PRAKTIKUM
URINALISA
DAN CAIRAN
TUBUH
Dengan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha penyayang serta
dengan rahmat dan karunia-Nya, penyususn dapat menyelasaikan buku PANDUAN PRAKTIKUM
URINALISA DAN CAIRAN TUBUH sebagai pegangan bagi mahasiswa semester III Program Studi
Diploma Tiga Analis Kesehatan.
Pembuatan buku ini sangatlah berguna karena banyak mengurangi kegiatan untuk
menulis selama praktikum, sehingga mahasiswa mempunyai lebih banyak waktu untuk
melakukan percobaan, analisa serta pengamatan. Dengan demikian perlu suatu panduan yang
sifatnya praktis dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
Ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas Borneo Lestari yang telah memberikan
dorongan dan fasilitasnya, juga pada rekan-rekan yang telah membantu sehingga terselesainya
buku ini.
Namun penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, karena itu
sangatlah mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan buku ini dikemudian hari
Tim Penyusun
Mahasiswa harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, dan tidak diperbolehkan
meninggalkan ruangan sebelum waktu yang telah ditetapkan.
Mahasiswa diwajibkan membawa kotak perlengkapan praktek yang berisi korek api, kain
lap, korokan besar dan kecil, sabun cair, tissue lensa, pensil berwarna, buku panduan
praktikum Kimia Klinik I serta alat tulis lainnya yang diperlukan.
Mahasiswa diwajibkan untuk memakai seragam sesuai ketentuan akademik dan jas
laboratorium yang bersih dan rapi selama praktikum.
Selama praktikum dilarang makan, minum, merokok dan ramai di dalam laboratorium.
Bila mahasiswa berhalangan hadir, harus ada pemberitahuan secara tertulis kepada
pembimbing sebelum praktikum dimulai, dan wajib mengajukan peraktek susulan dengan
cara menghubungi koordinator/pembimbing terlebih dahulu serta wajib mematuhi peraturan
Akademi yang berlaku untuk keperluan praktikum susulan.
Setelah selesai praktikum setiap kelompok diwajibkan membersihkan meja praktiknya dan
mengembalikan alat ke dalam lemari masing-masing sekaligus mengecek dan mengontrol
semua alat-alat yang ada didalam lemari kelompok masing-masing sekaligus mengecek
dan mengontrol semua alat-alat yang ada di dalam lemari kelompok masing-masing serta
bertanggung jawab terhadap kondisi alat tersebut, apabila ada kerusakan, pecah atau
hilang diwajibkan untuk mengganti dengan jangka waktu 1 minggu.
Urine adalah bahan buangan tubuh yang berupa cairan dan dikeluarkan melalui system
urogenital. Di dalam urine terdiri dari 95 % air, 2 urea dan 3 % bahan-bahan organik dan
anorganik yang lain. Produksi urine selama 24 jam kurang lebih 1500 ml namun volume ini
dapat berubah tergantung dari intake ke dalam tubuh serta factor-faktor yang lainnya. Dengan
demikian untuk dapat membantu menentukan status kesehatan seseorang salah satunya dapat
dilakukan pemeriksaan urine yang disebut dengan urinalisa.
Berdasarkan kepentingan klinisnya, urinalisa dibagi menjadi :
A. Urinalisa rutin yang terdiri dari :
Pemeriksaan makroskopis ( volume, warna, bau, buih, kekeruhan, BJ dan PH )
Pemeriksaan Mikroskopis ( LPK dan LPB )
Pemeriksaan Kimiawi
B. Urinalisa indikasi, antara lain :
Urobilin
Urobilinogen
Bilirubin
Benda keton
Darah samar
Protein kuantitatif (Esbach)
1. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
Sampel
a. Jenis : Urine segar, sangat dianjurkan urine pagi pertama yang
telah terkonsentrasi selama 8 jam di kandung kemih.
2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Metode : Manual
Tujuan : Untuk mengetahui unsur-unsur sedimen Urin baik yang organik maupun
anorganik
Prosedur Kerja
- Sentrifuse urin 3 – 5 ml dengan kecepatan 1500 rpm selama 5 menit
3. PEMERIKSAAN KIMIAWI
Pemeriksaan reduksi urin/Glukosa urin
a. Metode : Benedict
b. Tujuan : Untuk mengetahui adanya Glukosa dalam urin
c. Prinsip : Dalam suasana alkali kuat dengan pemanasn gula-gula akan
mereduksi ion cupri menjadi cupro yaitu CuOH yang berwarna
merah tergantung dari jumlah teduktor yang terdapat dakam
urin.
Reagen benedict terdiri dari :
- CuSO4.5H2O 17,3 gram
- Na carbonat anhidrat 100 gram
- Na citrate 173 gram
d. Prosedur Kerja :
Pemeriksaan Urobilin
a. Metode : Schlesinger
Pemeriksaan Urobilinogen
0,5 cc reagen
Ehrlick
Wallece diamond
5 cc urin
Pemeriksaan Bilirubin
e. Prosedur Kerja
Harrison
- Masukkan urin 5 cc kedalam tabung reaksi dan tambahkan 5 cc BaCl2 kocok sampai
homogeny.
- Saring dengan kertas saring sampai endapan tertahan semua pada kertas saring.
- Selanjutnya keringkan sebentar dan tetesi endapan dengan 1 tetes reagen Fouchet, lihat
perubahan warna pada hasil tetesan.
Hawkinson
- Tetesi 1 – 2 tetes urin pada kertas saring yang mengandung BaCl2 yang telah
dikeringkan.
Interpretasi
Hasil Pemeriksaan
Normal Hasil Pemeriksaan
Hasil Interpretasi
Metode Cara Kerja
Pemeriksaan Normal Hasil pemeriksaan
Harrison Negatif
Hawkinson Negatif
Liquor Cerebro Spinalis atau LCS dalam susunannya merupakan cairan yang terjadi oleh
proses ultrafiltrasi dari plasma darah dan dipengaruhi juga oleh faktor sekresi oleh Plexus
Choriodeus KArena itu cairan otak bukan transudat belaka, akan tetapi – seperti transudat –
susunan LCS juga selalu dipengaruhi oleh beberapa macam zat dalam plasma darah
Pengambilan LCS dilakukan dengan maksud diagnostik atau untuk melakukan tindakan
terapi. Kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat memberikan petunjuk kea rah suatu poenyakit
susunan saraf pusat, baik yang mendadak, yang kronis dan juga pasca trauma.
LCS biarsanya diperoleh dengan melakukan pungsi ke dalam Cavum Subarachnoidale
bagian lumbal (antara lumbal 3-4). Selain itu dapat dilakukan juga pungsi Suboccipital ke dalam
Cisterna magna atau pungsi Ventrikelm sesuai indikasi klinik.
Jumlah cairan yang diambil dengan pungsi harus disesuaikan dengan jenis-jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan dengan cairan itu, untuk melakukan bermacam-macam
pemeriksaan jarang diperlukan lebih dari 15 ml. LCS dapat diperiksa dengan cara-cara
makroskopi, mikroskopi, kimia, bakteriologi dan serologi. Cara menampung bahan ini
hendaknya disesuaikan pula dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan dengan prognosa
macam penyakit. Biasanya 10 ml perpungsi kemudian dimasukkan dalam 3 tabung.
Tabung I diisi 1 ml
Dibuang (tidak dipakai untuk pemeriksaan) karena kemungkinan bahan tersebut
bercampur dengan darah pada waktu melakukan pungsi atau penyedotan
Tabung II diisi 7 ml
Digunakan untuk pemeriksaan serologi, bakterologi dan kimia
Tabung III diisi 2 ml
Digunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, diffcount dan protein kuantitatif
Apabila yang dikehendaki pemeriksaan-pemeriksaan tanpa bakteriologi, tabung yang
kedua dan ketiga diisi langsung melalu jarum pungsi dengan sama banyaknya cairan otak (2-4
ml) dan boleh dipakai untuk pemeriksaan-pemeriksaan non bakteriologis.
Cara Pelaporan :
Tuliskan warna, kekeruhan, dan ada atau tidaknya koagulasi serta bentuk koagulasi
dalam samel LCS yang diamati secara visual, contoh :
- Warna : tidak berwarna, keabuan, kuning, coklat, atau merah
- Kekeruhan : jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh
Nilai Normal :
Warna : tidak berwarna
Kekeruhan : jernih
Koagulasi : negative
pH : Basa + 7,31
BJ : 1.003 – 1.008
Cara Pelaporan
Tuliskan ada tidaknya busa dan perubahannya
Interpretasi :
Terbentuk busa dan cepat hilang (1 – 2 menit) : Kadar protein normal
Terbentuk busa dan lambat hilang (> 5 menit) : Kadar protein meningkat
Nilai Normal :
Terbentuk busa dan cepat hilang
Metode Pandy
Prinsip
Reagen Pandy yaitu larutan phenol jenuh dalam air akan bereaksi dengan globulin dan
albumin membentuk kekeruhan
Cara Pelaporan
Positif atau negatif
Interpretasi
Positif : ada kekeruhan
Negatif : tidak ada kekeruhan
Nilai Normal
Negatif
Cara Kerja :
1. Masukkan 0,5 – 1 ml reagen Nonne (Ammonium sulfat 80 gr + aquadest 100 ml)
dalam tabung reaksi kecil yang bergaris tengah sekitar 7 mm
2. Dengan hati-hati masukkan sama banyak LCS tana sedimen ke dalam tabung
tersebut sehingga kedua cairan terpisah menjadi dua lapisan
Cara Pelaporan
Positif atau negatif
Interpretasi
Positif : ada cincin putih diantara kedua lapisan
Negatif : tidak terdapat cincin putih diantara kedua lapisan
Nilai normal
Negatif
Metode Esbach
Prinsip
Protein dalam suasana asam akan mengendap, tinggi endapan yang terbentuk dalam
tabung menunjukkan banyaknya gram protein perliter LCS
Cara Kerja
1. Masukkan 10 ml sampel LCS tanpa sedimen ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1-2 tetes asam asetat glacial untuk mengasamkan LCS
Cara Pelaporan
Tuliskan angka skala pada tabung Esbach sesuai tinggi endapan yang terbentuk
dalam gr/dl ( n gr/dl × 100 = n mg/dl)
Nilai Normal :
Protein LCS dalam lumbal = 15 – 40 mg/dl
Protein LCS dalam cistern magna = 10 – 25 mg/dl
Protein LCS dalam ventriculi = 5 – 15 mg/dl
Nilai normal
Glukosa LCS = 50 – 80 mg/dl
Cara Pelaporan
Tuliskan kadar chlorida LCS dalam satuar gr/ hasil perhitungan dari data
dl
Nilai normal
Chlorida LCS = 720 - 750 mg/dl
Cara Pelaporan
Tuliskan jumlah leukosit yang ditemukan diseluruh bidang dan dinyatakan dalam
/ mm3 LCS
Nilai Normal :
Jumlah leukosit = 0 – 5 / mm3 LCS
Cara Pelaporan
Tuliskan persentasi MN dan PMN dalam 100 leukosit
Nilai Normal :
MN = 100 %
PMN = 0%
Cara Pelaporan
Tuliskan bakteri negatif jika tidak ditemukan bakteri dan jika ditemukan tulis
bentuk, susunan, warna, gram positif atau negative, BTA positif atau negative
Nilai Normal :
Bakteri negatif
Rongga-rongga serosa dalam badan normal mengandung sejumlah kecil cairan. Cairan itu
terdapat misalnya dalam rongga pericardium, rongga pleura, rongga perut dan berfungsi
sebagai pelumas agar membrane-membran yang dilapisi mesotel dapat bergerak tanpa
geseran. Jumlah cairan itu dalam keadaan normal hamper tidak dapat diukur karena sangat
sedikit. Jumlah itu mungkin bertambah pada beberapa keadaan dan akan berupa transudat
atau eksudat.
Transudat terjadi sebagai akibat dari proses bukan radang oleh gangguan kesetimbangan
cairan badan (tekanan osmotik koloid, statis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik, kerusakan
endotel dsb.) . Sedangkan eksudat berhubungan dengan salah satu proses peradangan.
Pemeriksaan cairan badan diduga sebagai transudat atau eksudat bermaksud untuk
menentukan jenisnya dan mendapat keterangan tentang penyebabnya.
Ciri-ciri transudat spesifik; cairan jernih, encer, kuning, kuning muda, berat jenis
mendekati 1.010 atau setidaknya kurang dari 1.018, tidak menyusun bekuan (tak ada
fibrinogen), kadar protein kurang dari 2,5 gr/dl, kadar glukosa kira-kira sama seperti plasma
darah, jumlah sel kecil dan bersifat steril
Ciri-ciri eksudat spesifik; keruh (mungkin berkeping-keping, purulent, mengandung darah
chyloid, dsb.), lebih kental, warna bermacam-macam, berat jenis lebih dari 1.018 sering ada
bekuan (oleh fibrinogen). Kadar protein lebih dari 4,0 gr/
dl, kadar glukosa jauh kurang dari
plasma darah, mengandung banyak sel dan sering ada bakteri.
Cara Kerja :
1. Masukkan 100 ml aquadest ke dalam beaker glass 100 ml
2. Tambahkan 1 tetes asam asetat glacial dan campur hingga homogeny
3. Teteskan 1 tetes sampel transudat / eksudat ke dalam campuran tersebut, kira-
kira 1 cm dari atas permukaan larutan
4. Amati kekeruhan seperti kabut yang mungkin terbentuk karena tetesan tersebut
bercanur dengan cairan yang mengandung asam asetat.
Cara Pelaporan
Tuliskan positif, negative atau positif lemah
Interpretasi :
Negatif : tidak terbentuk kekeruhan
Positif Lemah : kekeruhan yang terbentuk sangat tipis
Positif : terbentuk kekeruhan seperti kabut tebal
Cara Kerja
1. Periksa berat jenis sampel transudat / eksudat. JIka kurang dari 1.010 lakukan
pengenceran sebanyak 5 – 10 kali dan jika lebih dari 1.010 maka lakukan
pengenceran sebanyak 20 kali
2. Masukkan 10 ml sampel yang telah diencerkan tanpa sedimen ke dalam tabung
reaksi
3. Tambahkan 1-2 tetes asam asetat glacial untuk mengasamkan LCS
4. Masukkan serbuk batu apung ke dasar tabung Esbach dan padatkan hingga
tanda “0”
5. Masukkan LCS yang telah diasamkan ke tabung Esbach hingga tanda “U”
6. Masukkan reagen Esbach (As. Pikrat 1 gr + As. Citrat 2 gr + Aquadest 100 ml)
sampai tanda “R”
7. Tutup tabung Esbach dan bolak balikkan 12 kali (tanpa dikocok)
8. Letakkan tabung Esbach pada rak tabung pada posisi tegak ditempat datar
diamkan selama 1-24 jam
9. Baca skala pada tabug sesuai endapan yang terbentuk menunjukkan banyaknya
gram protein per liter transudat / eksudat
Cara Pelaporan
Tuliskan angka skala pada tabung Esbach sesuai tinggi endapan yang terbentuk
dalam gr/dl ( n gr/dl × 100 = n mg/dl)
Cara Pelaporan
Tuliskan kadar glukosa transudat / eksudat dalam satuan mg/dl hasil perhitungan
dari data absorben standard dan sampel
Nilai normal
Glukosa Transudat / Eksudat = 75 - 115 mg/dl
Cara Pelaporan
Tuliskan jumlah leukosit yang ditemukan diseluruh bidang dan dinyatakan dalam
/ mm3 transudat / eksudat
Nilai Normal :
Jumlah leukosit = 0 – 5 / mm3 transudat / eksudat
Cara Pelaporan
Tuliskan persentasi MN dan PMN dalam 100 leukosit
Nilai Normal :
Transudat : MN = 100 %
Eksudat : PMN = Meningkat
Cara Pelaporan
Tuliskan bakteri negatif jika tidak ditemukan bakteri dan jika ditemukan tulis
bentuk, susunan, warna, gram positif atau negative, BTA positif atau negative
Nilai Normal :
Bakteri negatif
Semen atau seminal fluid atau mani adalah cairan yang dikeluarkan melalui penis seorang
pria pada waktu ejakulasi, yang berupa cairan kental dan keruh berisi secret dari kelenjar
prostat, spermatozoa, fruktosa.
Kelenjar-kelenjar yang berperan dalam pembentukan bahan-bahan yang terdaat dalam
semen antara lain :
- Kelenjar testis
- Kelenjar prostat
- Kelenjar vesica seminalis
- Kelenjar epidemidis
- Kelenjar cowper
- Kelenjar littre
Pemeriksaan semen berguna dalam masalah fertilitas dan infertilitas.
Pemeriksaan semen meliputi :
A. Makroskopi
o Liquifactie
o Viskositas
o Volume
o Warna
o Bau
o pH
B. Kimiawi
o Kadar fruktosa
C. Mikroskopi
o Motilitas (pergerakan)
o Jumlah spermatozoa
o Morfologi spermatozoa
B. Pemeriksaan ph sperma
Cara Kerja
1. Teteskan setetes sampel di atas kertas pH disebarkan secara merata
2. Setelah 30 detik bandingkan warna yang terjadi dengan kertas standar dari
kertas pH. Baca nilai pH
Cara Pelaporan
Volume : Tulis volume yang ditunjukkan gelas ukur
Warna : Tulis warna yang dilihat
Bau : Tulis bau dari sampel
Viskositas : Tulis berapa cm benang yang terntuk saat batang
pengaduk di tarik atau pipet diangkat
pH : Tulis angka pH yang ditunjukkan
Liquifaksi : Tulis waktu lamanya proses pencairan
Nilai Normal :
Volume : > 2.0 ml
Warna : Putih keabuan / kelabu pucat
Bau : khas bunga akasia
Viskositas : < 2 cm
pH : > 7.2
Liquifaksi : Mencair paling lama 60 menit
Reagensia :
Larutan Ba(OH)2 0,3 N
o Ba(OH)2.8H2O............................................................................ 47,5 gr
o Aquadest add ............................................................................ 1000 ml
Larutan ZnSO4 0,175 M
o ZnSO4.7H2O ............................................................................... 47,5 gr
o Aquadest add ............................................................................ 1000 ml
Larutan Resorcinol 0,1 N
o Recorcinol ................................................................................. 0,1 gr
o Alkohol 95 % ............................................................................. 100 ml
Larutan HCl pekat
Standar Fruktosa Stock
o Fruktosa .................................................................................... 50 gr
o As. Benzoat 0,2 % ..................................................................... 100 ml
Standar Fruktosa (larutan kerja) setara 200 mg/dl
o ZnSO4.7H2O ............................................................................... 1 ml
o Aquadest add ............................................................................ 100 ml
Cara Pelaporan
Tuliskan kadar fruktosa dalam sampel semen atau sperma dalam satuan mg/
dl,
Nilai Normal :
Fruktosa sperma : 120 – 450 mg/dl
Cara Pelaporan
- Tulis persentasi untuk masing-masing kategori\
o CONTOH
Sediaan Excellent Good Poor None
1 50 20 20 10
2 45 21 20 10
- Dari data diatas pada kategori excellent terdapat perbedaan > 5 %, maka harus
dibuat 2 sediaan baru dan interpretasikan hasilnya kembali
- Hasil 2 sediaan baru
o CONTOH
Sediaan Excellent Good Poor None
1 50 20 20 10
2 52 20 18 10
Rata-Rata 51 20 19 10
- Contoh pelaporan
o Excellent : 51 %
o Good : 20 %
o Poor : 19 %
o None : 10 %
Cara Kerja
1. Pada waktu mengerjakan motilitas amati pula adanya aglutinasi, dalam 10
lapang pandang secara acak
2. Amati adanya aglutinasi walau ada beberapa kelompok kecil tetap dicatat dan
dilaporkan
Interpretasi Hasil
Negatif : Jika tidak ada aglutinasi
Positif : (+), (++), (+++) dan sebutkan jenis aglutinasinya
Catatan :
Untuk memastikan adanya aglutinasi lakukan 1 tetes sperma di tambah 1 tetes
NaCl 0,9 % campur dan tutup cover glass lihat di bawah mikroskop dengan
pembesaran sedang. Hasil dinyatakan positif jika ada pelekatan dan negative jika
tidak ada pelekatan.
Cara Pelaporan
Tulis jumlah rata-rata spermatozoa yang ditemukan per LPB yang dilihat
Tabel Pengenceran
Catatan
1. Jika ditemukan jumlah spermatozoa < 15/LPB, (tetapi >1-2/LPB) maka hitung
konsentrasi spermatozoa dengan menggunakan tabel pengenceran di atas
(tanpa sentrifugasi), serta morfologi dan motilitas dikerjakan dengan cara
sebagai berikut:
o Sentrifuge sampel sperma terlebih dahulu 2000 rpm selama 15 menit
o Buat sediaan tipis dari sedimen atau teteskan untuk motilitas
o Cara kerja selanjutnya lihat pada bagian morfologi dan motilitas
(laporkan dalam %)
PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 51
2. Jika didapat jumlah spermatozoa < 1-2/LPB
o Sentrifuge sampel sperma 2000 rpm selama 15 menit
o JIka setelah disentrifuge tetap di dapat < 1-2/LPB, maka dilaporkan
konsentrasi < 2 juta / ml
o Juga diberi catatan tentang kondisi sampel atau motilitas sampel yang
dilihat dan tulis : “pemeriksaan morfologi dan motilitas spermatozoa
dikerjakan setelah sampel disentrifugasi”
Catatan ;
Jika setelah diputardidapat jumlah /LPB lebih banyak, kemungkinan adalah
tidak homogennya pengadukan sampel, maka ulang laagi setelah sampel di
aduk secara merata
3. Jika tidak ditemukan spermatozoa pel LPB maka lakukan:
o Sentrifuge semua sampel sperma 4000 rpm selama 15 menit
o Kemudian periksa kembali
o Jika tetap tidak ditemukan maka laporkan azoospermia (sediaan haru
dilihat oleh sedikitnya 2 orang)
o Tulis pada kesimpulan : AZOOSPERMIA
o Dilaporan makroskopis jumlah dan ringkasan konsentrasi di tulis “0”
1
Larutan pengencer ini adalah Natrium Karbonat 5 % dengan komposisi : Na2CO3 5 gr + Formalin 1 ml + aquadest
100 ml
PENUNTUN PRAKTIKUM URINALIS DAN CAIRAN TUBUH 52
5. Buang 2-3 tetes pertama, tetesan selanjutnya diteteskan pada kamar hitung
sampai tersebar di kamar hitung
6. Kamar hitung dibiarkan selama 5 menit di tempat datar dan lembab untuk
mengurangi kekeringan
7. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat
8. Hitung jumlah spermatozoa yang normal. Bidang yang dipakai adalah kotak
eritrosit
9. Perhatikan cara perhitungan
a. Hitung rata-rata spermatozoa dalam bidang tengah
Jika didapat < 10 , setiap bidang sedang maka harus dihitung
semua 25 bidang sedang
Jika didapat 10 – 40, setiap bidang sedang maka harus dihitung
10 bidang sedang
Jika didapat > 40, setiap bidang sedang maka harus dihitung 5
bidang sedang
b. Spermatozoa yang terletak diatas garis pemisah 2 bidang harus dihitung,
jika letaknya pada sisi atas atau kiri atas pada bidang yang sedang diamati
c. Perhitungan jumlah spermatozoa dilakukan pada kedua kamar hitung
(atas dan bawah) dan dirata-rata
d. Perbedaan antara 2 perhitungan harus < 5 %
Contoh :
Jumlah rata-rata spermatozoa dari masing-masing bilik adalah 247 dan
213. Jumlah total adalah 460
Selisih : 34 % , perbedaan : (34/460) × 100 = 7,39 -> % perbedaan hitung
> 5% maka sampel harus diperiksa ulang dan sampel harus diaduk ulang
Cara Pelaporan
Tuliskan persentasi dari masing-masing bentuk yang dilihat di bawah mikroskop
Contoh:
Pembacaan dari sediaan, pada 200 spermatozoa, hasil :
Normal : 140 buah ----------- (140/200) × 100 % = 70 %
Piri : 5 buah --------------- (5/200) × 100 % = 3 %
Lepto : 10 buah ------------- (10/200) × 100 % = 5 %
Terato : 5 buah --------------- (5/200) × 100 % = 3 %
Makro : 15 buah ------------- (15/200) × 100 % = 7 %
Mikro : 12 buah ------------- (12/200) × 100 % = 6 %
Double : 10 buah ------------- (10/200) × 100 % = 5 %
Tail defect : 3 buah --------------- (3/200) × 100 % = 1 %