Anda di halaman 1dari 5

Nama : Murni Widayanti Herlina

NIM : P17334120047

Kelas : D3-2B

1. Resume Teori
MAKROSKOPIS URINE

Urine yaitu air kemih / air kencing yang merupakan suatu cairan yang berwarna kuning yang
dikeluarkan ginjal melalui saluran uretra. Adapun fungsi pemeriksaan urine yakni antara lain :
membantu diagnosis penyakit yang berhubungan dengan ginjal dan saluran urine serta membantu
memeriksa faal sebagai organ lain seperti hati, saluran empedu, pankreas, corteks adrenal dan
sebagainya. Selain itu, dalam pemeriksaan specimen urine diperlukan wadah yang dapat
menampung specimen tersebut dan umumnya wadah tersebut berupa gelas atau plastik
transparant, bertutup ulir serta bermulut besar/lebar. Kemudian, terdapat pula pilihan sampel urin
yakni sebagai berikut ;

 Urine sewaktu → pengambilan spesimen urine tersebut dilakukan ketika pasien datang ke
laboratorium kemudian pasien di minta untuk mengeluarkan urine pada saat itu juga dengan di
tampung oleh wadah spesimen urine yang telah disediakan. Selain itu, dalam pengambilan urine
sewaktu pula pasien tidak harus berpuasa.
 Urine pagi →pengambilan urine tersebut dilakukan setelah pasien bangun pagi dan biasanya
urine yang dikeluarkan setelah bangun pagi itu cenderung pekat dan mengandung sedimen.
 Urine post prandial → pengambilan urine tersebut dilakukan setelah pasien makan.
 Urine puasa → pengambilan urine tersebut dilakukan setelah pasien berpuasa terlebih dahulu
selama 10 jam dan benar-benar tidak boleh memakan apapun. Contoh : ketika pasien berpuasa
mulai dari pukul 22.00 maka nanti sekitar pukul 08.00 pagi pasien dapat menampung urinnya
dalam wadah spesimen urine.
 Urine 24 jam → pengambilan urine tersebut dilakukan dengan cara menampung urine tersebut
selama 24 jam, dalam penampungan urine 24 jam tersebut harus terukur seperti berapa mL urine
yang harus ditampung itu perlu diperhatikan. Penampungan urine 24 jam pula biasanya dilakukan
untuk pemeriksaan kuantitatif.
 Urine 2 gelas atau 3 gelas pada laki-laki → pengambilan urine tersebut dilakukan dengan cara
urine pasien laki-laki tersebut di keluarkan dan di tampung dalam botol yang berbeda-beda.
Pengambilan urine dengan cara itu bertujuan untuk melihat letak infeksi / kerusakan di uretra
serta infeksi dari saluran kemih.

Sebenarnya urine harus segera di analisa agar komposisi kimia dalam urine belum berubah namun
berdasarkan situasi dan kondisi terdapat urine yang disimpan dengan menambahkan pengawet
urine agar urine dapat di analisa di lain hari. Adapun jenis pengawe urine yakni antara lain ; Toluena,
thymol, formaldehida, asam sulfat pekat, natrium karbonat. Selain itu, adapula pemeriksaan urine
rutin yang terdiri dari ;

a. Pemeriksaan makroskopis
 Volume
 Warna
 Kekeruhan
 Keasaman (pH)
 Berat Jenis (BJ) → perlu diketahui bahwa berat jenis air yaitu 1 L
b. Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis ini digunakan untuk melihat benda padat dalam urine atau untuk
melihat endapan urine ketika sentrifius dan endapan tersebut dapat berupa zat organik
ataupun zat anorganik
c. Pemeriksaan kimiawi
 Reduksi urine (Glukosa)
 Protein

Selain itu, adapula pemeriksaan urine atas indikasi yakni antara lain ; pemeriksaan Bilirubin,
pemeriksaan Urobilin, pemeriksaan Benda Keton, pemeriksaan Darah Samar.

 Pemeriksaan makroskopis urine


Rata-rata volume urine orang dewasa normal yaitu sekitar 800-1.300 mL dan adapun berbagai
jenis warna yang terdapat pada urine yakni sebagai berikut ;
1. Warna kuning → urine berwarna kuning mengindikasikan bahwa urine tersebut mengandung
urobilin dan urokhrom (N), bilirubin (abN), santonin, riboplavin (obat), zat warna dalam
makanan dan minuman.
2. Warna hijau → indikan (N), obat-obatan / adanya kuman (Pseudomonas aeruginosa).
3. Warna merah → Uroerintrin (N), hemoglobin, forfirin, forfobilin (abN), santonin, rifampisin
(obat).
4. Warna cokelat → Urobilin (N), bilirubin, hematin, porfobilin (abN).
5. Warna cokela tua atau hitam → indikan (N), darah, melamin (abN), derifat fenol (obat).
6. Warna serupa susu → fosfat dan urat (N), pus, getah prostat, chylus, zat-zat lemak, bakteri,
protein (abN).
 Pemeriksaan kejernihan urine
Kejernihan urine dinyatakan dengan : jernih,agak keruh,keruh atau sangat keruh. Adapun
penyebab kekeruhan pada urine itu diakibatkan karena diduga dalam urine terkandung fosfat
amorf dan karbonat, terdapat bakteri,sel epitel,leukosit, terdapat unsur sedimen dalam jumlah
yang besar (eritrosit,leukosit,sel epitel), terdapat chylus dan lemak.
 Pemeriksaan bau urine
Bau urine normal dapat disebabkan oleh zat-zat organik yang mudah menguap. Adapun bau
urine yang abnormal dapat disebabkan oleh berbagai hal yakni antara lain :
 Makanan yang mengandung minyak atsiri (jengkol,petai,durian).
 Obat-obatan seperti menthol dan lainnya.
 Bau amoniak diakibatkan dari perombakan ureum oleh bakteri.
 Bau ketonuria seperti bau aseton, buah-buahan.
 Bau busuk yang dapat diakibatkan karena adanya pembakaran protein, contoh : adanya
karsinoma saluran urine.
 Pemeriksaan pH (keasaman)
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus/kertas pH universal.
Adapun caranya yaitu : urine harus dikocok sampai homogeny lalu celupkan kertas lakmus atau
kertas pH universal kemudian samakan warna dengan standar. Selain itu, pH urine yang dapat
dinyatakan normal yaitu sekitar 4,6 sampai 8,5. Lalu perlu diketahui pula bahwa infeksi
Escherechia coli dapat menghasilkan urine asam, selain itu adapun infeksi proteus dapat
menyebabkan urine basa.
 Pemeriksaan berat jenis urine (BJ)
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan berat jenis urine yakni antara lain ada Urinometer,
refraktometer, piknometer dan lainnya. Adapun cara untuk menggunakan urinometer untuk
pemeriksaan berta jenis urine yaitu :
 Isi tabung urinometer dengan urine sampai 3/4 nya.
 Masukkan urinometer ke dalamnya lalu putarlah.
 Baca skala BJ sejajar dengan meniscus bawah urine.
 Catat hasilnya, lalu koreksi suhu (tiap kenaikan suhu 3 oC, BJ naik 0,001).
 Nilai normalnya yaitu : 1,003 – 1,030

Perlu diketahui bahwa prinsip kerja urinometer yaitu “ketika skala berhimpit dengan meniskus
urine maka bisa dibaca skalanya.”adapun keuntungan dari urinometer yaitu lebih akurat serta
adapula kerugiannya yaitu bahan banyak,carik celup dan harus dikalibrasi mulai dari suhu,glukosa,
protein.

Adapun keuntungan dari refractometer yaitu hanya membutuhkan bahan yang sedikit dan alat
tersebut mudah digunakan namun adapula kerugiannya yaitu kurang akurat.

2. Resume Praktek
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS URINE
Pemeriksaan makroskopis urine meliputi kejernihan dan warna, pH,volume, berat jenis dan bau.
a. Pemeriksaan bau urine
Tujuan : untuk mengetahui bau urine.
Prinsip : urine dibau dengan panca indera hidung.
Alat dan Bahan : beaker glass
Sampel urine
Prosedur : - masukkan sampel urine ke dalam beaker glass.
- Dekatkan ke hidung dan kibaskan tangan ke arah hidung.

Nilai normal : tidak menusuk dan tidak tajam

b. Pemeriksaan pH urine
Tujuan : untuk mengetahui derajat keasaman / pH urine
Prinsip : berdasarkan perubahan warna pH strip, maka warna yang terjadi
dibandingkan secara visual pada standar warna pH strip.
Alat dan Bahan : beaker glass,pinset, pH strip, sampel urine.
Prosedur : - masukkan sampel urine ke dalam beaker glass
- Ambil pH strip dengan pinset
- Celupkan pada sampel urine selama 30 detik lalu tiriskan
- Bandingkan perubahan warna dengan standar warna pH strip
Nilai normal : urine sewaktu → 4,6 -8
urine 24 jam → ± 6,2
c. Pemeriksaan volume urine
Tujuan : untuk mengetahui volume urine.
Prinsip : volume urine diukur dengan gelas ukur dan hasil dibaca setinggi miniskus
bawah
Alat dan Bahan : beaker glass, sampel urine, gelas ukur
Prosedur : - masukkan urine ke dalam gelas ukur secara perlahan agar tidak berbusa
Dekatkan ke hidung dan kibaskan tangan ke arah hidung.
- Baca volume urine setinggi miniskus bawah
Nilai normal : - urine sewaktu tidak terdapat nilai normalnya

- Urine 24 jam ; urin dewasa → 800 – 1.300 mL


- Anak usia 6 – 12 tahun ± setengah volume urine orang dewasa
- Anak usia 0 – 6 tahun ± seperempat volume urine orang dewasa

d. Pemeriksaan BJ urine
Tujuan : untuk mengetahui berat jenis urine.
Prinsip : BJ urine dilihat pada tangkai urinometer dan dibaca pada miniskus bawah
Alat dan Bahan : beaker glass, sampel urine, gelas ukur, urinometer, termometer
Prosedur : - masukkan urine ke dalam gelas ukur sebanyak ± 40 – 50 mL
- Masukkan urinometer, kemudian dilepas sambil diputar supaya bebas
terapung dan tidak menempel pada dindig gelas ukur.
- Baca hasil pada tangkai urinometer setinggi miniskus bawah

Nilai normal : - urine sewaktu → 1.003 – 1.030

- Urine 24 jam ; urin dewasa → 1.016 – 1.022


- Urine pagi → 1.015 – 1.025
e. Pemeriksaan warna urine
Tujuan : untuk mengetahui warna urine.
Prinsip : warna urine diuji pada penebalan 7 – 10 cm, dengan cahaya terang dan
latar belakang putih pada sikap serong.
Alat dan Bahan : beaker glass, sampel urine, tabung reaksi, latar belakang putih
Prosedur : - masukkan urine 3/4 tabung penuh ke dalam tabung reaksi
- Miringkan tabung reaksi hingga membentuk sudut 60 o
- Warna urine diuji pada penebalan 7-10 cm dengan cahaya terang dan
latar belakang putih

Nilai normal : berwarna kuning muda – kuning tua

f. Warna urine
1. Kuning pucat → normal (cukup minum)
2. Kuning → tidak normal (dehidrasi sedang)
3. Kuning gelap → tidak normal (dehidrasi berat)
4. Oranye → tidak normal (gangguan organ hati)
5. Kuning muda → normal (namun sesaat kemungkinan harus segera minum)
6. Kuning tua → tidak normal (dehidrasi sedang)
7. Merah → tidak normal (batu atau infeksi saluran kencing)
8. Hijau/Biru → tidak normal (pewarna dari obat atau makanan)
g. Pemeriksaan kejernihan urine
Tujuan : untuk mengetahui kejernihan urine.
Prinsip : kejernihan urine diuji pada keseluruhan tabung dengan cahaya pantul
tanpa latar belakang putih pada sikap serong.
Alat dan Bahan : beaker glass, sampel urine, gelas ukur, tabung reaksi.
Prosedur : - masukkan urine 3/4 tabung penuh ke dalam tabung reaksi
- Miringkan tabung reaksi hingga membentuk sudut 60 o
- Kejernihan urine di uji pada keseluruhan tabung dengan cahaya pantul
tanpa latar belakang putih pada sikap serong.
Nilai normal : jernih

h. Pemeriksaan busa urine


Tujuan : untuk mengetahui busa urine.
Prinsip : berdasarkan perubahan warna pada busa, maka bila urine dikocok ; busa
berwarna putih tidak hilang dalam bentuk 5 menit berarti kemungkinan
protein, namun bila busa berwarna kuning tidak hilang dalam waktu 5
menit berarti kemungkinan bilirubin. Adapun busa berwarna putih/kuning
hilang dalam waktu 5 menit berarti protein dan bilirubin negatif.
Alat dan Bahan : beaker glass, sampel urine, gelas ukur, tabung reaksi, penyumbat tabung.
Prosedur : - masukkan 5 mL sampel urine ke dalam tabung reaksi, tutup dengan
penyumbat tabung.
- Kocok kuat-kuat
- Buka penyumbat tabung, baca hasil dalam waktu 5 menit
Interprestasi hasil : busa berwarna putih tidak hilang dalam bentuk 5 menit berarti
kemungkinan protein, namun bila busa berwarna kuning tidak hilang dalam
waktu 5 menit berarti kemungkinan bilirubin. Adapun busa berwarna
putih/kuning hilang dalam waktu 5 menit berarti protein dan bilirubin
negatif.
Nilai normal : busa berwarna putih/kuning hilang dalam waktu 5 menit berarti protein
dan bilirubin negatif.

Anda mungkin juga menyukai