Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

PEMERIKSAAN K+ (Kalium) & Ca (Calsium)

Disusun Oleh :
IKA FITRI MAISHAROH
NIM.P07134119047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2021
I. No :7
II. Hari, tanggal : Jum’at, 15 Oktober 2021
III. Judul : Pemeriksaan K+ (Kalium)
IV. Tujuan : Untuk mengetahui kadar K+ dalam sampel
V. Metode : turbidimetri
VI. Prinsip :
Ion-ion K dalam lingkungan basa bereaksi dengan
Natetrafenilborat mejadi turbid
VII. Dasar teori :
Kalium merupakan suatu eleketrolit dan mineral yang
berfungsi untuk menjaga keseimbangan air (sejumlah cairan di
dalam maupun di luar sel tubuh) dan elektrolit di dalam tubuh,
serta berperan penting dalam fungsi kerja saraf otot.
Keabnormalan K dalam serum atau plasma darah dapat
mengindikasikan adanya gangguan kesehatan tubuh. Biasanya
pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan
elektrolit darah yang lain seperti natrium, klorida kalsium dan
magnesium.
Kekurangan kalium atau hypokalemia adalah kondisi saat
kadar kalium dalam tubuh berada di bawah batas normal. Jika
tubuh kekurangan mineral ini dapat terjadi sejumlah gangguan
kesehatan. Oleh karena itu, asupan kalium perlu tercukupi sesuai
jumlah yang direkomendasikan setiap harinya. Baik hipoklemia
maupun hiperkalemia menyebabkan kelemahan otot dan
hilangnya refleks tendon dalam gangguan motilitas saluran cerna
dan kelainan mental. Akibat yang mematikan adalah paralisis otot
pernafasan dan henti jantung, karena pemeriksaan klinis saja
tidak dapat mendiagnosis dengan pasti adanya hipokalemia atau
hiperkalemia, pengobatan harus didasarkan pada pengukuran
kalium serum yang akurat

VIII. Alat dan bahan :


A. Alat
1. Mikropipet
2. Kuvet
3. Tip
4. Spektrofotometer
5. Tisu
6. Stopwatch
7. Sentrifus
8. Gelas kimia
9. Tabung sentrifus
B. Bahan
1. Serum
2. Reagen TPB
3. Reagen NaOH
4. Reagen PREC
IX. Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipersiapkan reagen dengan mencampurkan 1 botol TPB dan
1 botol NaOH dengan rasio 1 : 1
3. Dipipet kedalam tabung sentrifus sebanyak 50 µl serum
ditambah 500 µl PREC, dipusingkan dengan kecepatan 4000
rpm selama 5-10 menit
4. Diambil supernatannya
5. Dipipet ke dalam kuvet

Standar Pemeriksaan
Reagen Kerja (µl) 1000 1000
STD (µl) 100 -
Supernatan (µl) - 100
Dicampur, kemudian inkubasi selama 5-30 menit
6. Dibaca absorban pemeriksaan standar pada panjang
gelombang 578 nm terhadap blanko reagen
X. Hasil pemeriksaan :
1. Pembacaan nilai absorban
a. A standar = 0, 248
b. A blanko = 0,000
c. A pemeriksaan= 0,153
2. Perhitungan kadar Ca++
A pemeriksaan
= x 5,0 mmol /L
A standar
0 ,153
= x 5,0 mmol/ L= 3, 08 mmol/L
0,248
XI. Nilai Rujukan :
Serum: 3,6 – 5,5 mmol/L
XII. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan terhadap kadar
kalium dengan metode turbidimetri yang bertujuan untuk
mengetahui kadar K+ dalam sampel. Panjang gelombang yang
dipakai sebsar 578 nm. Hal-hal yang muncul ketika kekurangan
kalium antara lain
1. Palpitasi atau jantung berdebar
2. Kesemutan atau mati rasa
3. Konstipasi
4. Otot tubuh melemah atau kram
5. Sesak napas
6. Tubuh terasa lelah
XIII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar K+ dalam sampel sebesar
3, 08 mmol/L yang berarti normal.
XIV. Referensi :
Anonim. 2019. Antisipasi Bahaya Kekurangan Kalium dari
Seserang. www.alodokter.com. Diakses pada tanggal 18
Oktober 2021.
Prodia. 2021. Pemeriksaan Laboratorium Kalium.
www.m.prodia.co.id. Diakses pada 18 Oktober 2021.
I. No :8
II. Hari, tanggal : Jum’at, 15 Oktober 2021
III. Judul : Pemeriksaan Ca (Calsium)
IV. Tujuan : Untuk mengetahui kadar Ca dalam sampel
V. Metode : kolorimetri
VI. Prinsip :
Ion kalsium bereaksi dengan o-cresolphthalein complexone dalam
suasana basa untuk membentuk kompleks berwarna ungu.
Absorbance kompleks warna ini sebanding dengan konsentrasi
kalsium dalam sampel.
VII. Dasar teori :
Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan sejak bayi hingga
usia tua. Jumlah kebutuhan kalsium dapat dibedakan
berdasarkan jenis kelamin dan usia. Kalsium merupakan mineral
yang sangat vital dan diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang
lebih besar disbanding mineral lainnya. Apabila makanan yang
dimakan tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka tubuh akan
mengambilnya dari tulang, sehingga tulang dapat dikatakan
sebagai cadangan kalsium tubuh. Jika hal ini terjadi dalam waktu
yang lama, maka tulang akan mengalami pengeroposan tulang.
Dalam serum, kalsium berada dalam 3 fraksi yaitu kalsium
ion sekitar 50%. Kalsium yang terikat albumin sekitar 40% dan
kalsium dalam bentuk kompleks terutama sitrat dan fosfat
sebanyak 10%. Kalsium ion dan kalsium kompleks dapat
melewati membrane semipermeable, sehingga nantinya dapat
difiltrasi di glomerulus secara bebas. Kadar kalsium dalam darah
diatur oleh 3 hormon penting yaitu
1. Parathormon (PTH)
2. Vitamin D 1,25 (OH)2
3. Calcitonin (CT)
VIII. Alat dan bahan :
C. Alat
10. Mikropipet
11. Kuvet
12. Tip
13. Spektrofotometer
14. Tisu
15. Stopwatch
D. Bahan
5. Serum
6. Reagen
7. Standar
8. Aquadest
IX. Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum
2. Disiapkan kuvet yang telah dibersihkan
3. Dipipet dengan ketentuan sebagai berikut
Indiktaor Blanko Standart Sampel
Serum - - 10 l
Standart - 10 l -
Reagen 1000 l 1000 l 1000 l
Aquadest 10 l
4. Dicampur dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu kamar
kemudian dibaca A standart pada spektrofotometer dengan
panjang gelombang 650 nm
5. Dibaca A sample
6. Dihitung kadar Ca
X. Hasil pemeriksaan :
1. Pembacaan nilai absorban
d. A standar = 0,474
e. A blanko = 0,000
f. A pemeriksaan = 0,328
2. Perhitungan kadar Ca++
A pemeriksaan
= x 10 mg/dL
A standar
0,328
= x 10 mg/dL= 6,92 mg/dL
0,474
XI. Nilai Rujukan :
Serum: 8,1 – 10,5 mg/dL
XII. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan terhadap kadar
kalsium dengan metode kolorimetri yang bertujuan untuk
mengetahui kadar Ca dalam sampel. Panang gelombang yang
dipakai sebsar 650 nm. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kadar
Ca antara lain
1. Usia
2. Aktivitas fisik
3. Mengonsumsi alcohol
4. Mengonsumsi kopi
5. Merokok
XIII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Ca dalam sampel sebesar
6,92 mg/Dl yang berarti normal.
XIV. Referensi :
Prodia. 2021. Pemeriksaan Laboratorium Kalsium. www.m.prodia.co.id.
Diakses pada 17 Oktober 2021.
Iswantoro, M. 2013. Laporan Biokimia Kalsium Darah.
www.id.scribd.com. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai