TRANSFUSI DARAH
NON IMUN AKUT
Disusun Oleh :
Annisa Yuli Andini
Deva Yanna
Nery Febri Dwi
Indriati Hastuti
Regina Ramadhini
Revi Audiva Nasution
Rizka Mustika Rani
Reaksi Transfusi non
Imunologi
Yaitu reaksi setelah transfusi darah yang
berhubungan dengan bahan fisika/kimia komponen
darah atau kontaminan.
Reaksi transfusi non imun yang dimaksud di sini adalah reaksi yang
tidak melibatkan sistem imun (reaksi Ag dan Ab) secara langsung.
Reaksi transfusi non imun lebih banyak disebabkan oleh efek
pemberian komponen darah yang berpengaruh terhadap
metabolisme tubuh, seperti penumpukan zat besi (Fe) di dalam
tubuh pasien, maupun efek karena penyimpanan komponen darah
yang menghasilkan berbagai macam substan yang mempengaruhi
metabolisme tubuh.
Reaksi karena darah transfusi terkontaminasi
.”
Reaksi Pseudohemolitik Akibat Transfusi
Jenis bakteri yang dapat mengontaminasi yaitu : Bakteri batang Gram negatif
(Yersinia enterocolitica, E.coli, Enterobacter Pantoea sp, Serratia marcescens dan
S.liquifaciens, Pseudomonas sp) dan bakteri kokus Gram positif (Staph. Epidermidis,
Propionibacteria, Staph aureus).
• Resiko sepsis yang berhubungan dengan
transfusi trombosit adalah 1 per 12.000,
angka ini lebih besar pada transfusi
menggunakan konsetrat trombosit yang
berasal dari beberapa donor dibandingkan
dengan trombosit yang didapatkan dengan
aferesis dari donor tunggal. • Bakteri yang mengkontaminasi
trombosit yang dapat menyebabkan
kematian adalah Staphylococcus
aureus, Klebsiella pneumoniae,
Serratia marcescens, dan
Staphylococcus epidermidis.
Reaksi Yang Disebabkan Oleh Volume yang
Berlebihan.
Reaksi hipotermi dapat terjadi
paska transfusi, yaitu pasien
yang ditransfusi secara cepat Keracunan sitrat juga dapat terjadi ketika
dengan komponen darah yang sejumlah besar volume komponen plasma
disimpan pada suhu 4±2O C. yang mengandung antikoagulan sitrat
ditransfusikan ke pasien. Gejala klinis yang
terjadi pada pasien dengan keracunan sitrat
adalah : kejang otot, kram, mual, muntah,
detak jantung yang tidak teratur dan lebih
lambat dari normal, hipotensi, jika kondisi
pasien makin parah, maka dapat terjadi
Hipokalsemia dan tetani.
hiperkalemia
Reaksi yang disebabkan oleh
volume yang berlebihan.
4. Oversirkulasi yang terjadi jika volume darah
pasien meningkat di atas kapasitas sistem
kardiopulmonari tubuh pasien. Hal ini terjadi ketika
terlalu banyak volume darah yang ditransfusikan
tidak sebanding dengan volume darah yang hilang.