Anda di halaman 1dari 9

Pemeriksaan urin rutin

Merupakan pemeriksaan yang terdiri dari beberapa macam yang pemeriksaan tersebut
dianggap dasar untuk pemeriksaan selanjutnya yang menyertai pemeriksaan badan tanpa
pendapat khusus.

Macam pemeriksaan urin rutin :

1. Jumlah urin
2. Makroskopis warna dan kejernihan urine
3. Berat jenis
4. Protein
5. Glukosa
6. Pemeriksaan sedimen

Macam-macam sampel urin :

a. Urin sewaktu
Urin yang dikeluarkan sewaktu-waktu. Biasanya digunakan untuk pemeriksaan urin
rutin.
b. Urin pagi
Urine yang dikeluarkan pertama kali nsetelah bangun tidur pada pagi hari. Urin ini
lebih peka dari pada urin yang lainnya, biasanya digunakan untuk pemeriksaan
sedimen urin, kehamilan, berat jenis dan protein.
c. Urin postpradial
Urin yang dikelurkan pertama kali setelah makan ( 1,5 -2 jam sesudah makan).
Biasanya digunakan untuk pemeriksaan reduksi.
d. Urin 24 jam
Urin yang dikumpulkan selama 12/24 jam. Digunakan untuk pemeriksaan reduksi.
e. Urin 3 gelas dan 2 gelas pada orang lelaki
Urin ini digunakan untuk mengetahui adanya infeksi, nanah/pus dan untuk
mengetahui letak infeksi.

Pengawet urin

1. Toluena
Merupakan pengawet terbaik , bisa menghambat kerja bakteri. Takaan 25 cc untuk
urin 24 jam , digiunakan untuk pemeriksaan glukosa urin dan benda keton.
2. Thymol
1 butir thymol untuk urin 24 jam.
3. Formaldehida
Takaran 1-2 ml untukm urin 24 jam digunakan untuk pemeriksaan sedimen.
4. Asam sulfat pekat
Digunakan unturk pemeriksaan calsiurm, nirtrogen dan asam organik lain.
5. Natriumkarbonat
Takaran 5 gr untuk urin 24 jam, digunakan untuk pemeriksaan ekskresi urobilinogen.
Wadah urin

Syarat wadah yang sebaiknya dipakai adalah

a. Botol gelas, bermulut lebar dapat disumbat rapat


- Untuk urin sewaktu dapat dipakai botol yang volumenya 300 cc
- Untuk urin 24 jam sebaiknya botol yang lebih besar lagi
b. Bersih dan kering. Steril lebih baik.
c. Pada botol urin tersebut diberi etiket sebagai berikut :
- Nama pasien
- Tanggal
- Tempat pengambilan bahan
- Jenis urin
- Pengawet yang dipakai

Makroskopis urin

1. Volume urin
Untuk menentukan adanya gangguan ginjal, kelainan dalam kesetimbangan cairan
badan dan juga menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dan semikuantitatif dengan
urin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi diuresis antara lain : umur, berat badan, kelamin,
makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktifitas orang yang bersangkutan.
Untuk orang dewasa rata-rata jumlah urin 24 jam 800-1300 ml.
2. Warna urin
Dapat dinyatakan sbb : tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning
bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau,
putih serupa susu.
Beberapa sebab warna :
- Kuning
a. Zat warna normal dalam jumlah besar yaitu urobilin, urochrom
b. Zat warna abnormal yaitu bilirubin
c. Obat-obat yang diagnostika : santonin, PSP, riboflavin, rhabarber, senna,
cascara, dsb.
- Hijau
a. Zat warna normal dalam jumlah besar : indikan
b. Obat-obat dan diagnostika : methyleneblue, Evan’s blue
c. Kuman-kuman : Ps. Aeruginosa (B. Pyocyaneus)
- Merah
a. Zat warna normal dalam jumlah besar : uroerythrin
b. Zat warna abnormal : hemoglobin, porfirin, porfobilin.
c. Obat-obat yang diagnostika : santonin, PSP, amidopyrin, congored, senna ,
rhababes, dsb
d. Kuman : B. Prodigiosus.
- Coklat
a. Zat warna normal dalam jumlah besar : urobilin
b. Zat warna abnormal : bilirubin, hematin, porfobilin
- Coklat tua / hitam
a. Zat warna normal dalam jumlah besar yaitu indikan
b. Zat warna abnormal : darah tua, alkapton, melamin
c. Obat-obat : devirat-devirat fenol, argyrol
- Serupa susu
a. Zat warna normal dalam jumlah besar : fosfat, urat
b. Zat warna abnormal : pus, getah prostat, chylus, zat-zat lemak, bakteri-
bakteri, protein yang membeku.

3. Kejernihan
Hasil dapat dinyatakan sbb : jernih, agak keruh, keruh / sangat keruh.
Penyebab urin keruh dari mula-mula yaitu karena adanya :
a. fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah besar
b. bakteri-bakteri
c. unsur-unsur sedimen dalam jumlah besar
d. chylus dan lemak
e. benda-benda koloid

Penyebab urin keruh setelah dibiarkan yaitu :

a. nubecula
b. urat-urat amorf
c. fosfat amorf dan karbonat
d. bakteri-bakteri

4. Berat jenis
Dilakukan dengan menggunakan urinometer, BJ uin 24 jam pada orang normal
biasanya berkisar antara 1016-1022. Urinometer yang dipakai harus memiliki suhu
27-32ºC.

5. Bau urin
a. Bau karena makanan : jengkol, pete, durian , dll
b. Bau karena obat-obatan : terpentin, menthol, balsamun, copaivae
c. Bau amoniak : terjadi karena perombakan urin oleh bakteri
d. Bau pada ketonuria : seperti buah-buahan/ bunga setelah layu karena banyak
mengandung aceton
e. Bau busuk : terjadi karena perombakan protein ( biasa terjadi pada penderita
carcinoma / kanker )
Kimiawi urin

1. pH
Untuk mengetahui gangguan asam-basa dan memberi petunjuk ke arah etiologi pada
infeksi saluran kencing. Infeksi oleh E. Coli biasanya menghasilkan urin asam,
sedangkan infeksi oleh Proteus yang merombak ureum menjadi amoniak
menyebabkan urin menjadi lindi.
Pemeriksaan pH dapat dilakukan denga lakmus, urin asam mengubah warna kertas
lakmus biru menjadi merah sedangkan urin lindi akan mengubah lakmus dari merah
menjadi biru.
2. Protein
Termasuk dalam pemeriksaan rutin, bahan dengan menggunakan urin yang jernih.
Metode pemeriksaan :
- Asam sulfosalisilat
Reagen yang digunakan adalah Asam sulfosalicyl 20%.
- Asam aceton
Reagen yang digunakan adalah Asam acetat 6%
- Carik celup
- Didih bang
- Esbach
Reagen yang digunakan adalah reagen Esbach.

Interprestasi hasil :

Negatif : tidak tejadi kekeruhan.

Positif 1 : terjadi kekeruhan ringan tanpa butir-butir, kadar protein kira-kira


0,01-0,05%

Positif 2 : kekeruhan mudah dilihat dan nampak butir-butir dalam kekeruhan


( 0,05-0,2%)

Positif 3 : urin jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping. ( 0,2-0,5%)

Positif 4 : urin jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping besar/ bergumpal-


gunpal/ memadat ( > 0,5 %)

3. Glukosa
Metode pemeriksaan :
- Benedict
Reagen yang digunakan adalah reagen benedict.
- Fehling
Reagen yang digunakan adalah reagen fehling.

Interprestasi hasil :

Negatif : cairan tetap biru/ sedikit kehijau-hijauan dan agak keruh.


Positif 1 : hijau kekuningan dan keruh, (sesuai dengan 0,5-1 % glukosa)

Positif 2 : kuning keruh (1- 1,5% glukoa)

Positif 3 : jingga/ wana lumpur keruh ( 2-3,5 % glukosa)

Positif 4 : meah keruh ( > 3,5 % glukosa)

4. Benda keton
Benda keton terdiri dari 3 komponen yaitu : Aceton, Asam aceto acetat dan Asam
beta-hidoksibutirat.
Metode pemeriksaan :
- Rhotera
Reagen yang digunakan adalah serbuk rhotera, lar NH4OH pekat.
- Gerhardt
Reagen yang digunakan adalah lar ferrichlorida 10%
- Carik celup
Interprestasi hasil :
Negatif : tidak terbentuk cincin warna merah anggur.
Positif : terbentuk cincin warna merah anggur.
5. Kalsium
Metode pemeriksaan : sulkowitch
Reagen yang digunakan adalah reagen sulkowitch

Interprestasi hasil

Negatif : tidak tejadi kekeruhan.

Positif 1 : terjadi kekeruhan halus

Positif 2 : kekeruhan sedang

Positif 3 : kekeruhan agak berat yang timbul dalam waktu < 20 detik

Positif 4 : kekeruhan berat yang timbul seketika

6. Bilirubin
Jika urin dibiarkan terlalu lama maka sebagian kecil bilirubin akan berubah menjadi
biliverdin oleh oxidasi.
Pemeriksaan :
- Percobaan busa
Busa urin yang tidak mengandung bilirubin akan berwarna putih/ sangat keruh.
- Percobaan horrison
Reagen yang digunakan adalah Baiumchlorida
7. Urobilin
Metode pemeriksaan : schlesinger
Reagen yang digunakan adalah reagen schlesinger.
Interprestasi hasil :
Negatif : tidak terbentuk flourensi hijau.
Positif : terbentuk flourensi hijau..

8. Urobilinogen
Metode pemeriksaan : Wallace dan diamond

Reagen yang digunakan adalah reagen Wallace dan diamond.

Interprestasi hasil :
Negatif : terbentuk larutan warna merah samar.
Positif : terbentuk larutanwarna merah kuat.
9. Klorida
Metode pemeriksaan : fantus
Reagen yang digunakan adalah reagen kaliumchromat
10. Darah samar

Mikroskopis urin (sedimen urin)

Pemeriksaan dilakukan secara semikuantitatif, reagen yang digunakan adalah Sternheimer-


Malbin.

Unsur- unsur sedimen dibagi menjadi 2 yaitu

Unsur organik :

- Sel eptel
- Lekosit
- Eritrosit
- Silinder
- Oval fat bodies
- Benang lendir
- Silindroid
- Sprematozoa
- Potongan jaringan
- Parasit-parasit
- Bakteri-bakeri

Unsur anorganik :

- Bahan amorf
- Kristal-kristal urin normal
- Kristal-kristal urin abnomal
- lemak
Transudat dan eksudat

Meupakan caian otak yang tedapat dalam rongga peikardium, rongga pleura, rongga perut
yang berfungsi sebagai pelumas aga membran-membran yang dilapisi metosel dapat bergeak
tanpa geseran.

Transudat merupakan cairan yang terjadi akibat proses bukan radang melainkan gangguan
kesetimbangan cairan tubuh/badan. ( tekanan osmosis koloid, statis dalam kapiler/ tekana
hidrostatik, kerusakan endotel, dsb.

Eksudat merupakan cairan yang terjadi akibat prose peradangan/ inflamsi.

Ciri-ciri Transudat

- Cairan jernih
- Encer
- Kuning muda
- Berat jenis 1010 – 1018
- Tidak menyusun bekuaan (tidak ada fibrinogen)
- Kadar protein < 2,3 gr/dl
- Kadar glukosa sama seperti dalam plasma darah
- Jumlah sel kecil dan bersifat steril

Ciri-ciri Eksudat

- Cairan keruh
- Lebih kental
- Warna bermacam-macam
- Berat jenis > 1018
- Menyusun bekuaan (ada fibrinogen)
- Kadar protein > 4,0 gr/dl
- Kadar glukosa jauh < dalam plasma darah
- Jumlah sel banyak dan sering ada bakteri

Cairan otak

Pengambilan cairan otak dilakukan dengan maksut diagnostik / untuka melakukan tindakan
terapi. Kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat membei petujuk ke arah suatu penyakit
susunan saraf pusat, baik yang mendadak maupun menaun dan setela terjadi trauma. Caian
otak biasanya diperoleh dengna melakukan pungsi kedalam vacum subarachnoidale bagian
lumbal dan pungsi suboccipital ke dalam cisterna magna/ pungsi vertikal sesuai indikasi.
Pemeiksaan makoskopis meliputi :

- Warna
Cairan otak yang normal biasanya sepertin aquadest
- Kekeuhan
- Sediment
Cairan otak tidak memiliki sedimen
- Bekuan
Cairan otak tidak menyusun bekuan kaena tidak terdapat fibrinogen.

Pemeriksaan mikroskopis

- Menghitung jumlah sel


Dilakukan dalam waktu 30 menit setelah mendapat liquor kaena lekosit mudah rusak.
- Menghitung jumlah sel
- Bakterioskopis
Kuman yang sering dijumpai dalam getah otak ialah : M tuberculosis, meningococci,
pneumococci, streptococci dan H influenzae.

Pemeriksaan kimia

Pemeiksaan kimia yang sering dikehendaki adalah pemeriksaan terhadap kadar protein,
glukosa dan klorida. Pemeriksaa terhadap protein dalam cairan otak adalah yang paling
penting dilakukan dengan tes busa, tes pandy, tes nonne apelt.

Feses / tinja

Tinja hendaknya diperiksa dalam keadaan segar, kalau dibiarkan mungkin unsur-unsur dalam
tinja itu rusak. Wadah untuk sampel tinja sebaiknya terbuat dari kaca/bahan lain yang tidak
dapat ditembus plastik, bermulut lebar, untuk tinja keras dapat menggunakan parafin.

 Makroskopis
a. Warna
Tinja yang dibiarkan terlalu lam maka warnanya berubah lebih tua karena
urobilin dari urobilinogen diekstrasikan melalui usus. Warna tinja juga
dipengaruhi oleh jenis makanan dan oleh obat-obatan.
b. Bau
Bau normal tinja karena adanya indol, skatol, dan asam butirat. Bau itu menjadi
bau busuk jika dalam usus terjadi pembusukan protein yang tidak dirombak oleh
kuman-kuman. Bau tengik dalam tinja disebabkan oleh perolmbakan zat lemak
dengan pelepasan asam-asam lemak.
c. Konsistensi
Tinja normak agak lunak, pada penderita diare sangat lunak/ cair dan sebaliknya
pada konstipasi didapat tinja yang lunak bercampur gas.
d. Lendir
Adanya lendir menandakan adanya rangsangan/ radang dinding usus.
e. Darah
Jumlah darah yang besar disebabkan karena ulcus, varices dang dalam
oesophagu, carcinoma / hemorrhoid.
f. Parasit
Cacing Ascaris, Ancylostoma, dll
 Mikroskopis

Reagen yang biasanya digunakan untuk mencari protozoa : lar eosin 1-2% , lugol
1-2%, asam acetat 10% dan larutan garam 0,9%.

Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :

a. Sel epitel
b. Makrofag
c. Leukosit
d. Eritrosit
e. Kristal-kristal
f. Sisa makanan
g. Sel ragi
h. Telur dan jentik cacing

Sperma

Sperma adalah ejakulat yang berasal dari seorang pria berupa cairan kental dan keruk , berisi
skret dari kelenjar prostat, kelnjar-kelenjar lain dan sprematozoa.

Cara memperoleh sampel

Sebelum menjalani pemeriksaan mani pasien diminta supaya tidak mengadakan kegiatan
seksual selama 3-5 hari. Penegeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pada pagi ahari, mani
langsung dikeluarkan dalam wadah yang terbuat dari gelas/ plastik yang bermulut lebar dan
bertutup rapat. Pemakaian kondom untuk menampung mani tidak dianjurkan karena zat-zat
pada permukaan karet mempunyai pengaruh melemahkan/ membunuh spermatozoa.

Pemeriksaan secara makropis memperhatikan volume, warna, kekeruhan dan kentalnya mani
serta pH diperiksa. Volume diukur setelah mani mencair, biasanya terdapat 2,5-5 ml. Warna
putih / kekuning-kuningan. Mani sangat kental, sukar untuk dipindahkan tempat dlm
wadahnya. Pada suhu kamar dapat mencair 10-20 menit, ababila lebih 20 mnit maka
abnormal. pH bekisa antaa 7,0-7,8.

Dalam mengitung jumlah spematozoa nilai nomalnya 70 juta / lebih apabila kuang dai 20 juta
pe ml maka ada kemungkinan dlm hal fetilitas.

Anda mungkin juga menyukai