Urin kateter
Urin Supra Pubik : diambil dengan pungsi lewat supra pubik ke dalam kandung kemih
Macam Sampel :
Urin pagi I
Urin pagi II
: untuk melihat kemungkinan ada silinder dan unsur yang berasal dari ginjal
Urin sewaktu
Urin tapung
1. Jumlah urin
Tujuan : - menentukan ada atau tidaknya gangguan faal ginjal
- keseimbangan cairan badan
- menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dan kualitatif urin.
.Cara mengukur jumlah urin :
- Urin 24 jam prod. dewasa 800-1300 ml
- Urin siang 12 jam dan urin malam 12 jam produksi urin siang 2 sampai 4 kali lebih banyak
daripada urin malam .
- Timed specimen pada sesuatu percobaan detil untuk jumlah absolut
tidak berwarna
kuning muda
kuning
kuning tua
kuning bercampur merah
Kelainan warna :
Tak Patotogis : warna berasal dari makanan atau obat (pewarna)
Patologis : Seperti teh : bilirubin
Hijau
: biliverdin
Putih keruh
: pus
Merah
: darah (hemoglobin, porfirin, porfobilin, obat-obatan dan
diagnostika)
3. Kekeruhan
Jenis-jenis kekeruhan: - Jernih
- Agak keruh
- Keruh/sangat keruh
Kekeruhan dapat timbul :
a. Sejak dikemihkan :
- Urin mengandung kristal dalam jumlah besar. Kekeruhan ini dapat dihilangkan dengan
secara mikroskopis
- Benda-benda koloid : urin tidak dapat dijernihkan dengan filtrasi/ sentrifugasi
b. Kekeruhan timbul sesudah dibiarkan :
- Nubecula
- Urat2 amorf dalam urin asam dan dingin keruh, endapan berwarna putih atau merah
karbondioksida.
- Bakteri-bakteri dari luar tubuh (mungkin dari perkembangbiakan bakteri di penampung
yang kotor) bakteri tampak banyak disertai penambahan unsur-unsur sedimen
Normal: jika urin dibiarkan/didinginkan, lendir, sel-sel epitel dan lekosit yang lambat
laun mengendap.
4. Bau
- Bau busuk: akibat perombakan zat-zat protein, misalnya pada carcinoma saluran
kemih
Bau urin setelah dibiarkan :
- Bau busuk: akibat pembusukan urin yang mengandung banyak protein diluar
tubuh.
5. Buih
Pemeriksaan buih dapat membantu kecurigaan adanya abnormalitas urin.
Cara kerja :
- Masukkan 5 cc urin dalam tabung reaksi, kemudian kocok beberapa saat sampai keluar
buih.
D. Hasil Pemeriksaan :
Sampel yang diambil : urin spontan (ditampung saat dikemihkan).
1. Jumlah urin : Diambil urin sewaktu. Jumlah urin yang ditampung secukupnya, sesuai
kebutuhan pemeriksaan.
2. Warna urin : Kuning muda (normal)
3. Kekeruhan : Jernih (normal)
4. Bau urin : bau amoniak (normal, karena dibiarkan tanpa pengawet)
5. Buih : putih, jernih, dan cepat hilang (normal)
6. Berat Jenis : 2,1 (normal, karena pada pemeriksaan protein tidak ditemukan adanya
protein dan pada pemeriksaan reduksi tidak ditemukan adanya glukosa. Meskipun lebih
tinggi dari normal, yaitu 1,003 1,030, tapi hasil ini menunjukkan faal ginjal sangat baik.)
B. Langkah Kerja :
1. siapkan alat dan bahan
2. masukkan urin kedalam tabung reaksi hingga dua pertiga penuh
3. miringkan dan panaskan bagian permukaan urin diatas lampu spirtus hingga mendidih
selama 30 detik
4. amati hasilnya dan bandingkan dengan bagian bawah yang tak dipanasi sebagai kontrol
negatif
5. apa bila terjadi kekeruhan, teteskan 3-5 tetes asam acetat 6%. Jika kekeruhan hilang
urin tidak mengandung protein, bila kekeruhan menetap kemungkinan protein positif
C. Tinjauan Teoritis :
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui adanya protein dalam urin.
Syarat pemeriksaan : Urin jernih dan sedikit asam. Apabila urin keruh, saringlah atau
tambahkan zat lain hingga urin jernih.
Metode pemeriksaan : Metode rebus dan metode sulfosalisilat. Pada pemeriksaan ini
digunakan metode rebus.
Interpretasi terhadap hasil pemeriksaan :
- Positif + /1 +
: ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir,
kekeruhan itu
keping.
- Positif palsu
: kekeruhan yang timbul oleh obat yang dikeluarkan lewat
urin
- Negatif palsu
D. Hasil Pemeriksaan :
Fehling. Pada pemeriksaan glukosa kali ini digunakan dengan metode benedict, karena
berwarna merah.
- Positif +++/3+
3,5% glukosa)
- Positif ++++/4+
: Filtrat jernih, endapan merah bata (lebih dari 3,5% glukosa)
- Positif palsu : - Adanya obat, misalnya vitamin C
- Polisakarida lain yang dapat mereduksi reagen benedict, seperti fruktosa,
- Pemanasan inadekuat
D. Hasil Pemeriksaan :
mengandung glukosa.
C. Hasil Pemeriksaan
3. Bilirubin
: Negatif (-)
5. Spez-Gew
: Negatif (-)
7. pH
:6
10. Leukosit
: Negatif (-)
B. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buang filtrat pada urin yang telah disentrifuge. Sisakan 0.5 ml, lalu kocok dengan hatihati agar sedimen larut dan tercampur dengan rata.
3. Teteskan urin tersebut menggunakan pipet tetes ke atas object glass.
4. Tutup dengan deck glass secara hati-hati agar tidak ada gelembung udara
5. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali.
C. Hasil Pemeriksaan :
2. Silinder
: Negatif (-)
4. Protozoa
: Negatif (-)
5. Kristal
: Negatif (-)
LAPORAN PRAKTIKUM
PATOLOGI KLINIK PEMERIKSAAN URIN
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Deny EkaSaputra
Muthia Khanza AB
Muhammad Yudhi Surya Chandra
Ali Subekti
Agustina Br Pakpahan
Kelompok 7
(G1A113135)
(G1A113136)
(G1A113137)
(G1A113138)
(G1A113139)
UNIVERSITAS JAMBI