkin.

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 9


- Tambahkan 7,5 cc reagen Schlesinger dan kocok dengan sempurna.
- Saring dengan sempurna sehingga didapat filtrate yang jernih, selanjutnya baca warna
filtrat dengan latar belakang hitam.

Pemeriksaan Urobilinogen

a. Metode : Wallace Diamon


b. Tujuan : Untuk mengetahui adanya Urobilinogen dalam Urin
c. Prinsip : Urobilinogen dengan paradimetil amino benzaldehid akan
membentuk komplek warna merah anggur
d. Reagen Ehrlich :
- Paradimetil amino benzaldehid 2 gram dilarutkan dengan 20 c larutan HCL 37%
- Ditambah Aquades hingga 100 cc, simpan dalam botol coklat
e. Cara Kerja dan Hasil pemeriksaan :
- Masukkan 5 cc urin ke dalam tabung reaksi, tambahkan 0,5 cc reagen Ehrlich, kocok
dengan sempurna sehomogen ,mungkin.

Metode Cara kerja

0,5 cc reagen

Ehrlick

Wallece diamond
5 cc urin

Kocok dengan aempurna

Pemeriksaan Bilirubin

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 10


a. Metode : 1. Harrison
2. Hawkinson
b. Tujuan : Untunk mengetahui adanbya Bilirubin pada urin seseorang
c. Prinsip : Barium Clorida (BaCl2) bereaksi dengan sulfat dalam urin membentuk
endapan barium sulfat (BaSO4) dan bilirubin akan menempel pada
molekul ini yang dapat mereduksi ferri clorida (FeCl3) menjadi senyawa
yang berwarna hijau.
Reagen Harrison:
- Reagen Fouchet
FeCl3 0,9 gram dilarutkan dalam trichlorasetat 25% sampai 100 ml
- Reagen BaCl2 10%
BaCl2 10 gram dilarutkan dalam 100 ml aquades.
Reagen Hawkinson:
- Kertas saring yang telah dibubuhi BaCl2 10%

e. Prosedur Kerja
Harrison
- Masukkan urin 5 cc kedalam tabung reaksi dan tambahkan 5 cc BaCl2 kocok sampai
homogeny.
- Saring dengan kertas saring sampai endapan tertahan semua pada kertas saring.
- Selanjutnya keringkan sebentar dan tetesi endapan dengan 1 tetes reagen Fouchet, lihat
perubahan warna pada hasil tetesan.
Hawkinson
- Tetesi 1 – 2 tetes urin pada kertas saring yang mengandung BaCl2 yang telah
dikeringkan.

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 11


- Teteskan di atas tetesan tadi dengan 2 – 3 tetes reagen Fouchet, lihat perubahan warna
pada hasil tetesan.

Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup


- Metode : Carik Celup
- Tujuan : Untuk mengetahui leukosit, nitrit, urobilinogen, protein, pH, occult
blood, berat jenis, keton, bilirubin dan glukosa dalam urin
- Prosedur Kerja :
 Sampel dicampur hingga nomogen dan tidak boleh di sentifuse
 Tuang tabung ke dalam tabung panjang sesuai dengan tinggi strip
 Celupkan strip ke sampel sampai semua bagian tercelup, pencelupan
jangan terlalu lama
 Kelebihan sampel, sapukan pada pinggiran tabung atau dapat dengan
menyentuhkan ke tisu
 Baca strip dengan cara membandingkan dengan warna yang ada di botol
reagen carik celup tersebut
 Tuliskan hasil di table hasil pengamatan.

TABEL HASIL PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS


Unsur yang Interpretasi
No Hasil pengamatan
ditemukan Nilai Normal Kesimpulan
1 Eritrosit 0-2 / LPB
2 Leukosit 0-5 / LPB
Silinder Negatif, kec sel hyaline 0-
3
2 / LPK
4 Epitel < 10 / LPK
5 Bakteri Negatif / LPB
Abnormal :
Cholesterol,
6 cystine,tyrosine,
Kristal sulfonamide, bilirubin
Normal :
PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 12
Ca.Oxalat, Triple fosfat,
asam urat, amonium
biurat, amorf urat
7 Lain-lain

HASIL PEMERIKSAAN Reduksi Urine

Simbol Warna Nilai Normal(gr/dl) Hasil pemeriksaan


Kontrol Negatif Tetap biru jernih -
Biru jernih atau
Negatif 0 – 0,1
sedikit kehijauan

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 13


Hijau Kekuningan
(+) 0,5 – 1
endapan kuning
Kuning Kehijauan
(++) 1 – 1,5
endapan kuning
Kuning kemerahan
(+++) 1,5 – 2,5
endapan merah
Merah bata
(++++) 2,5 – 4
endapan merah

Simbol Warna Nilai Normal (mg%) Hasil pemeriksaan


Kontrol Tetap jernih -

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 14


Negatif
Negatif Tetap jernih < 10
Ada kekeruhan dengan
(+) latarbelakang tulisan 10 – 50
masih terbaca
Kekeruhan jelas dengan
(++) latar belakang tulisan 50 – 200
tidak terbaca
Kekeruhan berkeping-
(+++) 200 – 500
keping
(++++) Endapan menggumpal > 500
Hasil dan interpretasi pemeriksaan Albumin

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 15


HASIL PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI Urobilin

Hasil pemeriksaan Interpretasi

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 16


HASIL PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI Urobilinogen

Interpretasi
Hasil Pemeriksaan
Normal Hasil Pemeriksaan

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 17


HASIL DAN INTREPRETASI Bilirubin Urine

Hasil Interpretasi
Metode Cara Kerja
Pemeriksaan Normal Hasil pemeriksaan
Harrison Negatif

Hawkinson Negatif

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 18


HASIL DAN INTERPRETASI HASIL CARIK CELUP

No Parameter Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan Kesimpulan


1 Kejernihan Jernih
2 Bau Pesing
3 Warna Kuning muda
4 Leukosit Negatif
5 Nitrit Negatif
6 Urobilinogen Normal
7 Protein Negatif
8 pH 4,5 – 8,0
9 Occult Blood Negatif
10 BJ 1.005 – 1.030
11 Ketone Negatif
12 Bilirubin Negatif
13 Glukosa Negatif

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 19


KESIMPULAN :

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 20


ANALISA LIQUOR CEREBRO SPINALIS ( LCS )

Liquor Cerebro Spinalis atau LCS dalam susunannya merupakan cairan yang terjadi oleh
proses ultrafiltrasi dari plasma darah dan dipengaruhi juga oleh faktor sekresi oleh Plexus
Choriodeus KArena itu cairan otak bukan transudat belaka, akan tetapi – seperti transudat –
susunan LCS juga selalu dipengaruhi oleh beberapa macam zat dalam plasma darah
Pengambilan LCS dilakukan dengan maksud diagnostik atau untuk melakukan tindakan
terapi. Kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat memberikan petunjuk kea rah suatu poenyakit
susunan saraf pusat, baik yang mendadak, yang kronis dan juga pasca trauma.
LCS biarsanya diperoleh dengan melakukan pungsi ke dalam Cavum Subarachnoidale
bagian lumbal (antara lumbal 3-4). Selain itu dapat dilakukan juga pungsi Suboccipital ke dalam
Cisterna magna atau pungsi Ventrikelm sesuai indikasi klinik.
Jumlah cairan yang diambil dengan pungsi harus disesuaikan dengan jenis-jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan dengan cairan itu, untuk melakukan bermacam-macam
pemeriksaan jarang diperlukan lebih dari 15 ml. LCS dapat diperiksa dengan cara-cara
makroskopi, mikroskopi, kimia, bakteriologi dan serologi. Cara menampung bahan ini
hendaknya disesuaikan pula dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan dengan prognosa
macam penyakit. Biasanya 10 ml perpungsi kemudian dimasukkan dalam 3 tabung.
 Tabung I diisi 1 ml
Dibuang (tidak dipakai untuk pemeriksaan) karena kemungkinan bahan tersebut
bercampur dengan darah pada waktu melakukan pungsi atau penyedotan
 Tabung II diisi 7 ml
Digunakan untuk pemeriksaan serologi, bakterologi dan kimia
 Tabung III diisi 2 ml
Digunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, diffcount dan protein kuantitatif
Apabila yang dikehendaki pemeriksaan-pemeriksaan tanpa bakteriologi, tabung yang
kedua dan ketiga diisi langsung melalu jarum pungsi dengan sama banyaknya cairan otak (2-4
ml) dan boleh dipakai untuk pemeriksaan-pemeriksaan non bakteriologis.

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 21


Sediakan pula tabung yang berisis sejumlah kecil larutan Natrium citrat 20 %. Tabung ini
digunakan jika diperkirakan bahwa cairan otak itu akan membeku, yaitu kalau cairan otak
keruh, xantochrom atau bercampur darah. Untuk mencegah terjadinya pembekuan diperlukan
0,01 ml larutan Na. Citrat 20 % untuk setial 1 ml cairan otak. Jika menghendaki pemeriksaan
bakteriologis, tabung yang digunakan harus tabung steril yang isinya kemudian digunakan
untuk bakterioskopi atau pembiakan. Jika diperlukan, laboratorium dapat menyediakan tabung
yang telah berisi suatu medium biakan khusus.
Tabung-tabung penampung cairan otak harus sangat bersih dan terang, pengalaman telah
membuktikan bahwa hasil makroskopis, mikroskopiss dan kimiawi menjadi tanpa arti
dikarenakan tabung yang tidak memenuhi syarat.
Pemeriksaan terhadap LCS antara lain:
A. Makroskopik
- Warna
- Kekeruhan
- pH
- BJ
- Bekuan
B. Kimiawi
- Protein
- Glukosa
- Chlorida
C. Mikroskopik
- Hitung jumlah leukosit
- Hitung jenis leukosit / diffcount
- Bakterioskopi
D. Bakterologi
- Pembiakan bakteri

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 22


PRAKTIKUM

Materi : Pemeriksaan Makroskopik LCS


Cara Kerja :
A. Pemeriksaan warna dan koagulasi
1. Masukkan 5 ml sampel LCS ke dalam tabung reaksi
2. Kocok homogeny, kemudian amati warna, kekeuruhan dan koagulasi
B. Pemeriksaan pH LCS
1. Masukkan 5 ml sampel LCS ke dalam tabung reaksi
2. Celupkan strip pH universal, angkat dan tiriskan. Lap bagian belakang strip dengan tissue
3. Bandingkan perubahan warna strip pH universal dengan standar pH dan tentukan pH LCS
C. Pemeriksaan BJ dengan refraktometer
1. Buka penutup prisma refraktometer, bersihkan permukaan prisma dengan tissue lensa
2. Teteskan 1 tetes LCS di atas permukaan prima refraktometer
3. Tutup penutup prisma secara perlahan agar seluruh sampel menutupi permukaan
prisma
4. Amati skala melalui eye place dengan posisi refraktometer sejajar mata dan menghadap
sumber cahaya yang cukup
5. Baca skala pada garis batas yang memotong skala
6. Bersihkan permukaan prisma dengan tissue basah, kemudian keringkan dengan tissue
kering secara perlahan.

Cara Pelaporan :
 Tuliskan warna, kekeruhan, dan ada atau tidaknya koagulasi serta bentuk koagulasi
dalam samel LCS yang diamati secara visual, contoh :
- Warna : tidak berwarna, keabuan, kuning, coklat, atau merah
- Kekeruhan : jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 23


- Koagulasi : ada atau tidak ada. Jika ada, bekuan halus, menyusun keeping-
kepingg, menyusun serat-serat, menyerupai selaput besar atau
kasar
 Tuliskan angka dari strip pH yang dibandingkan sesuai standar
 Tulis angka BJ pada garis yang memotong skala

Nilai Normal :
 Warna : tidak berwarna
 Kekeruhan : jernih
 Koagulasi : negative
 pH : Basa + 7,31
 BJ : 1.003 – 1.008

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 24


PRAKTIKUM

Materi : Pemeriksaan Kimiawi LCS

A. PEMERIKSAAN PROTEIN KUALITATIF


Metode Busa
Cara Kerja :
1. Masukkan 5 ml sampel LCS ke dalam tabung reaksi
2. Kocok dengan kuat, biarkan selama 2-5 menit
3. Amati busa yang terbentuk dan perubahannya (cepat atau lambatnya
menghilang)

Cara Pelaporan
Tuliskan ada tidaknya busa dan perubahannya

Interpretasi :
Terbentuk busa dan cepat hilang (1 – 2 menit) : Kadar protein normal
Terbentuk busa dan lambat hilang (> 5 menit) : Kadar protein meningkat

Nilai Normal :
Terbentuk busa dan cepat hilang

Metode Pandy
Prinsip
Reagen Pandy yaitu larutan phenol jenuh dalam air akan bereaksi dengan globulin dan
albumin membentuk kekeruhan

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 25


Cara Kerja :
1. Masukkan 1 ml reagen Pandy (Phenol liquefactum 10 ml + Aquadest 90 ml)
dalam tabung serologi kecil
2. Tambahkan 1 tetes LCS tanpa sedimen
3. Amati terbentuknya keruhan atau tidak adanya saat penetesan

Cara Pelaporan
Positif atau negatif

Interpretasi
Positif : ada kekeruhan
Negatif : tidak ada kekeruhan

Nilai Normal
Negatif

Metode Nonne – Apelt


Prinsip
Reagen Nonne yaitu larutan ammonium sulfat dalam air akan bereaksi dengan globulin
membentuk kekeruhan

Cara Kerja :
1. Masukkan 0,5 – 1 ml reagen Nonne (Ammonium sulfat 80 gr + aquadest 100 ml)
dalam tabung reaksi kecil yang bergaris tengah sekitar 7 mm
2. Dengan hati-hati masukkan sama banyak LCS tana sedimen ke dalam tabung
tersebut sehingga kedua cairan terpisah menjadi dua lapisan

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 26


3. Diamkan 3 menit, amati terbentuknya cincin putih pada perbatasan kedua
lapisan

Cara Pelaporan
Positif atau negatif

Interpretasi
Positif : ada cincin putih diantara kedua lapisan
Negatif : tidak terdapat cincin putih diantara kedua lapisan

Nilai normal
Negatif

B. PEMERIKSAAN PROTEIN KUANTITATIF


Kadar protein dapat diukur dengan bermacam cara yang menggunakan fotokolorimeter atau
turbidimeter. Cara fotokolorimeter yaitu dengan mengukur absorbansi warna larutan dari hasil
reaksi biuret atau mengukur warna hasil reaksi tirosin atau triptofan. Pada turbidimeter diukur
kekeruhan hasil reaksi protein dengan asam sulfosalisilat

Metode Esbach
Prinsip
Protein dalam suasana asam akan mengendap, tinggi endapan yang terbentuk dalam
tabung menunjukkan banyaknya gram protein perliter LCS

Cara Kerja
1. Masukkan 10 ml sampel LCS tanpa sedimen ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1-2 tetes asam asetat glacial untuk mengasamkan LCS

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 27


3. Masukkan serbuk batu apung ke dasar tabung Esbach dan padatkan hingga
tanda “0”
4. Masukkan LCS yang telah diasamkan ke tabung Esbach hingga tanda “U”
5. Masukkan reagen Esbach (As. Pikrat 1 gr + As. Citrat 2 gr + Aquadest 100 ml)
sampai tanda “R”
6. Tutup tabung Esbach dan bolak balikkan 12 kali (tanpa dikocok)
7. Letakkan tabung Esbach pada rak tabung pada posisi tegak ditempat datar
diamkan selama 1-24 jam
8. Baca skala pada tabug sesuai endapan yang terbentuk menunjukkan banyaknya
gram protein per liter LCS

Cara Pelaporan
Tuliskan angka skala pada tabung Esbach sesuai tinggi endapan yang terbentuk
dalam gr/dl ( n gr/dl × 100 = n mg/dl)

Nilai Normal :
Protein LCS dalam lumbal = 15 – 40 mg/dl
Protein LCS dalam cistern magna = 10 – 25 mg/dl
Protein LCS dalam ventriculi = 5 – 15 mg/dl

C. PEMERIKSAAN GLUKOSA LCS


Metode Fotokolorimeter Enzimatik GOD – PAP
Prinsip
Glukosa terurai setelah oksidasi enzimatik dengan adanya glucose oxidase. H2O2 yang
terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-aminophenazone membentuk senyawa
quinoneimine yang berwarna merah violet sebagai indicator

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 28


Cara Pelaporan
Tuliskan kadar glukosa LCS dalam satuar gr/ hasil perhitungan dari data
dl

absorben standard an sampel

Nilai normal
Glukosa LCS = 50 – 80 mg/dl

D. PEMERIKSAAN CHLORIDA LCS


Metode Fotokolorimeter Enzimatik TPTZ
Prinsip
Ion chloride bereaksi dengan kompleks TPTZ membentuk HgCl2. TPTZ yang bebas akan
bereaksi dengan ion Fe2+ menghasilkan kompleks berwarna biru. Hasil absorben
kompleks warna tersebut dibaca pada λ 590 nm sebanding dengan jumlah ion chloride
dalam sampel

Cara Pelaporan
Tuliskan kadar chlorida LCS dalam satuar gr/ hasil perhitungan dari data
dl

absorben standard an sampel

Nilai normal
Chlorida LCS = 720 - 750 mg/dl

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 29


PRAKTIKUM

Materi : Pemeriksaan Mikroskopi LCS

A. PEMERIKSAAN JUMLAH LEUKOSIT LCS


Cara Kerja :
1. Isap larutan Turk (Kristal violet 0,1 gr + as. Asetat glacial 10 ml + Aquadest 90 ml)
dengan pipet thoma leukosit sampai tanda “1”
2. Lanjutkan isap LCS sampai tanda “11”
3. Kocok minimal 3 kali dengan membentuk angka 8
4. Buang 2-3 tetes pertama, sedangkan tetesan selanjutnya diteteskan dalam
kamar hitung sampai merata pada kamar hitung
5. Priksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan dilanjutkan dengan
perbesaran sedang hitung semua leukosit dalam semua bidang dalam kamar
hitung

Cara Pelaporan
Tuliskan jumlah leukosit yang ditemukan diseluruh bidang dan dinyatakan dalam
/ mm3 LCS

Nilai Normal :
Jumlah leukosit = 0 – 5 / mm3 LCS

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 30


B. PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT
Cara Kerja
1. Masukkan 10 ml sampel LCS dalam tabung sentrifuge
2. Putar dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit
3. Pindahkan supernatant ke dalam tabung lain
4. Teteskan sedimen pada object glass dan buat apusan tipis dan keringkan
5. Fiksasi sediaan dengan methanol absolut selama 5 menit
6. Genangi dengan giemsa 1 : 4 ( 1 ml giemsa + 5 ml buffer phosphate pH 7,2 )
selama 15 menit cuci dengan air dan keringkan
7. Periksa dibawah mikroskop pengan pembesaran sedang dilanjutkan dengan
pembesaran kuat dan hitung persentasi MN dan PMN dalam 100 leukosit

Cara Pelaporan
Tuliskan persentasi MN dan PMN dalam 100 leukosit

Nilai Normal :
MN = 100 %
PMN = 0%

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 31


PRAKTIKUM

Materi : Pemeriksaan Bakterioskopi LCS


Cara Kerja :
1. Masukkan 10 ml sampel LCS dalam tabung sentrifuge
2. Putar dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit
3. Pindahkan supernatant ke dalam tabung lain
4. Teteskan sedimen pada object glass buat 2 buah sediaan tebal dan keringkan
5. Warnai dengan pewarnaan gram dan BTA
6. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran kuat

Cara Pelaporan
Tuliskan bakteri negatif jika tidak ditemukan bakteri dan jika ditemukan tulis
bentuk, susunan, warna, gram positif atau negative, BTA positif atau negative

Nilai Normal :
Bakteri negatif

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 32


ANALISA TRANSUDAT EKSUDAT

Rongga-rongga serosa dalam badan normal mengandung sejumlah kecil cairan. Cairan itu
terdapat misalnya dalam rongga pericardium, rongga pleura, rongga perut dan berfungsi
sebagai pelumas agar membrane-membran yang dilapisi mesotel dapat bergerak tanpa
geseran. Jumlah cairan itu dalam keadaan normal hamper tidak dapat diukur karena sangat
sedikit. Jumlah itu mungkin bertambah pada beberapa keadaan dan akan berupa transudat
atau eksudat.
Transudat terjadi sebagai akibat dari proses bukan radang oleh gangguan kesetimbangan
cairan badan (tekanan osmotik koloid, statis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik, kerusakan
endotel dsb.) . Sedangkan eksudat berhubungan dengan salah satu proses peradangan.
Pemeriksaan cairan badan diduga sebagai transudat atau eksudat bermaksud untuk
menentukan jenisnya dan mendapat keterangan tentang penyebabnya.
Ciri-ciri transudat spesifik; cairan jernih, encer, kuning, kuning muda, berat jenis
mendekati 1.010 atau setidaknya kurang dari 1.018, tidak menyusun bekuan (tak ada
fibrinogen), kadar protein kurang dari 2,5 gr/dl, kadar glukosa kira-kira sama seperti plasma
darah, jumlah sel kecil dan bersifat steril
Ciri-ciri eksudat spesifik; keruh (mungkin berkeping-keping, purulent, mengandung darah
chyloid, dsb.), lebih kental, warna bermacam-macam, berat jenis lebih dari 1.018 sering ada
bekuan (oleh fibrinogen). Kadar protein lebih dari 4,0 gr/
dl, kadar glukosa jauh kurang dari
plasma darah, mengandung banyak sel dan sering ada bakteri.

CARA MEMPEROLEH SAMPEL


Bahan (dari rongga perut, pleura, pericardium, sendi, kista, hydrocele, dsb.) didapat
dengan mengadakan pungsi. Kaena tidak dapat diketahui lebih dulu apakah cairan itu berupa
transudat atau eksudat, sehingga dalam bekerja haruslah steril selain tiu sebaiknya
menggunakan anticoagulant. Sediakanlah pada waktu melakukan pungsi selain penampung

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 33


biasa juga penampung steril (untuk biakan) dan penampung yang berisi larutan natrium citrate
20% atau heparin steril.
PRAKTIKUM

Materi : Pemeriksaan Makroskopik Transudat Eksudat


Cara Kerja :
A. Pemeriksaan Volume Transudat / Eksudat
1. Masukkan samel transudat / eksudat ke dalam beaker glass
2. Ukur volume transudat / eksudat dengan gelas ukur
3. Masukkan kembali sampel transudat / eksudat ke dalam wadah sampel

B. Pemeriksaan warna , kekeruhan, bekuan, dan bau transudat / eksudat.


1. Masukkan 5 ml sampel transudat / eksudat ke dalam tabung reaksi
2. Kocok sampai homogeny, kemudian amati warna, kekeruhan dan koagulasi
3. Periksa bau transudat / eksudat dengan mengibaskan tangan ddi atas permukaan
tabung

C. Pemeriksaan Berat Jenis Transudat / eksudat dengan refraktometer.


1. Buka penutup refraktometer, bersihkan permukaan prisma dengan tissue lensa
2. Teteskan 1 tetes sampel transudat / eksudat di atas permukaan prisma refraktometer.
3. Tutup permukaan prisma refraktometer secara perlahan agar sampel transudat /
eksudat menutupi seluruh permukaan prisma
4. Amati skala melalui eye piece dengan posisi refraktometer sejajar mata dan
menghadap ke sumber cahaya yang cukup
5. Baca skala BJ pada garis batas yang memotong skala (batas warna berbeda)
6. Bersihkan permukaan prisma dengan tissue basah, kemudian keringkan dengan tissue
kering secara perlahan
Cara Pelaporan

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 34


Tuliskan warna, kekeruhan, baud an ada tidaknya koagulasi serta bentuk
koagulasi dalam sampel transudat / eksudat yang diamati secara visual.
Tuliskan angka BJ pada garis batas yang memotong skala
Interpretasi
PARAMETER : TRANSUDAT : EKSUDAT :
Warna : Putih kekuningan : Berwarna :
Kekeruhan : Jernih : Keruh :
Bau : Tidak berbau : Berbau :
Koagulasi : Negatif : positif :
Berat jenis : < 1.010 : > 1.080 :

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 35


PRAKTIKUM

Materi : Pemeriksaan Kimiawi Transudat Eksudat

A. PEMERIKSAAN PROTEIN KUALITATIF


Metode Rivalta
Prinsip
Berdasar adanya seromucin yang terdapat di dalam eksudat dan tidak terdapat di dalam
transudat, seromucin akan bereaksi dalam suassan asam membentuk kekeruhan

Cara Kerja :
1. Masukkan 100 ml aquadest ke dalam beaker glass 100 ml
2. Tambahkan 1 tetes asam asetat glacial dan campur hingga homogeny
3. Teteskan 1 tetes sampel transudat / eksudat ke dalam campuran tersebut, kira-
kira 1 cm dari atas permukaan larutan
4. Amati kekeruhan seperti kabut yang mungkin terbentuk karena tetesan tersebut
bercanur dengan cairan yang mengandung asam asetat.

Cara Pelaporan
Tuliskan positif, negative atau positif lemah

Interpretasi :
Negatif : tidak terbentuk kekeruhan
Positif Lemah : kekeruhan yang terbentuk sangat tipis
Positif : terbentuk kekeruhan seperti kabut tebal

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 36


B. PEMERIKSAAN PROTEIN KUANTITATIF
Metode Esbach
Prinsip
Protein dalam suasana asam akan mengendap, tinggi endapan yang terbentuk dalam
tabung menunjukkan banyaknya gram protein perliter transudat atau eksudat

Cara Kerja
1. Periksa berat jenis sampel transudat / eksudat. JIka kurang dari 1.010 lakukan
pengenceran sebanyak 5 – 10 kali dan jika lebih dari 1.010 maka lakukan
pengenceran sebanyak 20 kali
2. Masukkan 10 ml sampel yang telah diencerkan tanpa sedimen ke dalam tabung
reaksi
3. Tambahkan 1-2 tetes asam asetat glacial untuk mengasamkan LCS
4. Masukkan serbuk batu apung ke dasar tabung Esbach dan padatkan hingga
tanda “0”
5. Masukkan LCS yang telah diasamkan ke tabung Esbach hingga tanda “U”
6. Masukkan reagen Esbach (As. Pikrat 1 gr + As. Citrat 2 gr + Aquadest 100 ml)
sampai tanda “R”
7. Tutup tabung Esbach dan bolak balikkan 12 kali (tanpa dikocok)
8. Letakkan tabung Esbach pada rak tabung pada posisi tegak ditempat datar
diamkan selama 1-24 jam
9. Baca skala pada tabug sesuai endapan yang terbentuk menunjukkan banyaknya
gram protein per liter transudat / eksudat

Cara Pelaporan
Tuliskan angka skala pada tabung Esbach sesuai tinggi endapan yang terbentuk
dalam gr/dl ( n gr/dl × 100 = n mg/dl)

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 37


Interpretasi :
Kadar protein transudat : < 2,4 gr/dl
Kadar protein eksudat : > 4 gr/dl

C. PEMERIKSAAN GLUKOSA TRANSUDAT / EKSUDAT


Metode Fotokolorimeter Enzimatik GOD – PAP
Prinsip
Glukosa terurai setelah oksidasi enzimatik dengan adanya glucose oxidase. H2O2 yang
terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-aminophenazone membentuk senyawa
quinoneimine yang berwarna merah violet sebagai indicator

Cara Pelaporan
Tuliskan kadar glukosa transudat / eksudat dalam satuan mg/dl hasil perhitungan
dari data absorben standard dan sampel

Nilai normal
Glukosa Transudat / Eksudat = 75 - 115 mg/dl

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 38


PRAKTIKUM

Materi : Pemeriksaan Mikroskopi Transudat / eksudat

A. PEMERIKSAAN JUMLAH LEUKOSIT TRANSUDAT / EKSUDAT


Cara Kerja :
1. Isap larutan Turk (Kristal violet 0,1 gr + as. Asetat glacial 10 ml + Aquadest 90 ml)
dengan pipet thoma leukosit sampai tanda “1”
2. Lanjutkan isap transudat / eksudat sampai tanda “11”
3. Kocok minimal 3 kali dengan membentuk angka 8
4. Buang 2-3 tetes pertama, sedangkan tetesan selanjutnya diteteskan dalam
kamar hitung sampai merata pada kamar hitung
5. Priksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan dilanjutkan dengan
perbesaran sedang hitung semua leukosit dalam semua bidang dalam kamar
hitung

Cara Pelaporan
Tuliskan jumlah leukosit yang ditemukan diseluruh bidang dan dinyatakan dalam
/ mm3 transudat / eksudat

Nilai Normal :
Jumlah leukosit = 0 – 5 / mm3 transudat / eksudat

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 39


B. PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT
Cara Kerja
1. Masukkan 10 ml sampel transudat / eksudat dalam tabung sentrifuge
2. Putar dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit
3. Pindahkan supernatant ke dalam tabung lain
4. Teteskan sedimen pada object glass dan buat apusan tipis dan keringkan
5. Fiksasi sediaan dengan methanol absolut selama 5 menit
6. Genangi dengan giemsa 1 : 4 ( 1 ml giemsa + 5 ml buffer phosphate pH 7,2 )
selama 15 menit cuci dengan air dan keringkan
7. Periksa dibawah mikroskop pengan pembesaran sedang dilanjutkan dengan
pembesaran kuat dan hitung persentasi MN dan PMN dalam 100 leukosit

Cara Pelaporan
Tuliskan persentasi MN dan PMN dalam 100 leukosit

Nilai Normal :
Transudat : MN = 100 %
Eksudat : PMN = Meningkat

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 40


PRAKTIKUM

Materi : Pemeriksaan Bakterioskopi Transudat / Eksudat


Cara Kerja :
1. Masukkan 10 ml sampel LCS dalam tabung sentrifuge
2. Putar dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit
3. Pindahkan supernatant ke dalam tabung lain
4. Teteskan sedimen pada object glass buat 2 buah sediaan tebal dan keringkan
5. Warnai dengan pewarnaan gram dan BTA
6. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran kuat

Cara Pelaporan
Tuliskan bakteri negatif jika tidak ditemukan bakteri dan jika ditemukan tulis
bentuk, susunan, warna, gram positif atau negative, BTA positif atau negative

Nilai Normal :
Bakteri negatif

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 41


ANALISA SEMEN

Semen atau seminal fluid atau mani adalah cairan yang dikeluarkan melalui penis seorang
pria pada waktu ejakulasi, yang berupa cairan kental dan keruh berisi secret dari kelenjar
prostat, spermatozoa, fruktosa.
Kelenjar-kelenjar yang berperan dalam pembentukan bahan-bahan yang terdaat dalam
semen antara lain :
- Kelenjar testis
- Kelenjar prostat
- Kelenjar vesica seminalis
- Kelenjar epidemidis
- Kelenjar cowper
- Kelenjar littre
Pemeriksaan semen berguna dalam masalah fertilitas dan infertilitas.
Pemeriksaan semen meliputi :
A. Makroskopi
o Liquifactie
o Viskositas
o Volume
o Warna
o Bau
o pH
B. Kimiawi
o Kadar fruktosa
C. Mikroskopi
o Motilitas (pergerakan)
o Jumlah spermatozoa
o Morfologi spermatozoa

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 42


Persyaratan Sampel Sperma
- Dalam 1 jam setelah dikeluarkan
- Puasa seksual selama 2-7 hari
- Dikerjakan setelah sampel mengalami liquifaksi sempurna
- Jika diperiksa sebelum liquifaksi sempurna maka diberi catatan

Data Sampel (harus dicatat)


- Tertampung
o Lengkap : Jika semua sampel tertampung pada wadah
o Tidak lengkap : Jika ada sebagian sampel yang terbuang
- Cara Pengeluaran
o Masturbasi (dianjurkan)
o Coitus interuptus
o Kondom
o Dll
- Tempat penampung
o Catat bentuk dan bahan wadah
- Puasa seksual
o Lamanya pasien tidak mengeluarkan sperma

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 43


PRAKTIKUM

Materi : Pemeriksaan Makroskopik Semen / Sperma

A. Pemeriksaan Volume, Warna, Bau, dan Viskositas Sperma


Cara Kerja
1. Masukkan sampel semen ke dalam gelas ukur 10 ml atau tabung sentrifuge
berskala 0,1 ml dan ukur volumenya. Jika volume kurang dari 2 ml maka sampel
tetap dikerjakan dan parameter yang dikerjakan disesuaikan dengan jumlah
sampel.
2. Amati warna dan periksa bau sperma dengan mengibaskan tangan di atas
permukaan gelas ukur atau tabung
3. Periksa viskositas dengan pipet 5.0 ml atau batang pengaduk.
a. Dengan pipet 5.0 ml
 Sperma yang telah homogeny diisap secara perlahan dengan pipet
5.0 ml
 Dengan posisi tegak lurus biarkan sperma menetes karena gaya berat
 Ukur panjang dari benang tetesan tersebut
b. Dengan batang pengadu
 Masukkan batang pengaduk kaca ke dalam sperma yang telah
homogen
 Tarik batang pengaduk dan ukur panjang benang yang terbentuk

B. Pemeriksaan ph sperma
Cara Kerja
1. Teteskan setetes sampel di atas kertas pH disebarkan secara merata
2. Setelah 30 detik bandingkan warna yang terjadi dengan kertas standar dari
kertas pH. Baca nilai pH

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 44


C. Pemeriksaan liquifaksi
Cara Kerja
1. Siapkan stopwatch kemudian aduk sampel dengan baik menggunakan batang
pengaduk kaca dalam wadah penampung
2. Dianjurkan untuk melakukan pengadukan yang berkesinambungan selama
pengerjaan dengan cara pemutaran wadah sampel untuk mengurangi kesalahan

Cara Pelaporan
 Volume : Tulis volume yang ditunjukkan gelas ukur
 Warna : Tulis warna yang dilihat
 Bau : Tulis bau dari sampel
 Viskositas : Tulis berapa cm benang yang terntuk saat batang
pengaduk di tarik atau pipet diangkat
 pH : Tulis angka pH yang ditunjukkan
 Liquifaksi : Tulis waktu lamanya proses pencairan

Nilai Normal :
 Volume : > 2.0 ml
 Warna : Putih keabuan / kelabu pucat
 Bau : khas bunga akasia
 Viskositas : < 2 cm
 pH : > 7.2
 Liquifaksi : Mencair paling lama 60 menit

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 45


PRAKTIKUM

Materi : Pemeriksaan Kimiawi Sperma (FRUKTOSA)


Metode : Seliwanoff (Fotometrik)
Prinsip :
Fruktosa + Resorcinol  kompleks warna merah

Reagensia :
 Larutan Ba(OH)2 0,3 N
o Ba(OH)2.8H2O............................................................................ 47,5 gr
o Aquadest add ............................................................................ 1000 ml
 Larutan ZnSO4 0,175 M
o ZnSO4.7H2O ............................................................................... 47,5 gr
o Aquadest add ............................................................................ 1000 ml
 Larutan Resorcinol 0,1 N
o Recorcinol ................................................................................. 0,1 gr
o Alkohol 95 % ............................................................................. 100 ml
 Larutan HCl pekat
 Standar Fruktosa Stock
o Fruktosa .................................................................................... 50 gr
o As. Benzoat 0,2 % ..................................................................... 100 ml
 Standar Fruktosa (larutan kerja) setara 200 mg/dl
o ZnSO4.7H2O ............................................................................... 1 ml
o Aquadest add ............................................................................ 100 ml

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 46


Cara Kerja :
 Deproteinisasi Sperma
1. Masukkan 2,9 ml aquadest dalam tabung sentrifuge
2. Tambahkan 0,1 ml sperma, campur homogeny
3. Tambahkan 0,5 ml larutan Ba(OH)2 0,3 N dan 0,5 larutan ZnSO4 0,175 M
4. Campur hingga homogeny dan sentrifuge 2000 rpm selama 5 menit
5. Supernatan digunakan untuk pemeriksaan kadar fruktosa
 Pemeriksaan Kadar Fruktosa dalam sampel sperma
1. Siapkan 3 tabung reaksi panjang
2. Pada tabung I masukkan 2 ml aquadest sebagai blanko
3. Pada tabung II masukkan 2 ml supernatant fruktosa larutan kerja sebagai standar
4. Pada tabung III masukkan 2 ml supernatant sebagai sampel
5. Tambahkan masing-masin 2 ml resorcinol 0,1 N, kocok kuat (dengan mixer)
6. Kemudian tambahkan masing-masing 5 ml HCl pekat (12 N), kocok kuat (dengan
mixer) sampai homogeny
7. Panaskan ketiga tabung tersebut dalam waterbath oada suhu 90oC selama 10
menit
8. Setelah dingin, pindahkan masing-masing larutan dalam kuvet
9. UKur absorban standard an sampel terhadap absorban blanko reagen pada
fotometer λ 546 nm

Cara Pelaporan
Tuliskan kadar fruktosa dalam sampel semen atau sperma dalam satuan mg/
dl,

hasil perhitungan dari data absorban standard dan sampel

Nilai Normal :
Fruktosa sperma : 120 – 450 mg/dl

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 47


PRAKTIKUM

Materi : Pemeriksaan Mikroskopi Spermatozoa

A. PEMERIKSAAN MOTILITAS SPERMATOZOA


Cara Kerja :
1. Ambil + 10 ul sampel yang sudah diaduk dan letakkan di atas kaca objek
2. Tutup dengan kaca penutup ukuran 22 × 22 mm, biarkan 1 menit
3. Periksa sediaan di bawah mikroskop dengan pembesaran sedang, sediaan ini
dapat digunakan untuk pemeriksaan 3 parameter sekaligus yaitu motilitas,
aglutinasi dan jumlah perkiraan spermatozoa
4. Amati motilitas dari spermatozoa dan hitung sedikitnya dalam 200 sperma dalam
8 lapang pandang
5. Pilih pertengahan dari lapang pandang dan area secara selektif (jarak dari pinggir
kaca penutup + 5 mm)
6. Semua spermatozoa dengan kategori excellent dan good dihitung terlebih
dahulu, baru kemudian kategori poor dan none pada lapang pandang yang sama
7. Jumlah spermatozoa untuk semua kategori dihitung sampai didapat jumlah
spermatozoa sebanyak 200 buah, kecuali jumlah spermatozoa sangat sedikit
maka dapat dihitung dalam 100 spermatozoa
8. Pemeriksaan dilakukan duplo dengan membuat 2 sediaan, hitung rata-ratanya
9. Buat persentasi untuk setiap kategori dari motilitas spermatozoa
10. Hasil dari 2 perhitungan persentasi untuk tiap kategori tidak boleh berbeda > 5 %
, jika perbedaan > 5 % maka buat 2 sediaan yang baru dan hitung kembali,
dengan pengadukan lebih homogen

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 48


Interpretasi hasil
Excellent : gerakan cepat dan maju lurus
Good : gerakan lambat dan sulit maju
Poor : Tidak bergerak maju / bergerak ditempat
None : tidak bergerak

Cara Pelaporan
- Tulis persentasi untuk masing-masing kategori\
o CONTOH
Sediaan Excellent Good Poor None
1 50 20 20 10
2 45 21 20 10

- Dari data diatas pada kategori excellent terdapat perbedaan > 5 %, maka harus
dibuat 2 sediaan baru dan interpretasikan hasilnya kembali
- Hasil 2 sediaan baru
o CONTOH
Sediaan Excellent Good Poor None
1 50 20 20 10
2 52 20 18 10
Rata-Rata 51 20 19 10

- Contoh pelaporan
o Excellent : 51 %
o Good : 20 %
o Poor : 19 %
o None : 10 %

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 49


Nilai Normal :
Excellent + Good : > 50 % dalam waktu 60 menit setelah ejakulasi atau
Excellent > 25 %

B. PEMERIKSAAN AGLUTINASI SPERMATOZOA


Maksud dari aglutinasi adalah spermatozoa motil yang saling melekat satu dengan yang
lain, biasanya kepala dengan kepala, bagian tengah dengan tengah, ekor dengan ekor atau
campuran

Cara Kerja
1. Pada waktu mengerjakan motilitas amati pula adanya aglutinasi, dalam 10
lapang pandang secara acak
2. Amati adanya aglutinasi walau ada beberapa kelompok kecil tetap dicatat dan
dilaporkan

Interpretasi Hasil
 Negatif : Jika tidak ada aglutinasi
 Positif : (+), (++), (+++) dan sebutkan jenis aglutinasinya

Nilai Normal : Negatif

Catatan :
Untuk memastikan adanya aglutinasi lakukan 1 tetes sperma di tambah 1 tetes
NaCl 0,9 % campur dan tutup cover glass lihat di bawah mikroskop dengan
pembesaran sedang. Hasil dinyatakan positif jika ada pelekatan dan negative jika
tidak ada pelekatan.

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 50


C. PEMERIKSAAN KONSENTRASI SPERMATOZOA
Cara Kerja
1. Dari sediaan yang telah dibiarkan 1 menit
2. Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang
3. Buat rata-rata spermatozoa per LPB untuk menentukan pengenceran
4. Jika jumlah spermatozoa per LPB sangat berbeda maka buat sediaan lagi dan
periksa ulang

Cara Pelaporan
Tulis jumlah rata-rata spermatozoa yang ditemukan per LPB yang dilihat

Tabel Pengenceran

Jumlah Spermatozoa per LPB Pengenceran (sampel + pengencer)


< 15 1 : 5 (1+4)
15 – 40 1 : 10 (1+9)
40 – 200 1 : 20 (1+19)
> 200 1 : 50 (1+49)

Catatan
1. Jika ditemukan jumlah spermatozoa < 15/LPB, (tetapi >1-2/LPB) maka hitung
konsentrasi spermatozoa dengan menggunakan tabel pengenceran di atas
(tanpa sentrifugasi), serta morfologi dan motilitas dikerjakan dengan cara
sebagai berikut:
o Sentrifuge sampel sperma terlebih dahulu 2000 rpm selama 15 menit
o Buat sediaan tipis dari sedimen atau teteskan untuk motilitas
o Cara kerja selanjutnya lihat pada bagian morfologi dan motilitas
(laporkan dalam %)
PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 51
2. Jika didapat jumlah spermatozoa < 1-2/LPB
o Sentrifuge sampel sperma 2000 rpm selama 15 menit
o JIka setelah disentrifuge tetap di dapat < 1-2/LPB, maka dilaporkan
konsentrasi < 2 juta / ml
o Juga diberi catatan tentang kondisi sampel atau motilitas sampel yang
dilihat dan tulis : “pemeriksaan morfologi dan motilitas spermatozoa
dikerjakan setelah sampel disentrifugasi”
Catatan ;
Jika setelah diputardidapat jumlah /LPB lebih banyak, kemungkinan adalah
tidak homogennya pengadukan sampel, maka ulang laagi setelah sampel di
aduk secara merata
3. Jika tidak ditemukan spermatozoa pel LPB maka lakukan:
o Sentrifuge semua sampel sperma 4000 rpm selama 15 menit
o Kemudian periksa kembali
o Jika tetap tidak ditemukan maka laporkan azoospermia (sediaan haru
dilihat oleh sedikitnya 2 orang)
o Tulis pada kesimpulan : AZOOSPERMIA
o Dilaporan makroskopis jumlah dan ringkasan konsentrasi di tulis “0”

D. HITUNG JUMLAH SPERMATOZOA


Cara Kerja
1. Campur sampel sampai homogeny
2. Isap sampel sperma dengan pipet leukosit sampai tanda “0,5”
3. Lanjutkan isap larutan pengencer1 sampai tanda “11”
4. Kocok minimal 3 kali dengan putaran membentuk angka 8

1
Larutan pengencer ini adalah Natrium Karbonat 5 % dengan komposisi : Na2CO3 5 gr + Formalin 1 ml + aquadest
100 ml
PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 52
5. Buang 2-3 tetes pertama, tetesan selanjutnya diteteskan pada kamar hitung
sampai tersebar di kamar hitung
6. Kamar hitung dibiarkan selama 5 menit di tempat datar dan lembab untuk
mengurangi kekeringan
7. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat
8. Hitung jumlah spermatozoa yang normal. Bidang yang dipakai adalah kotak
eritrosit
9. Perhatikan cara perhitungan
a. Hitung rata-rata spermatozoa dalam bidang tengah
 Jika didapat < 10 , setiap bidang sedang maka harus dihitung
semua 25 bidang sedang
 Jika didapat 10 – 40, setiap bidang sedang maka harus dihitung
10 bidang sedang
 Jika didapat > 40, setiap bidang sedang maka harus dihitung 5
bidang sedang
b. Spermatozoa yang terletak diatas garis pemisah 2 bidang harus dihitung,
jika letaknya pada sisi atas atau kiri atas pada bidang yang sedang diamati
c. Perhitungan jumlah spermatozoa dilakukan pada kedua kamar hitung
(atas dan bawah) dan dirata-rata
d. Perbedaan antara 2 perhitungan harus < 5 %
Contoh :
Jumlah rata-rata spermatozoa dari masing-masing bilik adalah 247 dan
213. Jumlah total adalah 460
Selisih : 34 % , perbedaan : (34/460) × 100 = 7,39 -> % perbedaan hitung
> 5% maka sampel harus diperiksa ulang dan sampel harus diaduk ulang

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 53


Cara Pelaporan
Sebutkan jumlah spermatozoa yang didapat dari perhitungan kamar hitung
Contoh
Sperma per LPB : 40 – 200 / LPB
Pengenceran : 20 ×
Rata-rata perkotak bid. Sedang : 10 – 40 spermatozoa
Kotak yang dihitung : 10 kotak
Jumlah sperma yang didapat : 162 & 170
Rata-rata jumlah sperma : 166
Faktor pengenceran :2
Jumlah spermatozoa : 166 : 2
Konsentrasi spermatozoa : 83 juta / ml

Nilai normal : > 20 juta / ml

E. PEMERIKSAAN MORFOLOGI SPERMATOZOA


Cara Kerja
1. Campur sampel sampai homogeny
2. Buat 2 preparat (1 untuk cadangan) dengan ketentuan:
3. Teteskan sampel sperma pada object glass buat sediaan apus dan keringkan
4. Fiksasi dengan methanol 5 menit
5. Genangi dengan giemsa selama 30 menit cuci dengan air dan keringkan
6. Periksa dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat, jika jumlah sperma terlalu
sedikit maka dapat dihitung dalam 100 spermatozoa, laporkan dalam presentasi
masing-masing bentuk

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 54


Interpretasi Hasil
 Normal : terdiri dari kepala, leher dan ekor yang normal
 Kelainan yang harus dinilai
 Bentuk Kepala
 Kepala : besar, kecil, lisong / taper, bola lampu, kembar, amorf,
pin dll
 Bentuk Leher
 Leher dan ekor membentuk sudut lebih dari 90o, ketidak
simetrisan dari bagian tengan sampai kepala, bagian tengan tipis,
bagian tengah bengkak / irregular / bengkok atau kombinasi dari
semuanya
 Bentuk Ekor
 Ekor pendek, ganda, seperti tusuk rambut, patang, tergulung,
lebar tak teratur
 Sisa sitoplasma lebih besar dari 1/3 daerah kepala normal

Cara Pelaporan
Tuliskan persentasi dari masing-masing bentuk yang dilihat di bawah mikroskop
Contoh:
Pembacaan dari sediaan, pada 200 spermatozoa, hasil :
Normal : 140 buah ----------- (140/200) × 100 % = 70 %
Piri : 5 buah --------------- (5/200) × 100 % = 3 %
Lepto : 10 buah ------------- (10/200) × 100 % = 5 %
Terato : 5 buah --------------- (5/200) × 100 % = 3 %
Makro : 15 buah ------------- (15/200) × 100 % = 7 %
Mikro : 12 buah ------------- (12/200) × 100 % = 6 %
Double : 10 buah ------------- (10/200) × 100 % = 5 %
Tail defect : 3 buah --------------- (3/200) × 100 % = 1 %

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 55


Midpicdefect : 0 ---------------------- =0%
Citoplasmidefect : 0 ---------------------- =0%

Nilai Normal : > 30 % spermatozoa normal

PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 56

Anda mungkin juga menyukai