Disusun Oleh :
IKA FITRI MAISHAROH
NIM.P07134119047
Standar Pemeriksaan
Reagen Kerja (µl) 1000 1000
STD (µl) 100 -
Supernatan (µl) - 100
Dicampur, kemudian inkubasi selama 5-30 menit
6. Dibaca absorban pemeriksaan standar pada panjang
gelombang 578 nm terhadap blanko reagen
X. Hasil pemeriksaan :
1. Pembacaan nilai absorban
a. A standar = 0, 248
b. A blanko = 0,000
c. A pemeriksaan= 0,153
2. Perhitungan kadar Ca++
A pemeriksaan
= x 5,0 mmol /L
A standar
0 ,153
= x 5,0 mmol/ L= 3, 08 mmol/L
0,248
XI. Nilai Rujukan :
Serum: 3,6 – 5,5 mmol/L
XII. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan terhadap kadar
kalium dengan metode turbidimetri yang bertujuan untuk
mengetahui kadar K+ dalam sampel. Panjang gelombang yang
dipakai sebsar 578 nm. Hal-hal yang muncul ketika kekurangan
kalium antara lain
1. Palpitasi atau jantung berdebar
2. Kesemutan atau mati rasa
3. Konstipasi
4. Otot tubuh melemah atau kram
5. Sesak napas
6. Tubuh terasa lelah
XIII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar K+ dalam sampel sebesar
3, 08 mmol/L yang berarti normal.
XIV. Referensi :
Anonim. 2019. Antisipasi Bahaya Kekurangan Kalium dari
Seserang. www.alodokter.com. Diakses pada tanggal 18
Oktober 2021.
Prodia. 2021. Pemeriksaan Laboratorium Kalium.
www.m.prodia.co.id. Diakses pada 18 Oktober 2021.
I. No :8
II. Hari, tanggal : Jum’at, 15 Oktober 2021
III. Judul : Pemeriksaan Ca (Calsium)
IV. Tujuan : Untuk mengetahui kadar Ca dalam sampel
V. Metode : kolorimetri
VI. Prinsip :
Ion kalsium bereaksi dengan o-cresolphthalein complexone dalam
suasana basa untuk membentuk kompleks berwarna ungu.
Absorbance kompleks warna ini sebanding dengan konsentrasi
kalsium dalam sampel.
VII. Dasar teori :
Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan sejak bayi hingga
usia tua. Jumlah kebutuhan kalsium dapat dibedakan
berdasarkan jenis kelamin dan usia. Kalsium merupakan mineral
yang sangat vital dan diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang
lebih besar disbanding mineral lainnya. Apabila makanan yang
dimakan tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka tubuh akan
mengambilnya dari tulang, sehingga tulang dapat dikatakan
sebagai cadangan kalsium tubuh. Jika hal ini terjadi dalam waktu
yang lama, maka tulang akan mengalami pengeroposan tulang.
Dalam serum, kalsium berada dalam 3 fraksi yaitu kalsium
ion sekitar 50%. Kalsium yang terikat albumin sekitar 40% dan
kalsium dalam bentuk kompleks terutama sitrat dan fosfat
sebanyak 10%. Kalsium ion dan kalsium kompleks dapat
melewati membrane semipermeable, sehingga nantinya dapat
difiltrasi di glomerulus secara bebas. Kadar kalsium dalam darah
diatur oleh 3 hormon penting yaitu
1. Parathormon (PTH)
2. Vitamin D 1,25 (OH)2
3. Calcitonin (CT)
VIII. Alat dan bahan :
C. Alat
10. Mikropipet
11. Kuvet
12. Tip
13. Spektrofotometer
14. Tisu
15. Stopwatch
D. Bahan
5. Serum
6. Reagen
7. Standar
8. Aquadest
IX. Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum
2. Disiapkan kuvet yang telah dibersihkan
3. Dipipet dengan ketentuan sebagai berikut
Indiktaor Blanko Standart Sampel
Serum - - 10 l
Standart - 10 l -
Reagen 1000 l 1000 l 1000 l
Aquadest 10 l
4. Dicampur dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu kamar
kemudian dibaca A standart pada spektrofotometer dengan
panjang gelombang 650 nm
5. Dibaca A sample
6. Dihitung kadar Ca
X. Hasil pemeriksaan :
1. Pembacaan nilai absorban
d. A standar = 0,474
e. A blanko = 0,000
f. A pemeriksaan = 0,328
2. Perhitungan kadar Ca++
A pemeriksaan
= x 10 mg/dL
A standar
0,328
= x 10 mg/dL= 6,92 mg/dL
0,474
XI. Nilai Rujukan :
Serum: 8,1 – 10,5 mg/dL
XII. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan terhadap kadar
kalsium dengan metode kolorimetri yang bertujuan untuk
mengetahui kadar Ca dalam sampel. Panang gelombang yang
dipakai sebsar 650 nm. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kadar
Ca antara lain
1. Usia
2. Aktivitas fisik
3. Mengonsumsi alcohol
4. Mengonsumsi kopi
5. Merokok
XIII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Ca dalam sampel sebesar
6,92 mg/Dl yang berarti normal.
XIV. Referensi :
Prodia. 2021. Pemeriksaan Laboratorium Kalsium. www.m.prodia.co.id.
Diakses pada 17 Oktober 2021.
Iswantoro, M. 2013. Laporan Biokimia Kalsium Darah.
www.id.scribd.com. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2021.