Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH VIROLOGI

( JAMINAN MUTU PEMERIKSAAN VIROLOGI )

Disusun Oleh:
Liana Putri Anjani (18010020)
Meilinia Eka Tresnaningrum (18010021)
Memo Sahputra(18010022)
Dosen Pengampuh:
Eka Nurdianty Anwar,S.Si,M.Pd,M,Si

AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA BENGKULU


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan MAKALAH VIROLOGI dengan judul “ JAMINAN MUTU PEMERIKSAAN
VIROLOGI”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bengkulu, Februari 2020

Penulis

Page | ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
A. PENGERTIAN.....................................................................................................................2
B. KOMPONEN KEMANTAPAN MUTU..............................................................................3
1. Pemantapan Mutu Internal (PMI).....................................................................................3
2. PemantapanMutu Eksternal (PME)..................................................................................4
3. Verifikasi...........................................................................................................................4
4. Validasi hasil.....................................................................................................................4
5. Audit..................................................................................................................................4
6. Pendidikan dan Pelatihan..................................................................................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13
A. KESIMPULAN...................................................................................................................13
B. SARAN...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

Page | iii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan penampilan sesuatu yang sedang diamati, sifat
yang dimiliki oleh suatu program, kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan, serta sifat
wujud dari mutu barang atau jasa yang dihasilkan, yang didalamnyaterkandung sekaligus
pengertian akan adanya rasa aman atau terpenuhinya para pengguna barang atau jasa yang
dihasilkan tersebut (Azwar,1994). Menurut Suardi (2003), mutu berarti pemecahan masalah
untuk mencapai perbaikan yang berkesinambungan. Sedangkan menurut Wijono (2000), mutu
adalah kepatuhan terhadap standar dan keinginan pelanggan sehingga memenuhi kepuasan
pelanggan. Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat, tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu semakin meningkat. Oleh karena
itu pelayanan rumah sakit yang bermutu, baik di bidang diagnostik maupun pengobatan semakin
dibutuhkan.
Mutu sering digambarkan sebagai sesuatu yang hebat dansuperior. Produk atau pelayanan
yang bermutu dianggap sebagaisesuatu yang baik, cepat, dapat diandalkan dan mahal. Stamatis
(1996)mengatakan bermutu tidak memerlukan biaya mahal tetapi mutu yangrendah akan
menyebabkan biaya mahal. Pada pelayanan laboratorium, mutu hasil pemeriksaan laboratorium
yang rendah akanmengakibatkan penambahan biaya yang dikeluarkan oleh pihak laboratorium
untuk kegiatan pengerjaan ulang dan menimbulkan kerugian di pihak pengguna jasa dalam
membantu menegakkan diagnosis penyakit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu jaminan mutu virologi?
2. Apa saja Komponen pemantapan mutu?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu jaminan mutu virologi.
2. Mengetahui komponen pemantapan mutu.

Page | 1
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Quality Control (QC) adalah salah satu komponen dalam proses kontroldan merupakan
elemen utama dari sistem manajemen mutu. Memonitor proses yg berhubungan dengan hasil
tesserta dapat mendeteksi adanya error yang bersumber darialat, keadaan lingkungan
atauoperator. Memberikan keyakinan bagi laboratorium bahwahasil yg dikeluarkan adalah akurat
& reliabel. Laboratorium harus menyusun program QC.

Tujuan
1) Untuk memonitor proses yg berhubungan dengan hasil tesserta dapat mendeteksi adanya
error yang bersumber darialat, keadaan lingkungan atauoperator
2) Dapat menjamin mutu pemeriksaan dengan biaya minimal
3) Memaksimalkan kualitas
4) Memudahkan interpretasi hasil kontrol
5) Mempercepat pengerjaan sampel pasien dengan proses analisa yang lebih efisien Quality
Control

Quality control meliputi :


1) QC reagen : verifikasi reagen
2) QC instrumen : pengecekan fungsi instrumen, prosedur pemeliharaan instrumen

Proses Quality Control


1) QC harian
2) QC periodik: Harus lebih diperhatikan (3bulan, 6bulan, dst)

ProgramQuality ControlYang Baik


1) 1.Memantau kinerja pemeriksaan (metode, reagen, instrumen, alat lab, SDM) tolok ukur
= akurasi dan presisi.
2) 2.Mengidentifikasi masalah pemeriksaan
3) 3.Menilai keandalan hasil pemeriksaan

Page | 2
Prosedur QC yang tepat dan penerapannya yang benar meliputi :
1) Perhitungan yang tepat untuk mendapatkan nilai x (mean) dan standar deviasi (SD)
2) Membuat batas kontrol yang tepat
3) Menggunakan aturan kontrol yang tepat sehingga dapat mendeteksi setiap sinyal-sinyal
"out of control" yang mewakili masalah yang sesungguhnya
4) Kebutuhan terhadap frekuensi pengukuran bahan kontrol dengan hasil yang tepat
Jenis QC Di Laboratorium
1. Control limit: digunakan untuk menilai suatu prosedur pemeriksaan in control atau out
control. Batasan kontrol dihitung dari nilai rata-rata dan standar deviasi dari hasil
pengukuran kontrol. Perhatikan data sebelumnya untuk mengetahui akurasi
2. Control chart: metode grafik untuk menampilkan hasl kontrol dan mengevaluasi apakah
suatu prosedur pemeriksaan in control atau out control
3. Control rule: suatu ukuran/standar untuk memberikan keputusan terhadap perjalanan
suatu pemeriksaan apakah in control atau out control

B. KOMPONEN KEMANTAPAN MUTU


Pada bagian ini, berbagai aspek pengendalian kualitas di laboratorium virologi akan
diperhatikan. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaanlaboratorium. Kegiatan ini
terdiri atas enam komponen penting, yaitu pemantapan mutu internal (pmi), pemantapan mutu
eksternal (pme), verifikasi, validasi, audit, dan pendidikan dan pelatihan.

1. Pemantapan Mutu Internal (PMI)


Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan
oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik, analitik dan paska analitik.
Beberapa kegiatan pemantapan mutu internal antara lain persiapan, pengambilan dan
penanganan spesimen, kalibrasi peralatan, uji kualitas reagen, uji kualitas media, uji kualitas
antigen-antisera, pemeliharaan strain kuman, uji ketelitian dan ketepatan, pencatatan dan
pelaporan hasil.

Page | 3
2. PemantapanMutu Eksternal (PME)
PME adalah kegiatan pemantapan mutu yang diselenggaralan secara periodik oleh pihak lain
di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu
laboratorium di bidang pemeriksaantertentu. Penyelenggaraan PME dilaksanakan oleh pihak
pemerintah, swasta atau internasional dan diikuti oleh semua laboratorium, baik milik
pemerintah maupun swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta
perizinan laboratorium kesehatan swasta.
PME harus dilaksanakan sebagaimana kegiatan pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh
petugas yang biasa melakukan pemeriksaan dengan reagen / peralatan / metode yang biasa
digunakan sehingga benar-benar dapat mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang
sebenarnya. Setiap nilai yang diperoleh dari penyelenggara harus dicatat dan dievaluasi untuk
mempertahankan mutu pemeriksaan atau perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk
peningkatan mutu pemeriksaan.

3. Verifikasi
Verifikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra-analitik, analitik sampai dengan pasca-
analitik. Setiap tahapan tersebut harus dipastikan selalu berpedoman pada mutu sesuai dengan
bakuan mutu yang ditetapkan.

4. Validasi hasil
Validasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil pemeriksaan
yang telah diperoleh melalui pemeriksaan ulang oleh laboratorium rujukan. Validasi dapat
mencegah keragu-raguan atas hasil laboratorium yang dikeluarkan.

5. Audit
Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai kegiatan yang
dilaksanakan di laboratorium. Audit ada dua macam, yaitu audit internal dan audit eksternal.
Auditinternal dilakukan oleh tenaga laboratorium yang sudah senior. Penilaian yang dilakukan
haruslah dapat mengukur berbagai indikator penampilan laboratorium, misalnya kecepatan
pelayanan, ketelitian laporan hasil pemeriksaan laboratorium dan mengidentifikasi titik lemah
dalam kegiatan laboratorium yang menyebabkan kesalahan sering terjadi. Audit eksternal
bertujuan untuk memperoleh masukan dari pihak lain di luar laboratorium atau pemakai jasa
laboratorium terhadap pelayanan dan mutu laboratorium. Pertemuan antara kepala-kepala

Page | 4
laboratorium untuk membahas dan membandingkan berbagai metode, prosedur kerja, biaya dan
lain-lain merupakan salah satu bentuk dari audit eksternal.

6. Pendidikan dan Pelatihan


Pendidikan dan pelatihan bagi tanaga laboratorium sangat penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan laboratorium melalui pendidikan formal, pelatihan teknis, seminar, workshop,
simposium, dsb. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan dipantau
pelaksanaannya.
Prinsip Umum Pengendalian Mutu
Validitas hasil uji diagnostik yang dihasilkan di setiap laboratorium sepenuhnya bergantung
pada ukuran yang digunakan sebelum, selama, dan setelah setiap pengujian.Konsistensi dalam
produksi hasil yang baik memerlukan keseluruhan program yang mencakup penjaminan mutu,
pengendalian mutu, dan penilaian kualitas."Tujuan pengendalian kualitas hanya untuk
memastikan bahwa hasil yang dihasilkan oleh pengujian benar. Namun, jaminan kualitas lebih
diperhatikan: uji yang benar dilakukan pada spesimen yang tepat, dan bahwa hasil yang benar
dan interpretasi yang tepat. dikirim ke orang yang tepat pada waktu yang tepat "Banyak variabel
dapat mempengaruhi kualitas hasil antara lain latar belakang pendidikan dan pelatihan personil
laboratorium, kondisi spesimen, kontrol yang digunakan dalam pengujian berjalan, penafsiran
hasilnya, transkripsi hasil, pelaporan hasil
Quality Assurance (QA)
QA adalah proses yang terus berlanjut yang memerlukan perhatian harian oleh seluruh staf
laboratorium.Beberapa masalah mendasar di QA yang terkait dengan spesimen meliputi;
1. Pemeriksaan semua spesimen setelah diterima dan sebelum dilakukan pengujian
untuk memastikan sampelnya sesuai, Lipaemic, haemolysed atau terkontaminasi tidak
boleh digunakan karena dapat mengganggu kinerja uji.
2. Informasi pasien harus tersedia di tabung
3. Jika sampel serum dibekukan sebelum pengujian, sampel harus dicampur dengan baik
setelah pencairan dan sebelum pengujian.
4. Semua hasil tes, kontrol dan catatan harus diperiksa dan diperiksa ulang untuk
memastikan bahwa spesimen yang tepat dihasilkan sebelum dilaporkan.

Page | 5
Quality assuranceatau QA juga mencakup faktor-faktor seperti melaporkan hasil pada
waktu yang tepat, pastikan hasilnya dilaporkan ke individu yang sesuai, memastikan bahwa
laboratorium berfungsi dengan cara yang paling efisien, termasuk program pendidikan lanjutan
untuk pekerja laboratorium, evaluasi personil laboratorium untuk mengidentifikasi area untuk
perbaikan, menggunakan tes yang paling andal, meninjau ukuran transkripsional, memeriksa
laporan akhir.
Komponen yang harus terus dipantau dan mewakili aspek fundamental dari program QA
yang baik
1) Record Keeping
Laboratorium yang efisien akan dapat memantau catatan spesimen sejak sampel
sampai pada saat hasilnya dilepaskan.Buku catatan merupakan langkah penting dalam
pencatatan spesimen laboratorium dan harus dirahasiakan.Setiap spesimen yang
ditentukan tidak memadai untuk pengujian atau yang tidak mengandung informasi
penting misalnya untuk tes HIV, tidak boleh diuji dan catatan harus dimasukkan ke
dalam buku catatan.Lembar kerja harus menyertai setiap uji coba di
laboratorium.Lembar kerja berfungsi sebagai panduan saat menempatkan sampel
dalam pelarian.Catatan QC penting dalam memvalidasi hasil laboratorium.Manual
prosedur operasi standar harus disimpan di laboratorium setiap saat dan harus
seringditinjau dan diperbarui.

2) Staf Laboratorium
PemantauanManajer laboratorium mungkin ingin secara berkala memantau
kinerja staf laboratorium mereka.Sampel dengan hasil yang diketahui dapat dikirim
ulang secara diam-diam bersamaan dengan beban kerja rutin.

3) Kewaspadaan di Laboratorium
Kewaspadaan mengacu pada penelitian dan selalu terdiri dari mengamati bahwa
identifikasi pada spesimen sesuai dengan slip permintaan, mencatat kondisi spesimen
saat mereka diterima, meninjau grafik QC setiap hari, mengamati rekan kerja, berhati-
hatilah agar laboratorium tetap menjadi tempat yang aman untuk bekerja, memeriksa
ulang dokumen dan lembar kerja sebelum melaporkan hasilnya.

Page | 6
4) Verifikasi Benar Positif dan Negatif
Hasil positif HIV adalah masalah serius dan setiap laboratorium harus benar-
benar yakin bahwa setiap hasil spesimen positif benar.Setelah sampel ditemukan
positif dengan tes skrining, sebuah aliquot dari tabung spesimen awal harus diuji
ulang, Sebisa mungkin, spesimen kedua harus dikumpulkan dari individu dan
beristirahat untuk menghilangkan kemungkinan penanganan, pelabelan, atau kesalahan
klerikal.

5) Pengujian Paralel spesimen Resubmitted


Pengujian paralel spesimen yang dikirim ulang penting pada pasien yang
spesimennya telah menghasilkan hasil yang tidak pasti.

6) Mengkaji langkah-langkah transkripsi


Kesalahan transkripsional atau klerikal mencakup kesalahan yang dilakukan
selama pengiriman informasi dari pembacaan tes ke lembar kerja, dan dari lembar
kerja ke komputer atau formulir laporan.Jenis kesalahan ini mungkin menyebabkan
sebagian besar kesalahan di laboratorium.Mekanisme yang memungkinkan termasuk
memiliki teknolog kedua untuk memeriksa hasil akhir dan supervisor untuk
memeriksa hasilnya sebelum melepaskannya.

7) Pelaporan Hasil
Dalam kasus tes HIV, penanganan hasilnya harus dikontrol sehingga kerahasiaan
semua orang yang diuji terlindungi.Keputusan kebijakan penanganan hasil tes HIV
harus ditetapkan dan diberlakukan secara seragam di laboratorium.Bila hasil yang
tidak pasti dilaporkan, perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa klinisi
memahami pentingnya hasil tersebut dan pentingnya spesimen tindak lanjut.

8) Interaksi dengan Dokter


Hubungan antara petugas laboratorium dan dokter harus menjadi salah satu
kepercayaan dan rasa saling percaya.

Page | 7
9) Penyimpanan spesimen untuk uji lanjutan
Setelah spesimen diuji, sebaiknya disimpan padaSuhu -20oC pada botol yang
sesuai.Sedimen yang teratur atau bank spesimen lainnya harus tersedia

10) Efisiensi Laboratorium


Tujuannya adalah untuk memberikan waktu penyelesaian untuksampel yang
diajukan.Item tertentu harus dievaluasi secara berkala untuk meningkatkan efisiensi di
laboratorium.apakah tes terbaik yang tersedia dan ekonomis sedang digunakan?,
apakah tes baru terus dievaluasi?, Apakah anggaran laboratorium dibagi denganbenar
dan dimanfaatkan?

11) Total Quality Management(TQM)


TQM mengacu pada pendekatan organisasi yang komprehensif yang difokuskan
untuk terus meningkatkan kualitas dan efisiensi dimana laboratorium beroperasi.QA
adalah program yang didefinisikan yang berfokus pada memaksimalkan deteksi
kesalahan laboratorium, sementara TQM bertujuan untuk membantu proses ini dengan
memaksimalkan efisiensi.TQM tidak hanya memperhatikan pemantauan program QC /
QA, namun juga harus mencakup pertimbangan teknis atau administratif lain yang
secara tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas dan efisiensi operasi
laboratorium.Ini termasuk evaluasi staf laboratorium dan pendidikan berkelanjutan.

Pengendalian Mutu: Pemantauan Proses Pengujian


Seperti disebutkan sebelumnya, QC mengacu pada tindakan yang harus disertakan
selama setiap pengujian untuk memverifikasi bahwa tes tersebut bekerja dengan benar.Item
berikut adalah elemen penting dari kontrol kualitas yang harus dilakukan selama setiap pengujian
setiap run harus mencakup satu set kontrol penuh, kontrol untuk setiap uji coba harus
menghasilkan hasil dalam batas kriteria produsen untuk penerimaan dan validitas pelaksanaan,
semua alat tes harus digunakan sebelum tanggal kedaluwarsa untuk memastikan hasil yang valid,
parameter fisik pengujian seperti waktu inkubasi dan suhu harus diikuti untuk memastikan

Page | 8
kinerja yang tepat.Biasanya, setiap test kit memiliki seperangkat kontrol positif dan negatif yang
harus disertakan dalam setiap uji coba.
Kontrol ini dianggap sebagai kontrol internal, sementara kontrol lainnya yang disertakan
dalam pelarian disebut sebagai kontrol eksternal.Kontrol internal sangat penting untuk ukuran
QC untuk setiap putaran dan ditujukan untuk penggunaan hanya dengan jumlah lot kit uji yang
sesuai.Kontrol eksternal dapat disertakan dalam pelarian untuk memantau kinerja yang
konsisten, banyak variasi antara kit, dan berfungsi sebagai indikator kinerja uji pada sampel yang
merupakan reaktor batas.Kontrol eksternal, atau dikenal sebagai spesimen pengendalian kualitas
internal (IQC) digunakan dalam program pengendalian kualitas internal, dimana sampel IQC
disertakan dalam tes serologis.Sampel IQC kemudian dievaluasi melawan peraturan Westgard,
dimana nilai IQC diplotkan dalam bagan tipe Shewhart (ini mungkin dalam satuan sewenang-
wenang atau IQC od/Cut-off od).
Aturan Westgard menentukan batasan kinerja spesifik dan dirancang untuk mendeteksi
kesalahan acak dan sistematis.Dari enam peraturan Westgard yang umum digunakan, tiga
peraturan peringatan dan tiga lainnya adalah peraturan wajib.Yang terakhir, jika rusak harus
mengakibatkan penolakan uji coba.

Penilaian Kualitas
Penilaian kualitas adalah sarana untuk mengetahui kualitas hasil.Biasanya evaluasi
eksternal terhadap kinerja laboratorium yang bergantung pada menggabungkan panel
kemampuan dari serum yang ditandai dengan baik ke dalam rutinitas pengujian.Penilaian
kualitas eksternal (EQA) sekarang diakui sebagai komponen penting dari jaminan kualitas dan
satu-satunya cara untuk memberi manajer laboratorium sarana mandiri untuk memastikan bahwa
pengendalian kualitas rutinnya memadai dan efektif.Skema Penilaian Kualitas Eksternal
Nasional (NEQAS) dikelola oleh PHLS
Berikut ini didistribusikan di bawah skema NEQAS adalah serologi Hepatitis B, serologi
HIV, serologi Rubella (IgM dan IgG), serologi virus secara umum, isolasi virus, mikroskop
elektron
Penting bagi laboratorium yang berpartisipasi untuk merawat spesimen NEQAS dengan
cara yang sama seperti spesimen rutin normal.Rubella IgM dan HIV saat ini kekurangan sediaan
referensi nasional, berlawanan dengan rubella IgG dan HBsAg.Terkadang, spesimen yang lebih

Page | 9
sulit dari biasanya didistribusikan sebagai materi "pendidikan", seperti yang mengandung
HBsAg atau anti HIV yang sangat rendah.Skor biasanya tidak dialokasikan untuk jenis spesimen
ini, namun peserta mungkin merasa berguna untuk membandingkan hasil mereka dengan jenis
rekan mereka.Sistem penilaian untuk NEQAS adalah sebagai berikut
2 : Laporan yang benar sepenuhnya
1 : Sebagian laporan yang benar misalnya identifikasi sebagian virus atau hasil serologis
samar
0 : Hasil yang keliru yang tidak akan memiliki konsekuensi klinis yang serius misalnya igg
rubella negatif palsu
-1 : Hasil yang keliru yang akan memiliki konsekuensi klinis yang serius, misalnya hbsag
negatif palsu atau anti-hiv

Sangat diharapkan laboratorium itu sendiri memiliki program penilaian kualitas internal,
dimana sampel klinis anonim diserahkan ke laboratorium.Skema penilaian kualitas internal dapat
digunakan untuk memantau kualitas pekerjaan lebih sering dan akurat daripada skema EQA,
karena sampel EQA biasanya jarang diterima dan biasanya diperlakukan berbeda dari spesimen
rutin.Pengalaman di laboratorium yang memiliki skema penilaian kualitas internal pada
umumnya adalah skema internal jauh lebih baik dalam mengidentifikasi masalah kualitas di
laboratorium daripada skema eksternal.
Kontrol Kualitas dalam Virologi KlinisPengendalian kualitas di laboratorium klinis terdiri dari
seperangkat prosedur yang dirancang untuk membantu memastikan pengiriman ke petugas medis
hasil laboratorium yang konsisten dan akurat.Hasil ini harus dipasok secara tepat waktu
sementara data masih relevan secara klinis.Laboratorium virologi klinis harus dirancang
sedemikian rupa sehingga risiko biohazard pada petugas laboratorium dan masyarakat umum
diminimalkan dan bahwa budaya dilindungi dari pencemaran lingkungan.Fasilitas yang
dirancang khusus untuk virologi klinis harus;
1. Secara fisik terpisah dari laboratorium mikrobiologi dan tidak berbagi hasil udara biasa
atau peralatan seperti kerudung dan inkubator.
2. Lingkungan harus dikontrol sehingga suhu sekitar 22-26oC dan kelembaban relatif 30-
50%.
3. Fasilitas harus berada di bawah tekanan negatif terhadap area laboratorium lainnya.

Page | 10
4. Secara internal, laboratorium dapat dibagi menjadi daerah tekanan udara positif dan
negatif;yang positif untuk kultur jaringan dan persiapan media, negatif untuk isolasi virus
atau serologi karena mereka menangani patogen yang layak.
5. Semua permukaan harus terdiri dari bahan yang bisa didekontaminasi dengan mudah.
6. Langkah mikrobiologi standar yang baik harus diperhatikan seperti dekontaminasi harian
pada semua permukaan kerja, pakaian laboratorium yang tepat, penggunaan perangkat
pipet yang aman, dan untuk meminimalkan pembentukan aerosol.
7. Kerudung keamanan biologi harus tersedia untuk kultur jaringan dan isolasi virus.Kamar
berkamar sebaiknya tidak memiliki ducting udara umum dan knalpot dari kerudung
dimana patogen ditangani secara eksternal dibuang.
8. Fasilitas harus dipelihara dengan baik;limbah biohazard dibuang dengan benar, lantai
didesinfeksi secara berkala, keseimbangan tekanan udara diperiksa.

Kultur dan Media Tissue


Kultur jaringan tetap menjadi andalan diagnosis virus non-serologis.Oleh karena itu,
kontrol kualitas yang memadai untuk pembelian komersial atau persiapan in-house sel-sel kultur
jaringan sangat penting.Dalam garis sel tertentu, mungkin ada variasi sensitivitas yang signifikan
terhadap isolasi virus yang mungkin bergantung pada subkategori sel tertentu ataukloning dan
nomor bagiannya.Informasi tentang jalur sel tertentu harus dicatat secara tepat termasuk sumber,
jenis, nomor bagian, konfluensi dan kondisi sel.Kehilangan garis sel yang secara rutin diberikan
untuk penggunaan dapat menyebabkan gangguan alur kerja yang parah dan oleh karena itu,
ketentuan harus dibuat untuk sel cadangan jika terjadi kontaminasi atau kecelakaan
laboratorium.Sistem back-up ini meliputi pembekuan dan penyimpanan sel jalur rendah pada
-70oC, gunakan termos stok pasangan.Ketika termos mencapai konfluensi, hanya satu yang
terlewati, sedangkan labu kedua dipegang sebagai cadangan sampai labu yang baru menampilkan
pertumbuhan yang baik, membawa setumpuk labu sejajar menggunakan seperangkat reagen
kultur jaringan dan barang pecah belah.
Sel yang dibeli dari perusahaan komersial harus disertifikasi bebas dari kontaminasi
mycoplasma, jamur, dan bakteri dan diperiksa kontaminasi saat penerimaan.Jaringan kultur yang
dibawa in-house harus menjadi sasaran pemeriksaan harian untuk tingkat pertumbuhan dan
kontaminasi, kontaminasi Mycoplasma dipantau setiap bulan oleh noda Hoechst, sensitivitas

Page | 11
terhadap isolasi virus yang dipantau oleh percobaan TCID50periodik dengan persediaan virus
referensi.
Prosedur pengendalian kualitas lainnya yang dapat membantu meminimalkan risiko
kontaminasi meliputi pengecualian laboratorium dengan penyakit menular dari penanganan
kultur jaringan, pakaian laboratorium terpisah, reagen dan barang pecah belah untuk kultur
jaringan.Saluran sel harus ditangani secara terpisah dan kabinet didekontaminasi di antaranya.
293Virologi

Media
Setelah sterilisasi filter, aliquot media harus diambil dan diperiksa untuk penyelidikan
bakteriologis atau jamur.Sampel ini harus diperiksa setiap hari selama 5 hari dan harus bebas
dari kontaminasi sebelum banyak media dilepaskan untuk digunakan.Aliquot dari semua
komponen media lainnya seperti serum betis janin dan L-glutamin juga harus
diperiksa.Banyaknya serum betina muda dan janin yang telah lulus pemeriksaan sterilitas harus
dipantau karena kemampuan mereka untuk mendukung pertumbuhan sel.

Reagen dan Kit


Reagen dan kit harus dipesan dari produsen atau dealer ternama dengan sistem
transportasi yang andal.Setelah menerima, reagen harus diperiksa untuk kerusakan atau
kontaminasi yang jelas.Kuantitas, sumber, jumlah lot dan tanggal penerimaan harus dimasukkan
dalam buku catatan dan reagen disimpan sesuai dengan spesifikasi penyimpanan pabrik
pembuatnya.Ketika banyak pereaksi baru dibuka, tanggal harus dicatat di wadah.Perhatian harus
dilakukan dalam hal kit karena berbagai komponen kit mungkin memiliki kondisi penyimpanan
dan tanggal kadaluwarsa yang berbeda.

Page | 12
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam virologi produk bentuk layanan yang berkualitas dapat didefinisikan sebagai "hasil
yang tepat pada spesimen yang tepat dari pasien yang tepat yang akurat, tepat waktu dan benar
ditafsirkan". Oleh karena itu, tujuan dari setiap laboratorium pengujian adalah untuk
menghasilkan hasil yang efektif, akurat, dapat diulang dan tepat waktu yang sebanding dengan
hasil yang diperoleh di laboratorium serupa di tempat lain yangsegera dikomunikasikan dengan
tepat dan tepat kepada pengguna layanan. Hasilnya pasti tak tertandingi. Dengan cara ini kualitas
produk atau layanan bisa terjamin.
Cara laboratorium mencapai kualitas layanan ini adalah melalui penjaminan mutu yang dapat
diartikan sebagai "total proses dimana kualitas laporan laboratorium dapat terjamin". Pada
dasarnya ini terdiri dari semua langkah yang berbeda yang diambil untuk memastikan keandalan
investigasi. Ini berusaha meminimalkan variabilitas dalam hasil uji yang timbul dari variabel
seperti kualitas dan pendidikan staf, kualitas reagen, laboran dan spesimen dan kesesuaian teknik
yang digunakan.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis masih melakukan bnyak sekali kesalahan, penulis
memerlukan kritik dan saran.

Page | 13
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, T., et. al., (1997), Manajemen Proses di Laboratorium Klinik Menuju Produk yang
Bermutu, Dalam : Sianipar, O. (ed), 1997, Prinsip-prinsip Manajemen Untuk
Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit,
Magister Manajemen Rumah Sakit, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Lewandrovsky, Kent, (2002), Clinical Chemistry : Laboratory Management and Clinical
Corellations, Lippincot William & Wilkins, Philadelphia, USA.
Nawawi, H. Hadari, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan ke-3, Gama Press,
Yogyakarta.
Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah, (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia : Konsep, Teori
dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Connie Mahon, Donald,& C lehman.(2015). Microbiology Diagnostic.5 th ed.
Saunders Elsevier inc.Bailey&scotts, patricia m tille. (2014). Microbiology Diagnostic. 13 th ed.
Elsevier mosby.
World Health Organization, (2003) Manual Of Baslc Techniques For A Health Laboratory, 2ad
Ed. (Trl041173)Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan, Ed. 2,
Alih bahasa': Drs. Chairlan, M.Biomed & Dra Estu Lestari, MM,

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai