Anda di halaman 1dari 57

Ticks

&
Mites
Novi Utami Dewi
Poltekkes Bandung
Atrhropoda
• Anggota Filum Arthropoda tubuhnya berbuku-buku dan memiliki eksoskeleton.

• Tubuhnya dilapisi oleh epikutikula yang terdiri atas kitin hasil sekresi hipodermis.

• Tubuh dan kakinya terbagi menjadi segmen-segmen. Pergantian kulit terjadi dalam interval waktu

tertentu. Sistem sarafnya terletak di ventral.

• Peredaran darahnya terbuka dan jantung terletak di dorsal.

• Arthropoda telah memiliki alat pencernaan yang sempurna.

• Alat respirasinya berupa insang, trakea, paru-paru buku, atau permukaan tubuh. Ekskresi dengan

menggunakan organ badan Malpighi atau nefridia. Alat kelamin jantan dan betina terpisah pada

masing-masing individu. Terdapat pula spesies yang mampu melakukan partenogenesis, yaitu sel

telur yang mampu berkembang menjadi individu tanpa dibuahi.


Tick/Caplak

Caplak secara ilmiah diklasifikasikan dalam kelas Arachnida, Ordo Acarina, genus:
Ixodes, Hyalomma, Amblyomma, Boophilus, Margaropus, Dermacentor,
Haemaphysalis, dan Rhipicephalus

Caplak terdiri dari dua famili: Ixodidae (berbadan keras/ hard tick) atau Argasidae
(berbadan lunak/ soft tick). Bentuknya bulat telur dan mencapai ukuran maksimal
1,5 cm saat tubuhnya penuh menghisap darah. Mereka dikenal karena
kemampuannya untuk menempel pada mangsanya menggunakan gigi, Caplak
membutuhkan darah untuk melengkapi siklus hidup mereka yang kompleks.
Anatomi Acarina (subklas Arachnida)
1 Chelicerae
2 Palps
3 Salivary glands
4 Gut
5 Excretory (Malpighian) tubules
6 Anus,
7 Ovary or testes,
8 Air-breathing tubes (tracheae)
9 Central ganglion
10 Legs
11 Hypostome
Tick (Caplak)
• Sebanyak 899 spesies caplak (185 spesies Argasidae/ Soft tick dan 714 spesies famili Ixodidae/
Hard Tick) telah dilaporkan di dunia.

• Dapat menularkan berbagai patogen seperti bakteri, virus, spirochaete, rickettsia, protozoa darah
dan dapat menyebabkan penyakit penting seperti demam kambuhan, demam berdarah crimean-
congo, penyakit lyme, demam Q, babesiosis, ensefalitis

• Caplak juga dapat menyebabkan kelumpuhan, keracunan, iritasi, dan kepekaan pada manusia dan
hewan. Selain itu, mereka dapat mengakibatkan kerugian ekonomi dan secara signifikan
mengurangi susu dan berat hewan dan meningkatkan tingkat infeksi hewan ke berbagai jenis
infeksi.
Tick/Caplak
Hard Tick (Ixodidae) dimulai sebagai telur yang diletakkan oleh caplak betina
dewasa. Begitu telur menetas, larva yang kemudian harus mencari makan dari
mamalia kecil atau burung (inang). Setelah makan, ia turun ke tanah dari inangnya
dan melalui proses ganti kulit, disebut sebagai nimfa.
Nimfa kemudian mencari inang yang lebih besar, dan setelah makan turun dan
berganti kulit menjadi dewasa. Siklus hidup hard tick berlangsung satu hingga dua
tahun tergantung pada spesiesnya. Gigitan umumnya tidak menimbulkan rasa sakit,
dengan proses makan yang berlangsung beberapa jam, hingga berhari-hari, bahkan
berminggu-minggu.
Fosil menunjukkan bahwa caplak telah berumur setidaknya 90 juta tahun. Ada lebih
dari 800 spesies caplak di seluruh dunia, tetapi hanya dua family caplak yang diketahui
dapat menularkan penyakit ke manusia Ixodidae (hard tick) dan Argasidae (soft tick)

Hard tick memiliki scutum, atau lempengan keras, di punggungnya sementara caplak
lunak tidak

Caplak menyebabkan penyakit tularan vektor (Tickborne desease) dapat terjadi di


seluruh dunia.
Perbedaan hard tick dan soft tick
Hard Tick

• Hard tick berada di lingkungan yang banyak inang vertebrata, seperti


mamalia, kadal, dan unggas yang hidup di tanah.

• Habitat pilihan mereka adalah daerah semak belukar, berhutan atau


rerumputan, terutama hutan lembab dan daerah bervegetasi di tepi
hutan, di sepanjang jalur pendakian dan di ladang yang ditumbuhi
rumput liar atau berumput.
Morfologi Hard Tick

• Dicirikan oleh integument (lapisan


luar/cangkang) keras disebut Scutum

• Tubuh tersegmentasi tetapi tidak mudah


terlihat,

• Tubuhnya terdiri dari dua bagian:

(1) Kapitulum (juga disebut sebagai


gnathosoma).

(2) Tubuh /body


3 jenis bentuk mulut

• (i) Ventral ke mulut bergigi, hipo-stoma memanjang, ujung bebasnya menjorok ke


anterior.
• (ii) Pada permukaan dorsal hipo-stoma terletak sepasang chelicerae, di setiap sisi
mulut.
Fungsi chelicerae sebagai struktur penusuk, robekan dan penahan dimana
integumen inang dibuka dan seluruh kapitulum atau setidaknya hipostom bergigi
dimasukkan ke dalam inang.
• (iii) Sepasang palpi atau pedipalpi muncul dari margin anteroventral dari basis
kapitulum.
• Kakinya khas pada bagian tarsus terdapat sepasang cakar

• Lubang genital terletak di garis tengah-tengah antara


pasangan kaki pertama dan kedua.

• Anus juga terletak di bagian perut, berjarak sama dari


tingkat keempat pasang kaki dan margin posterior tubuh.
Siklus Hidup

Siklus hidup meliputi: telur, larva, nimfa, dan imago/ caplak jantan
dan betina dewasa.

Larva, nimfa keduanya membutuhkan darah untuk kehidupannya.


Siklus hidup caplak membutuhkan 6 minggu hingga 3 tahun.

Caplak tidak melompat, terbang, mereka hanya menjangkau


dengan kaki mereka dan meraih atau merangkak ke inang.
a. Telur

• Betina yang sedang hamil jatuh ke tanah, di mana dia menyimpan telurnya di

tanah atau humus.

• Caplak bertubuh keras (hard tick) bertelur dalam beberapa ratus pada satu

waktu.

• Caplak bertubuh lunak (soft tick) bertelur dalam kelompok 20 - 100 telur.

Telur menetas dalam 1 hingga 3 minggu.


• b. Larva:

Larva caplak memiliki 3 pasang kaki, menunggu di antara rerumputan


dan tanaman sampai ada inang yang cocok kemudian melekat. Setelah
makan darah, ia turun, dan 3 hingga 13 hari berubah menjadi nimfa.
• c. Nimfa:

Nimfa menyerupai caplak dewasa yang memiliki 4 pasang kaki, tetapi


tidak memiliki pori genital. Nimfa semuanya pengisap darah, dan mereka
menempel pada inang yang cocok untuk makan darah. Anggota Ixodidae
memiliki satu instar nimfa, tetapi argasidae sebanyak lima instar.
• Larva atau nimfa serangga, dalam kurun waktu tertentu, akan menjadi serangga

dewasa yang disebut "imago". Perkembangan larva atau nimfa menjadi imago

mengalami beberapa tahap.

• Setiap tahap ditandai dengan membesarnya tubuh, namun tidak diikuti oleh

pembesaran kulit sehingga kulit tersebut akan pecah dan diganti dengan kulit

baru. Pergantian kulit ini disebut ecdysis atau molting.

• Pada saat kulit baru masih lunak, serangga memperbesar ukurannya. Beberapa

jam kemudian, kulit akan mengeras dan membentuk warna yang tetap. Serangga

tingkat tinggi bisa mengalami ecdysis 4-6 kali.


• Serangga yang sudah dewasa tidak lagi mengalami pergantian kulit sehingga
ukurannya tetap (tidak berubah lagi). Lamanya waktu antara pergantian kulit
disebut "stadium".

• Bentuk serangga dalam stadium disebut "instar". Stadium pertama adalah


lamanya waktu dari menetasnya telur sampai terjadinya pergantian kulit
pertama, sedangkan yang dimaksud dengan instar satu adalah bentuk
serangga pada stadium pertama.
• Larva berukuran sangat kecil (sekitar 0,8 mm memiliki enam kaki), sedangkan nimfa berukuran sekitar

1,6- 3 mm memiliki delapan kaki dan dewasa sekitar 4,8- 6,3 mm dengan delapan kaki.

• Meskipun caplak pada akhirnya akan mati jika tidak mendapat makanan darah, banyak spesies dapat

bertahan hidup setahun atau lebih.

• Hard tick cenderung menempel dan makan selama berjam-jam hingga berhari-hari. Penularan penyakit

biasanya terjadi menjelang akhir makan, karena caplak penuh dengan darah dan diperlukan waktu

berjam-jam sebelum hard tick menularkan patogen.

• Soft tick biasanya makan kurang dari satu jam. Penularan penyakit dapat terjadi dalam waktu kurang

dari satu menit dengan caplak lunak. Gigitan beberapa caplak lunak ini menghasilkan reaksi yang

sangat menyakitkan.
d. Dewasa:
• Caplak dewasa dapat hidup selama satu
tahun atau lebih.
• Hard tick hidup lebih lama dari Soft tick .
Pada saat kopulasi, yang terjadi pada
inang, caplak jantan menghasilkan
spermatofor, yang ditempatkan di bawah
operkulum genital betina.
• Betina biasanya membutuhkan makanan
darah untuk produksi telur
Patogenitas

• Caplak disebut satu inang ketika semua nimfa moulting dan melalui semua
instar terjadi pada inang yang sama, misalnya Boophilus sp.

• Ketika nimfa meninggalkan inang, berubah menjadi dewasa dan menempel


pada inang lain, caplak tersebut dikatakan sebagai caplak dua inang.

• Kebanyakan ixodidae adalah caplak dengan tiga inang sedangkan argasidae


dengan beberapa tahap nimfa adalah caplak banyak inang.

• Banyaknya jumlah inang meningkatkan peluang penularan patogen.


• Caplak merupakan penular (vektor) penyakit bagi manusia dan hewan, beberapa

menyebabkan kerugian ekonomi seperti demam Texas (babesiosis sapi) pada sapi yang

dapat membunuh hingga 90% sapi yang berumur setahun.

• Bertindak sebagai vektor ketika mikroba dalam air liur dan sekresi mulutnya masuk ke kulit

dan darah inang. Beberapa individu mungkin sensitif atau alergi terhadap gigitan caplak

(sekresi air liur) dan berkembang menjadi ruam di dekat gigitan, pembengkakan, mati rasa,

namun pada umumnya tidak menimbulkan gejala dan bahkan tidak merasa telah digigit

• Gigitan caplak biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan tetap seperti itu bahkan setelah

menghentikan makan darah dan jatuh dari kulit, kemudian daerah gigitan akan menjadi

gatal, panas, kemerahan atau bintik merah


Caplak yang Penting dan Perannya sebagai Vektor:
Hard ticks:

1. Ixodes:

Ixodes (famili: Ixodidae) adalah genus hard tick/ caplak keras terbanyak yang
terdiri dari lebih dari 200 spesies.

Ixodes scapularis (sebelumnya dikenal sebagai Ixodes dommini) dan Ixodes


pacificus bertindak sebagai vektor penting untuk penyakit lyme, yang
disebabkan oleh spirochaeta, Borrelia burgdorferi
• Prevalensi penyakit lyme yang tinggi dikaitkan dengan kebiasaan
makan caplak yang relatif tidak memilih inang, terutama tahap nimfa,
dan partisipasi hewan pengerat, rusa, kucing, ayam, kadal sebagai
reservoir. Penyakit Lyme adalah zoonosis klasik, dimana Borrelia
burgdorferi telah dilaporkan melalui transovarial dan transstadial.

• Di Asia dan Eropa, tick-borne encephalitis diketahui ditularkan melalui


gigitan Ixodes ricinus dan Ixodes persulcatus.
2. Dermacentor:

• Dermacentor andersoni, juga dikenal sebagai caplak kayu Rocky


mountain berfungsi sebagai vektor dari Rickettsia rickettsii, agen
penyebab Rocky mountain spotted fever

• Setelah kopulasi, betina hamil lepas dari inangnya dan dalam waktu
sekitar 7 hari, bertelur. Setelah 35 hari, menetas menjadi larva
heksapoda dan secara aktif melekat pada inang kecil seperti kelinci, tupai
tanah, dll. Setelah menghisap darah selama 3-5 hari, mereka jatuh dan
bermetamorfosis menjadi nimfa oktapoda.
• Nimfa berhibernasi di tanah; muncul ke permukaan pada musim
semi dan menempel pada inang yang lebih besar (marmut, landak,
dll.)nifma membesar selama 4-9 hari. Setelah makan, nimfa
mengalami pergantian kulit menjadi dewasa. Caplak dewasa
memakan darah mamalia besar seperti rusa, sapi, domba, dan
manusia. Semua stadium D. andersoni dapat bertahan kelaparan
dalam jangka waktu lama
Jenis tick dan penyakit yang ditularkan
Tularemia  vector pembawa bakteri Francisella tularensis
Dermacentor variabilis (American dog tick)
Amblyomma Americanum (lone star tick)
Anaplasmosis (human granulocytic anaplasmosis atau HGA) –
Ixodes sp (hard tick) vektor untuk bakteri Anaplasma
phagocytophilum
Colorado tick fever - Dermacentor andersoni (hard tick) - vektor
untuk Coltivirus, virus RNA
• Ensefalitis Powassan

Ixodes sp dan Dermacentor andersoni (keduanya merupakan hard tick) -


vektor untuk virus ensefalitis Powassan (RNA arbovirus)

• Babesiosis

Ixodes sp- vektor untuk Babesia, protozoa Ehrlichiosis

• Amblyomma americanum - vektor bakteri Ehrlichia chaffeensis dan


Ehrlichia ewingii
Tick yang biasa ditemukan di
Amerika
Soft Ticks:

HARD TICKS (IXODIDAE) : Caplak keras semuanya memiliki sifat


pembeda dari lapisan luar yang keras atau dikenal sebagai scutum.
SOFT TICKS (ARGASIDAE) : Caplak lunak tidak memiliki scutum
melainkan memiliki tubuh yang lebih bulat.

Caplak lunak umumnya ditemukan di liang hewan, sarang, gua atau tempat tinggal
manusia yang sederhana seperti gubuk, kabin atau gudang.

Caplak lunak mudah berkembang dalam kondisi panas dan kering.


Soft Tick
• Soft ticks, Ornithodoros:

Genus ini mencakup lebih dari 90 spesies


caplak bertubuh lunak.
Semuanya ektoparasit pada mamalia.
Salah satu yang paling ditakuti dari genus
ini adalah Ornithodoros moubata, yang
merupakan vektor dari Spirochaeta
duttoni, patogen penyebab African
relapsing fever.
Soft ticks

Tidak seperti Hard tick, soft tick tidak menunggu inang datang di daerah berumput atau
berhutan; sebaliknya, mereka cenderung hidup di liang hewan pengerat dan mengambil
makanan dari inang saat inang tidur. Orang biasanya bersentuhan dengan caplak ini saat
tidur di kabin yang penuh dengan hewan pengerat. Karena gigitannya tidak menimbulkan
rasa sakit dan soft tick makan dengan cepat (biasanya dalam waktu kurang dari satu jam),
kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka telah digigit.
Penyakit yang Ditularkan oleh caplak Bertubuh Lunak (soft ticks)

Tick-Borne Relapsing Fever ditularkan soft tick Borrelia hermsii,

B. parkerii, atau B. turicatae ke manusia dan hewan peliharaan.

Ornithodoros hermsi bertanggung jawab atas sebagian besar kasus

di Amerika Serikat. Dua spesies soft tick A.S. lainnya yang diketahui

menularkan penyakit ini adalah Ornithodoros parkeri dan O. turicata.


Patogenitas
• spirochaeta tertelan oleh caplak, menembus dinding perut dan mencapai rongga

tubuh tempat mereka berkembang biak.

• Patogen kemudian menyerang kelenjar ludah dan kelenjar coxal caplak. Dari air

liur dan cairan coxal spirochaeta dapat masuk ke dalam gigitan yang disebabkan

oleh caplak pada kulit inang atau bahkan patogen dapat menembus kulit inang

• Infeksi ditularkan melalui gigitan caplak jantan atau betina selama semua tahap

aktifnya. Serangan demam pada manusia terjadi 5 sampai 10 hari setelah digigit.
Mites
• Mites/ Tungau adalah arthropoda kecil dan kerabat dekat laba-laba, sehingga
dikategorikan dalam Kelas Arachnida. Ada sekitar 50.000 spesies tungau.
• Bagian depan disebut prosoma, di mana kapitulum (bagian mulut) dan kaki
tersegmentasi Bagian belakang disebut opistosoma.
• Kaki ditutupi dengan duri pendek dan sebagai adaptasi untuk berjalan,
berpegangan pada tuan rumah dan memanjat.
• Hanya sedikit tungau yang memiliki mata yang digunakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya cahaya.
• Palps adalah bagian mulut yang membantu mencari makan. Chelicerae dan
hypostome adalah bagian mulut lain yang digunakan selama proses makan.
Seperti semua arakhnida lainnya, tungau menunjukkan metamorfosis tidak
sempurna dengan tahapan kehidupan termasuk telur, larva, nimfa, dan
dewasa. Beberapa spesies tungau adalah pemakan tumbuhan.
• Beberapa merupakan parasit dan menyebabkan berbagai penyakit pada
vertebrata. Sisanya adalah bentuk predator.
Trombidium Dermanyssus
holosericeum gallinae
Dust Mite /Tungau debu
• Tungau debu adalah salah satu pemicu alergi dan asma paling umum
sebenarnya tidak meninggalkan gigitan di kulit, namun menyebabkan
ruam kulit.
• Tungau debu sulit dideteksi karena ukurannya yang kecil. Artropoda
mikroskopis ini diperkirakan hanya berukuran 0,2-0,33 milimeter.
• Tungau debu jantan bisa hidup lebih dari sebulan, sedangkan tungau
betina bisa hidup hingga 90 hari.
• Alasan mengapa tungau debu begitu umum karena mereka memakan
sel kulit mati. Dalam sehari, satu orang dapat melepaskan 1,5 gram sel
kulit mati, yang dapat memberi makan hingga satu juta tungau debu
Habitat
• Karena memakan sel kulit mati, tungau hidup eperti tempat tidur,
furnitur, dan karpet. Permadani dan boneka binatang juga cocok
untuk tungau debu.Meskipun tungau debu dapat ditemukan di
seluruh dunia, makhluk ini cenderung menyukai iklim panas dan
lembab.
• Karena tungau dapat membenamkan diri jauh ke dalam serat kain,
mereka juga dapat ikut kemanapun
• Tungau debu sendiri bersifat alergi, artinya dapat menyebabkan alergi.
Mereka juga meninggalkan kulit dan kotoran yang juga bisa memicu
alergi.
Patogenitas
• Infestasi tungau biasanya menyebabkan penyakit kulit
yang dikenal dengan kudis, keropeng, demodicosis

• Tanda-tanda umum alergi tungau debu meliputi: bersin,


batuk, tetesan postnasal, pilek atau hidung tersumbat,
gatal, mata berair merah, kulit gatal tenggorokan gatal

• Bergantung pada tingkat keparahan alergi tungau debu


juga dapat memicu asma.
Siklus hidup Larva menetas dari telur, kemudian makan dan berganti kulit menjadi
nimfa. Beberapa tahapan nimfa menjadi instar.
Moulting terakhir membentuk tungau betina atau jantan dewasa.
Tungau betina siap kawin dilengkapi dengan tonjolan yang berpasangan
dengan soket yang cocok pada jantan selama pembuahan.
Setelah kawin, betina terus berkembang dan bertelur; atau dalam kasus
khas Psoroptes misalnya, betina menghasilkan satu telur besar dalam
satu waktu. Pada sebagian besar tungau parasit, seluruh siklus hidup
berlangsung pada inang, dengan semua tahapan (pengecualian adalah
tungau trombikulid di mana nimfa dan dewasa hidup bebas).
Jenis siklus hidup disebut metamorfosis tidak lengkap (atau
hemimetabola)
Morfologi
Mites penyebab penyakit
• Psoroptidae : Psoroptes ovis.  Psoroptes cuniculi 

• Psorergatidae : Psorergates bovis (sapi), Psorergates ovis  (domba)

• Sarcoptidae : Sarcoptes scabiei, Knemidokoptes gallinae

• Cytoditidae and Laminosioptidae : Cytodites nudus, Laminosioptes cisticola

• Analgidae : Megninia ginglymura

• Trombiculidae : Trombicula autumnalis

• Demodicidae : Demodex folliculorum


Sar co pte s s ca bie i

Penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau sarcoptic disebut kudis/


scabies
Sarcoptes adalah tungau yang bersembunyi di dalam lapisan epidermis
inangnya. Infestasi manusia dapat bersifat zoonosis atau langsung dari
manusia ke manusia

Tungau sarcoptic lain yang penting bagi ternak ada dalam genus
Knemidokoptes yang menyerang burung.
Knemidokoptes gallinae, tungau gatal yang mengganggu pada unggas
cenderung menyerang kepala dan tubuh bagian atas, sedangkan tungau
kaki bersisik K. mutans, menyerang kaki.
Klasifikasi:
• Kingdom : Animalia
• Phylum : Arthropoda
• Subphylum: Chelicerata
• Class : Arachnida
• Subclass : Acari
• Order : Sarcoptiformes
• Family : Sarcoptidae
• Genus: Sarcoptes
• Species : Sarcoptes scabiei
• Ahli biologi Italia Giovanni Cosimo Bonomo dan Diacinto Cestoni
menunjukkan pada abad ke-17 bahwa kudis disebabkan oleh
Sarcoptes scabiei;
• Penemuan tungau gatal pada tahun 1687 menandai kudis sebagai
penyakit pertama pada manusia dengan agen penyebab
mikroskopis yang diketahui.
• Penyakit ini menghasilkan ruam kulit yang intens dan gatal ketika
sarcoptes menempati stratum korneum kulit dan menyimpan
telurnya.
• Larva, yang menetas dalam tiga sampai 10 hari, berkembang
menjadi tahap nimfa, dan kemudian menjadi tungau dewasa.
Tungau dewasa hidup tiga hingga empat minggu di kulit inang.
Morfologi
berbentuk oval, pipih di bagian perut dan bagian punggung cembung
dan beberapa duri kutikula. permukaan tungau memiliki lipatan yang
ditutupi bulu pendek.
Kaki depan berakhir dengan proses tubular yang panjang yang dikenal
sebagai sucker, dan kaki belakang berakhir dengan bulu yang panjang.
Jantan memiliki sucker di semua kaki kecuali pasangan ketiga, yang
membedakannya dari betina.
Betina memiliki panjang 0,3–0,45 mm dan lebar 0,25–0,35 mm dan
jantan berukuran lebih dari setengahnya
Siklus Hidup
• Setelah menginfestasi inang manusia, betina dewasa menggali ke dalam stratum korneum
(lapisan kulit terluar), di mana ia menyimpan dua atau tiga telur per hari. Telur oval ini memiliki
panjang 0,1–0,15 mm dan menetas sebagai larva dalam tiga sampai empat hari. Seekor betina
bisa bertelur hingga 30 telur, lalu mati di ujung liang. Setelah menetas, larva berkaki enam
bermigrasi ke permukaan kulit dan kemudian masuk ke dalam liang kantung pergantian kulit,
biasanya ke dalam folikel rambut, di mana vesikel terbentuk (ini lebih pendek dan lebih kecil
dari liang dewasa).
• Setelah tiga sampai empat hari, larva berganti kulit, berubah menjadi nimfa berkaki delapan.
Bentuk ini berganti kulit untuk kedua kalinya menjadi nimfa yang sedikit lebih besar, sebelum
moulting terakhir menjadi tungau dewasa.
• Tungau dewasa kemudian kawin ketika jantan menembus kantong molting betina. Perkawinan
terjadi hanya sekali, karena satu peristiwa itu membuat betina subur selama sisa hidupnya (satu
hingga dua bulan). Betina yang hamil kemudian meninggalkan kantong pergantian kulit untuk
mencari lokasi yang cocok untuk liang permanen. Setelah situs ditemukan, betina menciptakan
liang berbentuk S yang khas, bertelur dalam prosesnya. Betina akan terus memperpanjang
liangnya dan bertelur selama hidupnya
Tugas Individu

 Membuat makalah tentang satu spesies Tick atau Mites yang berisi:
Klasifikasi
Morfologi lengkap (gambar, skema, keterangan dan detail)
Siklus Hidup
Patogenesis
Identifikasi
Pencegahan dan pengobatan
Bentuk soft copy dikumpul setelah jam praktikum berakhir di PJ masing2
kemudian PJ mengupload di google drive dan membagi link

Anda mungkin juga menyukai